Di ruang makan sudah menunggu Maya dan Nesa. Di meja makan sudah tertata berbagai makanan, dan tak jauh dari meja makan berdiri beberapa pelayan dan juga Sam.
"Selamat pagi Ma , ka Nesa" sapa Raka di ikuti oleh Ara yang ikut menyapa.
Ara memberikan senyum pada Maya, tapi wanita itu mengalihkan pandangannya pada Raka.
"Kamu mau ke kantor ya?"
"Iya ma, aku kan sudah punya istri jadi harus semangat lagi untuk kerja" jawab Raka seraya meletakkan kursi kosong di dekatnya, lalu menarik tangan Ara dan mendudukkan ke situ .
"Tempatmu di sini sayang, di dekatku! dan seterusnya seperti ini." katanya tersenyum.
Ara mengganguk kan kepalanya.
"Iya kak.."
"Dan kursi kosong di ujung sana itu punya kak Rafa." kata Raka kembali.
Ara mengikuti gerakan tangan suaminya.
Sedangkan Maya dan Nesa hanya memperhatikan dengan tatapan tak suka melihat sikap peduli Raka pada Ara.
Sesaat mulai terdengar suara sendok beradu piring.
"Sepertinya kamu bekerja terlalu keras ya semalam ?" Nesa memecah keheningan tersenyum menatap adiknya.
"Maksud kak Nesa ?"
"Lihat wajah kamu sampai pucat begitu." kata Nesa kembali dengan senyum menggoda.
" Pasti kalian berolahraga sampai pagi ya." sambungnya kembali dengan tertawa kecil
Ara yang sedang minum tersedak dan batuk batuk, sedangkan Raka salah tingkah. Dia segera menyapu punggung Ara dan memberikan air minum, Ara segera meminumnya.
"Kak Nesa tau aja." kata Raka ikut tertawa kecil seraya memasukkan makanan ke mulut.
"Cukup bercandanya Nesa." kata Maya yang tak suka dengan candaan ini, karena ketidak sukaannya pada Ara.
"Mama nih seperti nggak pernah jadi pengantin baru aja." jawab Nesa santai.
Maya mengacuhkannya dan menatap Raka.
"Raka, kamu kan baru menikah, apa tidak sebaiknya kamu libur sehari saja ?"
"Banyak kerjaan di kantor ma, dan aku belum izin sama atasanku." jawab Raka menghabiskan nasi gorengnya yang tinggal sesendok.
"Kenapa sih kamu gak kerja aja di perusahaan kakak mu, ngapain buang buang tenaga dan pikiran di perusahaan orang lain?"
"Sudah deh ma, aku tidak mau membahas ini lagi."
Sedangkan Ara sedang sibuk dengan makanan nya tak mau ikut campur dengan pembicaraan mereka, dia hanya mendengar saja.
"Paman Raka" terdengar panggilan anak kecil dari ruang tengah, semua menoleh.
"Halo ponakan paman yang tampan dan
cantik." Raka bangkit dari duduknya, menyambut kedua ponakan kembarnya
Cio dan Cia yang nampak memakai seragam sekolahnya. Cio dan Cia adalah anak kembar Nesa.
"Mau berangkat sekolah ya ?"
"Ya paman" jawab Cia dengan mulut kecilnya.
Cio menoleh pada Ara yang sedari tadi menatap tersenyum ke arah mereka.
"Paman, tuh ante cantik itu siapa?" katanya menunjuk Ara.
"Ini Ante Ara, istri paman" kata Raka mengenalkan.
"Jadi ini ante Ara ?" kata Cio kembali.
Raka mengangguk tersenyum.
"Cia, ternyata paman gak bo'ong ya pada kita, ante Ara memang cantik." kata Cio pada adik kembarnya itu.
"Iya ka Cio" jawab Cia
Kedua bocah itu turun dari gendongan Raka, mendekati Ara.
"Ante, aku Cio dan ini adik ku Cia. aku dan Cia kembar" kata Cio dengan lancar memperkenalkan diri mereka.
Meski baru berumur 4 tahun kedua anak kecil ini sudah lancar berbicara dan mengucapkan huruf R.
"Halo Cio Cia, paman Raka ternyata gak bo'ong , kalian memang anak yang lucu dan pintar! Cio tampan, Cia juga cantik" kata Ara tersenyum seraya menyentuh ke dua hidung anak itu bergantian. Dia senang karena ke dua anak ini menyukainya.
Syukurlah, ternyata masih ada yang menerima dan menyukaiku di rumah ini selain ka Raka, gumannya dalam hati.
Raka juga nampak senang karena kedua ponakannya ini menyukai isterinya.
Cio dan Cio bersorak kegirangan.
"Cio cia, ayo bersiap ke sekolah, nanti kalian telat, cepat habiskan susu kalian." sela Nesa.
Ke dua anak itu langsung cemberut dan segera menuruti kata ibunya, mereka nampak takut pada Nesa.
"Ucil, antar Cio dan Cia ke sekolah" kata Maya pada sopir si kembar yang berdiri tak jauh dari mereka. Ucil selalu berada di ruangan itu setiap pagi menunggu perintah majikannya untuk mengantar si kembar ke sekolah.
"Baik nyonya "
"Nek, aku mau di antar sama ante cantik ke sekolah, iya kan kak Cio ? " kata Cia.
"Iya, aku gak mau pergi sama mang Ucil, aku juga mau di antar oleh sama ante cantik."
" Udah Cio Cia, jangan banyak mau deh."
Tapi kedua anak itu tetap diam di tempatnya dengan wajah di tekuk.
"Cio Cia, gimana kalau paman saja yang
antar, soalnya ante Ara mau siap siap ke kampus" kata Raka.
"Gak mau, paman sudah sering mengantar kami, kami maunya ante cantik."
Nesa memukul meja makan
"Ante cantik Ante cantik, namanya Ara, kalian dengar? cepat pakai tas kalian ikut mang Ucil, jangan membatah lagi." katanya agak keras.
Si kembar kaget langsung diam, wajah mereka nampak sedih. Bergegas mereka meraih tas sekolahnya dengan patuh.
Ara tak tega melihatnya.
"Kak Nesa, kalau kakak izinkan biar saya saja yang mengantar si kembar ke sekolah."
"Terserah kau saja." jawab Nesa tak perduli seraya bangkit dari duduknya menuju kamar.
Maya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuannya yang tak perduli dan kasar pada anaknya sendiri.
Sedangkan si kembar yang mendengar kesediaan Ara untuk mengantar mereka sekolah langsung melonjak riang.
" Sayang, bukannya kamu juga akan siap siap ke kampus ?" kata Raka pada Ara.
"Aku kan udah mandi kak, tinggal ganti baju aja sekalian ambil tas sama buku, kakak tunggu sebentar yaa ?"
"Ya sudah, aku akan mengantar kalian, karena sekolah Cio Cia searah dengan kantorku."
Ara segera menuju ke atas dengan langkah cepat.
Tidak sampai 10 menit ia sudah kembali berganti pakaian dengan kous dan celana jeans yang memang sudah biasa di pakainya ke kampus sambil menenteng tas ranselnya yang berisi alat tulis dan laptop.
Setelah pamit pada Maya mereka segera beranjak pergi.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Dari sebelum olahraga mlm juga Raka udah pucat dan ketingetan,jangan bilang kalau Raka itu sakit parah atau sakit jantung😒😒
2023-01-22
0
Endro
pengantin baru pasti gak tidak tidur semalaman
2022-03-28
0
re
Ayah kembar dimana
2021-08-30
0