Setelah melihat para gerombolan itu menjauh,
pria itu menurunkan tubuh Ara.
Ara mendorong tubuh pria itu sekuatnya, karena tidak tahan berada dalam pelukannya. Kesal sedih takut mencampur jadi satu.
Yang di dorong meringis.
"Awww" seraya menyentuh dada kanannya.
Ara terkejut, apa dorongannya begitu kuat sampai membuat pria ini kesakitan? Belum hilang rasa keterkejutannya, dia kembali terkejut ketika melihat telapak tangannya merah.
"Apa ini? kenapa tanganku berwarna merah?"
dia mencium tangannya untuk memastikan.
"Darah? darah siapa ini?" gumam Ara kaget.
Ara melihat pria itu, sedang memegangi dadanya dengan wajah meringis. Darah itu memang berasal dari dada pria misterius itu, karena dia terluka.
"Apa anda terluka?" tanya Ara takut takut
dan khawatir. Dia memang tidak suka dengan pria ini, tapi kepeduliannya melebihi rasa itu.
Pria itu tidak menjawab, dia mendekati Ara dan menyerahkan jaket. Ara mundur setelah menerima jaket itu.
"Tempat ini tidak aman untuk anak gadis belia sepertimu. Cepat pergi dari sini, dan jangan datang lagi ke tempat ini di malam hari." Katanya dengan suara rendah, tapi Ara bisa mendengarnya.
Ara tidak mau berlama di sini, dia harus segera pergi dari tempat ini, sebelum sesuatu yang buruk terjadi lagi. Dia berbalik dan segera melangkah mendekati tempat duduknya untuk mengambil tas.
"Maaf atas apa yang terjadi tadi." kata pria misterius itu melihat Ara melangkah. Lalu dia kembali mengatakan sesuatu yang membuat langkah Ara terhenti.
Sesaat Ara terdiam mencerna perkataan pria itu, lalu berbalik melihat pria itu. Tapi pria itu sudah tidak ada di depannya.
Dahi Ara mengerut.
"Cepat sekali menghilang." gumamnya sambil celingak-celinguk kesana-kemari.
Ara berusaha menenangkan dirinya yang masih merasa takut. Dia menuju ke arah tempat bangku tempat duduknya. Sesaat melintas di kepalanya kata kata terakhir pria misterius itu.
"Ah...." Ara memukul mukul kepalanya supaya ucapan pria itu hilang dari pikirannya.
"Semoga aku tidak bertemu dengannya lagi. Jangan sampai aku bertemu dengannya lagi." katanya pada diri sendiri.
"Aku harus segera pergi dari tempat ini, tapi di mana Ines? Kenapa dia belum kembali? Kak Raka kenapa belum juga datang?" gumamnya melihat ke arah jalan masuk taman.
Ara melihat jam tangannya, sudah jam 8.
"Kenapa sudah jam segini Kak Raka belum datang?"
Ara teringat ponselnya, dia segera mengambil benda itu dari dalam tas. Ada beberapa chat dan panggilan masuk dari Raka dan juga Ines.
Pertama ia membuka pesan dari Raka.
"Sayang, aku menelpon mu berulangkali tapi gak di angkat. Apa kau dan Ines sudah di taman? Maaf sayang aku gak bisa menemui mu sekarang, ada masalah penting yang terjadi di kantor. Nanti aku akan menghubungi mu setelah menyelesaikan ini. Pulanglah ke kost."
Chat itu masuk 40 menit yang lalu bersama beberapa panggilan.
Lalu ia beralih pada pesan yang dikirim Ines.
"Ra, aku sedang menuju rumah sakit sekarang. Sesuatu yang buruk terjadi, cepat susul aku ya, nanti aku kirim lokasi rumah sakitnya."
Pesan itu masuk 30 menit yang lalu.
Sama seperti Raka, Ines juga meneleponnya beberapa kali.
Karena kejadian tadi, dia tidak mendengar panggilan yang masuk dari Raka dan Ines.
Ara jadi khawatir hal buruk apa yang terjadi pada Raka dan Ines. Dia berharap bukan sesuatu yang buruk. Ara segera mengambil tasnya dan berlari menuju jalan raya untuk mencari taksi. Dia harus segera sampai ke rumah sakit secepatnya. Untung dia cepat mendapatkan taksi.
Dalam waktu 20 menit taksi yang membawa nya sampai ke rumah sakit.
Rumah sakit "Azahra Harapan Mulia".
Ara langsung menuju lobby rumah sakit, Dalam perjalanan tadi, ia menerima pesan dari Ines akan menunggu dirinya di lobby rumah sakit.
"Ra, aku di sini." terdengar suara memanggilnya.
Bersambung.
Jangan lupa dukung ya 🙏🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Yeni Eka
Like
2021-07-28
1
Mommy Gyo
3 like hadir thor
2021-07-14
1
Jungkook wife
Hadir lagi membawa like setiap hari. Salam dari "Istri yang Terabaikan" Mari saling memberikan dukungan. Tetap semangat berkarya Author.
2021-03-29
1