Ara mencari sumber suara.
"Ines__" dia segera mendekat dan langsung memeluk sahabatnya itu.
"Kamu gak apa-apa? Apa yang terjadi?" ia memeriksa tubuh Ines dari kepala hingga kaki dengan cemas.
"Aku ga apa apa Ra__" kata Ines.
"Lalu ngapain kamu ke sini?"
Ines menceritakan kejadian sewaktu ia menuju Alfamart hendak membeli minuman tadi. Ada kecelakaan tepat di depan Alfa, tapi tak ada yang berani membawa korban ke rumah sakit. Sedangkan si sopir melarikan diri. Akhirnya dia yang membawa ke rumah sakit karena tak tega melihat darah yang banyak keluar dari tubuh korban. Jika menunggu ambulans datang pasti lama, jadi dia segera membawa korban.
"Syukurlah, aku kira sesuatu terjadi padamu!
Kamu hebat Nes, Aku bangga padamu. Terus bagaimana keadaannya pasien sekarang?"
"Sudah di tangani dokter, tapi Ra..." ucapan Ines terputus.
"Kenapa Nes, ada apa dengan pasiennya?"
"Pasien itu harus segera di operasi, karena banyak mengeluarkan darah di bagian kepala."
"Lalu kenapa mereka belum melakukan operasi?" tanya Ara bingung.
"Suster mengatakan kalau rumah sakit kehabisan stok darah yang sama seperti milik pasien." jawab Ines sedih.
"Koq bisa rumah sakit se gede ini kehabisan stok darah?"
"Itulah masalahnya Ra, golongan darah yang di miliki pasien termasuk langka dan sulit di cari. Saat ini pihak rumah sakit beserta keluarga pasien sedang mencari pendonor yang sama dengan golongan darah ibu itu. Mereka harus segera mendapatkan secepat mungkin agar segera melakukan operasi sebelum terjadi sesuatu yang buruk." kata Ines panjang lebar menjelaskan.
"Memang golongan darah pasien apa?"
"AB Ra, kalau saja golongan darahku AB aku pasti sudah mendonorkannya."
"Aku akan membantu, darahku Ab." kata Ara.
"Benarkah?" ines memastikan.
"Iya Nes, ayo kita segera temui suster, Aku akan mendonorkan darahku untuk ibu itu sebelum sesuatu yang buruk terjadi." kata Ara mantap. Dia teringat pada ayahnya yang meninggal karena kecelakaan yang terjadi lalu. Meninggal karena kehabisan darah.
"Syukurlah Ra, ayo cepat kita masuk."
Dua sahabat itu segera masuk ke dalam rumah sakit menemui suster. Sesaat suster menelepon dokter yang menangani pasien. Setelah mendapat perintah dia segera membawa Ara dan Ines untuk bertemu sang dokter di ruangannya.
Saat itu dokter sedang menerima telepon dari seseorang. Suster memberi isyarat pada Ara dan Ines untuk duduk.
"Ra, dokternya ganteng bangat." bisik Ines terpukau begitu melihat dokter yang ternyata masih muda dan memiliki wajah tampan.
"Ssst__" Ara meletakkan jarinya telunjuk ke bibirnya.
"Aku pikir dokternya sudah tua dan memiliki perut buncit. Ternyata masih muda." Bisik Ines dengan tawa tertahan.
"Diam Nes, nanti dokternya dengar." bisik Ara kembali. Dia memperhatikan dokter itu sedang serius berbicara dengan orang yang di seberang.
Tak lama kemudian. Dokter segera berbalik dan mendekat pada mereka. Lalu duduk di kursi kerjanya.
"Maaf karena membuat kalian menunggu." sapa dokter itu tersenyum menatap keduanya bergantian. Tatapannya berhenti sejenak pada Ara.
Senyuman sang dokter membuat Ines klepek klepek
"Manis sekali__" gumamnya tanpa sadar.
Ara segera menutup mulut sahabatnya itu seraya memelototinya memberi isyarat untuk diam.
"Jadi siapa yang akan mendonorkan darah." kata dokter setelah puas melihat wajah Ara.
"Saya dokter." jawab Ara pelan.
Sang dokter kembali menatap Ara.
"Cantik" gumamnya nya dalam hati.
"Tadi saya sudah mendengar dari suster kalau kau akan mendonorkan DARAHMU. Kebetulan kami dari pihak rumah sakit dan juga keluarga pasien belum mendapatkan stok darah Ab hingga saat ini. Dan baru saja saya berbicara dengan keluarga pasien, memberitahukan kepada mereka bahwa kami sudah mendapatkan pendonornya dan akan segera melakukan operasi. Mereka sangat senang dan sangat berterimakasih kasih. Dan sebagai rasa terima kasih, keluarga pasien akan memberi imbalan setiap tetes darah yang kau sumbangkan." kata sang dokter panjang lebar.
"Maaf dokter, saya ikhlas menyumbangkannya dengan suka rela tanpa mengharapkan imbalan apapun." kata Ara
"Benarkah?"
"Iya, dokter." jawab Ara seraya mengangguk.
"Baiklah, kalau itu kemauan mu Nona." kata dokter kagum.
"Oke, siapa namamu, berapa usiamu dan apa pekerjaanmu?"
"Azahra Radya Almira dok, panggil saja Ara. Usia saya 18 tahun. Saya seorang mahasiswi." jawab Ara.
Dokter mencatat identitas Ara.
"Kau masih sangat muda! Baik nona Ara, sebelum melakukan transfusi darah, Kami akan melakukan pemeriksaan untuk mengecek kesehatan mu."
"Baik dok, lebih cepat lebih baik sebelum terjadi sesuatu yang buruk pada pasien."
Sang dokter kembali terpukau mendengar kata-kata yang di ucapkan nya.
Gadis baik, sungguh mengagumkan. Sangat perduli dengan orang lain, tanpa meminta imbalan.
Tak perlu berlama lagi, suster segera mengambil darah Ara setelah di nyatakan
sehat dan cocok oleh dokter. Selama 4 jam proses itu berlangsung. Ara berharap darahnya ini bisa menyelamatkan nyawa pasien.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Putri Handayani
lanjut kak semangat💪💪💪💪
2022-01-19
1
Yukity
mampir Thor..
salken dari
GADIS TIGA KARAKTER
2021-09-12
0
Yeni Eka
Semangat
2021-07-28
0