...Happy Reading....
Ketika mereka masuk, terdengar Azan dzuhur berkumandang. Mereka segera bersiap, kemudian mengerjakan shalat dzuhur berjamaah di pimpin oleh anak mbok Imah yang sudah Akil balik dan sudah paham dengan bacaan dan rukun sholat. Namanya tito pemuda berumur 16 tahun duduk di bangku SMA kelas 1 yang ada di desa itu.
6 Bulan yang lalu, Ara memanfaatkan rumah kosong orang tuanya ini menjadi sebuah panti Asuhan. Ide itu muncul ketika ia bertemu dengan anak anak malang dan tak beruntung di jalanan. Setiap pergi ke kampus dan pulang kerja dari cafe, ia melihat anak anak itu tak punya tempat tinggal dan tidur di jalanan dan kolon jembatan. Ada yang menjadi pengemis, pengamen jalanan, bahkan ada yang mencopet. Semua pekerjaan itu mereka lakukan demi untuk mengisi perut mereka yang kosong.
Bahkan Ara mendapati dua anak kecil yang menangis di kolong jembatan karena menahan kelaparan. Mereka tidak punya orang tua.
Jiwa sosial Ara meronta, sedih menangis, hatinya tergugah. Ara mencari informasi tentang status anak anak itu pada masyarakat sekitar. Dia mendapati ternyata mereka memang anak anak terlantar yang di buang dan anak anak yatim piatu.
Karena merasa tidak ada yang memiliki anak anak itu, Ara membawa mereka untuk tinggal di rumahnya.
Usia anak anak itu berkisar dari 5 tahun hingga 8 tahun. Jumlah sewaktu Ara memungut mereka ada 8 orang. Sekarang sudah bertambah menjadi 14 orang. Enam perempuan dan 8 laki laki.
Selain menyediakan tempat tinggal, Ara juga menyediakan makanan dan membelikan pakaian layak buat mereka.
Ara juga membeli tiga buah Al-Qur'an dan buku Iqro buat mereka pakai untuk belajar mengaji.
Rumah Ara yang tidak besar memiliki satu ruang tamu kecil berukuran 5 x 5 meter, tiga buah kamar yang masing masing berukuran
4 x 4 m, 2 kamar di pakai anak perempuan, 1 kamar di pakai anak lelaki. Tapi karena berdempetan maka sebagian anak lelaki tidur di ruang shalat.
Ada juga ruang tengah yang berukuran
5 x 7 meter yang di gunakan untuk shalat berjamaah dan mengaji. Di belakang ada dapur dan kamar mandi. Dan untuk melayani serta menjaga anak anak itu, Ara mempercayakannya mbok Imah. Wanita janda yang hidupnya susah dan memiliki dua anaknya. Tinggal di gubuk tua. Mbok Imah termasuk warga miskin yang dengan segala perjuangannya berusaha menyekolahkan ke dua anaknya, Tito dan Tina yang kini sudah duduk di kelas 1 SMA dan tina kelas 2 SMP.
Tawaran dan ajakan Ara untuk tinggal di rumahnya dan menjadi pengasuh untuk anak anak malang itu membuat mbok Imah sangat senang dan bersyukur. Karena memang gubuk mereka yang memang sudah tidak layak lagi untuk di tinggali. Pekerjaan mbok Imah yang hanya seorang buruh cuci pakaian.
Sedangkan Tito hanya bisa membantu dengan mencari makanan ternak setiap ia pulang sekolah untuk di jual kepada juragan sapi dengan harga yang tidak seberapa.
Kini setelah mereka tinggal di rumah Ara bersama anak anak itu, mereka tidak kebasahan lagi saat hujan, dan tidak kelaparan lagi saat beras habis.
Ara menugaskan mereka menjaga, mengasuh dan melayani anak anak malang tersebut. Tito mengajari mereka baca tulis dengan di bantu Tina saat keduanya pulang sekolah. Mbok Imah mengajari mereka baca tulis Al-Qur'an.
Ara sendiri dalam memenuhi kebutuhan anak anak itu menjual motor tua milik ayahnya.
Setelah uang hasil penjualan motor ayahnya habis, Ara membongkar isi tabungannya yang selama ini ia simpan sejak duduk di bangku SMA dan dari hasil bekerja di cafe.
Kini uang itu makin menipis. Ara mulai berpikir untuk mencari donatur untuk anak anak itu. Bukan hanya untuk memberi makan, tapi juga menyekolahkan mereka.
.
.
Setelah selesai mengerjakan shalat zhuhur berjamaah, mereka mengaji bersama. Ara sangat senang sekali karena sebagian dari mereka sudah tamat iqro hanya dalam waktu 3 bulan di bawah bimbingan Tito dan mbok Imah. Anak anak itu sekarang sudah masuk
Al Qur'an. Ara berjanji akan membelikan mereka Al Qur'an dan mushaf serta buku cerita tentang agama islam.
Ara ziarah ke makam bapak ibunya yg berada di belakang rumah. Makam orang tuanya nampak BERSIH karena Tito rajin membersihkannya. Di belakang rumah itu nampak tumbuh juga pohon pisang, singkong, tomat, cabai dan tanaman apotik hidup lainnya yang di tanam oleh Tito di bantu oleh anak anak. Ara sangat senang dan bersyukur melihat semangat hidup anak anak. Dia berdoa semoga ada dermawan yang mau menyisihkan sebagian harta kekayaan mereka untuk anak anak yang tak beruntung itu.
Jam empat sore ketiganya balik pulang.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
The Taste Of Love👩🍳👨🍳
suka😍😁
2021-07-19
0
Afnan Az-Zahra
gadis sholehah , pnts jadi buruan para sultan 👍😁😁😘
2021-01-11
0
Desyanti Ismail
salut ara 😍👍
2020-12-30
0