Ara segera kembali ke dalam cafe.
Beberapa pengunjung nampak memuji aksi konyolnya tadi, termasuk rekan kerja dan manajernya.
Beberapa saat kemudian.....
"Ini pesanan anda Tuan, maaf kelakuan saya tadi. Saya tidak bermaksud mengabaikan panggilan anda. Saya berharap anda tidak kecewa dengan pelayanan kami." Ara memegang nampan yang berisi pesanan Raka dengan tangan yang masih sedikit gemetaran. Dan itu terlihat oleh mata Raka.
Raka tersenyum dan berkata
"Tidak apa Nona.....!"
Ara segera meletakan satu persatu pesanan Raka ke meja.
Kesempatan itu di gunakan Raka mencuri pandang wajahnya sekilas.
"Cantik, manis." gumamnya dalam hati dengan kagum.
"Silahkan nikmati pesanan anda tuan,
permisi." kata Ara tersenyum dan segera beranjak pergi setelah membungkukkan badannya sedikit.
"Gadis yang baik." ucap Raka pelan setelah langkah Ara menjauh.
Raka sendiri sebenarnya keluar dari cafe tadi untuk membantu, tapi dia terlambat. Ara sudah membawa gadis kecil tadi ke tepi jalan.
Jadi dia tinggal membantu menormalkan kembali jalan raya dan meminta maaf kepada pengguna jalan.
****
Sejak saat itu Raka mulai melamunkan Ara
dan mengkhayal kan gadis itu. Dalam pikirannya hanya ada Ara.
Wajah Ara selalu muncul saat dia bekerja, makan, mau tidur, atau sedang kumpul bersama teman kantornya. Raka selalu senyum senyum sendiri. Dia jatuh cinta pada gadis itu.
Perlahan-lahan dia mulai mencari tau tentang Ara, kehidupannya, kegiatannya, aktivitasnya, kampusnya dan tempat tinggalnya dengan cara mengintai dan mengikuti Ara dari jauh.
Di akui Raka, gadis polos itu memang baik,
punya jiwa sosial tinggi, perduli dan suka berbagi. Setiap bertemu dengan para pengemis, para gelandangan, para pemulung, Ara selalu menyisihkan sedikit uang kepada mereka, kadang juga memberi makanan. Bahkan berkumpul bersama mereka tanpa jijik.
Ara sangat perduli pada orang yang lemah. Serta menghormati orang yang tua dan menghargai yang lebih muda. Kadang kala saat gadis itu libur dan tidak sibuk, dia meluangkan waktu mengajari baca tulis pada anak anak jalanan yang tinggal di kolong jembatan dan rel kereta api.
Setelah hampir sebulan mengikuti Ara dan mencari tahu tentang kehidupannya secara diam diam, Raka mulai mendekati Ara secara langsung karena rasa ingin memiliki gadis itu sudah tidak bisa di bendung lagi. Cinta di hatinya sudah menggebu.
Tidak gampang mendekati Ara, tapi dengan segala perjuangannya juga bantuan dan dukungan dari ke dua teman Ara, Ines dan Cindy, akhirnya Ara menerima cintanya meski belum seutuhnya yakin. Karena takut dan khawatir Raka hanya main-main saja.
Tapi berkat kesabaran, kesungguhan cinta, kasih sayang, perhatian dan perlindungan yang Raka berikan, membuat hati Ara luluh dan mulai menerima dirinya. Dan perlahan Ara mulai mencintainya. Ara bukan hanya melihat ketulusan hati Raka yang begitu mencintainya, tapi juga melihat Raka adalah pemuda yang baik, rajin beribadah dan sedekah. Ara benar benar merasakan keseriusan serta cinta yang tulus darinya.
Begitulah awal pertemuan mereka hingga menjalin hubungan pacaran. Dan kini sudah terjalin selama 6 bulan.
Dan saat ini Ara berada di taman ini karena sedang menunggu kekasihnya itu. Raka menghubunginya tadi sore di telpon meminta bertemu di taman ini setelah isya. Karena ada sesuatu yang penting ingin di katakan.
Ara sendiri sebenarnya tidak datang sendiri ke taman, dia datang di temani sahabatnya Ines. Tapi Ines masih pergi sebentar untuk membeli minuman.
Suasana taman agak sepi dengan cahaya lampu yang remang remang, terlihat ada beberapa pasangan yang lagi asyik berkencan, pacaran berduaan agak jauh dari tempat Ara.
Sementara menunggu Raka dan Ines, Ara mondar mandir di sekitar tempat duduknya sambil mendekap sebuah jaket warna coklat.
Jaket itu milik Raka yang di pakaikan Raka kepadanya saat mereka kehujanan beberapa hari yang lalu. Dan malam ini dia berniat mengembalikannya.
Sesekali Ara mencium aroma wangi dari barang milik kekasihnya itu.
Sedang asik dengan lamunannya, tanpa di sadari sebuah tangan kekar menarik kuat jaket itu dari tangannya.
Ara terkejut, matanya seketika mencari tau siapa yang mengambilnya.
Di depannya nampak berdiri seorang pria misterius dengan postur tinggi tegap memakai kaus hitam, celana jeansnya juga hitam.
Wajahnya tidak begitu jelas karena memakai kaca mata hitam besar dengan brewok yang tumbuh lebat menutupi wajahnya, dan tambah lagi suasana sedikit gelap. Tapi Ara dapat melihat kalau pria ini memiliki kulit yang putih.
Timbul rasa takut di hati Ara, ketika menyadari kesendiriannya di taman ini.
"Tuan, kenapa anda mengambil jaket ku? tolong kembalikan." tanya Ara dengan tenang meski saat ini dia merasa takut.
Bukannya di kembalikan, pria itu malah menyeret tubuh Ara kebelakang dengan paksa dan menyandarkannya ke sebuah pohon yang berjarak 10 meter dari tempat duduknya tadi.
Lalu dengan gerakan cepat pria itu memakai jaket Raka, memakai topi miliknya yang terselip di saku celananya. Dan tanpa ragu ia merapatkan tubuhnya pada Ara, kedua tangannya di angkat ke atas tepat di atas kepala Ara, seolah mengurung tubuh Ara dengan tubuhnya.
****
Mohon dukungannya ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Cinta pandang pertama👍🏻👍🏻👏🏻👏🏻😃
2023-01-22
0
Yuni Triana
Dinding Pemisah dan Pulang Malu Tak Pulang Rindu.. Hadir
Mohon dukungan nya kembali ya🙏🤗
2022-04-09
1
cu'Lun
lekiii leki
2021-04-02
1