Part 4

Paginya Jae Weon terbangun dikamarnya dengan kepala yang begitu pening efek minum alkohol semalam. Ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang berbau alkohol. Saat keluar dari kamar mandi ia dikejutkan oleh sosok anak kecil di ranjangnya yang sepertinya baru bangun tidur itu.

"Siapa kau?" Tanya Jae Weon tak suka, anak kecil itu terlihat takut padanya lalu menangis kencang.

"Huwa.... Mama...." Jae Won kebingungan karena anak itu menangis sambil memanggil mamanya. Tiba tiba pintu kamar terbuka menampilkan Xielo yang berjalan sedikit pincang ke arah ranjang lalu menggendong anak kecil itu.

"Sssttt.... Cup cup.... Jangan menangis ya, ada apa? Kenapa kau menangis?" Tanya Xielo lembut sambil membelai punggung Zelo sayang.

Jae Weon tertegun akan sikap Xielo yang penuh kasih sayang pada anak kecil itu. Setelah tenang Xielo membawanya keluar dari kamar mereka. Satu pertanyaan muncul dibenak Jae Weon 'Siapa anak itu?'.

Jae Weon turun dari kamar menuju ruang makan, yang sudah ada Xielo sedang menyuapi anak kecil tadi. Pembantu mereka sudah berangkat lagi setelah cuti 2 hari.

"Zelo-ya jangan takut padanya, dia adalah suamiku. Dia tidak akan menyakiti Zelo, mengerti?" Kata Xielo, Zelo mengangguk mengerti.

"Nyonya, anak siapa ini? Imut sekali" Tanya pembantunya, mendengar itu Jae Weon ikut menyimak karena pertanyaan itu yang sedari tadi ingin ia tanyakan namun tertutup oleh gengsinya.

Xielo menarik kursi untuk ia duduki sebelum menjelaskan perihal tentang Zelo.

"Namanya Zelo, dia anak yang kutemui di taman depan. Orang tuanya tega meninggalkannya sendirian di taman. Saat bertemu dengannya ia menangis mencari ibunya, aku membantunya menunggu ibunya datang tapi sampai petang ibunya tak datang. Nanti aku akan pergi kekantor polisi untuk menyampaikan tentang ini." Jelas Xielo yang dianggukki pembantunya tanpa sadar pula Jae Weon ikut mengangguk mengerti sambil memakan sarapannya.

...*...

...*...

...*...

Selesai memandikan Zelo, Xielo melakukan rutinitas paginya walau sedikit ngilu di bagian pinggang kebawah akibat ulah sang suami tadi malam. Xielo melihat jika sang suami terlihat biasa biasa saja, bisa dipastikan jika suaminya melakukannya tanpa sadar semalam dan itu membuat hatinya sedikit sakit.

Xielo menggelengkan kepalanya mencoba melupakannya dan melanjutkan acara mencuci baju. Sebelum memasukan baju baju ke dalam mesin Xielo selalu memeriksa setiap kantong jika ada barang yang tertinggal atau semacamnya. Saat memeriksa kantong celana Zelo Xielo menemukan secarik kertas seperti sebuah surat.

*Aku terpaksa meninggalkan putraku, aku sudah tidak mampu merawatnya karena aku tidak sanggup lagi menanggung semua biaya hidupnya. Aku hanya seorang janda miskin yang hidup bersama anakku ini.

Siapapun yang menemukan putraku, kumohon rawat dia sepenuh hati, aku tidak ingin putraku terus hidup kekurangan bersamaku. Kumohon rawat anakku seperti anda merawat anak anda sendiri.*

Xielo sangat kasihan akan hidup Zelo yang ternyata hidup sudah sejak dini. Niatnya yang ingin melaporkan tentang anak hilang ia urungkan, ia ingin merawatnya saja ia akan mengadopsinya sebagai putranya.

...*...

...*...

Selama seminggu Xielo sibuk mengurus tentang hak asuh Zelo di pengadilan. Dan akhirnya Zelo resmi menjadi putranya begitu pula dengan Zelo, ia senang karena Xielo menjadi orang tuanya. Karena selama 4 hari berpisah dengan Xielo, Zelo sudah merasakan akan kasih sayang yang diberikan oleh Xielo sangat berbeda saat ia dititipkan di panti asuhan selama proses sidang tentang hak asuh dirinya.

"Sekarang namamu bukan Zelo lagi tapi Zielo. Rei Zielo! Dan panggil aku Baba! Arrachi?" Kata Xielo, Zelo atau sekarang Zielo menggeleng membuat Xielo bingung.

"Mama.. Mama Xiel." Ucap Zielo.

"Baba! Bukan mama!"

"Aniya, Mama. Zielo suka Mama" Kata Zielo begitu polosnya, lalu memeluk Xielo karena senang. Xielo hanya pasrah lalu membalas pelukan putra barunya itu.

Xielo membawa pulang Zielo tapi sebelum itu mereka mampir untuk membeli beberapa pakaian dan kebutuhan Zielo.

"Apa Ziel senang?" Tanya Xielo pada putranya. Zielo mengangguk senang.

Xielo sudah mengatakan pada Jae Weon perihal Zeilo yang akan ia adopsi, namun Xielo tidak mendapatkan respon apapun. Dan Xielo mengatakan pada orang tua dan mertuanya jika ia ingin mengadopsi seorang anak dan mereka semua menyetujuinya.

Xielo senang karena hal pertama ia mengadopsi Zielo karena ia kasihan pada anak malang itu, dan yang kedua ia tak mungkin bisa memiliki keturunan karena ia seorang laki laki begitu pula suaminya.

Xielo merenovasi gudang menjadi sebuah kamar yang nyaman untuk di tempati putra angkatnya itu.

Zielo terlihat senang melihat kamar barunya sampai sampai ia loncat loncatan di atas kasur barunya yang empuk. Xielo hanya bisa geleng-geleng geleng kepala, lalu menata semua baju baju baru milik Zielo ke dalam lemari pakaian.

"Sekarang Ziel makan dulu ya!" Pinta Xielo.

"Gendong Mama!" Ucap Zielo yang sudah mengacungkan kedua tangannya.

Xielo menggendong Zielo dan turun ke ruang makan Ia berhenti tepat di ujung tangga dan melihat Jae Weon baru pulang dari kantor.

" Kau sudah pulang?"

Jae Weon tak menanggapi pertanyaan dari Xielo, ia terus berjalan kearah kamar. Xielo merasakan ada sesuatu yang sakit di dadanya ketika ia diabaikan oleh suaminya sendiri.

"Mama.." Panggil Zielo pelan sambil mengelus pipinya.

"Ah, iya sayang. Yuk kita makan."

Xielo menurunkan Zielo di salah satu kursi makan. Mengambilkan semangkuk nasi hangat dan menyuapi Zielo.

"Mama.." Panggil Zielo lagi.

"Iya sayang?" Jawab Xielo lembut.

"Apa dia papaku? Teman teman Ziel dulu kalau punya mama pasti punya papa. Jadi apa dia juga papa Ziel?" Tanya Zielo penasaran.

"Tentu saja sayang, karena dia suamiku, Tentu saja papamu juga." Kata Xielo sedikit ragu, apakah Jae Weon mau mengakui Ziel sebagai anak angkatnya atau tidak.

" Belalti sekalang Ziel sudah punya papa dong? Yeay....." Kata Zielo begitu senang namun Xielo hanya tersenyum kecut.

Jae Weon menuruni tangga dan berpakaian rapih, sepertinya akan pergi lagi. Xielo menghampiri Jae Weon untuk menyuruhnya makan terlebih dahulu.

"Jae Weon-ah, kau mau pergi lagi? Makanlah dulu sebelum pergi, kau belum makankan?" Tanya Xielo penuh perhatian.

"Sudah kubilang jangan urusi aku, urus saja dirimu sendiri dan anak pungut mu itu!" Kata Jae Weon sinis, Xielo merasa marah karena Jae Weon menghina anaknya itu.

"Jika kau benci padaku hina saja diriku! Tapi jangan pernah kau hina anak angkatku! Jika kau tak ingin mengakui dia sebagai anak angkatmu biar aku yang mengurusnya dan jangan pernah kau menghina malaikatku!" Kata Xielo dengan nada tinggi. Jae Weon terkejut karena baru pertama kalinya dia melihat Xielo berbicara keras padanya, namun keterkejutannya tertutupi oleh wajah datar nan dingin miliknya.

"Ck..." Jae Weon langsung pergi meninggalkan mereka.

Di sana Zielo menunduk sedih setelah melihat perkelahian kecil orang tua barunya. Ternyata papanya tak mau mengganggapnya, batinnya.

Xielo melihat putranya murung segera menghampirinya dan memeluknya.

"Sayang jangan dengarkan papamu ya! Dia hanya asal bicara, sebenarnya dia menyayangi mu kok. Sekarang kita kekamar saja yuk! " Kata Xielo berusaha tenang. Zielo hanya mengangguk lalu di gendong oleh Xielo menuju kamar Zielo.

...#...

...#...

...#...

...Pay pay...👋...

Terpopuler

Comments

Franki Lengkey

Franki Lengkey

thor bagaimananlaki2 menika sama laki2

2021-08-09

1

LoveArtnWrite

LoveArtnWrite

mudah2an segera crazy up, hehe

2020-11-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!