caca dan arga tiba di bandung langsung menuju ke kediaman orang tua caca yang sudah penuh dengan tenda
caca keluar dengan hati hati mengingat kakinya yang kembali sakit
"ca baru sampek.? " tanya mama Linda yang baru keluar dari rumah dengan membawa rantang
caca menganguk lalu menyalimi Linda " mama mau kemana.? " tanya arga yang sudah di samping caca
"mama mau pulang bentar ngasi ini buat papa"
"arga anter ya" ucap arga namun Linda mengeleng
"kamu istirahat aja sana mama udah ama revan kok" arga menganguk
Linda melihat caca " gimana kaki kamu.?
caca melihat kakinya "udah mendingan ma" bohong caca karna sebenarnya kakinya sungguh sakit
tapi tidak separah kemaren bahkan bengkak dan memarnya sudah pudar tapi masih sakit setiap di gunakan berjalan
Linda melihat caca yang masih pucat walaupun tidak se pucat ketika ia tinggalkan " kamu bener ngak pa pa kan.? " tanya Linda lagi yang membuat arga melihat caca lagi
"kamu pucat kita istirahat ya" caca tersenyum mendengar perhatian arga lalu menganguk
"yaudah mama pulang dulu kalian istirahat aja" setelah kepergian Linda caca berusaha berjalan dengan benar walaupun harus menahan sakit di kakinya
arga yang dari tadi curiga melihat cara berjalan caca langsung mengendong caca

"ga turunin malu" namun arga terus berjalan
"loe ca kamu kenapa.? " tanya luna yang datang dari belakang bersama dengan lisa
"wajahmu juga pucat ca " sambung luna
"caca ngak pa pa ma cuma kecapean aja" sahut arga cepat
sedangkan caca meringis malu " dasar ya pengantin baru mah bebas" sahut Edwin dari belakang
arga ingin menurunkan caca namun di cegah Edwin " kekamar saja kasian caca" arga menganguk lalu membawa caca kekamar nya
.
.
.
.
malam ini di kamar caca terus meringis kesakitan karna kakinya sedari tadi terus di urut arga.
awalnya caca berbohong ketika di tanya arga tapi rupanya arga punya trik khusus dengan menginjak kaki caca alhasil rigisan itu keluar
"gimana.? " tanya arga setelah meletakan kaki caca
caca mencoba mengerakan "lumayan la ngak se sakit tadi " arga menganguk
lalu mengambil nampan berisi makanan yang ia bawah dari dapur untuk caca makan di kamar
"bisa makan kan.? " tanya arga dengan melihat pangilan di hpnya
caca melihat arga dengan raut penasaran siapa yang menghubungi arga
"ya put.?"
caca tersenyum kecut ia tau siapa yang menghubungi arga sekarang ini
"bentar ya "
arga melihat caca " ca bisa makan sendiri kan.?"
caca melengos " yang sakit kaki ga bukan tanggan " caca mengambil sendok lalu makan
arga duduk di kursi tak jauh dari caca sehingga percakapan arga masih bisa di dengar caca
"saya di bandung put"
"iya iya nanti setelah pulang saya kesana"
"iya put selamat malam" arga mengakhiri pangilannya
lalu duduk di samping caca melihat caca makan
"kanapa.? " tanya caca curiga
"kenapa apa nya.?" sahut arga binggung
caca menghentikan kunyahan nya " loe liatin gue kenapa .? laper" dengan cepat arga mengeleng
"siapa tau aja butuh bantuan " caca melengos lalu melanjutkan makannya
tok... tok... tok..
arga membuka pintu "kenapa ma.? " tanya arga ketika melihat Linda berdiri di depan pintu
Linda tersenyum " mama mau liat caca " Linda langsung masuk kedalam kamar
"kamu si ga liat kan coba naik pesawat aja caca ngak mungkin kecapean udah tau istri masih sakit maksa naik mobil" arga hanya pasrah ketika kanjeng ratu berceramah
"ngak pa pa ma caca baik baik aja" sahut caca tersenyum melihat perhatian mertuanya
Linda mendengus " ga mama lupa tadi kamu di suru mertuamu ke bawah temui dia ya " arga menganguk lalu turun
setelah arga pergi Linda menutup rapat pintu " mama ngapain" tanya caca
linda mendekat ke caca " ca kamu sakit beneran.? "
caca mengeleng " cuma masuk angin ma mana jalan jauh jadi gini " sahut caca
"bukan karna hamil.? " pertanyaan Linda membuat caca kaget
beruntung ia telah selesai makan kalau tidak bisa jadi nasinya keluar lagi
"mama harap kamu cepet isi ya ca mama mau punya cucu dari kamu" sahut Linda dengan senyum
caca meringis tak tau harus dijawab apa " yaudah mama keluar dulu" caca hanya menganguk
.
.
.
"ma nyariin arga.? " tanya arga begitu melihat luna dan Edwin di taman belakang
luna menganguk " sini ikut mama " luna mengajak arga masik kedalam
"ga tunggu ya " luna masuk kemar tapi tak lama ia keluar dengan membawa dua buku kecil seperti paspor dan gaun seta jas
"ini buku nikah kalian " luna memberikan buku itu pada arga
"dan ini gaun untuk resepsi besok malam" lanjut luna
"resepsi ma.? " tanya arga yang membuat luna menganguk
"mama sama keluarga yang lain sepakat bahwa kamu dan caca perlu resepsi juga ga " sahut Linda yang datang
arga melihat Linda " mangkanya kami duluan ke sini jadi nanti ada dua mempelai dalam satu gedung resepsi" jelas Linda
"sudah sana bawa ke atas mama tau kalian masih capek kan istirahat sana " sahut Linda
arga menganguk lalu melangkah ke kamar
"ga .?" pangil luna membuat arga berbalik
" jaga caca ya mama berharap banyak padamu " arga hanya menganguk
lalu menuju ke kamar sebelum masuk kamar arga melihat buku dan gaun itu ada rasa sesal di hati ketika ia ingin menyudahi pernikahan nya di saat keluarga sudah berharap banyak padanya
arga mengeleng ketika melihat caca yang berjalan tertatih tatih keluar dari kamar mandi meletakan gaun di atas meja lalu arga menghampiri caca
"kaki masih sakit ngapain jalan ca " ucap arga ketika membantu caca duduk di kasur
"gue kebelet masak pipis di kasur" sahut caca kesal
"kamu kan bisa pangil saya " namun caca mengeleng lalu melihat gaun dan buku yang di letakan arga di meja belajar
"itu apa.? " tanya caca
arga melihat apa yang di tunjuk caca "ini buku nikah sama gaun pengantin" arga membarikan buku dan gaun itu pada caca
melihat potonya dan arga yang ada di dalam buku caca tersenyum lalu melihat arga " ga apa loe masih mau mengakhiri pernikahan ini.? "
arga mengambil kursi lalu duduk di dekat kasur dengan melihat caca " saya takut hanya bisa menyakiti kamu " ucapan arga membuat senyum caca perlahan pudar
caca menatap arga " bahkan setelah ada ini ? " caca mengangkat buku nikahnya di hadapan arga
arga menunduk " saya masih ragu ca saya ngak yakin ini bisa " arga memegang tanggan caca
caca melihat tangganya yang di pegang arga caca tersenyum tapi bendungan di matanya berkata lain
"ca " arga menghapus air mata caca dengan jarinya
"maaf ca saya ha__" caca meletakan jarinya di bibir arga
"kamu tau saya mahasiswi tercantik di UGM" ucap caca dengan senyum " bagi saya lelaki itu mudah mendapatkannya masi_"
"ca " Pangil arga
" masih banyak yang bersedia meletakan potonya bersama saya ga " sahut caca dengan senyum tapi arga tau bahwa caca terluka
arga membawa caca kedalam pelukanya tampa arga sadari air mata caca malah semangkin deras "maaf ca maafin saya " arga terus berucap dengan memeluk erat caca
hati caca hancur kenapa caca kembali mengalami hal ini mempercayai hatinya pada lelaki yang lagi dan lagi membuatnya terluka
caca mengusap kasar pipinya setelah arga melepaskan pelukan mereka
"boleh kita lanjutkan sandiwaranya ga.? sebagai suami istri yang bahagia .? " arga melihat caca dengan diam
"kita lanjutkan tiga bulan lagi ga bisa.? " tanya caca lagi
"tapi putri_"
"hanya tiga bulan.? " tanya caca lagi yang menghentikan ucapan arga
"hanya kita"sambung caca lagi yang membuat arga akhirnya menganguk
biarlah untuk kali ini caca ingin egois demi bersama arga hanya tiga bulan
caca tersenyum "makasih ga " untuk pertama kalinya caca mencium arga menyatukan bibirnya dan bibir arga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Juliai Ani
sesak juga ya jadi caca
2023-02-13
0