LMH 5

pagi ini di kediaman rumah orang tua caca suasana ramai tak terhindarkan kerabat tetanggan bercengkraman satu sama lainnya karna hari ini hari pernikahan alisa

luna mamanya caca wara wiri melihat apa saja yang belum lengkap dibantu beberapa kerabat dan tetangan

"luna " panggil yuni dari dapur membuat luna melihatnya

"kenapa mba.? " luna menghampiri yuni yang duduk di dapur

"lun kok aku jadi deg degan ya.? " pertanyaan yuni membuat luna tertawa

luna mendekat lalu mengusap tanggan iparnya itu " wajar kan mba mau menikahkan lisa " sahutnya dengan lembut

"lun mba boleh pinjam Edwin kan.? " pertanyaan yuni membuat luna binggung pasalnya ini pertanyaan ke sekian kalinya yuni ucapkan semenjak Alisa mau menikah

"iya mba kan walinya mas Edwin" luna tau ada kesedihan yang melanda iparnya itu namun hanya ini yang bisa luna usaha kan

Edwin adalah adiknya egar ayah Alisa karna ayah Alisa sudah tidak ada jadi Edwin la yang berhak mewali Alisa

"sudah lebih baik.? " tanya Edwin yang melihat luna dan yuni membuat keduanya tersenyum

" mba yuni tenang saja saya akan menjalankan tugas saya sebagai omnya dan wali ayahnya Alisa " Edwin berucap disamping luna dari dulu Edwin memang sudah mengangap Alisa sebagai anaknya sendiri

yuni membuang napas lalu menunduk " mba bersyukur kalian masih mau menampung mba dan lisa kalau kalian ngak ada mba ngak tau gimana nasib lisa" luna memeluk yuni dengan erat

luna tau keluarga suaminya tidak perna merestui yuni dan egar lantaran yuni hanya anak dari panti asuhan sedangkan egar anak orang terpandang namun kebencian itu sirna seiring berjalannya waktu apalagi melihat begitu hancurnya yuni ketika egar meninggal

" kita keluarga mba Jagan bicara begitu" luna menatap wajah yuni dengan senyum

"sebaiknya kalian ke atas itu periasnya sudah datang" suara Edwin mengingat kan kedua wanita itu

luna dan yuni menganguk lalu menuju ke atas membawa perias itu ke kamar alisa untuk dirias

tampa mengetuk pintu keduanya langsung masuk "loe caca kenapa belum mandi.? " luna mengeleng melihat caca masih asik berbaring dengan HP di tangganya

mendapat tegoran caca langsung duduk " biasalah ma manfaatin waktu leha leha yang masih beberapa menit " Alisa menyahut dengan menyisir rambutnya

luna mengeleng " ses itu pengantin wanitanya silahkan dirias ya " kata luna pada perias itu

yuni mendekat ke arah Alisa mencium pipi Alisa lalu berkata " semoga Allah selalu melindungi setiap langkahmu nak"

"aamiin" sahut semua yang ada di kamar itu

"caca ayo sekarang mandi mau di rias juga kan.? " pertanyaan yuni langsung mendapat angukan kepala dari caca dan caca langsung keluar untuk mandi.

tak ingin ketinggalan di rias caca mempercepat mandinya ketika ia tiba di kamar Alisa perias sudah merias wajah yuni dan luna bahkan keduanya sudah berganti pakaian kebaya putih sedangkan alisa hampir selesai dirias.

"caca mau juga di rias mba" kata caca dengan duduk di dekat perias, perias itu tersenyum lalu memoles wajah caca 20 menit cukup untuk caca dirias dan berganti baju memakai kebaya putih sama dengan yang lain.

"duh cantiknya mba ku ini" goda caca ketika alisa selesai di rias

"kamu ini udah ah mba mau ganti baju dulu" alisa pergi menganti bajunya

akad akan di laksanakan sebentar lagi hanya tinggal menunggu keluarga mempelai laki laki

" ca kamu liat di bawah udah dateng belom calonnya" kata yuni dengan membantu alisa berganti pakaian

caca langsung keluar rumah melihat ke halaman belakang yang disulap menjadi tempat akad nikah alisa

hanya ada sanak saudara dan tetangga memang acara akad hari ini hanya di hadiri keluarga saja pestanya nanti malam di gedung berbintang

melihat tidak ada yang lain caca kedepan rumah " pa pihak laki laki belum dateng.? " tanya caca pada Edwin yang menunggu di depan

"belum, tapi udah di jalan ca" caca menganguk lalu kembali kekamar alisa

"bunda calonnya udah di jalan kata papa" luna melihat yuni dan mengajak untuk keluar jadi tinggala alisa dan caca saja

"nerfes mba" goda caca dengan tertawa sedangkan alisa langsung menoyor kepala sepupunya itu

"kamu ini kapan sih bisa serius mba lagi tegang ini" namun caca hanya tertawa menikmati cacian alisa tampa perduli alisa kesal dengannya

.

.

.

.

sedangkan di kediaman revan semuanya sudah siap mempelai pria dan keluarga bersiap untuk menuju tempat alisa

namun karna sedari subuh revan nerfes dan itu membuatnya bolak balik ke wc " van kamu ini gimana sih kok malah nerfes jangan tengan van" kata lara mamanya revan yang kesal dengan revan

"namanya juga mau nikah tan biasala" sahut arga dengan memainkan ponselnya

"udah van.? " tanya defan adik ipar arga

"kalian duluan aja revan bareng arga aja" sahut revan dengan kembali masuk wc

dodi melihat jam " yaudah ayo ma mas kita duluan nanti revan sama arga nyusul" kata dodi mengajak keluarganya

pangilan masuk dari Adrian membuat arga pergi dari dapur untuk mengangkatnya

"ha... "

"ga bilangin ke revan ya gue cuma ngasi kado tadi udah di antar ama kurir gue ngak bisa dateng anak gue demam" sahut Adrian tampa perduli ucapan arga

"salam apa dulu kek langsung nyeropot aja " sahut arga kesal

"sorry gue lagi di jalan mau ke rumah sakit udah dulu ya " Adrian langsung mematikan sambungannya sedangkan arga kesal bukan main

mengabaikan Adrian arga kembali melihat keadaan reva namun ketika ia kembali revan sudah tidak ada, mencoba menghubungi revan beberapa kali hingga pangilan ketiga dijawab

"dimana.? " tanya arga langsung

"gue udah di jalan ayo buruan entar telat" sahut revan lalu pangilan terputus

arga mengeleng dua kali ia dibuat kesal oleh dua teman itu arga lalu bergegas keluar rumah karna tak mendapati satu kendaraan pun akhirnya memesan ojek online.

arga berulang kali melihat jam takut jika ia terlambat setibanya disana ternyata akad nya belum di mulai ia langsung masuk kedalam rumah untuk mencari keluarganya, melihat keseluruh arah hingga ia bisa melihat Linda dan Ardi

"ma " pangilan arga membuat semua yang ada disana melihat ke arahnya

"arga revan mana.? " lara bertaya ketika melihat arga mendekat

arga binggung " bukanya revan bareng kalian.?" pertayaan arga di jawab gelengan kepala dari lara

"kan tadi sama kamu dirumah ga" sahut Linda

" ngak, tadi aku angkat telpon pas aku balik revan udah ngak ada aku hubungi katanya dijalan jadi aku brangkat sendiri pakai ojek" mendengar penjelasan arga lara lesu sedangkan yuni yang mendengar pembicaraan itu langsung menuju kekamar alisa

Ardi dan dodi berung kali menghubungi no revan namun tidak terhubung "ini anak kemana sih" dodi berulang kali menyumpahi anaknya itu

"sabar om sabar " sahut defan

.

.

.

.

mendengar kegaduhan dibawah caca keluar bersama dengan yuni yang masuk ke kamar lalu menangis, melihat itu caca langsung menghampiri yuni

"bunda kenapa nangis.? " tanya caca

alisa melihat yuni langsung mendekati mamanya "ma kenapa ma.? " tanya lisa binggung

yuni melihat lisa lalu membawa lisa kedalam pelukanya " kamu yang sabar ya sayang revan kabur" mendengar itu baik lisa maupun caca sama sama kaget

"mama jangan becanda deh ngak lucu" lisa tidak percaya dengan apa yang di dengarnya

"mama ngak bohong "

lisa menangis "ngak mama bohong"

"ngak mama pasti bohong kan ca " caca langsung memeluk lisa

"lisa sayang kamu yang sabar ya " caca melihat mamanya seakan minta penjelasan dan luna menganguk membuat caca tak habis pikir dengan kejadian ini

caca turun mencari papanya dan ternyata Edwin sedang berbicara dengan penghulu

"ayo pak Edwin kita mulai saja akad nya " ucapan penghulu menghentikan caca yang ingin menghampiri edwin

penghulu dan edwin berjalan menuju tempat di laksanakan nya akad serta saksi dan beberapa undangan sudah duduk dikursi masing masing hanya menunggu kedua memperlai saja.

caca masuk ke rumah menghampiri luna yang lagi berbicara dengan seorang wanita namun luna duluan melihat caca luna bertanya" papa udah di kasi tau " caca mengeleng lesu

arga melihat wanita berkebayak putih itu merasa tidak asing dengan wajahnya mencoba mengingat siapa wanita itu arga terus melihatnya hingga nama

. marisa caca abimana terlintas di kepalanya

arga binggung kenapa disini ada caca.? apalah ada hubungan kerabat.?

atau caca yang akan menikah.?

pertanyaan itu terus berputar hingga teralihkan mendengar suara bibi nya

"mas ini gimana.? " tanya lara yang pasrah malu atas kelakuan revan

Ardi tak tega melihat adiknya malu ia menatap arga meminta solusi

arga diam melihat tatapan Ardi iya tau jika Ardi mengharapkan ia mendapatkan solusi tapi arga juga tidak bisa berpikir jernih.

arga menghembuskan nafas sejenak "mungkin hanya ini cara satu satunya "

arga melangkah mendekati caca menarik tanggan caca sehingga membuat heran beberapa orang disitu

"ga arga" pangilan dari Linda tak arga hiraukan arga terus membawa caca hinga kehadapan penghulu jangankan caca Edwin pun kaget kenapa pengantinya malah anaknya sendiri

"pak penghulu in" edwin berusaha menjelaskan

arga langsung memotong perkataan Edwin "kami siap pak" arga menjabat tanggan penghulu

caca binggung melihat lelaki di sampingnya sama sekali tak iya kenal hingga kata SAH dari para saksi membuat kesadaranya pulih......

SAH....?

Terpopuler

Comments

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

wah jadi kejutan ya

2022-10-20

0

мєσωzα

мєσωzα

loh.. loh. loh.. 😅😂

2022-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!