pagi ini ketika caca akan pulang ke jakarta ia harus rela berpisah dari luna sedangkan Edwin subuh tadi harus berangkat ke balik papa karna ada urusan mendadak beruntung ia bisa berpamitan walapun cuma sebentar.
"ma bener ngak bisa nganter caca " tanya caca sekali lagi pada luna seteleh mereka mengantar Ardi dan Linda ke bandara
"kamu kan tau eyang dirumah mana bisa mama tinggal ca"
"arga mama titip caca ya" arga menganguk "pasti ma" sahut arga
luna menatap caca " jangan bikin ulah nurut ama suami ya ca" caca menganguk pasrah jujur masih banyak pertanyaan yang ingin sekali ia tanyakan kepada mama dan papa nya tapi ia tahan. setelah berpamitan caca dan arga pergi ke Jakarta
terjebak dalam keheningan bukanlah situasi yang bagus apalagi caca tipe orang yang tidak suka keheningan tapi caca juga binggung karna sepertinya arga tipe orang yang irit bicara entahlah caca tak paham
berulang kali caca nengkot (miring)kiri nengkot kanan namun masih bosan sedangkan arga sepertinya anteng saja
"kenapa.? " tanya arga namun masih memfokuskan pandangan kejalan
"kenapa ngak naik pesawat aja ? " tanya caca dengan tampang yang sudah seperti berjalan di gurun pasir
arga melirik caca sekilas namun kembali menatap jalan "kenapa ngak tidur aja sih"
bukanya menjawab arga malah bertanya, kesal dengan keadaan caca memainkan hpnya sedangkan arga sepertinya masa bodoh
lama memainkan HP sepertinya kantuk menguasi caca hinga tampa sadar matanya sudah tertutup
arga melihat caca yang terlelap menghentikan mobilnya mengambil selimut di jok belakang untuk menyelimuti caca dan menarik tuas kursi menjadi rebahan arga tersenyum sendiri melihat caca terlelap tampa terganggu sedikit pun
melihat wajah caca yang tenang dalam tidurnya ia jadi ingat tadi malam setelah mandi ia memang keluar ke rumah sakit menemani dodi dan Ardi yang menjaga revan bahkan ketika ia pulang ke rumah caca dengan santainya caca tidur di depan meja rias.
"udah dimana" suara serak di samping arga membuat arga sadar jika sekarang mereka sudah memasuki kawasan perumahannya
"bentar lagi sampek rumah"
caca membenarkan posisi nya menatap jalan " rumah siapa.? " tanya caca ketika arga menghentikan mobil di depan perumahan manggil rumahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil rumah Satu lantai yang hanggat menurut caca rumah yang sangat kekeluargaan karna memiliki taman di samping kanang
"rumah saya la " sahut arga keluar lalu membuka gerbang sedangkan caca sepertinya salah persepsi jika mengatakan arga orang yang irit bicara ingat salah besar, caca hanya mengeleng membuyarkan pikiran nya tentang arga lalu ia memperhatikan hingga arga benar benar menghentikan mobilnya di garasi
"ayo turun" arga mengeluarkan barang dari bagasi mobil sedangkan caca masih melihat sekitar
"apa ngak ada orang.? " tanya caca dengan mengambil koper dari tanggan arga
namun arga malah membuka pintu "masuk kalo ngak gue kunci " suara arga terdengan dari luar pasrah dengan keadaan caca masuk ke dalam
suasana rumah bukan hanya sepi tapi hampir kosong hanya ada kursi tamu televisi meja makan, jika kalian bertanya apakah ada poto dan pajangan jawabanya tidak temboknya bersih bahkan lalat yang hinggap saja bisa tau sangking bersihnya
"itu kamar kamu " suara arga menghentikan kegiatan caca
caca melirik ke kamar yang di tujuh arga kamar itu bersebelahan dengan kamar yang di tunjuk arga untuknya
menghembuskan napas lalu masuk ke kamar itu hanya ada kasur dan lemari melihat sekeliling kamar lalu merebahkan diri di kasur membersihkan diri lalu keluar berkeliling sebentar melihat kulkas yang kosong caca berharap arga mau mengantarnya untuk membeli bahan makan
caca melihat pintu kamar arga yang terbuka lebar namun ketika caca akan memangil arga ia langsung diam ketika mendengar suara Arga
"kamu apa kabar disana.? aku kangen?"
..,..........
"tapi kamu yang mau pergi " sahut arga
tampa sadar dengan seseorang yang ada di pintu kamar nya
pintu kamar arga memang terbuka lebar karna itulah kebiasaan arga jika ia tinggal sendiri tapi sepertinya ia belum sadar jika ia mengajak seorang wanita yang kini berstatus istrinya tinggal disini
sedangkan caca hanya diam melihat arga berbicara di telpon
" apa seperti ini pernikahan yang kamu pertahan kan ca " menghelai napas caca keluar menuju kamarnya
belum genap 24 jam ia menjadi istri arga tapi kenyataan lain membuat caca sadar jika ia tak perlu berharap
awalnya caca memang berharap dalam hidupnya hanya menikah satu kali walaupun bukan dari pacaran tapi bukan berarti ia ingin di perlakukan seperti ini tidur dengan terpisah, apalagi orang itu masih mencintai wanita lain
"menyedihkan sekali ca hidupmu mending nikah sama aldo mungkin hidup loe ngak kayak gini" caca bermonolog sendiri dengan dirinya merasa konyol dengan kehidupannya caca langsung pergi keluar menyetop taksi ia berencana untuk ke supermarket atau mungkin ke rumahnya
setelah memutuskan pangilan dari putri wanita yang sedikit bisa mengubah hidup arga di canada dengan putri arga mulai menerima perdamaian antara dirinya dan sila walaupun ia tak tau apakah putri akan berakhir seperti wanita lainnya atau mala ia ajak menikah
ucapan menikah mengingatkan arga jika ia sekarang telah menikah dan seakan ingat sesuatu arga keluar kamar mengetuk pintu kamar tak mendapat jawaban arga langsung membuka pintu itu dan benar saja kosong
arga berjalan kedapur ke kolam ikan yang berada di samping rumahnya namun tak ada orang yang ia cari
"ca caca" pangil arga berulang kali namun tak ada sahutan sedikit pun
arga mengeluarkan hpnya ingin menghubungi caca namun ia baru ingat jika ia tidak memiliki no HP caca "apa caca pulang ke rumahnya.? "
arga menuju kamar untuk mengambil kunci mobil namun deringan hpnya menghentikan langkah nya
"halo dri" sahut arga
"loe udah pulang belom.? " tanya Adrian begitu sambungan telepon terhubung
"udah di rumah kenapa.? " arga berjalan menuju kursi ruang tamu
"mertua gue meninggal "
"innalillahi Wainalillahi rojiun gue turut berduka cita dri" arga mendengar helaian napas dari sebrang
"makasih gue sekarang mau ke malang gue minta tolong titip kelas gue tugasnya nanti gue kirim ya makasih sebelumnya by" Adrian langsung mematikan sambungan teleponnya kebiasaan yang arga benci
arga menatap ponselnya lesu ia baru 1 minggu mengajar di UGM memang belum ada kelas tetap karna baru selesai semester bahkan siswanya juga ada beberapa yang belum aktiv
langkah kaki yang datang mengalihkan pikiran arga dari pintu arga melihat caca dengan beberapa kantong belanjaan di tangganya
"dari mana ca. .? " tanya arga dengan berdiri
caca mengangkat kantong belanjaan nya tampa menjawab lalu menuju dapur melihat respon caca begitu arga pun mengikuti caca kedapur
caca memasukan belanjaannya ke dalam kulkas lalu mengupas buah yang tadi ia beli
"kenapa ngak masak? " tanya arga yang melihat caca malah asik memakan buah
"gue ngak bisa masak" bohong caca dengan terus memakan buah sejujurnya caca hanya malas setelah mengetahui bahwa pernikahannya tidaklah mudah
"belajar ca jangan cuma jajan di luar" arga berucap dengan mencomot buah yang tadi caca kupas
caca menganguk " berusaha la jadi istri yang bener" ucapan arga menghentikan kunyahan caca
caca menghenai napas " kita ini apa.? " tanya caca dengan melihat arga sedangkan arga binggung mendapat pertanyaan begitu
"maksudnya? " tanya arga yang tidak paham
"hubungan kita apa.? " tanya caca lagi
arga tau kemana arah pertanyaan "saya mau kekamar dulu" arga berdiri namun langkah kakinya berhenti ketika mendengar perkataan caca
"jika kamu masih ragu seharusnya kamu jangan melanjutkan sandiwara ini ga" arga berbalik melihat caca namun arga masih bungkam
caca menghelai nafas lalu berdiri "tahan ca jangan marah" caca berucap pada dirinya sendiri
" ini udah salah dari awal bahkan sekarang pun salah kenapa harus di pertahan kan si ga?"
"jadi maksudnya seharusnya saya tidak mempertahankan pernikahan ini " tanya arga dengan melihat caca
caca menganguk " benar dan saya yang akan bilang ke mama bahwa kita tidak bisa melanjutkan pernikahan ini" caca melangkah meninggalkan arga namun tangganya di cekal arga
"kenapa.? apa karna kita tidak saling kenal.? ayolah ca bahkan pernikahan ini baru 2 hari" arga binggung dengan wanita di hadapannya entah apa maksud sebenarnya
caca melepas cekalan di tanggan arga "saya akan pulang kerumah kita bisa berpikir mau lanjut atau berhenti sebelum pernikahan ini terdaftar" caca melangkah pergi meninggalkan arga
arga mengusap kasar wajahnya " sepertinya tidak mudah menaklukan primadona UGM"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Luluk Cheryl'smom
UGM apa udh pindah ya...we jd linglung
2021-06-07
0
Etik Yuliana
kuliah di ugm..tp kok tinggalnya di jakarta???
2021-01-30
2
Biruuuu
Boom like dari Cinta yang Beda Hadir kak 😉
Jangan lupa Mampir ya kak😉🙏
Semangatt terus kak💪
2020-11-16
1