LMH 20

Caca melihat muka arga dengan kesal sedangkan arga sepertinya masa bodoh beruntung keduanya mampu mengibuli keluarga masing masing jika tidak caca tidak diperbolehkan pulang ke Jakarta

berbagai alasan yang mereka ajukan agar caca tinggal di bandung selama kehamilan namun itu bukan ide yang bagus karna mengancam terungkapnya drama yang mereka ciptakan

Caca dengan tekat yang membara membujuk luna dan Edwin begitu juga dengan arga yang membujuk Linda dan ardi dengan berbagai drama lain

arga yang ingin berduaan....

arga yang tidak bisa jauh dari caca.....

bahkan arga mengarang jika arga tidak bisa tidur tampa memeluk caca

sedangkan caca sudah ingin mengubur arga jika saja ia tidak bersandiwara beruntung dengan penuh drama itu akhirnya mereka di izinkan pulang ke jakarta dengan syarat jika caca harus naik pesawat bersamaan dengan linda dan Ardi yang akan kembali ke canada dan tiap 4 jam sekali caca atau pun arga harus mengabari luna atau linda

keduanya langsung setuju yang penting bisa pulang kejakarta

"itu muka ngak berdosa amat pak" sindiran harus caca membuat arga menoleh

"kenapa.? " tanya arga dengan binggung

caca mendengus " ma arga ngak bisa tidur kalau ngak meluk caca, arga inilah arga itulah apaan preeet" arga hanya mengusap wajah nya

"lebay, entar dikira kita apaan lagi" sambung caca dengan kesal

tanggan kiri arga langsung menoyor muka caca " muka aja cakep otak ngak di pakek" caca mengusap jidatnya dengan kesal

"ini saya lakuin biar kita bisa pulang ngak makasih banget " grutu arga tampa peduli jika caca misu misu di sampingnya

"iya iya makasih suami kercinta tersayang udah kan " arga hanya melirik caca sekilas tampa menjawabnya

"ga loe capek ngak.? " pertanyaan caca membuat arga melirik caca lagi

"gini gue ngak maksud apa apa ya kita kan sepakat mau mulai dari awal nikmatin sisa pernikahan ini ya walaupun ngak tau kedepannya gimana" " tapi gue berharap berlanjut ga " lanjut caca dalam hati

"gimana kalo kita mulai semuanya dari pertemanan.? biar lebih akrab gimana.? " caca mengutarakan hal yang membuatnya tidak nyaman selama ini walaupun ia greget sendiri dengan sikap arga yang kadang suka plin plan kadang cuek kadang usil

arga mellirik caca lalu tersenyum " deal" arga mengulurkan tanggannya yang langsung di sambut oleh caca

setibanya di rumah caca langsung merebahkan diri di sopa tampa peduli jika arga sama capek nya dengan dirinya bahkan arga juga harus menjemputnya di rumah lama nya padahal arga berkendara dari bandung ke Jakarta dengan mengendarai mobil

"ca buatin minum gih" arga merentangkan otot- otot nya di sopa berharap bisa mengurangi pegalnya

"bikin sendiri gue capek ga " sahut caca masih dengan memejamkan mata

"gue capek ca"

caca mengubah posisinya menjadi duduk dengan menghadap arga " ga badan gue remuk " keluh caca

arga mengeleng lalu menuju kedapur meninggalkan caca

jangan di tanya kemana pangilan mas dan kata aku kamu yang mereka keluarkan dulu semuanya sirna setelah kata deal yang terucap.

caca menyusul arga ke dapur melihat arga meminun minuman dingin membuat caca merengut kesal

"gue ngak di bikinin " sahut caca yang sudah duduk di samping arga

arga menyodorkan minuman yang tinggal setengah karna merasa haus caca langsung meminum nya hingga habis

arga mendengus melihat kelakuan caca " saya heran sama cowok di kampus apa sih kelebihan kamu bikin semua cowok suka sama kamu." entah itu pertanyaan atau pernyataan yang arga keluarkan membuat caca kesal

"yang salah itu mata loe segini gue cantik semok body bahenol wajar la orang orang tertarik sama gue" caca berucap dengan sombongnya

arga langsung mencondongkan badanya ke arah caca membuat caca waspada " tapi bagi saya kamu itu jelek dan saya ngak tertarik hahahahahah" arga langsung tertawa dengan meninggalkan caca sendirian

tampa perduli ekspresi caca yang langsung berubah diam "gue akan berusaha mengubur hati gue ga karna gue tau dihati loe cuma ada putri "

"ca caca barang kami ini" teriak arga dari depan membuat caca berdiri

"iya bawel " caca bergegas menyusul arga kedepan

.

setelah menelpon Linda dan luna caca dan arga sama sama merebahkan dirinya di karpet ruang keluarga

"besok kuliah.? "

caca mengeleng " pembahasan sidang kemaren tinggal tunggu surat panggilan aja" arga menganguk

arga melihat caca " besok temenin saya ke mall ya"

caca mengubah posisinya menjadi duduk " ke mall.? loe ngak ke kampus.? " tanya caca membuat arga menganguk

"ada hal yang lebih penting " caca menatap arga dengan curiga

"udah entar saya traktir ok " arga berdiri membenarkan bajunya

"tidur udah malam" arga berjalan meninggalkan caca sendirian

"ga kamar gue kan belom di beresin" sahut caca yang melihat arga menjauh

"tidur di kamar saya aja dulu ca ayok sekalian bikin dedek " sahut arga dengan berteriak

caca kaget mendengar jawaban arga "gue baru tau kalau loe se menyebalkan ini ga.? "

"hahahahahah" suara tawa arga mengemah dari kamar membuat caca mengeleng

"dasar gilaaa" teriak caca tak kalah kencang namun ter selip senyum di bibir caca setelah ia ucap kata gila

.

.

.

.

.

.

.

.

langkah kaki lelaki itu mondar mandir mencari sesuatu berbeda dengan wanita itu yang hanya duduk bersilang kaki menikmati wajah resah lelaki itu

"ngak capek ap ga.? " tanya caca yang duduk dengan menyandarkan badanya di kaca

"cari yang lain aja ya" caca melongok 30 menit caca menunggu arga mencari sepatu wanita namun dengan santainya ia bilang cari di toko lain

"loe gila ya cuma perkara sepatu aja susahnya minta ampun, emang ngasi siapa sih pakek acara lengkap kayak gini.? " sahut caca dengan kesal

beberapa pegawai dan pembeli lainnya melihat ke arah mereka namun caca tidak perduli

arga menghentikan gerakanya lalu mendekati caca " ok sorry, ni loe cari makan belom makan kan.? nanti gue telpon aja kalo udah ada sepatunya " caca menatap arga kesal tidak habis pikir dengan perlakuan arga

dengan mukak tertekuk caca mengambil ATM yang di berikan arga lalu keluar dari toko untuk mencari makan

setelah memilih ingin makan apa caca langsung menuju cafe yang di tujuh

"sendirian aj ca" suara dari belakang membuat caca yang tadinya pokus ke layar komputer beralih ke sumber suara

aldo dengan cengiran khasnya membuat caca tersenyum tipis

setelah memesan makanan caca duduk menunggu makanan yang akan datang

"ca boleh gabung.? " caca menganguk

aldo duduk di depan caca " ca gue mau minta maaf. " ucap aldo dengan memainkan tangganya "gue udah nonjok doni dan kasar sama loe, gue emosi ca maaf " sambung aldo dengan gugup

caca melihat aldo jujur ia lebih senang aldo yang dulu aldo yang tengil selalu mengodanya dengan berbagai gaya

"gue udah maafin loe kok " aldo melihat caca

"beneran.? " caca menganguk membuat aldo senyum

"gue ngak salah nitipin hati gue sama loe, selain cantik loe juga baik " caca mengeleng tapi bibirnya mengeluarkan lengkungan yang membuat hati aldo berbunga

"ngak berubah banget ya loe udah mau lulus juga" aldo tersenyum

"hati gue udah milih loe gimana donk" sahut aldo dengan mengangkat pundaknya

caca tertawa geli " narsis abis" keduanya tertawa hingga peramu saji mengantarkan makananya

"selamat makan " ucap keduanya secara kompak lalu memakan makannya

"loe belom jawab pertanyaan gue ca" kata aldo di sela makannya

caca melihat aldo " yang mana.? "

"tadi gue tanya loe kesini sama siapa.? " tanya aldo lagi

"wow ada yang ngedet ni" suara lelaki membuat caca yang tadinya ingin bicara menjadi diam

aldo mendengus " nungguin loe kayak emak emak belanja keburu mati gue" namun lelaki itu tak ambil pusing

dengan santainya ia malah mencomot kentang yang ada di meja

"pesan sendiri wira " aldo menepuk tanggan wira ketika akan mengambil kentang itu lagi

"pelit banget sih" caca hanya mengeleng melihat kelakuan keduanya

"kamu disini" ketiganya kompak menoleh

caca yang masih kesal kembali melanjutkan makannya tidak peduli wajah aldo dan wira yang kaget melihat lelaki itu

"pak arga disini juga.? " tanya wira dengan kaget

arga tak menjawab ia lebih tertarik duduk di dekat caca dan meminun minuman caca

aldo melihat caca yang tidak terusik melihat kelakuan arga lalu ia melihat wira namun hanya di jawab gelengan

aldo melihat arga dengan menaikan alisnya "pak arga ngapain disini.? "

"saya nungguin caca" aldo menunggu respon caca namun lagi lagi seolah caca tak peduli

"caca sama saya pak bapak pulang saja" sahut aldo

arga melihat kedua lelaki dihadapannya "caca datang sama saya dan pulang sama saya"

"emang bapak siapanya caca.? " tanya wira

membuat caca melihat arga apakah arga akan jujur mengenai hubungan keduanya atau kan arga akan menutupinya

"apakah itu penting.? " jawaban arga membuat caca lemas seketika

"sadar ca apa yang loe harepin sadar. sadar.. " caca menguatkan hatinya untuk tidak berharap

sedangkan aldo dan wira kesal melihat dosennya ini

"gue duluan kalau kalian masih mau disini yaudah " tampa menunggu jawaban ketiga lelaki itu caca langsung pergi

setelah kepergian caca arga melihat aldo " sudah perna saya katakan jauhi caca dan kali ini ucapan saya tidak main main" arga melangkah pergi membuat keduanya saling pandang

"apa caca bakal jadi bini kedua.? " tanya wira

aldo melihat wira kesal " gue cincang tu dosen bikin pujaan gue yang kedua dia pikir dia ganteng gue rasa lebih gantengan gue dan perlu loe ingat wir setelah sidang gue bakal lamar caca " wira hanya mengeleng melihat temannya yang terlalu percaya diri

"terserah loe do yang penting sekarang pulang "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!