LMH 6

Dilmura

(marisa caca abimana)

21 tahun

dukun cantik nya UGM (universitas gadjah mada)

"ngak usah sok pacaran kalau berani gue tunggu dirumah sama kedua orang tua gue"

.

.

.

.Deng lun

(Arga Albara Putra)

31 tahun

target langsung nikah

.

.

.

shelina sahabat caca

Irene Arumi sahabat caca

Mikayla azwan sahabat caca

. doni sanjaya sahabat para wanita

Adrian Aditama teman arga

irene dan marisa caca menghadiri acara rauni

aldo wijaya

.

##########################

jangan di tanya lagi perasaan caca setelah kejadian di pelaminan yang harusnya jadi hari bahagia alisa dan revan tapi malah ia yang ada disana memikirkan itu membuat otak pintarnya lemot.

"ca " elusan di tanggan menyadarkan caca jika di hadapannya ada dua keluarga yang berkumpul hanya mba Alisa yang tidak ikut karna merasa terpukul atas kejadian ini

setelah akad memang semua tamu pulang dan akan kembali pada resepsi nanti malam di hotel berbintang milik dodi

"maafkan keluarga kami Edwin sunguh kami tidak ada niat membuat kalian malu" ardi berulang kali mengucapkan kata itu dengan sesal

"sudahla di ini sudah terjadi, jujur saya kecewa anak saya kalian buat mainan tapi ini bukan salah kamu" Edwin melihat ke arah dodi dan keluarganya

lalu melihat ke arah caca sesal kenapa malah anaknya yang menjadi korban ke egoisan revan

"marisa " pangilan edwin membuat caca melihat ke arah papa nya itu

"maafkan kami nak marisa ini sungguh bukan kehendak kami" sahut dodi dengan menatap caca

caca melihat lelaki itu lalu melihat kembali ke arah luna, luna menganguk tersenyum

" kamu dan arga gimana.? " tanya salah satu lelaki itu

semua orang menatap caca namun tidak dengan lelaki yang tadi mengucap ijab kabul dengannya lelaki itu malah memejamkan mata dengan terus memijat pangkal hidungnya

"arga.? arga siapa ? " caca binggung pasalnya siapa arga caca tak mengenalnya

caca merasa ia akan di diskusi mati melihat tatapan horor dari beberapa orang disana sedangkan lelaki tadi membuka matanya dan melihat caca

"kamu ngak kenal arga.? " tanya salah satu wanita disana

caca mengeleng lalu menatap luna meminta penjelasan " astaga arga kamu ngak kenal sama orang malah kamu ajak nikah " sahut wanita tadi yang membuat caca tau bahwa lelaki itu namanya arga

arga menatap semua yang ada disana " jujur saya ngak bisa mikir cuma ini yang terlintas dipikiran saya setelah saya melihat caca " arga mengalihkan pandangan ke arah caca

" kamu tidak keberatan kan ca menikah dengan saya" caca tidak tau harus menjawab apa ia menunduk memainkan kukunya

terus merutuki pikiranya kenapa otaknya seakan tak berfungsi

luna mengelus pundak caca " mungkin ini jalannya caca harus berjodoh dengan keadaan begini caca ngak keberatan kan? " mendengar itu caca melihat luna

"sudah saatnya kamu melepas semuanya " caca tau selama ini luna khawatir dengan keadaanya tapi luna selalu berusaha kuat

tak ingin membuat kecewa luna akhirnya caca menganguk, membuat beberapa orang yang tadinya menahan nafas kini bernafas lega

seorang wanita mendekati caca " maaf jika kamu harus ikut dalam situasi ini kamu boleh bercerai jika tidak ingin dengan arga" caca melihat wanita itu

"bagi saya pernikahan bukan suatu permainan tante, jika ini sudah jalannya saya akan mencoba menjalani pernikahan ini mencoba mengenal arga " wanita itu tersenyum lalu memeluk caca

"pangil saya mama karna saya sekarang mertua kamu" ada kelegaan di setiap wajah yang caca lihat.

"satu masalah telah selesai sekarang waktunya kita mencari revan" sahut Ardi pada semuanya

"biar saya yang cari" arga berdiri namun di tahan dodi

"jangan bikin paman tambah merasa bersalah ga, paman mohon cukup sudah kamu melindungi revan kali ini biarkan revan berurusan dengan paman"

ardi berdiri menenangkan dodi" tenang di tenang"

arga ingin menyela ucapan dodi namun di tahan defan " jangan mas malu sama marisa dan keluarga "

arga melihat caca lalu mengusap mukanya

"baikla ayo sekarang kita cari ___"

"ma mama " pangil lisa dengan menuruni tangga menghampiri keluarganya " tadi ada yang nelpon bilang revan dirumah sakit"

semua keluarga menatap lisa dengan kaget "kamu yakin Sa? " tanya Edwin

lisa menganguk " iya pa revan dirumah sakit ayo kita kesana rumah sakit pelita pa " mendengar itu semuanya bergegas kerumah sakit pelita bahkan caca dan arga pun ikut dodi segera menghubungi orang kepercayaannya untuk mengurus tamu undangan dan penundaan acara nanti malam .

.

.

.

.

setibanya disana mereka langsung menuju ke meja resepsionis

"sus apakah ada pasien yang bernama revan.? " tanya dodi pada suster

"ini keluarga bapak revan.? " dodi menganguk "ikut saya pak " semuanya mengikuti suster hinga menuju ruang oprasi

lara kaget anaknya yang seharusnya bahagia kini harus berjuang di dalam sana

" sebelum pingsan bapak revan menyebut nama Alisa apakah ada mba Alisa.? " tanya suster itu

Alisa maju " saya Sus"

suster tersenyum " ini titipan pak revan tolong doakan supaya semuanya lancar"

" Aamiin" lisa membuka apa yang diberikan suster ternyata itu kalung yuni mendekat lalu memeluk anaknya

" sabar sayang" semuanya larut dalam kesedihan sedangkan arga dan caca hanya duduk diam tampa suara sedikit pun

.

.

.

..

.

Setelah mengetahui jika revan kecelakaan sedikit legah di hati para orang tua karna revan tidak kabur tapi ada musibah namun berbeda dengan caca dan arga seperti sekarang setelah pulang dari rumah sakit keduanya memutuskan untuk berbicara di taman belakang tempat acara ijab kabul tadi siang bahkan baju keduanya masih mengunakan baju tadi siang

"Semuanya sudah jelas sekarang " Arga mulai bersuara " Lalu apa kamu ingin mengubah pilihan ..? " Arga menatap caca yang masih betah diam

Jujur ia mengakui jika caca pantas di eluh eluhkan UGM Kulit yang putih, hidung munggil, bibir merah pantas banyak yang suka tapi arga tak menyangkah jika ia akan terjebak dengan keadaan ini

Caca memejamkan mata tampa perduli ekspresi orang di sampingnya " jika itu keputusan kamu saya Terima" Sahut caca namun masih setia menutup kedua matanya "tapi saya sudah bilang pada mama Linda saya mau mencoba menjalaninya" sambung caca lagi

Arga diam namun matanya tetap memandang caca "bukan karna saya ingin anda menjadi suami saya tapi bagi saya pernikahan bukan la sebuah mainan walaupun dengan keadaan yang seperti ini " Mata caca terbuka lalu menghembuskan nafas lelah "saya masuk dulu" Caca berdiri meninggalkan Arga sendirian ditaman

setelah kepergian caca Arga berulang kali memijat pangkal hidungnya berharap pusing yang ia alami berakhir namun ini adalah salahnya seharusnya ia tak gegabah

"Saya tau kamu masih ragu" Edwin duduk disamping Arga

"Jika memang ingin pisah silahkan toh kalian memang tidak saling kenal" Edwin menepuk pundak Arga " Tapi saya akan sangat berterima kasih jika kamu mau melanjutkan pernikahan ini " namun lidah arga seakan keluh untuk menjawab perkataan edwin

Helai napas kasar Edwin dapat di dengar Arga " Pernikahan memang dapat kita atur semau kita kapan, dimana dan dengan siapa kita menikah, pernikahan juga menyatuhkan dua orang yang berbeda karakter, tapi semuanya atas jalan dan ridhonya yang di atas kita hanya mampu berencana tapi Tuhan telah menentukan jalan kita masing masing, setelah apa yang terjadi saya hanya ingin putri saya baik baik saja"

arga mendengarkan ucapan edwin arga tau jika edwin menaruh harapan besar kepannya Arga sadar ia yang membawa caca kedalam situasi ini seharusnya ia pun bertanggung jawab dengan keputusannya

Melihat Edwin tak membuka suara lagi akhirnya Arga menghadap ke arah mertuanya "maaf kan saya, saya tau saya gegabah tampa memikirkan resiko apa yang terjadi kedepannya, tanpa memikirkan apakah caca bersedih atau tidak"

Edwin melihat Arga " Izinkan saya membina rumah tangga dengan anak bapak"

Edwin melihat kesungguhan di mata Arga ia pun tersenyum " Bapak izinkan semoga kamu dan caca bisa bertahan sampai maut memisahkan " arga menganguk

"sekarang ayo kedepan orang tuamu ada disana" edwin berdiri mendahului arga

Keduanya menemui luna, Ardi dan linda yang ada di ruang tamu keluarga yang lain sebagian pulang dan kerumah sakit ada juga yang beristirahat

arga duduk mendekati Linda "pa ma Arga akan mencoba melanjutkan pernikahan ini " Arga berucap bersamaan dengan caca datang membawa air minum

Ardi tersenyum " Papa setuju ga tapi mulai semuanya dari awal jangan lansung gas ya" Semuanya kompak tertawa mendengar penuturan ardi sedangkan Arga menunduk malu mendengar ucapan ardi

Caca yang binggung langsung buka suara" Apanya yang di gas om.? " Pertayaan caca membuat yang lain semangkin tertawa sedangkan Arga menatap caca dengan tatapan yang tidak di mengerti

Setelah berbincang bincang Ardi dan Linda memutuskan untuk pulang sedangkan Arga disuru menginap

Dan disinilah Arga sekarang melihat sekeliling kamar caca yang di penuhi cat abstrak

"Mas Arga mau mandi.? " Pertayaan caca membuat Arga sadar dari lamunanya

"Saya ambil baju papa dulu " Caca langsung keluar dari kamar tampa tau jawaban Arga

Jujur deg degan iya takut juga iya pasalnya selama ia hidup hanya beberapa lelaki yang dekat dengannya itu pun hanya paman ayah dan kerabat yang lain.

Caca memang tidak perna pacaran sama sekali tidak pernah tapi bukan berarti ia lugu dan tidak tau apa apa hanya saja ia malas, menurutnya pacaran hanya akan membuatnya sakit hati

Alisa sering menghubungi caca hanya untuk curhat begini begitu bahkan alisa juga perna menangis mengurung diri dan itu hanya perbuatan sia-sia menurut caca

"Ma " caca mengetuk pintu kamar kedua orang tuanya

mendengar jawaban dari dalam caca menghentikan ketukannya dan tak lama luna keluar " Kenapa ca.? " Tanya luna

"Em itu ma pinjam baju papa " Luna tersenyum lalu menganguk " Sebentar ya" Caca bersandar di balik tembok menunggu luna

Tak lama luna keluar dengan baju di tangganya " Ini "

. "Ca " Panggil luna yang menghentikan langkah kaki caca

"Ya" Sahut caca

"Apa eyang putri belum tau.? " Caca menganguk membenarkan

Luna bernafas lega" Eyang putri biar mama dan papa yang ngurus kamu hanya perlu ikut dengan nak Arga ya" Nasehat Luna

Caca hanya menganguk dan meneruskan langkahnya, sebelum kedua orang tua Arga pulang semuanya memang sudah di bicarakan caca akan ikut Arga tinggal di jakarta

Bahkan caca baru tau jika Arga juga tinggal di jakarta

Sedangkan kedua orang tua Arga besok akan kembali ke canada bersamaan dengan maudi adiknya arga

.

...

.

maaf ya partnya banyak di ganti hanya mencoba senarutal mungkin

Terpopuler

Comments

Lia Kiftia Usman

Lia Kiftia Usman

menarik... baru mampir

lanjut aah

2024-12-19

0

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

ga bisa ngehalu ga ada visualnya

2022-10-20

0

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

visualnya ga ke buka

2022-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!