LMH 10

hari kedua Arga mengajar di kelas caca membuat darah caca mendidi pasalnya semua jawaban caca tak perna dihiraukan Arga ia malah pokus pada jawaban siswi lain yang membuat sebagian dari mereka senang bukan main

caca bukan cemburu hanya saja ia takut jika ni lainnya di semester terakhir ini berkurang karna caca berencana untuk magang di prusahaan

mengabaikan kekesalannya caca membuka pintu namun terkunci caca baru ingat jika dia ngak punya kunci rumah arga

"huuuhhh" caca duduk di teras depan rumah arga mencoba menunggu

"jam berapa si tu orang pulang" tanya caca pada dirinya sendiri pasalnya sudah satu jam caca menunggu

"pulang kerumah mama aja kali ya" caca melangkah keluar memesan gojek untuk mengantarnya ke rumahnya yang ia tempati dulu

setibanya di rumah caca langsung membuka kulkas meredahkan tengorokannya yang kering

"loe non caca, kapan sampek.? " tanya bik ina yang melihat anak majikannya yang ada di dapur

"barusan bik " caca meletakan kembali air minum kedalam kulkas lalu membuka toples es cream dan memakannya

"non "bik ina mendekati caca di meja makan

" kenapa bik.? " tanya caca yang penasaran

"kok non balik sendiri" caca menatap bik ina curiga

bik ina yang di tatap begitu cengegesan " bibik tau non nyonya ibuk udah cerita" caca cemberut mendengar ucapan pembantunya itu

tampa menjawab caca kembali memakan es creamnya "non" panggil bik ina lagi

namun caca seakan tak goya dengan regekan pembantunya itu

"non jawab atuh bibik teh penasaran bibik belum liat wajahnya aden ganteng ngak.? " tanya bik ina lagi

"kepo"

mendengar jawaban caca bik ina lalu berdiri mendekati caca dan menggelitik anak majikannya itu

"hahahaa ampun bik hahaha sudah sudah iya hahaah "

"eeehhmmm" suara seorang lelaki yang berdiri di pembatas antara dapur dan ruang tamu lelaki itu adalah arga sedangkan caca melihat arga lalu melengos

"eh iya den nyari siapa.? " tanya bik ina dengan mendekat ke arga

arga melihat pembantu itu dan tersenyum " saya mau jemput caca bik" mendengar jawaban arga bik ina tersenyum

"ini teh pasti suaminya non caca ya" arga menganguk lalu mendekat ke caca mengambil box es cream caca langsung memakannya

"itu punya gue" sahut caca ngak Terima esnya dimakan arga

"gue juga mau" tampa perduli arga terus memakan es itu

"den biar bibik masakin aja aden pasti laper ya" arga menganguk

" bener bik pulang kerumah istri ngak ada ngak ada makanan yaudah makan mana adanya aja" caca hanya melihat sinis ke arah arga lalu memakan buah yang ada di depannya

"belajar masak sana sama bibik udah nikah juga ngak bisa masak" sindir arga pada caca yang hanya makan buah

sedangkan caca acuh seolah tak mendengar "aden nyuru siapa belajar masak.? " tanya bik ina yang ternyata mendengar ucapan arga

"ya siapa lagi bik yang ada di sini"

bik ina melihat caca "aden nyuru non caca belajar masak.? " tanya bik ina

"la non caca mah jago masak den masa aden ngak tau sih" mendengar penjelasan bik ina arga menatap caca yang asik makan buah seolah tak terusik dengan obrolan mereka

"ngak usah di ladeni bik orang gila ini " caca berucap lalu pergi ke ruang tamu

sedangkan bik ina hanya geleng geleng kepala " aden ngak tau ya kalo non caca jago masak. ? " arga menggeleng

"dia bilang ngak bisa masak bik" jelas arga

"non caca kebiasaan " bik ina meletakan sepiring nasih goreng di hadapan arga

"selamat makan den" arga memakan nasi goreng itu

"aden sama non caca cocok deh sama sama jahil rumah pasti rame" arga menghentikan suapan nasinya

"ehm maksud bibik.? " tanya arga

"iya den non caca itu jahil suka bertindak ngak liat situasi dan bibik liat aden juga sama jahilnya" jelas bik ina " padahal kalian menikah tidak saling kenal tapi seperti sudah kenal lama" mendengar ucapan bik ina arga jadi diam

"yaudah den bibik ke depan dulu" arga hanya menganguk

arga merenung melihat kelakuannya yang berubah hanya dalam beberapa hari cuma karna caca "mungkin hanya perasaan bik ina saja" arga kembali melanjutkan makannya

setelah selesai makan arga pergi ke ruang keluarga disana ia melihat caca yang tertidur di karpet sedangkan TV masih menyala.

arga melihat jam yang sudah menunjukan angka 3.30 arga mendekat ke arah caca "ca caca " arga menepuk pundak caca

"ca" panggilnya lagi namun caca tidak bangun juga

"ca caca bangun ca" arga menepuk pipi caca barula caca membuka mata

"kenapa.? " tanya caca dengan duduk bersandar kaki sopa

"bangun pulang "

"pulang kemana.? ini rumah gue" tanya caca tak paham pasalnya ini rumah caca

"kerumah gue ayok" arga membantu caca berdiri

"is gue mau tidur disini aja ya ga " regek caca

"ngak ngak besok besok aja ayo pulang"

"bik bibik "

"iya den" sahut bik ina dari dapur dan tak lama wanita paru baya itu keluar

" saya sama caca mau pulang dulu " bik ina yang melihat caca cemberut lantas menganguk

"hati hati den"

caca mengikuti arga ke mobil dengan wajah kesal bahkan hingga tiba di rumah arga pun wajah caca masih sama tampa memperdulikan arga caca langsung masuk ke kamarnya berharap bisa melanjutkan tidurnya

sedangkan arga hanya mengeleng lalu masuk ke kamar untuk membersihkan diri setelah membersihkan diri arga ingat ucapan bik ina jika caca bisa masak

arga bergegas menuju dapur melihat isi kulkas yang hanya di isi telur dan air akhirnya arga memutuskan untuk ke supermarket terdekat membeli kebutuhan dapur

"ajak apa ngak ya. ? " ucap arga ketika melewati kamar caca "udalah mungkin caca capek" arga langsung menjalankan mobilnya menuju supermarket terdekat

arga memasukan beberapa sayur daging serta bumbu lainnya yang ia pilih setelah membaca keterangan terlebih dahulu

"pak arga " arga melihat asal suara disampingnya

"mis ema" wanita itu tersenyum

"beli kebutuhan dapur pak" tanya ema ketika melihat isi keranjang belanjaan arga

"iya mis " sahut arga masih dengan memilih bahan makanan

ema juga memilih bahan makanan "oya pak tadi di kampus saya denger anak anak ngomongin pak arga katanya pak arga udah nikah saya jadi geli sendiri padahal pak arga masih lajang " jelas ema dengan tersenyum geli

"eehhmm saya duluan mis " arga langsung pergi menuju kekasir untuk membayar belanjaannya

setelah selesai arga langsung menuju ke rumahnya

.

.

.

setelah membersihkan diri caca keluar kamar karna mendengar ketuka pintu "ada apa ya pak" tanya caca ketika melihat 3 lelaki di depan pintu

"ini buk kami mengantarkan perabotan pak arga" sahut salah satu dari mereka dengan menunjuk ke mobil pik up

caca melihat ada beberapa barang seperti lemari hias dan lain lainnya " sudah dibayar pak.? " tanya caca

kurir itu menganguk "iya mba ini notanya" caca mengambil nota itu

"yaudah pak silahkan di bawah ke dalam" kurir itu memasukan barang barang sedangkan caca mencoba memangil arga namun tak ada sahutan

"kemana sih ga arga" namun lagi lagi ngak ada jawaban

akhirnya caca memutuskan untuk ke kamar arga "ga arga loe di dalam" tak mendapat sahutan caca langsung membuka pintu kamar

namun kosong " tu orang kemana sih pergi ngak bilang bilang" kesal caca namun ketika akan berbalik ia melihat poto satu satunya poto yang ada di kamar itu

caca diam "jadi ini ceweknya arga.? " caca memegang piguran itu menatap poto keduanya

"maaf ya gara gara gue loe jadi ngak bisa bersama arga"

"tapi gue pastiin ini ngak lama lagi akan berakhir"

tekat caca sudah bulat ia harus segera menghubungi keluarganya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!