LMH 13

caca duduk di taman menikmati pagi tampa memperdulikan lelaki yang sedari tadi berdiri di belakangnya

merasa di abaikan Arga mendekat duduk disamping caca " gimana hidung kamu.? " tanya Arga walaupun ia tau hidung caca sudah baik baik saja

"sudah sembuh" Arga menganguk lalu memgeluarkan kotak kecil

"ini dari mama" caca hanya melihat itu tampa mau mengambilnya

"masalah putri kamu salah paham dia hanya teman kuliah bahkan kami tidak ada hubungan apa-apa" Arga berharap mendapatkan respon namun sepertinya salah caca tetap diam

"saya juga sudah menjelaskan pada kedua orang tua kita jika kita akan mencoba sekali lagi pernikahan ini" caca tau masalah ini hanya sepeleh tapi entah kenapa caca merasa semuanya salah

"ca saya mohon enam bulan jika dalam enam bulan kita tidak ada perasaan apa apa kita boleh pisah " caca langsung berbalik mendengar perkataan arga

"jika salah satu dari kita ada persaan gimana.? " pertanyaan caca membuat arga menatap caca

"tergantung jika salah satu dari mereka mau belajar mencintai maka kita akan bersatu tapi sebaliknya jika tidak maka harus melepaskan" caca diam menunduk

sejujurnya caca tidak yakin enam bulan selalu bersama tidak ada hati yang terikat

caca tidak yakin jika hantinya akan baik baik saja setelah enam bulan berlalu

sejujurnya tiga hari ini caca selalu memikirkan pernikahnya mempelajari hukum pernikahan baik dari umum atau pun agama membuat caca tau hukum seorang istri yang sebenarnya.

caca melihat Arga " oke gue juga akan berusaha selama enam bulan" jawaban caca membuat Arga tersenyum

"ni pakek" Arga memberikan cincin yang sama denganya

caca tersenyum miris baikan bukan berarti Arga mau memakaikanya cincin

.

.

.

.

caca menyiapkan sarapan belajar benar benar menjadi istri yang sesungguhnya ya walaupun tidur masih terpisah

"masak apa.? " tanya Arga ketika tiba di meja makan

"nasi goreng " Arga langsung duduk memakan nasi goreng buatan caca

sedangkan caca bersiap untuk pergi ke kampus "ngak makan dulu ca.? " tanya Arga ketika melihat caca hanya meminum susu

caca mengeleng lalu meletakan bekal di samping Arga " buat saya. ? " tanya Arga sedangkan caca hanya menganguk

"ngak papa kan.? " tanya caca kawatir takut jika Arga tidak menerimanya

Arga tersenyum " biar hemat" lalu memasukan bekal itu kedalam tasnya

keduanya menuju kampus berbarengan " duluan ga" sahut caca ketika tiba di parkiran

caca melangkahkan kaki memasuki kampus seketika langkahnya terhenti melihat lelaki yang berbicara dengan mis ema

caca berusaha menajamkan penglihatan apakah benar itu adalah lelaki itu atau caca hanya salah orang

tepukan di bahu caca membuat caca mengalihkan pandangannya "ngapain disini.? " tanya doni yang melihat caca hanya diam

caca mengeleng "ke kelas yuk" ajak doni membuat caca langsung mengekori doni

setibanya di kelas sela dan Kayla sedang asik bercerita " nyeritain apaan sih.? " tanya caca pada keduanya

sela melihat caca " ini ca si Kayla kangen irene katanya " doni melihat Kayla dengan horor

"loe ngak lesbi kan.? " pertanyaan doni membuat Kayla kesal

"sembarangan aja kalo ngomong is itu mulut mau ya di kolekin cabe " ucapan Kayla bukan membuat takut malam membuat geli

"ngak usa ketawa awas kalo ketawa" ancam Kayla pada caca dan sela

sedangkan keduanya mencoba tidak tertawa mendengar marahan Kayla

berbeda dengan doni yang sudah ngakak dari tadi "sialan loe don" maki Kayla

"emm itu mulut ya" sahut doni membuat Kayla diam

"lagian loe ada ada aja pakek kangen irene segala kayak ngak ketemu aja di kos" sahut caca mengeleng

"pagi doank itu pun kalo irene atau Kayla ngak pergi duluan" sahut Kayla

irene sedang menjalani masa terakhir koas nya pengumpulan data buat sidang skripnya itula kenapa irene tidak ke kampus lagi

"marisa" pangilan dari akbar membuat ke empat nya menoleh

akbar mendekati caca lalu memberikan buket coklat untuk caca

"ehmm cie akbar " sahut teman yang lain sedangkan akbar nampaknya biasa saja

"ini tu bukan dari gue ni ada pengirimnya" akbar menunjuk kartu ucapan yang ada disana

"oohhhhhh" seketika suara kompak mereka membuat akbar geleng geleng kepala

"makasih bar" akbar hanya menganguk lalu keluar kelas lagi

"dari siapa.? " tanya doni melihat Kayla membaca kartu ucapan itu

"ngak ada namanya cuma ditulis kita ketemu lagi" Kayla sela dan doni melihat ke arah caca

sedangkan caca mengeleng " gue ngak tau"

.

.

.

.

.

pagi minggu ini caca bergelut dengan alat dapur caca memang jarang memasak karna kesibukanya di kampus tapi pagi ini ia menyempatkan diri untuk memasak entahla kadang memasak membuat caca lupa waktu kadang bikin mud nya hancur

"masak apa ca.? " tanya Arga yang datang dengan badan penuh keringat habis olaraga

melihat arga kadang caca berpikir untuk memulai pernikahan sesunguhnya dengan arga tapi di sisi lain caca takut jika hanya dia yang berharap

"ca.? " pangil arga lagi seakan tersadar caca meringis

arga mengeleng " gosong baru tau rasa melamun mulu" sahut arga beralih ke kulkas

deringan telepon rumah membuat caca heran siapa yang telepon pagi pagi " ga angkat gih"

arga melihat caca sekilas lalu menuju telepon rumah sedangkan caca masih menyelesaikan masajannya

"pengemar kamu banyak juga ya" ucap arga setelah kembali dari ruang tengah

caca merasa binggung mendengar ucapan arga " itu tadi bik ina nelpon dirumah ada boneka besar buat kamu" mendengar itu caca merasa tambah binggung pasalnya ini baru pertama kali ada yang memberi kado selama ia kuliah tidak ada satu orang yang berani memberikan kado atau semacamnya kerumah

ketika caca ingin bertanya ternyata Arga sudah pergi mengabaikan semuanya caca kembali menata makanan di meja

tok.. tok.. tok... caca mengetuk pintu kamar Arga yang terletak bersebelahan dengan kamarnya

"kenapa.? " tanya Arga yang keluar dengan kaos santai

"sarapan sudah di meja gue mandi dulu" setelah mengucapkan itu caca menuju ke kamarnya mengambil handuk lalu masuk kekamar mandi

setelah selesai caca mengeringkan rambutnya namun suara notifikasi HP membuatnya beralih ke hpnya siapa tau ada yang penting

ternyata itu dari irene

Love Irene 🐣

"ca gue ketemu dia kemaren"

ucapan yang menurut caca ambigu "dia" caca bertanya pada dirinya sendri merasa tak mengerti caca langsung membalas pesan irene

^^^to Love irene🐣^^^

^^^"dia siapa.? "^^^

Love irene🐣

"bara"

caca diam benarkah laki itu kembali mengabaikan pikirannya caca kembali melihat notifikasi di hpnya

Love irene🐣

"gue baik baik aja jika itu yang loe kawatirin, gue malah kawatir sama loe"

^^^to Love irene 🐣^^^

^^^"gue baik baik aja gue hanya lupa sama muka tu orang kok😁"^^^

bohong jika caca lupa akan wajahnya tapi caca tak ingin berharap 4 tahun cukup untuk caca membuang semua rasanya demi persahabatan 4 tahun cukup bagi caca memantapkan hatinya menurutnya persahabatan yang terjalin 6 tahun tak akan goya dengan kehadiran lelaki dan terbukti itu ia lalui dengan irene

"ca caca " pangilan dari luar membuat caca tersadar

"ya ga " sahut caca ketika membuka pintu

"saya mau ke keluar bentar ada titipan.? " tanya Arga yang sudah rapi

caca mencoba mengingat " gue titip paket yang di rumah aja tolong ambilin" Arga menganguk lalu keluar

...melihat itu caca diam ia selalu ingat nasihat luna "jadilah istri yang baik ca mama hanya ingin kamu bersyukur walaupun Arga dan kamu belum saling mencintai tapi ia selalu menghormati kamu dan memperlakukan kamu sebagai wanita yang spesial ia tidak memaksa atas kewajiban kamu sebagai istri tapi sebagai istri yang baik kamu harus patuh bersikapla sebagai istri yang semestinya"...

menghembuskan nafas kasar dengan memandangi langit ruang tamu caca tak bisa berfikir apa yang Arga butuhkan darinya selama ini Arga tak perna mengutarakan ke inginanya

apa Arga ingin ia jadi istri yang sesungguhnya atau Arga hanya ingin caca dan Arga saling kenal

merasa buntuh dengan pemikiranya caca menyalahkan TV tapi ketika akan mengambil remot ketukan pintu membuat caca lantas berbalik ke pintu depan

"siapa ya.? " tanya caca ketika melihat wanita cantik dengan rambut sepundak

wanita itu tersenyum " ini pasti maudi ya adiknya Arga " ucapnya dengan mengulurkan tanggan

"gue putri" wajah caca yang tadinya binggung kini berubah jadi tegang

"putri.? " ulang caca yang mendapat angukan "sahabatnya mas Arga" caca yakin putri yang ini sama dengan putri yang beberapa hari lalu menghubungi Arga

"ayo masuk " caca mempersilahkan putri duduk dan membuatkannya minum

"gue ngak nyangka ternyata loe cantik banget pantes Arga dulu selalu posesif kalo ada yang deketin adiknya " caca hanya meringis

caca ngak mungkin bilang jika ia bukan maudi tapi melihat wanita ini caca jadi minder seorang wanita yang sempurna bukan wanita yang kekanakan sepertinya

lama keduanya mengobrol hingga suara seseorang menghentikan percakapan

"putri " suara seseorang membuat dua wanita itu melihat ke arah pintu

" Arga " putri lalu berdiri dan memeluk arga

"gue kangen banget sama loe " arga melihat caca hanya menundukan kepala

"put ngapain kesini " tanya arga yang seolah merasa risih

putri merengut " gue kan cuma ngunjungin temen lama gue "

caca hanya diam menunggu respon arga seperti apa namun sepertinya arga ngak tergangu " lagian gue mau nepatin janji gue" sahutnya lagi

caca merasa binggung janji apa yang arga dan putri buat namun tak mungkin juga ia bertanya " dan loe di loe harus liat ini " putri mengeluarkan poto

arga melihat caca " ini poto cewek ga gue udah nyariin loe cewek dari berbagai sepupu gue dan loe tingal pilih" berbagai poto cewek di letakan putri di depan ketiganya

"maudi juga boleh bantu pilih " arga menatap putri lalu ke caca " maudi.? tanya arga memastikan

putri menganguk " ini maudi adik kamu cantik tapi pendiem ya ga" caca hanya mengeleng ketika mendapat tatapan horor dari arga

membuat arga menghembuskan napas kasar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!