...««Selamat membaca !!««...
"Siap-siap keposisi!,"
"Baik tuan*!"
...«««...
BUGH! BUGH!
Putra melanyangkan pukulannya tepat dimuka Ghazel. "Ahhh.. sudah lama sekali aku ingin memukul wajah angkuhmu!" Putra menyeringai puas,
"Bagaimana rasanya?, kau puas!?" tanya Ghazel menatap tajam kearah Putra.
"Belum!, akan puas jika aku sudah membun*hmu!" teriak Putra,ketawa keras.
"Ck!, atau kau yang akan m*ti!" Ghazel menyeringai, mendengar itu Putra naik pitam dan langsung menodongkan pistol tepat di kepala Ghazel.
"Bermimpilah!" bisik Putra.
'Sampai ketemu di neraka! batin Ghazel.
DOR! DORR!
Suara tembakan mengenai anak buah Putra, jangan tanya bagaimana kondisi diluar gedung tentu saja sudah penuh dengan may*t
"A-apa yang terjadi?" ucap Martin panik, ia hendak melarikan diri tapi sudah keduluan dengan peluru yang terkena di kakinya.
DORR!
"Mau kemana?" seringai Han mendekat.
"K-kau!," Martin terkejut dengan kedatangan Han.
Putra yang melihat kedatangan Han dan bawahannya, ia langsung mengarahkan pistol ke arah kepala Ghazel, ia mulai panik melihat semua bawahan yang sudah tumbang, dan keadaan sekarang terbalik ia terpojokkan.
"Kalau kalian macam-macam boss kalian akan mati!" ancam Putra.
"Sepertinya kau mulai takut."ucap Ghazel remeh.
"Ck!, aku mati kau pun mati!" ucap Putra.
"Apa yang kau lakukan!" teriak Putra pada salah satu bawahannya yang menodonhkan senjata padanya, "kenapa kau!"
"Membun*hmu!"
"lepaskan pist*lmu!" bisik Erik.
BUGH!
Putra menyikukan tangannya mengenai dada Erik, membuat tubuh Erik mudur selangkah, dan Putra langsung penodongkan balik pist*l kearah Erik.
"Dasar pengkhianat!" marah Putra pada Erik.
"Bagaimana denganmu!," Ghazel berdiri tepat di samping Putra, entah sejak kapan Ghazel lepas, tapi ia sudah berada di samping Putra dengan pist*l mengarah tepat dikepala Putra.
"Ahh, kau benar-benar!," Ghazel langsung menendang kaki Putra, putra lansung jatuh tersungkur.
"Ikat dia" Titah Ghazel.
situasi sudah 180 derajat berbalik, awalnya Ghazel yang terduduk dengan posisi terikat, sekarang Putra yang mengantikan posisi Ghazel.
Meski Putra sempat melawan, tapi tenaganya tidak cukup untuk melawan bawahan Ghazel.
"Dan Han kau ikat Martin." lanjut Ghazel, jangan lupakan kondisi Martin yang sudah babak belur dibuat bawahan Ghazel.
"Baik tuan", Putra dan Martin di ikat bersebelahan.
"Erik! akan ku bunuh kau!" Teriak Putra penuh emosi.
Erik mengangkat sebelah alisnya, dan tersenyum meremehkan Putra.
"Kerja bagus Erik," puji Han.
yang di puji hanya tersenyum. "mari kita mulai permainannya" kata Ghazel tersenyum, menatap kearah Putra dan Martin.
"Bagaimana bisa, ini terjadi?" tanya Martin yang keheranan.
"Kau penasaran?" jawab Han.
...«««...
FLASHBACK!
"Tuan Han, kau memanggilku?"
"Ya, bagaimana apakah kau dapat info dari bajingan itu?" tanya Han pada orang itu.
"Putra bersembunyi di salah satu gedung bekas toko bangunan tuan"
"Sans, bagaimana dengan Erik,dan Fiki? " tanya Han.
"Dia saat ini sedang bersama Putra tuan"
Ya, tanpa di ketahui oleh Putra Han sudah mengirim tiga orang mata-mata dari orangnya, untuk mengikuti dia,dan Erik berhasil menyusup sebagai bawahan putra untuk mengali informasi.
"Hallo, ada apa Erik?"
"Hallo, tuan Han, saya mau mengabarkan jika ada orang lain yang membantu Putra, dan yang menaruh bom di mobil tuan Ghazel, adalah bawahan Putra!"
"Sudahku duga, siapa yang membantunya?" tanya Han lagi.
"Martin, ada pasti sudah mengenalnya"
"Wow!, tim yang bagus." Kekeh Han.
aku akan segera memberitahukan tuan Gahzel.
Han langsung menutu telponnya.
...«««...
"Hallo, tuan saya mau beritahukan jika Putra, dan martin sudah menyusun rencana" lapor Erik dari seberang sana.
"Apa?" tanya Han,
"Martin dan Putra berencana akan menjebak Tuan Ghazel dengan memberikan obat bius pada tuan Ghazel," ucap Erik.
"Bagus, kita jadikan jebakan yang mereka buat kita, menjadi jebakan untuk mereka sendiri." Seringai Han.
"Baiklah, saya tutup dulu,"
"Hmm.. "
panggilan terputus.
"Ck,! mereka benar-benar payah, hmm.. apakah tuan Ghazel sudah siap?." Han langsung pergi keluar kamar dan menuju kamar tuanya.
TOK..TOK..
pintu kamar Ghazel terbuka. Tanpa di suruh Han langsung mendudukkan tubuhnya di sofa.
"Han!, bagaimana penampilan ku?" tanya Ghazel sambil berpose gagah didepan Han.
"Baik." jawab Han.
"hah!, susah minta pendapat kamu, ayo pergi," ucap Ghazel langsung keluar dari kamarnya.
Ghazel dan Han memasuki Lift. "Taun saya ada info penting" kata Han.
"Apa?, Martin dan Putra berkerjasama, dan mereka berencana ingin menjebak anda!" kata Han dengan suara seraknya.
"Ck!, menjebak ku?,
"Iya taun, Erik mengatakan jika mereka akan membiusmu dengan minuman nanti," ucap Han lagi
"Siapa Erik?," tanya Ghazel heran.
"Mata-mata yang saya kirim untuk menyusup di markas Putra," jawab Han.
"Oh!, kita ikutin permainan mereka!" Seringai Ghazel.
ting..
suara lift terbuka dan mereka tiba di Lobby.
Saat berada di lobby Ghazel dan Han di kejutkan dengan kedatang seseorang.
"Martin!" Kata Ghazel memastikan.
"Aaa tuan Ghazel." sapanya lembut.
"kenapa kau bisa ada di sini?." tanya Han.
"Oh!, saya sengaja datang kesini untuk menjemput anda dan tuan Ghazel." kata Martin
...«««...
"Fiki, kau menyamarlah jadi pelayan di pesta nanti"
"kenapa harus aku?, Erik saja!," tunjuk Fiki pada Erik.
"Enak saja, sekarang giliran kau yang maju," tolak Erik,
"Jika tidak ingin di b*nuh tuan Han, ikuti perintahku!," ucap sans menatap tajam kearah Fiki.
Fiki hanya menarik napas pasrah, dari pada ia berakhir lebih baik jadi pelayan, toh hanya sebentar, "Baiklah, pastikan gajiku nanti naik," ucap Fiki tersenyum.
Sans, hanya mengelengkan kepala melihat tingkah rekan team nya itu, ia selalu berpikir mimpi apa dia sampai bisa seteam dengan Fiki dan Erik.
"Enzy lebih baik," gumannya pelan.
"Aku harus menelpon tuan Han," ucap Sans, sambil mengambil handphone nya dan mencari kontak boss nya itu.
"Hallo tuan, saya ingin memberitahukan Fiki yang akan menyamar menjadi pelayan dipesta Agung nanti," lapornya to the point.
"Ck, dasar tidak sopan, baik sans, Terima kasih" Han memutuskan panggilan sepihak.
telpon mati.
"Hah!, terima kasih?, sejak kapan Han bisa bilang terima kasih?" guman Sans menatap tak percaya pada ponselnya.
...«««...
"Wow!, pesta yang megah!," puji Fiki melihat bagaimana megahnya pesta dari seorang Agung.
"Aaa.. mana sih si Martin" guman Fiki lagi celingukan mencari targetnya.
saat ia menyelusuri area pesta, dia melihat Martin yang baru saja masuk, Fiki tersenyum dan langsung mengambil nampan yang sudah berisi minuman.
"Ahh hama nya sudah datang," seringai Fiki, "Mari Fiki kau buktikan kalau kau penipu handal," ia berjalan menghampiri Martin.
"Permisi tuan minumannya," tawar Fiki tersenyum ramah.
Martin menatap Fiki, "Aa.. kau!, bisa membantu ku?," tanya Martin, dengan merangkul pundak Fiki.
"Tentu tuan, apa yang bisa saya bantu?," tanyanya ramah, 'bahkan memb*n*hmu aku bisa' sambungnya membatin.
Martin tersenyum puas, ia memasukam bubuk obat itu kedalam minuman yang di bawa Fiki, "Berikan minuman ini sama laki-laki yang berjas nevvy itu," tunjuk Martin ke arah Ghazel.
"Baik tuan," jawab Fiki tersenyum.
saat sudah berjalan sedikit jauh Fiki menukar minuman tersebut, "Permisi tuan, ini minuman anda" kata pelayan tersebut sambil mengunjukan nampan minum pada Ghazel.
"Tuan, ini minuman yang tidak ada obatnya" bisik Fiki ia sudah menukar posisi gelas tersebut tanpa sepengetahuan Martin.
Ghazel mengambil gelas tersebut, "Terima kasih" senyum seringai Ghazel.
"iya tuan" balas Fiki turut tersenyum.
Saat Fiki berbalik dia melihat Han, yang melihat mereka dari jauh, sambil memganggukan kepalanya.
"Aaahhh.. haruskah aku berakting pura-pura pusing?" guman Ghazel.
"Sans, pasang Bom di sekitar tempat persembunyian bajingan itu," perintah Han lewat telpon.
"Tuan Ghazel, sudah dibawa Martin. Fiki! ayo kita ikuti mobil mereka,"
"Baik tuan, saya sudah mengumpulkan yang lainnya,"
"Good!, mari kita berpesta malam ini," ucap Han dengan suara yang mengerikan jika di dengar oleh orang normal. tapi merka kan tidak normal jadi biasa aja dengarnya.
Han paling normal deh.👉👈
FLASBACK OFF
...«««...
"Sialan kalian!, teriak Putra murka setelah tau yang sebenarnya.
"Hahaha.." Ghazel tertawa mendengar umpatan Putra, "Han berapa menit lagi bom itu meledak?," tanya Ghazel disela tertawanya, sambil menatap Putra dan Martin.
"20 menit lagi tuan," jawab Han,
"Aishh.. lama sekali!, bisa kau percepat?"
"Tu-tunggu G-Ghazel, maaf kan aku, a-aku terpaksa ka-karna di paksa sa-sama dia!" tunjuk Martin kearah Putra.
"Han apakah ada yang berbicara?" Tanya Ghazel, tidak memperdulikan ucapan martin.
"Tidak tuan"
Mereka sangat cocok, sama-sama mengerikan-Erik.
...««Bersambung»»...
**Jangan lupa; Like, komen, dan masukin ke RAK kalian, biar tau kapan Uci updatenya.
Oh ya, mau nanya, kalian bisa cerita Uci gimana?, tau cerita ini dari mana?, scroll noveltoon, atau dikasih tau teman/saudara nih?
Menurut kalian gimana chapter ini**???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Realpcy_Cyl
semangat kak
2022-02-16
1
Miss GH
lanjut gaskeun thour.
😀salam dady danzel.
2021-03-06
1