...««Selamat Membaca»»...
Ghazel dan Han sudah sampai di salah satu hotel di bali, hotel dengan view yang menghadap langsung kearah pantai, membuat siapa saja akan betah untuk tinggal di sana.
Saat sedang duduk santai di balkon kamarnya, ponsel Ghazel tiba-tiba berdering, saat melihat siapa yang menelpon Ghazel langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Ada apa?," tanya Ghazel to the point.
^^^"Kau sudah sampai ?, " tanya Naysa di seberang sana.^^^
"Sudah, ada apa?," tanya Ghazel kembali.
^^^"Tidak ada apa-apa, hanya ingin menelpon suamiku apakah tidak boleh?," ucap Naysa kesal.^^^
Ghazel menarik napas, dan mulai melembutkan suaranya "Boleh Nay, ada yang kau inginkan, aku akan membelikan-nya untukmu?," ujar Ghazel.
"Mmm, sayang aku ingin tas pengeluaran terbaru, bisakah aku membelinya?," tanya Naysa pelan.
"Beli apa saja yang kau mau, kau istriku, uangku tak kan habis hanya karna tas itu mu nay," jawab Ghazel.
^^^"*K*au benar, aku mencintaimu, terima kasih," ucap Naysa senang.^^^
"Hmmm, aku tutup dulu, kau baik-baik di sana, telpon aku jika ada apa-apa," peringat Ghazel, dan ia langsung memutuskan panggilan secara sepihak.
"Kau tak pernah membalas ungkapan perasaanku Zel," Guman Naysa, sambil melihat foto dia dan Ghazel yang terpasang sebagai Wallpaper di ponselnya.
Jujur Naysa iri dengan pasangan yang di luar sana, yang selalu punya waktu luang hanya untuk sekedar berbagi cerita, atau liburan bersama. Naysa sangat ingin merasakan itu semua.
Menjadi istri pertama dari seorang Ghazel mungkin bagi banyak orang di luar sana sebuah keberuntungan yang luar biasa, tapi Naysa merasa hubungan mereka sangat Kaku, meski ia paling dekat dengan Ghazel tapi belum bisa membuat seorang Ghazel jatuh cinta pada nya.
"Aku hanya ingin menjadi wanita yang mengisi seluruh hati mu, kenapa kau selalu menutupi kesempatan itu Ghazel?, " keluh Naysa.
...«««...
Suasana sore hari di bali membuat mood Ghazel yang awalnya buruk menjadi membaik, sunset merah jinga yang menyala membuat pemandangan dari langit dipantai menjadi semakin indah, ditemanani dengan segelas lemon tea menambah kenikmatan yang tak tertandingi.
"Sepertinya aku akan membangun hotel di disini lagi." guman Ghazel.
"Tuan Ghazel." ucap Han tiba-tiba.
Hah!..
Ghazel terkejut dengan suara Han yang tiba-tiba datang.
"Kau!, mengejutkan ku Han, kau ingin ku cepat mati, hah!?," ucap Ghazel marah, bercampur kesal, sesekali tangannya memurus dadanya.
'Astaga jantungku lemah'- Ghazel membatin kesal.
"Maaf tuan, saya hanya ingin menyampaikan berita penting," ujar Han.
"Katakan," balas Ghazel
"Terkait pengebom-an yang di bandara tadi siang, saya sudah menemukan pelakunya," kata Han dengan serius.
"Benarkah?, katakan siapa Han,?" ucap Ghazel, dengan senyum mengerikannya.
"Putra!," kata Han, menatap Ghazel lekat.
"Dia!, benar-benar ingin bermain dengan ku Han, hah!, aku sangat senang, tidak sabar menangkap tikus itu!," ucap Ghazel dengan seringai dan tawa kecil yang mengerikan.
Tawa Ghazel tiba-tiba berhenti, dan pandangannya langsung tertuju kearah pantai.
"Tuan, kau tidak apa-apa?," tanya Han, sambil menepuk pundak Ghazel pelan.
Apakah dia kemasukan nyiroro kidul?, tapi ngak Han, nyiroro kidul pasti tidak mau membawa orang gila Han membatin ngeri, karna melihat Ghazel tiba-tiba diam terpaku.
"Kenapa kau memandang ku seperti itu Han?, apa kau terpesona dengan pundak ku yang gagah ini?," ucap Ghazel memuji dirinya sendiri.
"Apa yang ada lihat tuan?," tanya Han, tanpa memperdulikan omongan Ghazel tadi.
"Hah,--" menarik napas, "--saya sedang melihat keindahan ciptaan Allah, kenapa?, sebaiknya kau keluar sana!, saya ingin mandi," usir Ghazel.
"Baik tuan," Han langsung keluar tak lupa ia membungkuk tanda hormatnya.
Setelah Han keluar, Ghazel langsung pergi kekamar mandi, karna dia akan pergi ke acara petunangan yang dia sendiri tidak tahu siapa yang bertunangan, hanya karna undangan martin dan ingin menangkap Putra ia rela terbang dari jakarta ke bali.
«««
Di kediamam Tn. Agung.
"Airyn di mana Lita?," tanya Anna mama Lolita.
"Dia belum kembali tan?," tanya balik Lolita pada mama Anna.
"malah nanya balik kamu ini," jawab Anna, mendengus heran.
"Ma, Loli," Teriak Airyn tersenyum, saat menghampiri dua wanita tersebut.
"Kamu lama sekali Ryn, ini sudah mulai gelap, sebentar lagi acara di mulai dan kau belum siap-siap Ryn?," Omel Anna pada putrinya itu
Airyn menekukkan muka nya, karna habis di omelan mamanya.
"Mulainya kan jam 8 malam, ini baru jam 6:30," guman Airyn pelan.
"Airyn kekamar dulu ma, ayo loli," kata Airyn sambil menarik tangan lolita menuju kekamar-nya.
Airyn dan Lolita sudah berada di kamar milik Airyn.
"Kamu dari mana aja sih ryn?," tanya Lolita pada Airyn.
"Pergi berdoa lah," jawan Airyn.
"Benar?," tanya Lolita sekali lagi, sambil melihat Airyn tajam.
"Terserah kalau ngak percaya!," kata Airyn, langsung masuk kekamar mandi, pergi meninggalkan Lolita, yang terus melihat kearah Airyn.
"Aneh," guman Lolita pelan.
...«««...
Anna yang semula mau keluar, mellihat heran salah satu putrinya itu mengendap-endap naik keatas seperti pencuri.
"Indah, kamu kenapa?," tanya Anna, menghampiri Indah.
"Eh, bunda, ngak kok, Indah ngak apa-apa," jawab Indah, samabil menampilkan cengirannya.
Ana melihat Indah dari ujung kaki, hingga kepala, setelah otu ia menatap kerah Indah, "Kenapa kamu basah?, jangan bilang kamu tadi main dipantai lagi Ndah?."
Indah tersenyum dan mengaruk kepalanya yang tak gatal, "He he, maaf bun, ta--"
"Bunda udah bilang, jangan main kepantai sore-sore gini!, dan sekarang kamu tau kan kalau acara pertunangan kakak kamu sebentar lagi dimulai, liat!, kamu masih kayak gini belum siap-siap!," omel Anna, untuk yang kedua kalinya.
"Iya bun, maaf, ini juga Indah mau siap-siap," ucap Indah pelan.
"Udah sana," Ana langsung meninggalkan Indah, setelah kepergian bundanya, Indah langsung melanjutkan langkahnya menaiki setiap tapak tangga, "Untung aja, tapi doa kayak tadi seru juga," kekeh Indah.
...«««...
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit, akhirnya Airyn keluar dari kamar mandi, dengan gaun berwarna nevvy yang sudah terpakai indah di tubuhnya, ia hanya tinggal memakai make-up dan menata rambutnya.
"Loli Make-up in ya," senyum Airyn.
"Hmm.."
Brakk.., pintu kamar terbuka keras, "Kak!" Teriak Aurel sambil tergesa-gesa.
"Ada apa?," tanya Airyn langsung berdiri panik.
"Ngak, manggil doang, ha ha ha," jawab Aurel sambil tertawa, dan ia langsung pergi, karna takut di amuk kakaknya.
"Rel!,sini kamu!, awas ya tunggu aja kamu!," teriak Airyn mengema, dia baru saja ingin melangkahkan kakinya ingin mengerjar adik Laknatnya itu, tapi langkahnya terhenti, "Ryn! duduk," perintah Lolita.
Dengan wajah cemberutnya, Airyn duduk didepan meja riasnya.
"Jangan terlalu tebal lolita!," ucap Airyn masih kesel.
"Tenang aja," balas Lolita, tersenyum, ia langsung medandani Airyn.
...«««...
"Han!, bagaimana penampilan ku?" tanya Ghazel sambil berpose gagah didepan Han.
"Baik," jawab Han.
"hah!, susah minta pendapat kamu, ayo pergi," Kata Ghazel langsung keluar dari kamarnya.
Han pun mengikuti langkah Ghazel.
Mereka sudah di lobby hotel, seketika Ghazel dan Han di kejutkan dengan kedatang seseorang, yang sudah tersenyum manis didepan mereka.
"Martin," ucap Ghazel memastikan.
"Aaa, tuan Ghazel," sapanya lembut,
"kenapa kau bisa ada di sini?," tanya Han, merasa aneh.
"Oh!, saya sengaja datang kesini untuk menjemput anda dan tuan Ghazel," Jawab Martin tersenyum.
'Mencurigakan' batin Han.
"Bukannya anda harus berada di acara milik kerabat anda ya?, kenapa kesini?," tanya Han lagi.
"Kalian adalah tamu penting, jadi saya ingin menjemput langsung kalian," jawab Martin tersenyum.
"Kau lucu! sekali, menjemput orang asing, dan megabaikan keluarga," ucap Gahzel terkekeh geli.
'Han, kau pasti memikirkan hal yang sama bukan' batin Ghazel, melirik kearah Han.
"Maaf, tapi anda tidak perlu repot-repot, kami disini ada supir yang bisa mengantar kami," ucap Han.
"Tidak, saya sangat senang bisa di repotkan oleh Tuan Ghazel dan tentunya anda juga sekretaris Han," ujar Martin.
"Han, dimana mobil kita?," tanya Ghazel, ia tak ingin berlama-lama.
"Disana tuan," tunjuk Han, mobil berwarna Hitam dan sudah ada anak buah mereka yang berdiri menunggu mereka.
"Tuan Martin sampai ketemu di pesta, ayo Han," ucap Ghazel, langsung berlalu meninggalkan Martin, dengan wajah datarnya.
"Kurang ajar kau Ghazel!," guman Martin.
"Dia seperti lintah yang menjijikan," kata Han datar. mereka sudah dalam perjalanan menuju acara.
"Sudah tau dia lintah, tapi kau masih bicara dengan nya," kekeh Ghazel.
"Bagaimana dengan Lintah yang satunya apakah sudah tertangkap?," tanya Ghazel.
"Fiki mengatakan sangat sulit melacaknya, sepertinya ada yang membantunya di sini," jawab Han dengan serius.
"Kenapa orang-orangku menjadi lemah semua?, termasuk kau Han!, apa perlu saya yang turun tangan?" kesal Ghazel pada para orangnya.
Tentu saja, Han tidak ingin itu terjadi, dia tak ingin melihat Ghazel membabi buta memukul orang lain, "Tidak perlu tuan, maaf saya akan melakukan yang terbaik," ujar Han menyakinkan Ghazel
"Malam ini harus sudah di depan ku, sampaikan pada Fiki," perintah Ghazel.
"Baik tuan," balas Han.
'Sialan kau putra, gara-gara kau saya kena imbas kemarahan Ghazel' batin Han murka.
...««Bersambung»»...
Uci sangat-sangat senang, membaca komenan dan support yang di berikan para Reader, itu menjadi Energi vitamin yang membuat Uci, semakin semangat melanjutkan cerita ini.
Terima kasih sudah menyukai cerita ini.
jujur terharu bangett..😭
Awalnya Uci kira, ngak ada yang mau baca cerita ini, karna ini cerita pertama yang Uci tulis, takut ngak seru!!
sempat mau Logout dari akun ini, tapi berkat kalian sekarang Uci semangat lagi, thanks youu...
Jangan lupa Vote, komen, dan share.
oh ya, jangan lupa mampir juga di Cerita tulisan kedua author dengan judul PROMISE semoga suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Realpcy_Cyl
bagus tor ceritanya aku suka🤗
2022-02-16
0
Conny Radiansyah
lanjut
2022-01-09
1
Nani kusmiati
penasaran sama ikatan ( istri ketiga), siapa yang akan jadi ketiaga nya itu, tetap semangat up date lagi author 👍👍
2021-02-26
1