...««Selamat Membaca««...
Di ruangan gelap dengan pencahayaan yang minim, terdapat dua kelompok yang sedang menyusun strategi untuk menghancurkan seorang Ghazel.
"Putra!, kau sangat tidak becus!," Marah orang tersebut.
"Martin!, jika kau tak ingin mati jaga omongan mu itu!," ucap Putra dengan suara rendahnya.
Ya, Martin dan Putra, berkarja sama untuk menjatuhkan Ghazel, dan Martin juga yang selama ini membantu Putra untuk bersembunyi.
"Jangan pernah meremehkan Ghazel dan orang-orangnya, dan satu lagi, jangan lupakan sekretaris sialannya itu HAN!, dia selalu menempel dengan Ghazel!," ucap Putra, memperingati.
"Hah!, sialan, jika bukan karna ingin mengambil Aset dan harta si Agung itu, aku tidak ingin berusan dengan Ghazel itu!," punkas Martin kesal.
"Hahaha..., kau begitu serakah Martin, kau sudah cukup kaya, dan sekarang ingin mengambil harta kerabat mu sendiri?," kekeh Putra.
"Ini kan yang kau inginkan?," ucap Putra, sambil mengeluarkan map merah dari tas nya.
"Apa itu?," tanya Martin bingung.
"Surat perpindahan kuasa, Mall milik Agung," seringai Putra.
"Ba-bagaimana kau?," tanya Martin heran.
"Hah!, ini sangat mudah, perusahan seorang Ghazel saja bisa aku ambil, apalagi ini, hanya dengan jetikkan jari saja," jawab Putra dengan angkuh.
"Berikan pada ku!," minta Martin, yang ingin langsung merampasnya dari tangan Putra.
"No!, tidak semudah itu Tn. Martin, kau terlalu buru-buru," balas Putra sambil mengangkat dokumenya tersebut.
"Sialan kau!," umpat Martin.
"Aku ingin kau memberikan obat ini pada Ghazel, dengan begitu kita bisa membawanya, perintah Putra, sambil memberikan sebotol obat pada Martin.
"Obat apa ini?," tanya Martin penasaraan.
"Obat apa ya?, aku tidak tau berikan saja," jawab Putra tersenyum bak setan
"Baiklah, setelah itu kau bantu aku!, aku pergi dulu sebentar lagi acara akan di mulai," ujar Martin, langsung pergi meninggalkan markas mereka.
"Orang-orang bodoh," kekeh Putra.
...«««...
"Iya baik, terima kasih sans," ucap Han, menutup panggilannya.
"Siapa Han?," tanya Ghazel.
"Salah satu bawahan kita," jawab Han.
"Mari tuan kita masuk," ajak Han, langsung turun dan membukakan pintu milik Ghazel.
"Acara yang meriah," ucap Ghazel, langsung turun, dan berjalan menuju dimana pesta itu diadakan.
Setelah sampai didepan, mereka dihentikan oleh petugas disana, "Maaf tuan, bisa kami melihat undangan anda?," tanya seseorang yang bertugas sebagai penyambut tamu dan pemeriksaan.
"Ini undangan kami," Han menunjukan undangan milik mereka kepada petugas tersebut. Petugas ersebut mengambil undangan dari tangan Han dan memeriksa undangan tersebut.
"Silahkan masuk, tuan Ghazel, dan tuan Han," ujar petugas tersebut sambil tersenyum ramah.
Ghazel dan Han, pun melangkah masuk, sampai didalam, mereka cukup terpukau dengan desain dari pesta tersebut.
"Orang kaya!, selera yang bagus," ujar Han, kagum.
"Benar-benar pesta orang kaya, Han apa sebaiknya kita pulang?, saya insecure dengan kemegahan ini," seru Ghazel pelan.
'Kau bahkan lebih kaya Ghazel!, aahh salah satu manusia yang kufur nikmat' Han membatin kesal.
"Baikalah, jika itu yang anda mau tuan," balas Han membenarkan ucapan dari Ghazel.
"Ck!, kau sangat tidak bisa diajak bercanda Han, KAKU!" ucap Ghazel dingin.
'Kau juga tuan!, sial ingin sekali aku berteriak, mengatakan jika kau sama saja, tapi aku lebih sayang nyawa' Han membatin kesal. ia menatap Ghazel lekat.
"kenapa kau melihat ku seperti itu?," tanya Ghazel pada Han.
"tidak tuan," jawab Han, langsung melihat kearah lain.
"Tuan Ghazel, Tuan Han," panggil orang tersebut ramah.
"Sebuah kehormatan, anda bisa datang keacara pertunangan adik saya ini," ucap orang itu tersenyum senang.
"Selamat atas pertunangan adik anda Tuan Alex," ucap Ghazel.
"Terima kasih, tuan Ghazel," balas pria bernama Alex tersebut.
"Saya dengar, bisnis batu bara anda sangat sukses di kalimantan," ucap Han, sambil tersenyum.
"Puji tuhan, tapi saya masih sangat jauh dari tuan Ghazel," ujar Alex tersenyum.
"Mari Tuan Ghazel dan tuan Han, saya antar bertemu dengan ayah saya," ajak Alex, dan mereka langsung berjalan menuju kearah laki-laki paruh baya yang sedang asik mengobrol dengan rekan bisnis yang lain.
"Ayah, lihat siapa yang datang," ucap Alex, memanggil ayahnya, Agung pun langsung menoleh, dan melihat siapa yang di maksud oleh Alex putranya.
"Asataga.! Tuan Ghazel, dan Sekretaris Han, senang anda bisa datang ke acara kami," ujar Agung, sambil menjabat tangan Ghazel dan Han.
"Martin, mengantakan jika anda bersedia untuk datang, saya pikir itu bohong, tapi sekarang lihat anda benar-benar hadir." ucap Agung, tak percaya.
Ghazel,.dan Han yang tersenyum, "Saya hanya menepati janji pada Martin," ucap Ghazel, saat ia menoleh kearah sebelah kanan nya ia, melihat seseorang yang sangat familiar baginya.
dan tatapan mereka bertemu satu sama lain.
"Ghazel!" guman orang tersebut, dan ia langsung menghampiri Ghazel.
"Tamara?" guman Ghazel pelan.
"Hai Ghazel," sapa orang tersebut.
"Tamara, apa kabar?," kata Ghazel tersenyum pada Tamara.
"Aku baik, bagaimana dengan mu?," tanya Tamara.
"Yah, baik kau sendiri?," tanya Ghazel lagi, ia bahkan melupakan jika Tuan agung dan Sekretaris Han yang masih disampingnya.
Melihat hal tersebut Han, langsung membawa Tuan Agung pergi dan melanjutkan obrolan mereka.
"Iyaa, jika tau kau akan pergi juga, aku akan pergi bersama mu," kekeh Tamara.
"Kenapa tak menelpon ku?, kau mengenal tuan rumahnya? " tanya Ghazel.
"Kau menganti nomormu, aku mengenal sama yang akan bertunangan" jawab Tamara
"Kenapa kau melihatku seperti itu Zel?," tanya Tamara, yang merasa Ghazel selalu melihat nya.
"Kau cantik," puji Ghazel sambil tersenyum.
"Nikahi aku, kau akan puas melihat ku," kekeh Tamara, sambil meminum air yang di pegangnya dari tadi.
"Kau mau?, menjadi istri ketiga ku? " tanya Ghazel sambil tersenyum.
"mmmm...,datanglah kerumahku. " jawab Tamara lagi.
"Kak Tamara!," teriak orang tersebut, sambil menghampiri Tamara.
"Kenapa kau teriak?, disini banyak orang, " kata Tamara berbisik.
"Hehe, sorry, kak Ryn manggil kakak, katanya penting!," kata orang tersebut tersenyum.
Ghazel sedikit terpaku sama senyuman orang tersebut.
"Kau pergilah dulu ndah, kakak pamit dulu sama teman kakak ini," ucapTamara, dan Indah langsung pergi.
"Siapa?," tanya Ghazel langsung pada Tamara.
"Dia Indah, adik dari teman ku yang akan bertunangan sekarang, Ghazel aku harus kesana dulu," ucap Tamara, langsung pergi, dan di angukin oleh Ghazel.
"Indah!," Guman Ghazel pelan sambil tersenyum, "Beautiful small."
"Berikan minuman ini sama laki-laki yang berjas nevvy itu," perintah Martin sama pelayan tersebut.
"Baik tuan," jawab pelayan tersenyum, dan langsung pergi ke arah Ghazel.
"Mati kau Ghazel," smirik Martin.
"Permisi tuan, ini minuman anda," kata pelayan tersebut sambil mengunjukan nampan minum pada Ghazel.
Tanpa curiga, Ghazel mengambil gelas tersebut, "Terima kasih" senyum smirik Ghazel.
"iya tuan" balas pelayan turut tersenyum.
...«««...
"Kenapa kau memangilku ryn," tanya Tamara to the point.
"Lolita menata rambutku sangat jelek, bisa kau tata rambut ku kembali," kata Airyn sambil menunjuk rambutnya.
"Manusia tak tau terima kasih!," sindir Lolita.
"Duduk cepat Bima udah datang tuh," ucap Tamara, sambil memulai menata rambut Airyn.
"Apa!," pekik Airyn, "Aduhh ta, cepat ya," ucap Airyn panik.
"Iya, tenang dong," balas Tamara tekikik.
Lolita dan Indah hanya diam, melihat tingkah Airyn yang kelewat polos, mau di bohongi Tamara.
Setelah beberapa menit, akhirnya Tamara sudah selesai menata rambut temannya tersebut.
...«««...
Bima dan keluarga sudah datang, dan pihak keluarga sedang memberikan kata sambutan pada keluarga Airyn.
Sudah selesai memberika kata sambutan, dan dimulailah acara intinya, dan Mc langsung memanggil Airyn untuk turun.
Airyn turun di iringi oleh kedua adiknya yaitu Indah dan Aurel, mereka kompak memakai gaun berwarna putih. semua mata tertuju pada mereka bertiga, termasuk Ghazel yang memandang tajam kearah mereka, "Cantik" guman Ghazel.
"Benar kata orang-orang putri tuan Agung sangat cantik,"
"Putrinya sangat cantik."
"Berlian tuan Agung sangat memukau, apalagi putri ketiganya."
Begitulah bisikkan para tamu saat melihat mereka, semuanya memuji setiap lekuk kecantikan dari putri Rauna tersebut.
"Wah, lihat calon istri Bima sangat cantik," puji Mc pada Airyn,
Airyn telah sampai didepan Bima, senyumannya tak henti-henti merekah.
"Baiklah kita langsung mulai acara intinya, yaitu pemasangan cincin pertunangan," Airyn dan Bima sudah resmi bertunangan, saat acara berlangsung dengan acara dansa.
Lain hal nya dengan Ghazel yang saat ini sedang merasa pusing di kepalanya.
"Han kelapa ku pusing," kata Ghazel sambil memegang kepalanya, dan tentunya, itu tak lepas dari pandangan Martin.
'Kena kau' Martin membantin senang.
"Saya akan mengambilkan anda air putih tuan," kata Han langsung pergi, mengambilkan Ghazel air.
Terlampau pusing akhirnya Ghazel memutuskan untuk pergi ke mobil meninggalkan Han, tentunya ia mengabaikan semua sapaan orang-orang yang di sana. Sedangkan Martin mengikuti Ghazel dari belakangnya.
Saat ia sudah berada tepat di depan mobilnya, tiba-tiba pandangan matanya menjadi gelap, Ghazel pingsan. Dan tentu saja itu menjadi kesempatan mas milik martin, dengan cepat ia membawa tubuh Ghazel pergi.
Saat hendak memberikan minumana, Han sudah tidak melihat tuannya, matanya celingukan mencari tuanya tapi tak ujung ketemu, "Taun Ghazel!," Han panik mencari keberadaan tuannya.
...««Bersambung»»...
menurut kalian Ghazel mau di apakan Martin?
berhasil ngak Han nemuin Ghazel?
Jangan lupa, like, komen dan tambahin dirak ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
dipukul atau dibawa pergi
2022-01-14
0
Miss GH
bab tertinggal yeay.
semengat up thour.
salam " Dady danzel." dan " Wanira Seperti Dia."
2021-02-28
1
Sandhya
terima kasih,
Salam -Ikatan(istri ketiga)
2021-02-27
0