... ««Selamat Membaca»»...
Ghazel dan sekretaris Han sudah memasuki halaman mansion mereka, terlihat banyak pelayan berlalu lalang menyiapkam pesta ulang tahun untuk Ghazel.
Pesta sengaja di adakan di halaman Mansion milik mereka, karna Naysa ingin menyusung konsep light in garden.
Halaman Mansion nan luas di penuhi dengan kehijauan dari perpohonan yang sengaja di tanami oleh meniang ayah nya tersebut. Menjadi semakin indah berkat hiasan lampu indah dan dekorasi yg elegan.
Meja dan bangku sudah disusun dengan rapi, ada juga yang sudah datang berdiri mengobrol dengan santai.
Beraneka ragam makanan telah di sajikan di meja pesmanen, tentu saja makan di olah oleh chef ternama. Yang di undang khusus untuk meyajikan makanan enak untuk pesta dari keluarga Erlangga tersebut
Saat hendak menaiki tangga, menuju kamarnya langkah kaki Ghazel terhentikan karna ada yang memanggilnya.
"Azel. " ucap wanita itu.
"Ma, Ada apa?," tanya Ghazel membalikan tubuhnya langsung memeluk mamanya.
Azel adalah panggilan kesayangan Karlina, (ibu Ghazel) untuk putranya.
"Kenapa kamu baru pulang?," tanya sang mama.
"Tadi ada urusan nyonya jadi tu-.. " jawab Han,
"Han aku tidak menanyaimu," balas mama Lina menoleh melihat Han.
"Ma, benar kata Han, tadi ada urusan jadi Ghazel harus selasain dulu," ucap Ghazel melihat sang Mama.
"Apa sepenting itu?, sebentar lagi pestanya akan mulai, tapi kamu belum siap-siap," omel Karlina.
"Ma, dimana istri ku?," tanya Ghazel, celingukan mencari istrinya.
"istrimu yang mana?," tanya balik Karlina,
punya istri banyak banget, batin Karlina, terkekeh, untuk kalimat terakhir diucapin dalam hatinya.
"Dua-duanya, biasakan mereka akan turun jika aku pulang" ucap Ghazel.
"Naysa sedang siap-siap, sedangkan Zahra lagi mengurus El," ujar Karlina.
"Oh, ya sudah udah Aku keatas dulu," ucap Ghazel melangkah menaiki tangga rumahnya.
"Dasar anak itu" guman mama Lina.
Melihat Ghazel sudah menaiki tangga. Han berniat ingin memasuki kamar nya tapi langkahnya terhenti saat mama Karlina memangil namanya.
"Han," panggil Karlina.
"Ada apa nyonya besar?," jawabnya sopan.
"Tidak, apa kau sudah punya kekasih?," tanya Karlina to the point.
"Saya belum memikirkan hal itu nyonya" balas Han, dengan ragu.
"Hmm.., kau harus memikirkan hal itu usia mu sudah matang untuk menikah, tapi ingat jangan serakah,"
"Serakah bagaimana?," tanya Han bingung.
"Seperti Azel serakah, punya istri sampai dua begitu," ucap mama lina mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Tapi lupakan, kau sama Ghazel sama saja, tidak memiliki perasaan, dasar!! hemm!," Karlina langsung pergi meninggalkan Han, yang berdiri tanpa ekspresi di sana.
"Sepertinya aku salah masuk keluarga," guman Han, ia langsung melangkah pergi menuju kamarnya, ia ingin bersih-bersih, dan siap-siap.
...«««...
"Bagaimana penampilanku Len?," tanya Naysa, yang terus memandang pantulan dirinya di depan kaca.
"Anda sangat cantik nyonya," puji Leni tersenyum.
Naysa tersenyum senang mendengar apa yang pelayannya itu ucapkan, "Aku tahu itu, inilah alasan yang membuat Ghazel menyukaiku."
"Kau benar nyonya," balas Lena tersenyum.
Setelah merasa puas dengan penampilan dirinya, Naysa memutuskan untuk kekamar suaminya Ghazel,"Aku keluar dulu, mau kekamar Ghazel, kau bereskan kamarku," perintah Naysa, ia langsung melangkah pergi menuju kamar Ghazel yang berada setingkat diatasnya.
...«««...
Setelah memakan waktu kurang lebih 6 menit Ghazel untuk melakukan ritual mandinya, saat ia keluar dari kamar mandinya, Ghazel di kejutkan dengan kehadiran Naysa yang duduk di sofa pajang kamar miliknya.
dengan senyum bahagia Naysa langsung melangkah menghampiri Ghazel yang masih terbalut handuk mandinya. "Kau baru selsai mandi? " tanya nya dengan manja.
"Seperti yang kau lihat" balas Ghazel, sesekali menyisir rambut basahnya mengunakan tangan.
"Apa kau suka dengan setelan jas ini Zel?," tanya Naysa sambil melihatkan setelan jas yang ia pesan khusus untuk Ghazel, "pakai ini, aku pesan khusus untuk hari ini, dengan warna favoritmu," ucap Naysa tersenyum senang, dan memberikan jas tersebut pada Ghazel.
Dengan senang Ghazel mengambil setelan jas tersebut dari tangan Ghazel,"Terima kasih Nay, kau tau apa yang ku suka, dan gaun yang kau pakai sangat cantik," puji Ghazel.
Mendengar hal tersebut Naysa tersenyum bahagia, "Ini sudah menjadi kewajibanku, dan terima kasih pujiannya," balas Naysa.
"Aku akan memakai ini," Ghazel langsung masuk keruangan khusus menganti pakaian.
"Hmm, cepatlah," ucap naysa sedikit teriak, tak sabaran.
...«««...
"Selamat datang taun Vano" sambut Han, menyalami seorang rekan bisnis dari tuannya Ghazel.
"Pesta yang indah, dimana Ghazel?," tanya orang tersebut.
"Tuan, sedang siap-siap," jawab Han, sopan.
"Oh, Han saya kesana dulu" ujar orang bernama Vano itu, dan ia langsung pergi menghampiri beberapa kenalannya.
"iya, silahkan tuan," balas Han, mempersilahkan.
...«««...
"Bunda, nanti El tium lilin ya,"
"Tidak boleh sayang, kan yang ulang tahun papi," ucap Zahra mengelus kepala putranya.
"Emmm,"Cemberut El tangan dilipatkan pada dadanya.
"Zahra, dimana Ghazel?," ucap mama Karlina baru keluar dari kamarnya. saat ini mereka sedang diruangan tengah mansionnya.
"Mungkin Ghazel lagi siap-siap, ma," ujar Zahra. sedetik setelah ia berkata seperti itu, terdengar suara langkah kaki yang turun dari tangga.
Ghazel dan Naysa menuruni tangga dengan senyuman bahagia, tapi yang tersenyum hanya Naysa, Ghazel?, Tentu saja dengan muka datarnya.
"Kenapa kalian ngak pakai lift?," tanya Karlina heran.
"Naysa yang mau lewat tangga," jawab Ghazel. dan dibalas senyuman oleh Naysa.
...«««...
Saat memasuki tempat acara, semua tamu yang sudah datang, langsung menoleh kearah Ghazel yang di dampingi oleh Zahra dan Naysa, sedangkan El di iring oleh nana pengasuh El.
Banyak yang takjub akan penampilan Ghazel, Dan merasa iri pada nya. Bagaimana tidak di usia yang muda sudah memiliki bisnis yang besar dan dua orang istri yang cantik, Apalagi mereka memakai baju yang senada membuat mereka lebih kelihatan kompak.
Ghazel memakai jas berwarna abu-abu, dengan rambut di sisir rapi membuat dia begitu gagah dan sangat tampan. Membuat kaum hawa tergila-gila akan pesonanya. Bahkan mereka terang-terangan ingin menjadi istri ke-3 Ghazel.
Sedangkan Naysa memakai gaun berwarna abu-abu di hiasi dengan ukiran bunga di sekitar baju membuat dia semakin cantik,di tambah dengan kecantikan dari wajahnya menbuat dia tambah semakin cantik.
Dan Zahra memakai gaun panjang Brokat warna senada sengan Naysa dan suaminya. Ditambah dengan hijab yang indah di kepalanya membuat dia semakin cantik dan elegan.
Untuk Mama Lina, El dan keluarga Erlanga memakai pakaian dengan warna senada motif yang berbeda.
"Seharusnya aku yang keposisi Ghazel," geram orang tersebut.
"Apa yang kau katakan hah?,"
"Kenapa dia bisa memiliki segalanya!," umpat orang tadi.
"Tenanglah, jangan gegabah," ucapnya berbisik. "kita nikmati pesta ini," sambungnya dengan senyum menyeringai.
Semua orang maju menghampiri Ghazel untuk memberikan selamat pada nya sekaligus menyalaminya. Kapan lagi bisa menyentuh tangan seorang Ghazel kan.
Rekan bisnis dari berbagai kota turut hadir ke acara ulang tahun Ghazel, ulang tahun ini sebagai ajang yang tepat untuk mencari investor/rekan kerja untuk seorang pembisnis.
Tidak sedikit yang terang-terangan menawarkan anak gadisnya untuk di jadikan istri ke-3 Ghazel dengan dalil mempererat ikatan bisnis, sungguh gila.
Naysa terlihat bahagia karna acara ulang tahun Ghazel berjalan lancar, dia bahkan tidak berhenti tersenyum."kau senang sayang," bisiknya pada Ghazel.
"Mm.., Lumayan," ucap Ghazel sambil melihat keadan sekitarnya.
"Aku harap kau menikmati ini" senyum Naysa, sambil mengaitkan tangannya di tangan Ghazel.
"mmm..," angguk Ghazel.
'Aku tidak menyukai berdiri di sekitar para sampah' Ghazel membatin kesal.
"Selamat datang semunya,--" sapa MC acara tersebut.
"Pertama saya ucapkan, selamat malam, dan terima kasih atas kehadiran kalian di pesta Ulang tahun Tuan Ghazel Richwandyo Erlanga, yang ke-30th.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga Erlanga yang mempercayai saya untuk menjadi pembawa acara di special Ulang tahun pak Erlangga ini,
Silahkan menikmati hidangan yang sudah di sediakan. Dan mari kita mulai acara tiup lilinnya.
Untuk pak Erlangga dan istri serta keluarga untuk menuju kue ulang tahun yang sudah di sediakan di tengah," pinta sang MC.
Mendengar kue Ulang tahun Ghazel sedikit terkejut," harus tiup lilin?, Lagi?," tanyanya menatap kearah, Naysa, dan Zahra.
Naysa dan Zahra hanya menganguk, "Iya dong, kan kamu ulang tahun sayang," ucap Naysa senyum.
"Mas, harus melakukan ini," sambung Zahra
Ghazel menghembuskan napas kasar. saat menatap Han yang seperti menahan tawanya membuat Ghazel semakin kesal.
'Awas kau Han, kenapa di tahan Han lepaskan lah tawa mu,' Ghazel membatin menatap Han sinis. Dan Han langsung menunduk, ia ingin tertawa sekarang.
"papi, kalau papi tidak mauw El ajha yang tium," ucap El yang sedang di gendong Zahra.
Ghazel langsung menoleh pada El, rasa kesalnya hilang seketika mendengar ucapan El, seperti dewa penolong, ia lega karna El yang akan meniupkan lilin-nya, seperti tahun-tahun sebelumya.
Saat sudah merasa lega, seketika kelegaan Ghazel tidak berlangsung lama, Karna..."Tidak El, untuk sekarang papi yang tiup ya," ucap Zahra mengelus kepala El, mencoba memberikan pengertian.
"Tidak apa jika El, ingin meniup lilin ini Ra," ucap Ghazel.
"Tidak, Zel kau yang harus meniup ini, hoh!" balas Naysa.
Mau tidak mau, Ghazel terpaksa melakukan hal itu.
semua orang menyanyikan lagu ulang tahun dengan bahagia, sedangkan yang di nyanyikan terlihat biasa saja. Bahkan tidak tersenyum sama sekali.
...««Bersambung»»...
**Jangan lupa; Vote, komen, dan Like, ya.
Jangan pelit-pelit kasih bunga..
Uci serahkan ratting cerita ini ditangan para reader**!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
banyak typo Thor ... nulisnya nyantai aja ...
2022-01-09
1