Hari ini akan sedikit berbeda dari biasanya, karena suara langkah kaki mendekati tempatku dikurung terdengar lain.
Ada tiga Orang, dua pria dan satu wanita, aku tahu karena salah satu langkah kaki itu lebih ringan. Tidak perlu hidung tajam untuk menebak siapa mereka. Aku tahu persis rombongan siapa yang datang.
Aku meraih serpihan kayu sisa lemari dan menghempaskannya ke dinding. Kayu itu langsung hancur menjadi kepingan kecil.
Amarahku kembali naik, mengingat ini sudah beberapa hari berlalu berlalu, semenjak Roan menemuiku.
Roan berkata jika, Orang Tua itu akan kembali satu hari setelahnya, tetapi sekarang sudah lebih dari satu hari -- bahkan mungkin satu minggu -- dan Orang Tua itu baru menemuiku.
Aku bisa menduga alasan kenapa dia melakukan ini semua.
Orang Tua itu ingin, agar semangatku melemah. Dia ingin agar jiwaku menjadi rapuh dan akan menuruti apapun yang dia mau, dengan imbalan kebebasan.
Kadang pikiran itu terlintas memang--apalagi jika aku teringat tentang Bee-- karena setelah tahu aku sudah dikurung di ruangan ini\, selama sebulan lebih\, akal sehatku semakin menipis.
Aku sudah tidak menghitung secara tepat lagi, berapa jumlah hari yang aku habiskan di sini. Menghitungnya hanya membuatku semakin frustasi, dan berpikiran gila untuk menyerah.
Salah satu langkah kaki itu berhenti sebelum mencapai pintu ruangan tempatku di kurung. Suara kaki yang paling ringan itu berhenti.
Hah!!!----
Aku juga tahu pasti, siapa pemilik dari suara kaki itu. Wanita rubah itu memang selalu menempel kemanapun Orang Tua itu pergi. Tapi dia tidak akan berani mendekati ruangan ini. Aku sudah jelas mengatakan padanya agar menjauhiku. Aku rasa dia masih mengingatnya.
Suara palang besi diangkat dan denting rantai beradu memenuhi telingaku selama beberapa detik. Dan kemudian pintu yang sekian lama tertutup rapat itu bergerak dan menampakkan sesosok wajah yang aku benci.
Orang Tua itu dan Uncle Egon, berdiri di depan pintu yang telah terbuka, kemudian mereka melangkah masuk. Aku tidak bergerak sedikit pun dari tempatku duduk -- di lantai dan bersandar pada dinding yang dulunya terdapat almari di sana-- tapi aku menatap dengan waspada kepada mereka berdua.
"Aku suka dengan pilihan dekorasi baru kamarmu Duke" kata Uncle Egon dengan ceria, sambil memandang ke sekeliling ruangan yang berisi hamparan kayu dan kain hancur bertebaran.
"Thanks" jawabku singkat. Aku tidak memusuhinya, karena Uncle Egon termasuk salah satu werewolf di pack ini yang jujur padaku, dan bisa mengerti keinginanku untuk bermusik.
Aku masih memandang tajam ke arah orang tua itu, yang juga mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. "Rencanaku tidak berjalan mulus ternyata" katanya, dengan nada sedikit kecewa.
Kerusakan yang terjadi di ruangan ini memang menandakan aku masih jauh dari kata rapuh apalagi lemah.
Heeh---aku hanya menjawab dengan desisan kesal atas komentarnya itu. Aku tidak akan membuang tenaga hanya untuk menanggapinya.
"Apa aku harus menambah waktu kurungannya Egon?" tanyanya, sambil menendang jauh beberapa serpihan kayu yang berada di sekitar kakinya.
"Saya rasa Zhena* tidak akan setuju, Alpha" jawab Uncle Egon, dengan sedikit menundukkan kepalanya.
Aku menggertakkan gigi menahan segala cacian yang muncul, di ujung lidah. Tentu saja dia ke sini karena permintaan dari wanita itu.
Aku muak mendengarnya. Tak ada yang berubah selama 8 tahun kepergianku. Orang Tua ini tetap memuja wanita rubah itu dengan membabi buta.
Menjijikkan!!
Orang Tua itu mengerutkan dahi mendengar jawaban Uncle Egon.
"Apa yang kau inginkan?" tanyaku.
Aku hanya ingin tahu apa sebenarnya yang mendorongnya melakukan ini. Selama ini dia membiarkanku sendiri, seolah aku sudah mati. Aku berhak bertanya apa yang berubah, sehingga dia harus menyeretku kembali ke sini.
"Kau sudah tahu apa yang aku inginkan, kau Scion dari pack ini" jawabnya dengan nada meninggi, temperamennya sama buruknya denganku, tentu saja dia sudah mulai kehilangan kesabarannya.
"Kau sedang bermimpi!! Aku tidak akan mau menjadi Alpha di pack ini" Jawabku segera.
Dia sama sekali tidak berubah selama 8 tahun ini. Apa yang membuatnya berpikir aku akan berubah dan menerima perintahnya sekarang? Menggelikan.
"Kau tak punya pilihan! Dan kau tahu itu. Hanya kau " Ucapnya lagi dengan nada lebih pelan.
Aku tertawa sumbang mendengarnya "Apa sekarang kau akan mulai memohon padaku? Jangan lakukan itu, tidak cocok dengan karaktermu"
Jawaban itu akan membuatnya naik darah. Tapi aku tidak akan memberinya kesempatan untuk membuatku simpati.
Rasa simpatiku padanya sudah mati, ketika aku mendengar apa yang dilakukannya pada Ibuku, untuk bisa bersama wanita rubah itu.
Kedua telapak tangannya mengepal dengan kuat di samping tubuh. Aku yakin, dia sedang menahan hasrat ingin membunuhku sekarang juga.
Selama beberapa saat ruangan itu hanya dipenuhi dengan tarikan nafas panjang darinya yang sedang berusaha menenangkan diri. Dia juga tidak ingin kalah, dalam perang dingin ini rupanya.
Kami pernah melakukan pembicaraan seperti ini dengan emosi tidak terkontrol, yang akhirnya hanya menghasilkan masalah ini menggantung selama 8 tahun. Kurasa Orang tua itu juga ingin menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin sekarang.
"Aku sudah memberi kebebasan padamu selama 8 tahun ini, untuk melakukan apapun keinginanmu. Apakah itu tidak cukup?" tanyanya datar.
"Memang tidak cukup, karena aku tidak ingin kembali ke pack ini lagi, dan kau tahu itu" Jawabku cepat.
Rutinitas berdebat dengan Justin, memberi kebiasaan untuk menjawab dengan seketika, untuk apapun pertanyaan yang dilontarkan kepadaku.
Jawabanku kembali membuatnya berang. Matanya melotot memandangku. Seandainya mata itu bisa membunuh, aku pasti sudah hancur menjadi serpihan sekarang.
"Bagian mana yang tidak kau mengerti? Hah!! Kau adalah Scion dari pack ini! Kau akan menjadi Alpha di pack ini apapun yang terjadi"
Perkataannya hampir terdengar seperti desisan, karena dia mengucapkannya dengan gigi terkatup menahan marah.
Aku benci sekali mendengar istilah itu. "Aku tidak pernah meminta untuk menjadi Scion di pack ini! Dan asal kau tahu, aku benci gelar itu" ucapku dingin.
"Kau adalah anak dari Alpha pack ini. Semenjak kau ada, walaupun masih berupa gumpalan, kau sudah menjadi Scion pack ini, tidak peduli kau mau atau tidak. Scion bukan sesuatu yang bisa kau pilih" bentaknya
Aku menyalakkan tawa kering mendengar itu.
"Kau bisa mengganti Zhena pack ini dengan mudah bukan? Kenapa kau tidak bisa mengganti Scion? " tanyaku dengan nada mengejek.
"Cukup!!!.." bentaknya, sambil menyalakkan Alpha tone*-nya.
Dengan otomatis, bulu kudukku meremang, serta merta aku berkeinginan untuk menunduk dengan patuh.
Br*ngs*k!! umpatku dalam hati.
Sekuat tenaga, aku berusaha melawan perintah itu, dengan tetap menegakkan kepala. Sementara Uncle Egon sudah menunduk dengan hormat pada detik yang sama perintah itu datang.
"Cih... jika kau ingin aku menurutimu seharusnya kau menggunakannya dari tadi" ucapku, dengan bersusah payah, karena masih terpengaruh dengan Alpha tone tadi.
Aku menyadari, darah Scion yang ada di tubuhku, adalah faktor yang membuatku mampu melawan perintahnya. Walaupun tidak sepenuhnya kebal, paling tidak aku masih mampu berpikir jernih dan menolak untuk patuh.
Jika ada hal yang aku benci lebih dari menjadi seorang Alpha, hal itu adalah Alpha tone. Kekuasaan mutlak tanpa bisa dibantah, dan ketidakberdayaan untuk melawan, yang bahkan lebih buruk dari budak.
Disgusting!!
Ketika aku berumur 10 tahun, aku menggunakan Alpha Tone untuk pertama kalinya tanpa sengaja --Scion juga memiliki kemampuan untuk menyalakkannya, walaupun efeknya tidak akan sekuat Alpha tone milik seorang Alpha-- dan membuat beberapa murid yang membully El saling bertarung tanpa henti.
Aku tidak menyesal saat menggunakannya, karena perbuatan mereka pada El sangat menjijikkan. Tapi pada saat yang sama, aku juga merasa muak melihat mereka patuh tanpa bisa berpikir. Jika Orang Tua itu tidak menghentikannya, mungkin mereka akan bertarung sampai mati.
Saat itulah aku baru mengetahui apa yang ditakuti oleh anggota pack ini dari Orang Tua itu.
Dia sangat murka mengetahui aku memakai Alpha tone secara ceroboh, walaupun itu adalah ketidaksengajaan. Setelah itu, dia menyalakkan perintah yang melarangku menggunakan Alpha tone sampai sekarang. Perintah itu mengikatku selama 14 tahun.
Tapi karena aku sangat antipati dengan penggunaan Alpha tone, larangan itu tidak pernah menjadi beban bagiku.
Orang Tua itu mendesah panjang, dengan nada kecewa.
Dia juga tidak sengaja menyalakkan perintah mutlak itu.
Dia memang tidak pernah menggunakan Alpha tone jika tidak dalam keadaan genting --beban yang ditanggung akan sangat berat , kau akan bertanggung jawab atas hidup dan mati seseorang saat menggunakannya, kami berbagi rasa tidak suka yang sama soal ini--Tapi karena aku menyinggung wanita itu dengan nada mengejek, dia lepas kendali.
Romantis sekali bukan?!
"Kau akan menjadi Alpha di pack ini, karena kau adalah anakku, Duke!!" kata Orang Tua itu dengan suara berat.
"Teruslah bermimpi Orang Tua" sahutku, tanpa berpikir.
"BHUGHHH!!!!"
Detik berikutnya, tubuhku melayang ke seberang ruangan dan menghantam pintu tanpa ampun. Dia melemparku dengan sekuat tenaga.
Orang tua itu melompat dengan secepat kilat, kemudian meraih tubuhku dan menghempaskanku ke lantai. Tangannya mencengkeram erat bajuku di bagian leher. Mata kami bertemu, aku bisa melihat rasa putus asa dan marah di mata cokelat terang itu itu.
Rasa asin darah memenuhi mulutku.
Suara pekikan kecil dan pintu terbuka mengalihkan pandangan kami. Wanita itu berdiri di sana dengan mata penuh dengan air mata. Dia pasti datang karena mendengar suara keributan.
"Hentikan Owen, lepaskan dia!!" katanya dengan suara bergetar.
Detik berikutnya, aku merasakan cengkraman di leherku mengendur. Luar biasa sekali kan? Alpha ini akan mengikuti apapun yang wanita itu inginkan.
Tanpa membuang waktu aku mendorong tubuhnya dengan keras, kemudian bergeser menjauhinya.
Aku meludahkan darah kental yang mengumpul di mulut, rasa sakit menyengatku di bagian depan dada. Aku rasa beberapa tulang rusukku retak.
Isak tangis dari wanita itu memenuhi udara. Dulu mungkin aku akan merasa kasihan padanya, tapi tidak sekarang. Suara tangisan itu justru terdengar seperti ejekkan atas luka-luka yang aku terima dari ayahku sendiri.
"Myra, sebaiknya kau pergi dari sini" kata orang tua itu. Gelengan kepala berambut hitam itu membuatnya berdecak tidak sabar.
"Aku tidak akan melukainya lagi" Sambungnya, dengan suara yang lebih lembut.
Pemandangan ini, mungkin akan mengundang tangis haru bagi sebagian orang, tapi tidak denganku. Rasa mual yang bukan berasal dari darah kembali memenuhi mulutku.
"Kalian berdua sebaiknya pergi dari sini" ujarku, dengan jenuh.
Mendengar perkataanku, orang tua itu bergerak untuk mendekat. Tapi langkahnya terhenti karena wanita itu sekarang mencengkeram erat tangannya sambil menggelengkan kepala.
Tanpa berkata apapun, orang tua itu meraih tangan wanita rubah itu kemudian menariknya keluar dari ruangan.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Uncle Egon yang sedari tadi hanya terdiam di sudut ruangan. Sekarang berjalan menghampiriku dan membantuku duduk. "Apa aku perlu memanggilkan dokter?" tanyanya lagi dengan nada khawatir.
Aku hanya menggeleng. Rusukku akan sembuh dalam dua hari, jika aku tidak banyak bergerak. "Aku tidak apa Uncle, jangan khawatir" kataku, dengan nafas berat menahan sakit.
Daya sembuh werewolf sangat cepat, tetapi rasa sakitnya tetap sama.
"Kau seharusnya tidak perlu membuatnya marah seperti itu" katanya.
"Maaf, tapi aku sedang tidak ingin membahas hal itu sekarang, Paman"
Rasa sakit luar biasa di bagian dada, menderaku tanpa jeda saat ini. Aku sedang tiak ingin memulai perdebatan baru lagi sekarang.
"Baiklah, aku pergi dulu" katanya sambil menepuk pelan pahaku tanda prihatin. Dia keluar dari ruangan itu kemudian mengunci pintu besar itu dengan berisik.
Pelan-pelan aku merebahkan diri di lantai. Setiap tarikan nafasku mendatangkan aliran rasa sakit yang amat sangat.
Aku mengucapkan semua kata sumpah serapah yang aku tahu dalam hatiku.
Orang Tua itu memang mempunyai kekuatan yang luar biasa. Dia menjadi Alpha bukan hanya karena darah kakekku yang mengalir padanya, tetapi karena memang keterampilan bertarungnya juga di luar rata-rata.
Kami biasa berlatih tanding ketika aku masih di Akademi. Dan dia dengan mudah mengalahkanku saat itu. Saat aku memasuki usia 14 tahun, latihan tanding kami mulai berimbang, beberapa kali aku berhasil mengecohnya, tetapi untuk mengalahkannya aku masih membutuhkan waktu 2 tahun setelahnya.
Latihan fisik berat dan latihan reflek bertarung tanpa lelah, membuatku berhasil mengalahkannya saat itu.
Aku masih ingat, senyumnya begitu lebar, ketika aku berhasil menjatuhkannya di tanah. Dia berseru gembira sambil memujiku berkali-kali karena berhasil mengalahkannya.
What a good old days!
Lamunan yang tidak berguna Duke!.
Orang itulah yang tadi melempar dan mencekikmu. Aku kesal karena tidak bisa menghindar ketika dia menyerangku tadi. Aku melihat gerakan tangannya, tetapi terlambat menghindar.
Aku selalu berlatih tanding dengan El. Tapi kekuatan El tidak mampu mengimbangi diriku. Aku bisa mengalahkannya dengan mudah. Sekarang reflek bertarungku menjadi tumpul.
Hhh... apa yang harus aku lakukan sekarang? Kesempatan untuk keluar dari sini dan menemui Bee kembali menjadi nol.
Jika aku menerima tawarannya untuk menjadi Alpha, mungkin aku akan bisa keluar dari sini. Tetapi itu berarti menutup segala kemungkinan, untuk bersama dengan Bee.
Bee hanya manusia biasa! Dia wanita normal dengan kehidupan yang jauh dari jangkauan werewolf sepertiku, ataupun inhumane* pada umumnya.
Dia tahu tentang wujud werewolf-ku dan menerimanya dengan riang. Tapi hal itu tidak akan berpengaruh apapun dengan masalahku saat ini.
Dan lagi, tidak mungkin Orang Tua itu akan menyetujui hubungan kami. Dan karena pengangkatan Alpha tidak akan bisa dilakukan tanpa seorang Zhena. Itu berarti aku harus menikah dengan wanita lain.
Membayangkannya saja sudah membuat darahku membeku. Aku tidak ingin wanita lain selain Bee. Alasan ini juga yang membuatku semakin tidak ingin menjadi Alpha di pack ini.
Dunia inhumane dan manusia sudah terpisah selama ribuan tahun, aku hanyalah makhluk langka dengan keinginan yang mustahil.
*Inhumane : Makhluk selain manusia yang berakal.
*Zhena : Istri dari Alpha / Ratu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Win_dha88
bukan nya mate (Zhena) utk Alpha itu cm satu ya thor...
baru tau klo bs di ganti...
2020-05-14
1