Please open the door, bisik gadis itu dengan lirih..
Air mata putus asa kembali mengalir, dan entah berapa banyak air matanya yang telah menetes.
Entah berapa banyak kalimat permohonan yang telah ia bisikan, dengan harapan seseorang akan mendengar, dan membebaskannya dari tempat gelap ini.
^^^^^^^^^
They are great !!!
EO yang disewa oleh Oscar untuk pesta ini, menyulap Ballroom hotel Delmora, menjadi sebuah tempat yang seolah berasal dari negeri dongeng.
Tanaman menjalar ditata sedemikian rupa sehingga menciptakan atmosfer hutan dan alam yang indah. Bunga yang didominasi warna pink, menjuntai dari langit-langit membentuk tabir berwarna pink lembut. Belum lagi tata lampu yang juga sempurna, sinar temaramnya semakin mempercantik pemandangan.
Tema pesta ini memang hutan dan alam, untuk menghormati Mom sebagai pendiri pertama divisi Charity. Ballroom ini sekarang terlihat seperti hutan mini yang mempesona.
Makanan juga tersaji dengan tatanan apik di setiap meja. Aku melihat air terjun terbuat dari cokelat hangat--yang hampir membuatku meneteskan air liur ketika melewatinya-- di salah satu sudut.
Tumpukan buah dan jeli beraneka warna menggunung di setiap sudut meja, menarik perhatian siapapun yang lewat. Gradasi warna yang dibentuk membuat seolah ada pelangi yang tergelar di meja itu.
Aku akan sangat menikmati semuanya, jika saja jari kakiku tidak terasa seperti baru saja melewati mesin giling. Aku memakai high heel malam ini, sesuai dengan perintah Charlie, yang tidak mempedulikan protes dari mulutku. Aku harus tampil sempurna, karena ini adalah pesta resmi pertamaku, katanya.
"Stop fidgeting" desis Oscar dari sudut mulut nya. "This heel is killing me" balasku berbisik dengan jengkel, seluruh jari kakiku seolah berteriak kesakitan. Oscar hanya memutar bola mata mendengar alasanku.
Kami kembali menatap ke depan dan tersenyum menyambut tamu yang datang. Tamu undangan sudah mulai memenuhi ruangan, dan aku rasa sudah sebagian besar datang, ruangan itu mulai berdengung penuh dengan obrolan.
Aku dan Oscar berkeliling untuk menyapa mereka. Aku mencoba untuk berjalan dengan tenang, tapi sepatu ini benar-benar membuat kakiku terasa seperti terbakar--aku amatir soal memakai high heel, ballerina memakai flat shoes--.
Semenjak satu jam yang lalu, aku menyandarkan hampir sebagian besar berat badanku ke Oscar, itu berarti dia benar-benar menyeretku berkeliling ruangan itu --aku yakin dia merasakannya, tapi wajahnya tidak mengalami perubahan--.
Untung saja gaun pilihan Charlie --long dress lebar dengan warna biru pastel tanpa lengan, dengan aksen bunga dan daun untuk menyesuaikan dengan tema pesta-- kali ini menyamarkan dengan sempurna keadaan kakiku.
Dan sekali lagi keadaan itu, membuatku sedikit marah pada Charlie. Gaunku jelas tidak membiarkan siapapun bisa melihat kakiku. Mereka tak akan tahu jika aku memakai sneaker. Rasa sakit karena high heel ini menjadi percuma------Ughhh!!!
Ketika acara akan dimulai, Oscar menyeretku ke meja yang memang sudah disediakan untuk kami. Di meja itu kami duduk bersama dengan Jovi --sempat menolak untuk duduk di sini karena merasa tak pantas, tapi aku memaksanya-- dan Mr. Lawrence, dia adalah wakil dari Oscar, telah bekerja di perusahaan kami selama 25 tahun, hampir separuh hidupnya.
Mr.Lawrence tersenyum kepadaku "Aku akhirnya bisa melihatmu selain di panggung Eluira, dan kau memakai gaun kali ini, bukan kostum bertutu"
Aku tersenyum dengan gembira. Mr. Lawrence memang beberapa kali datang kepertunjukan baletku. Belum aku membalas sapaannya, MC dari acara sudah naik ke panggung. Akhirnya kami semua memusatkan pandangan ke atas panggung.
Acara dibuka oleh sambutan dari Oscar. Aku juga sebenarnya berada dalam daftar untuk memberikan sambutan, tapi aku menolaknya.
Menari di panggung? Ya, Berbicara di panggung? Nope, not in a thousand years.
Belum lagi resiko aku pingsan di panggung, setelah mengungkapkan alasan itu pada Oscar, akhirnya namaku dicoret dari daftar pembicara. Hanya Oscar dan beberapa pemegang saham besar, yang memberi sambutan.
Dan--- aku bosan!
Setelah mendengarkan sambutan dari Oscar, praktis pikiranku kembali tak fokus --para pemegang saham itu, hanya mengulang-ulang apa yang dikatakan Oscar--. Aku akhirnya mengobrol dengan Jovi yang ada di sebelah kananku --memaksanya duduk di meja ini benar-benar keputusan yang bagus-- dia tampil sangat manis malam ini dengan dress warna putih, dia terlihat sangat cantik memakainya.
Apalagi dia telah menukar kacamatanya dengan softlens, hidung dan matanya yang indah semakin menonjol.
Dan aku sangat iri, melihatnya bisa berjalan tanpa beban dengan menggunakan heel yang lebih tinggi dari pada yang aku pakai.
"Kau bosan?" tanyanya, melihatku menguap untuk kesekian kalinya.
Aku hanya mengangguk. "Jangan dulu, acara utamanya bahkan belum dimulai" katanya.
"Memang apa acara utamanya?"
Jovi langsung cemberut "Kau tak membaca laporan susunan acara pesta ini" matanya yang berkilau karena memakai softlens melotot tajam.
Aku menjawab dengan senyuman meminta maaf.
Aku memang tiak terlalu peduli dengan susunan acara ini. Jika terserah kepadaku, akan kubuat lebih simple, suruh mereka berbaris kemudian mintalah uang mereka, dan selesai.
"Acara utama malam ini adalah Lelang" kata Jovi, tiak menyerah untuk membuatku tertarik.
"Barang apa yang dilelang?" Walau aku hanya membaca sekilas, tapi aku yakin tidak melihat daftar barang lelang apapun dalam daftar.
"Bukan barang, tapi orang" jawab Jovi sambil tersenyum nakal.
"Heeh?" Aku berseru karena kaget.
Agak sedikit lebih keras dari yang aku sangka, karena Oscar langsung memberi pandangan yang menegur. Aku mengangkat salah satu tanganku sebagai tanda untuk meminta maaf.
"Maksudmu?" tanyaku lagi pada Jovi untuk meminta penjelasan.
"Bukan 'membeli' orang sungguhan Lui, tapi beberapa tamu selebriti yang hadir akan dilelang sehingga pemenangnya berhak mengajak mereka berdansa malam ini" jelasnya dengan sabar.
"Oww.." sahutku setengah mengerti.
"Uang hasil lelangan itu juga akan masuk ke dana donatur divisi kita. Jadi selain dari sumbangan yang diberikan, kita akan mendapat dana juga dari hasil lelangan itu" lanjutnya.
Bukan ide yang buruk. Aku akan mendukung acara apa saja yang mungkin bisa menambah dana charity kami.
Hal yang ditunggu-tunggu tamu undangan pun akhirnya tiba.
MC mulai memanggil para selebriti yang akan dilelang dari balik panggung. Sorak-sorai tamu undangan memenuhi ruangan.
Dan kejutan menantiku saat mereka keluar.
Para selebriti yang akan dilelang itu, keluar dengan menggunakan topeng, bukan topeng wajah, tapi topeng binatang kostum full face sehingga wajah mereka benar-benar tersembunyi.
Tapi usaha penggunaan topeng itu tidak berpengaruh apapun padaku, karena tanpa memakai topeng itu pun, aku tetap tidak akan mengenali mereka.
Ada 6 pria dan 6 wanita disana, pria memakai topeng serigala sedangkan wanita memakai topeng kelinci. Aku rasa mereka berusaha menyesuaikan dengan tema pesta, dengan adanya binatang maka hutan ini telah lengkap.
Topeng-topeng itu mempunyai kualitas yang sangat bagus, mereka terlihat sangat nyata menurutku. Untuk topeng kelinci, aku bisa melihat bulu lembut warna putih dan cokelat yang di padu dengan telinga panjang.
Sedangkan untuk topeng serigala bahkan lebih hebat lagi,
Moncong dan bulu panjang mereka terlihat sangat nyata. Bulu palsu pada topeng-topeng itu terdiri dari beberapa warna yaitu, cokelat, putih, hitam dan salah satu topeng bahkan berwarna abu-abu dengan lidah menjulur.
Yang mana aku tahu itu salah, karena serigala tidak pernah menjulurkan lidahnya, anjing memang melakukannya, tetapi tidak untuk serigala.
Sesaat aku heran, dari mana aku tahu tentang hal ini?..
Satu-satunya acara TV yang bisa aku tonton saat ini memang adalah Animal Planet.
Setelah aku melihatnya secara tak sengaja dulu, aku menjadi penggemar setia acara itu. Tapi aku yakin, belum pernah menonton pembahasan mereka tentang serigala. Jadi aku tak mungkin bisa tahu fakta unik ini dari acara itu.
Hmm..
Ada sesuatu yang salah sekarang, perutku terasa tergelitik ketika melihat mereka, topeng-topeng serigala itu....
"They look so sexy" desisku tanpa sadar. Dan tentu saja Jovi mendengarnya. Karena dia tersenyum sangat lebar ke arahku.
"Yup--dan kau harus melihat pria no.6" kata nya sambil menunjuk dengan bersemangat.
Aku pun melihat ke arah tangan Jovi menunjuk.
Pria itu memakai tuxedo tanpa dasi, kemeja putihnya tak mampu menyembunyikan otot dadanya. Topeng kostumnya berupa serigala berbulu warna hitam pekat.
Dan tanpa peringatan apapun tiba-tiba jantungku berdetak lebih kencang.
"Aku tahu siapa dia, aku bisa mengenali dada bidang itu dimanapun" kata Jovi lagi dengan terkikik.
"Siapa?" tanyaku.
"Dia Zenobia Terence, aktor"
Aaaah.. Ya!
Jovi bersorak gembira ketika tahu bahwa Oscar mengundangnya.
"He's so sexy right? Oh ... aku harap mereka cepat-cepat membuka topeng itu" katanya lagi dengan mata penuh harap.
Ehmmm-------This is wrong!!
Kenapa aku malah berharap mereka takkan pernah membuka topeng itu? Aku kembali menatap topeng serigala hitam itu, dan lagi jantungku melenting dahsyat sampai aku harus memegangi dadaku untuk menenangkannya.
Aku benar-benar bingung sekarang.
Aku jelas bukan penggemar anjing, I'm a cat person. Jika bukan karena alergi terhadap bulunya, pasti aku telah memelihara banyak kucing sekarang. Tapi ada rasa ketertarikan yang aneh ketika aku memandang kostum-kostum itu.
Terutama kostum no.6, setiap pandanganku terarah ke sana, jatungku berolahraga dengan suka ria. Ini tidak mungkin normal, batinku sambil menarik nafas untuk menenangkan diri.
Am I have fetish for a wolf? That another level of Psycho, even with my state of mind.
MC acara lelang itu segera memulai acara dengan penuh semangat.
Satu demi satu para penawar mulai memperebutkan mereka.
Papan berbentuk bulat naik dan turun secara bergantian sebagai penanda bahwa para tamu mulai menawar.
Papan bertulis angka 2 tergeletak diam di depanku, untuk Oscar angka 1, sedangkan Mr. Lawrence beberapa kali sudah mengangkat papan no. 3 di depannya.
No. 4 untuk Jovi, tapi dia tak memperdulikannya, matanya tetap sibuk memandang Mr. No. 6.
Matanya terus memandang kedepan, dan dia membagi info tentang Zenobia yang tiak seluruhnya aku dengarkan, karena aku juga sangat sibuk menenangkan detak jantungku yang tidak terkendali.
Jangan sampai aku pingsan di sini. Itu akan sangat memalukan.
Beberapa kali aku melayangkan pandangan ke arah Mr. No 6 dengan bingung, karena masih tidak percaya, jika detak jantungku yang menggila ini disebabkan olehnya .
Aku belum pernah merasakan hal ini sebelumnya.
Tapi saat itu juga ada rasa familier yang menyelimutiku, seolah aku sudah sering mengalami hal ini.
Seharusnya ini tidak mungkin... !! Tetapi perasaan ini terasa begitu dekat, seolah itu sudah ada di sana sejak lama. Perasaan itu seakrab matahari yang membelai kulitku. Seakrab udara yang aku hirup.
Tenangkan dirimu Lui!! . Aku mengambil nafas panjang, dan detak jantungku kembali melambat.
Aku mendesah dengan lega. Tapi ini belum berakhir, karena acara ini baru akan mencapai puncaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Luzi
baru pertama kali baca karyamu Thor, ternyata syuuuuuuuuukaaaaa ,,,
2022-10-14
0
L A
aku baca ini utk kedua kali.... bahasanya bagus, rapi ....good job thor 👍
2020-07-27
1
®️ℹ️🅰️
Seruuu
2020-03-22
1