Ara yang tak sanggup bertatapan sedekat itu dengan Neal mengalihkan pandangannya, Keringat dingin bergulir ditubuhnya, ia meremas tanganya kuat yang terasa membeku, ia berkali mengajak jantungnya untuk berkompromi,
tapi jantungnya seakan sedang tidak berpihak kepadanya karena ia bergemuruh didalam sana seperti genderang perang, Neal mengamati wajah cantik Arabela dengan seksama dan pandangan itu terhenti pada bibir Ara yang berwarna pink , Neal melepaskan tangannya dari dagu Ara, ia kembali meluruskan tubuhnya dan menjauhkan tubuhnya sambil merapikan dasinya, ”Aku sudah selesai ,ayo kita pulang," ajak Neal pelan.
Arabela segera bangkit dari duduknya tangannya memegang jas Neal yang tadi menyelimuti kakinya, ia berjalan mendekati Neal yang baru selesai dengan dasinya Ara pun melirik pada dasi Neal yang tergantung di lehernya,”Itu... dasimu masih kurang rapi," sapa Ara sambil menunjuk dengan jari telunjuknya, Neal pun mengikuti telunjuk Ara dan mencoba kembali merapikan dengan sebelah tanganya, Ara memberanikan diri lebih mendekat
pada Neal, perlahan tangannya terjulur untuk menarik tangan Neal menjauh dari sana dan membantu Neal merapikan dasinya.
Neal kembali memperhatikan wajah Ara yang terlihat sibuk memperbaiki dasinya,”sudah..."ujar Ara
pelan dan segera memundurkan tubuhnya, tapi tangan Neal dengan cepat menahan pinggang Ara, dan menarik tubuhnya sehingga menempel sempurna dengan tubuh Neal, belum hilang rasa keterkejutan Ara, Neal menarik tengguknya dan menempelkan bibirnya pada bibir Ara dengan cepat dan menciumnya dengan sangat lembut, mata Ara membulat sempurna mendapatkan ciuman yang sungguh diluar dugaannya Neal ******* bibir itu dengan lembut dan semakin memperdalam ciumannya.
Neal segera melepaskan ciumannya ketika mendengar ketukan pintu, ia dengan menjauhkan tubuhnya dari Ara yang terlihat mengatur napasnya yang ngos-ngosan, ia membalikkan tubuhnya sambiil mengusap wajahnya ,”apa yang baru saja aku lakukan , kenapa aku tidak bisa mengendalikan diriku seperti ini," guman Neal kesal, ia kembali mendengar ketukan pintu, Neal pun menyahut menyuruh masuk, pintu pun terbuka tampak Mark berdiri disana, dan perlahan melangkahkan tubuhnya masuk.
****
Ara mengikuti langkah Neal dan Mark, ditangnnya tergantung jas Neal , adegan ciuman tadi masih berputar-putar dikepalanya, dan mencoba menerka-nerka kenapa Neal menciumnya, ia mengusap bibirnya dengan ibu jarinya
pelan,
“Aduh...!"
Arabela begitu terkejut karena tubuhnya berbenturan dengan Neal yang berjalan didepannya karena ia berjalan sambil terbengong tidak menyadari Neal yang didepannya menghentikan langkahnya, seketika Neal membalikan tubuhnya, ada kecanggungan dari keduanya saat pandangan mereka bertemu,
“Kau ini sungguh ceroboh sekali, kalau jalan harus lihat-lihat dulu," seru Neal mencoba untuk bersikap biasa .
“Maaf..." imbuh Ara pelan sambil mengerucutkan bibirnya, ketiganya segera masuk ke lift menuju lantai dasar, tak ada suara diantara mereka sampai akhirnay lift berhenti dan mereka segera keluar dari sana, Neal segera meraih tangan Ara dan menggandenganya karena disana banyak karyawan Neal yang masih berkumpul, tak ada penolakan dari Ara, Mark mengikuti langkah mereka dari belakang, para karyawan Neal menundukan kepalanya saat berpapasan dengan bosnya itu, tak ada balasan dari Neal ia tetap melangkah dengan ekspresi datarnya.
"Lihatlah wajahnya tidak ada ramah sedikit pun pada karyawannya," guman Ara sambil memeperhatikan wajah suaminya.
Begitu pun saat mereka dalam mobil tak ada yang berbicara diantara mereka, hanya alunan musik yang terdengar dari audio mobil, Arabela melirik Neal yang tak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari ponselnya, Ara pun segera mengalihkan pandangannya ke jendela mobil memperhatikan jalan yang mereka lalui, Ara melamunkan tentang kehidupannya yang tidak pernah ia tebak jalannya, begitu banyak yang terjadi diluar dugaannya, seakan takdir hidup sedang mempermainkannya, Ara menghela napas Panjang dan melepaskan pelan, mencoba mendamaikan hati dengan pikirannya.
*****
Begitu selesai makan malam Neal segera beranjak untuk kembali ke lantai dua, tapi ia menahan langkahnya ketika Jessy memanggilnya, ia pun membalikan tubuhnya sambil menatap adiknya yang berjalan menghampirinya,
“Kakak... lusa aku dan Maxim akan kembali ke Amerika, selama aku liburan kakak tidak pernah mengajakku berpergian, besokkan weekend bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan," rengek Jessy sambil bergelayut manja dilengan kakaknya itu.
“Jessy kakak sibuk... lain kali saja kita lakukan," tolak Neal lembut, wajah Jessy langsung cemberut begitu mendengar penolakan kakaknya. “Kita tidak akan bertemu berapa bulan ini kak, beri aku waktu sehari saja bersama kakak," rayu Jessy dengan mata berkaca-kaca, Neal menghela napas panjang, memang setiap libur kuliah kedua adik kembarnya itu mereka selalu pergi bersama tak jarang mereka berpergian ke negara lain walauapun itu hanya beberapa hari saja.
“Baiklah," ucap Neal akhirnya.Dan tentu saja jawaban itu membuat Jessy melonjak senang sambil memeluk kakaknya.
****
Neal beranjak turun dari ranjang, walaupun masih pagi tapi ia sudah melihat Arabella ada di tempat tidur, mereka berdua sedikit canggung setelah kejadian di kantor kemarin sore. Neal mengusap wajahnya kasar kalau teringat kejadian itu, sebenarnya bukan ia menyesalinya ia hanya tak ingin Ara menyalah artikan ciuman dianatara mereka. Ia hanya tak ingin menyakiti perasaan wanita itu, karena ia sudah memiliki Anara wanita yang sangat dicintainya. Neal melangkahkan kakinya ke kamar mandi, setelah itu ia pun menganti piyamanya dengan celana pendek dan kaos tanpa lengan, dan melangkah keluar kamar.
Neal berlari pagi menyusuri jalan ke Mansionnya seorang diri, jalanan yang sepi dan rimbun dengan pepohonan membuat udara pagi terasa begitu menyegarkan pikirannya, setelah cukup jauh berlari Neal mengistirahatkan
tubuhnya pada sebuah bangku panjang yang ada di pinggir jalan. Samar dari jauh ia melihat dua orang sedang berjalan ke arahnya, jalan yang sepi membuat Neal lebih leluasa untuk melihatnya, semakin dekat wajah keduanya semakin jelas terlihat, Neal sedikit kaget melihat Arabela dan Maxim sedang lari pagi berdua saja, mereka terlihat asik bercanda dan tertawa sepanjang jalan.
Mata Neal bertemu dengan Ara yang kebetulan juga sedang menatap ke arahnya, Ara tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahnya, sehingga Maxim ikut memperhatikan tingkah Ara tersebut saat melihat kakaknya
disana ia pun berlari menghampiri sambil menarik tangan Ara.
“Kalau tau kau ingin lari pagi, aku akan membangunkanmu," sapa Arabela begitu ia sampai di dekat Neal.
"kenapa tidak kau coba," seru Neal menatap Ara kesal. ”Aku tidak ingin dimarahi olehmu," imbuh Ara cepat.
“Kenapa kau selalu berbicara seperti itu, apakah aku orangnya memang sepemarah itu!" Seru Neal begitu sangat kesal mendengar jawaban Ara.
“Itukah kamu marah," ucap Ara ketus sambil mengusap wajah Neal yang sungguh mengesalkan dengan telapak tangannya, Neal sangat terkejut melihat Ara yang berani bersikap seperti itu kepadanya,
“Berani sekali kau menyentuh wajahku," ucap Neal dengan suar tingginya sambil menatap Ara tajam, sedangkan Maxim hanya tertawa melihat pertengkaran kecil kakaknya dengan kakak iparnya itu,
“Menyentuh saja tidak boleh, kemarin kau berani mencuimku," tukas Ara sambil menarik tangan Maxim untuk berlari menjauh dari Neal yang wajahnya yang tidak bisa dilukiskan lagi wujudnya.
“Apa aku terlalu baik padanya sekarang, sehingga ia berani melunjak seperti itu," dengus Neal kesal, samar ia masih medengar suara tawa istrinya dan adiknya yang semakin menjauh darinya, ia pun membawa kembali langkahnya pulang ke Mansion.
“Kakak ipar sekarang keren sudah berani terhadap kakak," seru Maxim sambil tersenyum mengingat ekspresi kakaknya tadi,
“Mulai sekarang aku tidak akan takut lagi padanya, aku akan sangat menikmati wajah kesalnya setiap hari," sahut Ara terkekeh. “ Nanti setelah Anara bangun kembali itu akan menjadi kenangan untukku dari Neal," imbuh Ara pelan menatap lurus kedepan, Maxim menatap Kakak iparnya itu, jelas terlihat tergambar kesedihan di wajahnya.
Arabela POV
Semalam aku sudah berjanji pada diriku, akan meniikmati setiap waktu bersama Neal, aku tak akan pernah memilikinya walaupun sebesar apa pun cintaku, karena hati Neal sudah miliki Anara, aku tak tau berapa waktu yang masih aku miliki untuk dapat menatap Neal setiap hari, aku juga tidak peduli walaupun nanti Neal marah dan kesal dengan sikapku, itu tidak akan mengubah perasaanku terhadap Neal.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Arny Wan
mulai nggak tahan nich ..akhirnya di part ini mewek juga,😭
2021-01-16
0
Moonlight
nah gtu dong ara
2020-12-22
0
Latishya Chanel
😭
2020-12-11
0