Ara membuka pintu kamarnya pelan dan melangkah masuk sebelumnya ia tidak lupa menutup pintu kamar, pandangannya langsung terarah pada Neal yang masih terlihat sibuk dengan laptopnya,
“Kau dari mana saja," Sapa Neal tanpa mengalihkan pandangannya.
“Aku dari kamar Jessy Tuan, ia memintah aku untuk menemaninya," jawab Ara diliputi ketakutan.
“Buatkan Aku kopi !" Perintah Neal.
“Iya Tuan," jawab Ara. ia pun memutar tubuhnya untuk kembali melangkah keluar dari kamar.
Ini pertama kalinya Neal memintah sesuatu kepada Ara, sehingga sikap Neal itu menimbulkan berbagai pertanyaan di kepala Ara, begitu sampai di dapur ia pun segera mencari tempat menyimpan kopi.
“Apa yang Nona lakukan malam-malam begini," sapa seorang maid, yang membuat Ara tergelonjak kaget,
“Kau membuatku kaget!" Sahut Ara memegangi dadanya yang terasa hampir copot.
“Maafkan aku Nona, sungguh aku tidak bermaksud seperti itu," jawab maid itu dipenuhi kecemasan.
“Sudahlah... lupakan! Dimana tempat menyimpan kopi," seru Ara. Maid itu bergegas mengambilnya dan meletakkan tepat di depan Ara.
“Nona ingin kopi... biar aku buatkan nanti aku hantar ke kamar Nona," ucap maid menawarkan dirinya.
“Tidak usah, biar aku saja, pergilah tidur ini sudah malam sudah waktunya kamu istirahat," imbuh Ara lembut. Maid itu pun segera pamit kepada Ara, tidak lupa ia mengucapkan terima kasih pada majikannya itu. Ara pun melanjutkan membuatkan kopi untuk suaminya.
*****
Ara meletakkan kopi diatas meja di depan Neal dengan penuh hati-hati, wajahnya kembali diliputi ketakutan kalau sudah berhadapan dengan Neal.
“Kenapa wajahmu selalu seperti itu di hadapanku?" Tanya Neal menatap Ara tajam, Ara diam menundukkan kepalanya sambil meremas kedua tangannya, semua itu tidak luput dari perhatian Neal.
“Angkat kepalamu! tatap aku karena aku sedang berbicara denganmu," seru Neal dengan suara begitu tegas dan wajah yang garang. Perlahan Ara mengangkat wajahnya dan mencoba menatap Neal yang ada di depannya. Kedua mata mereka saling bertemu,
“Aku bukan setan kenapa kau ketakutan seperti itu bila melihatku," ujar Neal kesal. Ara hanya diam tidak tau harus menjawab bagaimana dan menyelaskan pada suaminya yang terlihat semakin menakutkan baginya.
“Aku sedang bicara padamu, bukan pada batu!" Teriak Neal marah.
“A-ku, a-ku.... Ara sungguh merasa gugup dan penuh ketakutan. “Aku sangat takut kalau Tuan memarahiku," jawab Ara akhirnya.
Neal mendengus mendengar jawaban Ara sambil mengangkat sedikit sudut bibirnya, lalu mengambil kopi yang dibuatkan Ara untuknya, Neal menyesap kopi itu sedikit lalu menatap Ara yang masih berdiri di depannya dengan mendudukan kepalanya.
Aku belum pernah merasakan kopi seenak ini, perpaduan yag sangat sempurna guman," Neal dalam Hati. Ia lalu kembali meminum kopi itu, setelah itu ia meletakkan kembali di tempat semula,
“Pergilah... tapi jangan pernah memperlihatkan wajah seperti itu lagi dihadapaku," perintah Neal dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunta, Ara pun mengiyakan lalu melangkah menjauh dari suaminya itu.
****
Ara baru saja keluar dari walk in closet , ia melihat Neal turun dari tempat tidur, ia menatap Ara sekilas dan sesuai dengan pesan Neal semalam ia belajar untuk membuang wajah takutnya di depan Neal.
“Tunggu aku... kita turun bersama!" Perintah Neal sambil melangkah ke kamar mandi. Ara tersentak mendengar ucapan Neal, sejak semalam Ara perhatikan banyak perubahan sikap Neal terhadanya walaupun tatapan dingin
itu masih sama kalau sedang menatapnya.
Ara duduk di pinggir tempat tidur menunggu Neal yang masih dikamar mandi, Ara menatap ke kamar mandi begitu mendengar pintunya terbuka, namun dengan cepat ia membuang mukanya kembali, mukanya memerah menahan malu, sungguh ini adalah pertama kali Ara melihat secara langsung seorang pria bertelanjang dada , walaupun melirik sekilas tapi Ara dapat melihat bentuk sempurna tubuh Neal seperti model majalah yang di bacanya.
“Apa yang kau pikirkan!" Seru Neal berdir di depan Ara yang bengong, Ara tersentak mendengar ucapan Neal. Ia menatap Neal sudah berpakaian rapi untuk berangkat ke kantor.
“Bukan apa-apa Tuan," sahut Ara pelan. Neal menatap Ara dengan menautkan kedua alisnya, tanpa berbicara ia melangkah keluar dari kamar, Ara mengikuti langkah Neal dibelakang.
*****
Ara melangkah turun dari mobil, ia menatap rumah yang ada didepannya, begitu banyak anak-anak sedang bermain disana, senyum menghiasi bibir Ara begitu mendengar suara tawa para bocah yang begitu nyaring, Ara
memeperhatikan sekitarnya, bangunan didepannya itu cukup luas dengan pekarangan yang juga cukup luas untuk tempat bermain bagi anak-anak.
“Ayo Nona kita masuk aku akan memperkenalkan anda dengan pengurus panti ini," ajak Peter. Ara pun mengiyakan dan beranjak untuk melangkahkan kakinya. Kedatangan Ara menarik perhatian beberapa anak yang sedang bermaindi luar, mereka menghentikan kegiatannya dan menatap Ara kemudian tatapannya beralih pada Peter.
“Hai Tuan Peter... siapa yang kau bawah, apakah dia kekasihmu," sapa seorang gadis kecil sekita berusia lima tahun sambil melangkah mendekati Peter, mendengar pertanyaan gadis kecil itu Peter terkekeh kemudian ia meraih gadis kecil itu dan mengendongnya.
“Kau harus berkenalan dengannya, dia bukan kekasihku dia adalah istri Tuan Neal," ucap Peter lembut.
“Benarkah.....Pasti kau Nona Anara," sapa gadis itu membuat Ara tersenyum sambil mengusap kepala gadis kecil itu lembut.
“Iya aku Anara... siapa namamu sayang?" Tanya Ara lembut. Gadis kecil itu pun segera meluncur dari gendongan Peter.
“Aku Noumi, senang akhirnya aku bisa bertemu denganmu Nona Ara," ucap Noumi dengan mata berbinar,
“Tapi mana Tuan Neal, dia berjanji akan datang kesini bersamamu," imbuh Noumi. Ara menatap
Peter yang ada di depannya, kemudian ia berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Noumi,
“Tuan Neal sedang sibuk, lain kali kami akan datang bersama," papar Ara, senyum langsung mengembang dibibir Noumi begitu mendengar perkataan Ara.
Tak lama muncul seorang wanita paruh baya berjalan ke tempat Ara dan Peter, ia menyuruh anak-anak yang berkumpul untuk membubarkan diri kecuali Noumi ia tetap bergelayut di tangan Ara.
“Selamat datang Nona,senang akhirnya anda mau mampir kesini," sapa Wanita itu. “Perkenalakan namaku
sofia, aku pengurus panti ini," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
“Aku Anara senang berkenalan dengan anda Nyonya Sofia," sapa Ara menyambut uluran tangan Sofia.
“Silakah masuk Nona," ajak Sofia, Ara pun mengiyakan, ia masuk menggandeng Noumi sambil mengikuti langkah Sofia dan Peter.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Deslirple
sepertinya alur waktunya agak susah di pahami.. tiba2 udah di panti
2021-12-27
1
🦇
udah baca berulang2 tetap arabella yg paling dewasa diantara semua novel yg pernah aku baca.. thor aku sllu nunggu karya2 mu yg lain 😍 gk tahu bilang sesuka ini sma karya2 mu
2021-05-09
2
Memes Caem
keren.
2021-02-14
0