Setelah puas menumpakah air matanya, Ara menatapi kapal yang berlalu Lalang di sepanjang sungai, seketika Ara teringat pada ibunya, ia segera meraih ponselnya dan menghubunginya.
“Hallo sayang.... Terdengar sahutan dari ujung sana, air mata itu kembali berderai mendengar suara wanita yang sangat dirinduknnya, Hallo Ara sayang... apakah kau masih disana Nak?" Sahut ibunya karena tak mendengar
balasan dari putrinya.
“Iya ibu, aku mendengarkanmu," sahut Ara pelan, Walaupun tidak melihat langsung tapi Mery tahu putrinya itu sedang menangis," Ada apa sayang? Siapa yang membuatmu menangis? Apakah kau bekerja terlalu keras untuk mengobati ibu nak? Pertanyaan Mary bertubi-tubi sungguh ia paling tidak tahan melihat putrinya itu bersedih.
“Tidak ibu, aku menangis karena sangat merindukan ibu, bagaimana keadaan ibu sekarang," tanya Ara lembut.
“Ibu jauh lebih baik sayang, ibu mendapatkan perawatan terbaik dari rumah sakit," jelas Mery sehingga membuat Ara tersenyum bahagia mendengarnya,
“Sayang… panggil Mery lembut.
“Kenapa bu?"
“Ibu tau biaya pengobatan ibu tidaklah murah, kau bekerja apa sehingga bisa mendapatkan uang sebanyak itu? kamu tidak...
“Ibu tidak usah kwatir, aku tidak akan mungkin melakukan pekerjaan seperti itu," jawab Ara cepat memotong pembicaraan ibunya itu,
“Ibu hanya tidak ingin kamu melakukan pekerjaan kotor seperti itu sayang, lebih baik ibu mati dari pada kamu.., Mery tidak dapat lagi melanjutkan ucapannya karena tangisnya sudah pecah disana.
“Tidak ibu, percayalah...kita sudah miskin, tidak berharga oleh orang lain, setidaknya itu adalah harga diri terakhir yang kita miliki, aku selalu mengingat pesan ibu," jelas Ara.
“Ibu percayakan pada Ara," ucap Ara pelan. “Iya sayang ibu percaya padamu," jawab Mery .
“Terima kasih ibu...sahut Ara, Mery pun mengiyakan lalu keduanya pun segera mengakhiri panggilannya.
Ara segera menyimpan kembali ponselnya kedalam tas tanganya, ia menyapukan pandangannya disekitarnya, disekelilingnya mulai ramai, karena hari sudah mulai sore, Ara pun menatap langit yang mulai kemerahan, perlahan ia bangkit dari duduknya melangkah menjauh dari sana, ia memutuskan untuk berjalan sejenak menikmati pemandangan sore di sungai Moskav.
Perlahan Ara melangkahkan kakinya , beberapa kali ia berhadapan dengan beberapa pejalan kaki, kebanyakkan mereka datang dengan pasangnnya, Ara berjalan sambil memangku tanganya erat kedadanya, suhu mulai turun membuat Ara mulai menggigil kedinginan, ia terus melangkah menikmati pemandangan disekitarnya, disebelah kirinya adalah jalanan terlihat cukup ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.
*****
Neal baru pulang dari pertemuan dengan salah satu klienya, ia menikmati pemandangan sore dari jendela mobilnya, ketika tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang tidak asing dimatanya sedang berjalan di trotoar, ia menyuruh Mark untuk menepikan mobilnya, ia segera mengambil ponselnya dari saku jasnya dan menghubungi Peter,
“Hallo Tuan Neal."
“Apakah istriku di rumah?"
“Tidak... tadi Nona memintah aku untuk menurunkannya di pinggir sungai Moskav, aku sudah menolak tapi Nona memaksa, aku pun tidak tega karena aku lihat Nona suasana hatinya kurang baik," jelas Peter . Neal pun
segera mengakhiri panggilannya.
Neal segera keluar dari mobilnya, ia melihat Ara sudah berjalan cukup jauh darinya, Neal pun mempercepat langkahnya, bahkan ia setengah berlari, begitu jarak mereka dekat Neal menarik tangan Ara sehingga membuat Ara terkejut dibuatnya, dengan cepat ia menoleh wajahnya kebelakang.
“Kenapa kau berjalan sendiri di tempat seperti ini," seru Neal kesal. Ara kelabakan melihat Neal ada di depannya.
A-ku…a-ku hanya ingin menikmat pemandangan sungai ini," jawab Ara gugup tidak berani menatap Neal.
Neal mengamati wajah Ara dengan saksama, lalu menarik dagunya sehingga ia dapat melihat wajah cantik wanita yang ada dihadapanya itu, matanya sedikit bengkak dan masih terlihat sisa air mata disana, Ara memberanikan diri untuk menatap Neal, sejenak tatapan mereka saling mengunci, akhirnya Ara mengalihkan pandanganya. Neal segera membuka jasnya dan membalukannya pada tubuh Ara.
“Jangan berjalan sore dengan pakaian seperti ini, karena suhu sudah mulai dingin, lihat bibirmu hampir membeku, ayo ikut pulang denganku," ajak Neal menarik tangan Ara. Ara tak punya pilihan ia hanya mengikuti langkah Neal, ia melirik tangannya dalam genggaman Neal, perlahan Ara menarik tangannya hingga genggaman itu terlepas, Neal menghentikan langkahnya dan menatap Ara kesal,
“Jangan menyalah artikan perhatianku, ini tempat umum bagaimana kalau ada wartawan melihat kita apakah kau ingin memberi tahu pernikahan palsu ini," seru Neal kesal kemudian ia pun melangkah mendahului Ara yang masih mematung disana, Neal kembali menghentikan langkahnya karena tak mendengar langkah Ara yang mengikutinya, tak ingin membuat Neal kembali kesal Ara pun melanjutkan langkahnya.
****
Ara hanya diam sambil menatap keluar jendela mobil suaminya itu, sedangkan Neal sibuk dengan ponselnya, “apakah kau sudah makan?" tanya Neal memecah kesunyian, Ara pun menggelengkan kepalanya,
“Apakah kau ingin mati!" sahut Neal kesal, ia pun segera menyuruh Mark untuk singgah ke restoran sebelum kembali ke rumah.
“Tuan... tidak usah aku belum lapar," tolak Ara, sehingga membuat Neal menatap Ara dengan menautkan kedua alisnya, Akhirnya Ara pun mengiyakan tidak berani membantah Neal lagi. Tak berapa lama mobil mereka
berhenti disebuah restoran mewah, Mark menolak untuk ikut karena ia ingin memberikan waktu untuk berdua antara Neal dan Ara, Neal pun menggandeng tangan Ara saat masuk ke dalam restoran, mereka pun segera masuk keruang VIP restoran itu, mereka memilih meja yang tepat menghadap ke sungai Moskav yang semakin terlihat cantik di malam hari.
Neal segera memesan makanan mereka, Ara tidak ikut memilih makanan karena ia menyerahkan semuanya kepada Neal, hanya kebisuan kembali diantara mereka ketika menunggu pesanan mereka, sesekali Neal melirik Ara yang tepat duduk didepannya, Ara terlihat begitu menikmati pemandangan Malam itu.
“Neal menatap wajah cantik Ara dengan seksama,” dia terlihat lebih polos darinya, dia lebih ceria dibandingkan Anara, tapi aku melihat di balik senyum itu ada sesuatu hal yang berusaha dia tutupi, maafkan
aku sungguh tidak bermaksud untuk menyakitimu," bathin Neal.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Rizkha Nelvida
melow,🥺
2022-04-25
0
🦇
kebanyakan iklan
2021-05-09
0
Moonlight
gx pengen nyakiyin tp ketus mulu ngomong y ..
2020-12-22
0