Setelah menunggu beberapa lama makanan yang mereka pesan pun datang, dua orang pelayan yang mengantar pesanan mereka segera menata makanan dan minuman mereka di atas meja, seteleh selesai kedua pelayan itu pun segera undur diri, Ara mengamati makanan yang sudah terhidang tapi belum ada niat dirinya untuk menyentuh makanan itu, semua itu tidak luput dari perhatian Neal,
“Apakah kau tidak menyukai makanan ini?" Tanya Neal mengernyitkan keningnya, sehingga membuat Ara tersentak.
“Bukan, aku menyukainya tapi…
“Segeralah makan, aku tidak mau mendengar alasanmu," potong Neal dan mulai mengunyah makannya.
Ara pun mengiyakan dan mulai memakan makananya, ia melirik Neal sekilas yang sedang sibuk memotong kepiting dengan ukuran yang cukup besar, Ara pun kembali melanjutkan makannya,
“Kepiting disini enak, kau harus mencobanya," ucap Neal sambil menyodorkan sendok di depan mulut Ara, Ara hanya tertegun terlihat keraguan dimatanya, tapi melihat tatapan dingin Neal , ia pun membuka mulutnya
dan menerima kepiting itu masuk kedalam mulutnya, perlahan Ara mulai mengunyahnya, sedangkan Neal kembali melanjutkan makannya,
“Bagaiman apakah kamu menyukainya?" Tanya Neal sambil menatap Ara, Ara hanya menganggukan kepalanya pelan. Neal mengalihkan tatapannya dari makannya ketika mendengar dentingan sendok yang terjatuh, ia sangat kaget melihat wajah Ara yang di penuhi oleh bulir keringat, napasnya pun mulai tersengal, telihat wajahnya mengernyit yang menahan sakit Neal yang panik langsung bangun dari kursinya.
“Ara.. Ara..! kau kenapa!" teriak Neal. Tubuh Ara terjatuh dari tempat duduknya untuk Neal datang pada saat yang tepat sehingga ia langsung menahan tubuh Ara agar tidak terjatuh ke lantai, Neal segera menelpon Mark, setelah itu ia pun segera keluar dari restoran sambil mengendong Ara, pelayan pun segera datang menghampiri Neal mencoba mencari tahu apa yang terjadi beberapa tamu yang datang juga memperhatikan mereka, untung Mark datang dengan cepat ia pun segera berbicara dengan pelayan restoran, setelah itu ia terlihat mengubungi seseorang, kemudian dengan cepat menghampiri Neal yang sudah menunggu dalam mobil.
“kau kemana saja kenapa lama sekali!" teriak Neal kesal, Mark pun memintah maaf kemudian segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
“Lebih cepat lagi Mark!" Teriak Neal.Matanya tidak lepas memandangi Ara, ia mencoba menghapus keringat yang membasahi kening Ara.
*****
Neal menatap Ara yang sedang diperiksa Dokter, sudah hampir satu jam ia belum juga sadarkan diri, karena itu ia kembali memanggil Dokter untuk memeriksa istrinya,
“Bagiamana Dokter kenapa ia belum juga sadar?" tanya Neal penuh kekwatiran.
“Tuan Neal... istri anda sekarang ia sedang dalam pengaruh obat, sebentar lagi ia akan sadar," jelas Dokter itu. Setelah memberikan beberapa penjelasan kepada Neal , ia pun segera permisi kepada Neal, setelah Dokter itu pergi ia pun segera mendudukan tubuhnya pada kursi di samping tempat tidur, ia memandangi wajah Ara yang terlihat begitu pucat, Neal mendekatkan tangannya ke wajah Ara, tapi ia menahannya sejenak tampak keraguan dari matanya.
Neal mengusap pipi Ara lembut , kemudian mengusap lembut kepala Ara, ia memandangi wajah itu dengan lekat. "Makanan kesukaannya bahkan membuat kau hampir meninggal, wajah yang sama tapi banyak perbedaan diantara kalian, maafkan aku...selalu menyalahkan dirimu karena pernikahan ini, ibu benar sudah seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik , seharusnya aku berterima kasih padamu, maafkan sikap kasarku padamu selama ini, kau begitu sangat takut denganku, mulai sekarang aku akan memperlakukan kau dengan baik," guman Neal pelan. Setelah itu pun Neal keluar dari kamar pergi menemui Mark yang menunggu diluar.
*******
Neal segera menemui Mark yang duduk menunggu diluar kamar perawatan Ara, Neal langsung mendudukan tubuhnya disebelah Mark,
“Bagaimana keadaan Nona Tuan?" Tanya Mark kwatir.
“Ia belum sadar masih dalam pengaruh obat," sahut Neal pelan.
“Saya akan mengantar Tuan pulang, biar saya yang menunggui Nona disini," ucap Mark menatap Neal. Sejenak Neal menarik napas panjang, lalu membuang nya perlanan. "Kau pulanglah... biar aku yang menungguinya disini," sahut Neal menatap kosong kedepan. Mark pun mengiyakan kemudian segera pamit pada Neal.
Neal kembali masuk ke kamar VIP tempat istrinya di rawat, ketika ia masuk ia melihat tubuh Ara bergerak, dengan cepat ia berjalan menghampirinya,
“Ara..." Neal mencoba memanggilnya. Perlahan Ara membuka matanya, ia mengerjapkan matanya menyesuaikan dengan cahaya lampu kamar, ia melihat wajah Neal yang begitu dekat dengannya,
“Tuan," ucap Ara pelan tapi masih bisa didengar oleh Neal.
“Syukurlah kau sudah sadar kembali," ujar Neal. Tampak kelegaan dari wajahnya Ara memperhatikan sekelilingnya.
“Tuan aku dimana?" Tanya Ara karena ia tidak mengenali tempat itu. “ Kau di rumah sakit," jawab Neal singkat. Ara pun mencoba mengingat kembali kejadian sebelumya,
“Maafkan aku Tuan karena sudah menyusahkanmu," ucap Ara beranjak bangun.”Apa yang kau lakukan," seru Neal kesal menahan tubuh isrtinya yang mencoba untuk bangun.
“Kita kembali ke kerumah saja Tuan," sahut Ara pelan.
“Siapa yang memberimu ijin untuk pulang," seru Neal . “Kau ini sungguh bodoh, kenapa kau tidak bilang kalau kau elergi dengan kepiting, kalau kau mati bagaimana!" teriak Neal marah dengan wajah garang.
“Maafkan aku Tuan, aku tidak ingin membuat Tuan marah," sahut Ara ketakutan.
“Sudah berapa kali aku katakan padamu, untuk apa takut padaku, kau tinggal mengatakan saja padaku, apakah kalau aku menyuruhmu meloncat dari kamar ini apa kamu juga akan melakukannya! ucap Neal masih dengan nada tingginya sambil mencoba menahan amarahnya. Tak ada jawaban dari Ara ia hanya menundukkan kepalanya, melihat Ara yang terdiam Neal menarik napas kasar.
“Bersikaplah padaku bagaimana saat kau bersama Maxim dan Jessy, jangan mempersulitku seperti ini, selama kau tidak membuat aku kesal aku tidak akan memarahimu!" ucap Neal memelankan suaranya. Ara pun menganggukan kepalanya pelan.
“Sekarang kembalilah tidur," lanjut Neal pelan sambil membalurkan selimut ke tubuh istriny. Ia pun beranjak menjauh dari tempat tidur, ia mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur, kemudian melangkah keluar dari kamar.
******
Ara beranjak turun dari tempat tidur ketika Neal masuk ke kamar,”kau mau kemana?" Tanya Neal yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Aku ingi ke kamar mandi Tuan" sahut Ara, tanpa bicara ia membantu Ara turun dari tempat tidur, ia memopang tubuh Ara ke kamar mandi sambil memegangi kantung infus , Ara merasa sangat gugup ketika berdua saja dengan Neal dikamar mandi, Ara sejenak menatap Neal,
“Ada apa?" Tanya Neal.
“Aku ingin buang air kecil Tuan," sahut Ara pelan dengan wajah memerah. “lakukanlah," sahut Neal sambil memutar tubuhnya membelakangi Ara, walaupun merasa sedikit aneh Ara melakukannya karena tidak ingin membuat
Neal kesal.
“Tuan, aku sudah selesai," ucap Ara, Neal pun kembali membimbing Ara keluar dari sana. Neal kembali membantu Ara untuk duduk di tempat tidur dan kembali menggantungkan infusnya, baru saja ia beranjak pergi , terdengar suara ketukan pintu, Neal pun membukanya, ternyata itu Dokter yang menangani Ara dengan seorang perawat yang sedang membawakan sarapan untuk Ara.
“Selamat pagi Tuan Neal," sapa Dokter itu ramah. Neal menggangukan kepalanya , ia pun segera menghampiri Ara dan menyapa Ara ramah kemudian mulai memeriksa keadaan Ara, melihat kondisi Ara yang sudah lebih baik, Dokter memberikan ijin untuk pulang, perawat itu pun segera melepaskan infus yang terpasang ditanga Ara, setelah selesai mereka pun pamit.
“Makanlah sarapanmu, setelah itu kita pulang," ucap Neal sambil mendudukan tubuhnya di sofa, Ara pun mengiyakan, sesekali ia melirik pada Neal yang sedang sibuk dengan ponselnya.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Rus Siana
Ara sama q jg alergi kepiting, pernah mkan langsung gatal di sekujur tubuh
2023-01-05
0
Mesri Simarmata
kan kamu yg buat Ara ketakutan,dan kamu pula yang memotong ucapan Ara
2022-06-16
0
gemini_20
neal kalo ga cinta ara tp jaga kata"mu yg pedas,hargai perasaan istrimu,masak istri sendiri dikatai jalang,pdhl tahu sendiri kalo ara mau menyetujui menikah untuk biaya berobat ibunya ara,laki" bodoh...😠😤
2021-09-22
0