Flasback On
Ara baru saja meletakan kopi pesanan pelanggannya ketika ia mendengar sebuah suara memanggil namanya, wajah wanita itu begitu asing baginya tapi kenapa ia bisa mengenalinya, perlahan wanita paruh baya itu menghampiri Ara,
"Kamu Anara ?
"Bukan Nyonya saya Arabella tapi orang-orang memangil saya Ara.
" Bisahkan kita berbicara sebentar nak? tanya Maria
"Tunggu sebentar Nyonya jam kerja saya akan segera selesai, jawab Ara tersenyum, Maria pun menganggukan kepalanya, kemudian Ara mohon pamit, Maria terus memperhatiikan Anara dari belakang," Bagaimana mungkin ia bisa begitu mirip, sebaiknya saya menelpon Helena, Maria pun segera mengambil ponselnya, dan mulai berbiaca dengan serius pada Helena melalui telpon.
Maria menunggu sekitar setengah jam, kemudian Ara menghampirinya dengan tergesa-gesa,
"Maaf Nyonya sepertinya saya tidak bisa memenuhi permintaan Nyonya karena saya ada keperluan mendadak, ucap Ara pelan."Maaf sekali lagi ya Nyonya, saya permisi dulu, imbuh Ara kemudian dengan setengah berlari ia keluar dari cafe.
Maria hanya memperhatikan punggung Ara sampai menghilang,"Aku tidak boleh kehilangannya, guman Maria pelan. Tiba-tiba Maria melihat seorang pelayan yang baru saja kembali mengantarakan pesanan pelanggannya,
"Permisi Nona bolehkah kita berbicara sebentar? tanya Maria
"Ada apa Nyonya? tanya pelayan itu sopan.
"Arabella kamu taukan dia pelayan di sisni juga, tanya Maria penuh Harap.
"Tentu saja, memang ada apa Nyonya anda menanyakan Ara? tanya Pelayan itu penasaran.
"Ada apa? kenapa ia pergi begitu terburuh-buru?
"Oo itu masalahnya, itu karena ibunya sedang di rawat di rumah sakit, sebentar tadi orang di rumah sakit menelponnya, karena itu ia pergi dengan tergesa-gesa, jelas pelayan itu.
"Apakah kamu tau ibunya sakit Apa?
"Tidak Nyonya,saya tidak tahu, jawab pelayan itu cepat.
"Tapi kamu tahu rumah sakit tempat ibunya di rawat? tanya Maria penuh harap.
Pelayan itu menganggukan kepalanya," sebentar saya catatkan alamatnya ucapnya sambil mengambil buku dalam saku celananya, setelah itu ia menyerahkan kepada Maria," tapi kalau boleh saya tahu mengapa anda begitu ingin tahu tentang Ara Nyonya, tanya pelayan itu penasaran.
"Ooo bukan apa-apa, terima kasih ya, oh ya nama kamu siapa? tanya Maria sebelum pergi.
"Thalia Nyonya, jawab pelayan itu cepat.
"Baiklah Thalia terima kasih, ucap Maria tersenyum sambil menyentuh pundak Thalia lembut. Pelayan itu pun menganggukan kepalanya sambil membalas senyum Maria.
*******
Maria melihat Ara sedang berbicara dengan seorang dokter di depan sebuah kamar perawatan, Maria mencoba mendekat agar bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan,
"Maaf Nona Ara, hanya itu satu-satunya jalan untuk menolong ibu kamu, kebetulan ada pendonor yang sesuai dengan ibumu, kalau seandainya kamu sudah menyiapkan dananya pihak rumah sakit akan segera melakukan tindakan operasi, jelas dokter itu kemudian berlalu dari hadapan Ara, setelah dokter itu Ara hanya mampu menyandarakan tubuhnya di dinding , perlahan tubuhnya meringsut dan terduduk di lantai, menangis hanya itu yang bisa di lakukan Ara, darimana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu.
Begitu dokter itu cukup jauh dari Ara dengan cepat Maria menghampirinya,
"Permisi sebentar dokter, bolehkan kita bicara sebentar, seru Maria. Dokter itu menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya,
"Ada apa Nyonya?, tanya dokter itu.
"Maaf kalau boleh saya tahu ibunya Ara sakit apa dokter? ucap maria pelan
"Maaf apa hubungan anda dengan Ara, saya tidak boleh memberitahu penyakit pasien rumah sakit ini kepada orang asing. ucap dokter itu,
"Saya bukan orang asing kami masih punya hubungan saudara, saya tidak tega bertanya langsung kepada Ara karena keadaannya begitu kacau, saya bertanya seperti ini karena saya ingin membantu Ara, maria mencoba meyakinkan dokter itu
"Baiklah kalau memang Nyonya ada hubungan saudara dengan Ara, ibunya harus segera melakaukan operasi transpalantasi hati, tentu biaya untuk melakukan tindakan operasi tidaklah sedikit, saya sangat bersyukur kalau Nyonya membantu Ara, kasihan Gadis itu ia masihsangat muda untuk menanggung beban hidup seberat ini, ucap dokter itu
Maria sangat terkejut mendengar ucapan dokter itu, setelah mengucapkan terima kasih dokter itu pun segera pergi dari sana, Perlahan Maria melangkah ke tempat Ara ia melihat Ara masih duduk disana dengan menyembunyikan wajahnya dianatar posisi kakinya yang di tekukkan,
"Ara, panggil Maria lembut. Perlahan Ara mengangkat wajahnya ia sanagt terkejut melihat Maria ,
"Bukankah Nyonya adalah orang yang saya temui di cafe tadi? , tanya Ara heran.
"Sebelumnya saya mintah maaf karena mengikuti kamu kesini, jawab Maria pelan.
"Apa yang Nyonya inginkan dari saya? tanya Ara penasaran sambil menatap mata Maria tajam.
"Sebaiknya kita mencari tempat yang nyaman untuk berbicara, bagaiman kalau kita bicara di bangku itu, ucap Maria sambil menunjuk sebuah bangkuh yang ada di bawah sebatang pohon akasia, Ara pun menganggukan kepalanya pelan, mereka berdua pun segera berjalan menuju bangku tersebut, begitu sampai mereka segera mendudukan tubuhnya disana, sejenak mereka terdiam sampai Maria memecah kesunyian,
"Sebelumnya saya ingi mintah maaf lagi kepadamu, sebenarnya saya ingin mintah tolong kepadamu, ucap Maria sambil menatap wajah Ara yang sedang menununduk, mendengar perkataan Maria ,Ara mengangkat kepalanya dan menatap Maria,
"Minta tolong untuk apa Nyonya, kita bahkan tidak saling kenal, sahut Ara heran.
"Iya saya tahu, tapi hanya kamu satu-satunya orang yang bisa membantu saya, ucap Maria pelan. Sekali lagi Ara menatap mata wanita paruh baya yang ada di depannya, tidak ada kebohonhan dari tatapan matanya,
"Pertolongan apa yang bisa saya lakukan untuk Nyonya, tanya Ara akhirnya. Sejenak Maria menarik napas panjang,
"Begini Ara, kenapa tadi saya memanggil kamu Anara,itu karena wajahmu sangat mirip dengan tunangan anak saya, Anara itulah namanya, sekarang tunangan anak saya sedang sakit, ia jatuh sakit tepat satu bulan sebelum acara pernikahan mereka akan di langsungkan, mungkin kamu berpikir kenapa tidak diundurkan saja acara pernikahan itu, tapi masalahnya tidak sesederhana itu, kabar itu akan menjadi ladang media untuk membuat isu yang akan membuat keluarga calon besan saya malu, sebenarnya kami akan menyerah dengan keadaan karena pernikahan itu tinggal dua minggu lagi, kami sudah berniat untuk mengumumkan penundaan acara pernikahan itu, tapi ternyata Tuhan sepertinya punya rencana lain, kebetulan saya menemani suami saya dalam melakukan perjalan bisnis, dan saya menemukan kamu di sini, saya rasa ini sudah takdir tuhan mempertemukan kita, karena saya tahu kamu sekarang sedang butuh banyak uang untuk biaya pengobatan ibu kamu, kalau seandainya kamu bersedia menjadi pengantin pengantin untuk putra saya , semua biaya pengobatan ibu kamu akan saya tanggung, ungkap Maria.
Ara langsung menutup mulutnya karena sungguh ia tidak menyangkah Maria memintah tolong seperti itu, " Saya memang miskin Nyonya ,tapi saya tidak akan mau menjual diri saya, saya tidak punya apapun di dunia ini, tapi setidaknya saya masih punya harga diri walaupun terkadang orang sering merendahkananya karena kemiskinan saya, ucap Ara berlinangan air mata.
"Tidak sayang, ini bukan seperti yang kamu bayangkan kami tidak membeli kamu,ada banyak hal yang tidak mungkin saya ceritakan sekarang, yang jelas akan ada keluarga baru yang sangat menunggu kedatanganmu, karena kamu akan menjadi putrinya juga, ini hanya sementara sampai Anara sembuh sayang, pertimbangkanlah demi ibu kamu, percayala kami akan menjaga kehormatan kamu seperti putri kami sendiri, ucap Maria mengusap lembut rambut Ara.
"Pikirkanlah , besok saya menunggu kamu di cafe pukul sepuluh, karena pukul satu saya dan suami saya akan kembali ke Moskow, ucap Maria pelan. " pertolongan kamu akan menolong banyak orang Ara, lanjut Maria lalu mengecup kening Ara kemudian ia segra bangun dari duduknya dan pergi meninggalka Ara .
******
Maria duduk dengan gelisah berkali-kali ia melirik jam tanganya, sudah tepat jam sepuluh tapi ia tidak melihat keberadaan Ara,
"Maaf Nyonya telah membuat anda menunggu, ucap Ara , dengan cepat Maria memalingkan wajahnya kebelakang, beban berat yang menghimpit dada maria berkurang begitu melihat Ara sedang berdiri di depanya,
"Tidak apa-apa sayang silakah duduk, perintah Maria senang, Ara pun segera mendudukan badannya,
"Bagiamana sayang,apa keputusanmu, ucap Maria sambil menggenggam tangan Ara dan menatapnya penuh harap . Ara menatap kedua mata Maria bergantian untuk mencari kesungguhan dari ucapannya,
"Saya bersedia menerima penawaran Nyonya, ucap Ara pelan, mendengar jawaban Ara dengan segera Maria membawa Ara dalam pelukannya, terima kasih sayang, ucap Maria dengan mata berkaca-kaca.
"Tapi Nyonya akan menepati ucapan Nyonya untuk membiayai seluruh biaya operasi ibu saya kan ?, ucap Ara setelah Maria melepaskan pelukannya,"tentu saja sayang kamu tenang saja, berapa pun biayanya akan kami tanggung, seru Maria dengan senyum tidak lepas dari bibirnya, ia sangat bahagia sungguh ia juga tidak tahu kenapa, walaupun ia baru bertemu dua kali dengan Ara tapi ia sangat menyukai gadis cantik yang ada di depannya itu.
"Persiapakan dirimu, kami tunggu kedatanganmu di Moskow, tolong berikan aku nomor ponselmu, Ara segera mencatat nomor ponselnya pada sebuah kertas,lalu menyerahkan pada Maria."Temani ibu kami untuk menjalani operasinya setelah itu kamu segera berangkat ke Moskow, sekarang saya harus pergi, sampai bertemu kembali Ara, tambah Maria kemudian mencium pipi Ara. Ara hanya memandangi punggung Maria samapi menghilang dari pandangannya," Tuhan, semoga ini keputusan yang tepat, guman Ara lalu segera bangkit dari kursinya.
Flasback off
.
.
..
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Indra Hadiwijaya
hayalan tingkat tinggi
maaf hanya bercanda
tp sgt menghubur kok
sy sgt suka cerita nya
2021-01-07
0
KaiRA🎉PUCUK~SQUAD🌱🐛🌱🐛🥀🐛
ok mulai paham
2021-01-02
1
Dimpi
ooo gitu tho ceritanya.. paham2.. lanjuut
2020-12-01
2