Ara sedang bsersiap untuk pergi mengikuti kelas musik, ia tidak menyangkah akan melakukannya secepat itu, ia sangat terkejut ketika Peter telah mendaftarkan ke sekolah musik , selain itu ada beberapa kegiatan yang
akan di ikutinya setiap minggu.
“Peter... kamu tidak usah mengantarkan aku, biar aku pergi sendiri saja," ucap Ara ketika sudah selesai bersiap.
“Tidak Nona, aku akan mengantar dan menjemputmu setiap mengikuti kegiatanmu, " sahut Peter.
“Tidak bisakah aku pergi sendiri saja," ucap Ara memelas.
“Nona, aku hanya mengantar dan menjeput saja, aku tidak akan mengawasimu disana," sahut Peter.
“Baiklah," ucap Ara akhirnya.
*****
Ketika Ara memasuki kelasnya seseorang sudah menunggu di sana, ia duduk di belakang piona dan tengah asyik bermain dengan pianonya, jarinya begitu lincah menari di tuts piano, Ara hanya mengamatinya dari jauh, ia sangat terhanyut mendengar denting
piano yang begitu memukaunya, dan akhirnya music itu berhenti, Ara dengan semangat bertepuk tangan, sehingga membuat pria itu mengalihkan pandangannya pada Ara. Pria itu masih sangat muda mungkin ia seumuran dengan Ara, perlahan Ara berjalan mendekat.
“Wah! lantunan musikmu begitu indah aku sangat menyukainya," sapa Ara, “apakah kamu juga mengikuti kelas music di sini," lanjut Ara.
Pria itu pun berdiri dari duduknya dan memandangi Ara sambil tersenyum ,
“Apakah kamu murid baru yang akan mengikuti kelas di sini?" tanyanya pada Ara.
“Iya benar sekali, perkenalkan namaku Arabella tapi orang-orang memanggilku Ara," sahut Ara sambil mengulurkan tangannya.
“Aku David, senang berkenalan denganmu," sapa David sambil menyambut uluran tangan Ara.
“Aku yang akan mendampingimu belajar disini," lanjut David.
“Benarkah!" sahut Ara terkejut dan menatap David dengan seksama.
“Apakah kamu tidak menyukainya," ujar David balas menatap Ara heran
“Bukan... bukan seperti itu, aku senang sekali," tegas Ara cepat.
“Kalau begitu kita bisa memulainya," lanjut David, Ara pun menganggukan kepalanya.
*****
Setelah selesai makan malam Peter mendatangi Ara yang hendak berjalan ke perpustakaan yang ada di Mansion itu.
“Nona... maaf mengganggumu, ada beberapa hal yang harus saya jelaskan kepada Nona saat Nona harus menjadi Nona Anara," jelas David.
“Baiklah... mari ikut saya ke perpustakaan," ajak Ara kembali melanjutkan langkahnya. Peter mengikuti langkah Ara dari belakang, begitu sampai di perpustakaan mereka mendudukan tubuhnya di sofa.
“Mungkin sebelumnya Nona sudah dijelaskan beberapa orang yang di kenal oleh Nona Anara, tapi ada beberapa lagi yang harus Nona ketahui,
karena tentu tidak lucu bila anda bertemu dengannya tapi anda tidak
mengenalinya sementara mereka mengenal Nona Anara dengan cukup baik," jelas
Peter, sedangkan Ara hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti apa yang di
maksud oleh Peter.
Kemudian Peter mulai memperlihatkan beberapa video kepada Ara, dengan mendetail Peter menjelaskan semuanya kepada Ara, Ara pun mengikuti setiap penjelasan Peter dengan cermat.
“Nona akan sering mendampingi tuan untuk kegiatan sosial maupun acara lainnya, Nona bisa saja bertemu dengan orang-orang tadi," jelas Peter lagi.
“Nona juga sangat beruntung karena Nona Anara tidak terlalu memiliki banyak kenalan, "tambah Peter. ”Apakah masih ada yang ingin Nona tanyakan?" lanjutnya.
“Apakah kamu dulu bekerja dengan Nona Anara?" tanya Ara penasaran.
“Bukan saya dulu bekerja pada tuan Neal berdua dengan Mark, tapi saya sering menemani Nona Anara kalau dia akan berpergian," sahut Peter.
“Ada lagi yang Nona ingin tanyakan?" Ucap Peter. Ara pun mengelengkan kepalanya,
“Kalau begitu saya permisi dulu, jangan tidur terlalu larut jagalah kesehatan Nona,' ucap Peter kemudian melangkah pergi ketika akan
membuka pintu Peter menghentikan langkahnya karena Ara memanggilnya, ia pun
membalikkan tubuhnya,
“Terima kasih Peter," ucap Ara. Peter pun menganggukan kepalanya. Lalu melangkah keluar dan tak lupa menutup pintu kembali.
“Apakah semua orang yang bekerja dengan Tuan Neal harus berwajah dingin dan berekspresi datar seperti itu," guman Ara pelan, “tapi setidaknya Peter lebih banyak bicara walaupun itu hanya seputar apa yang
berhubungan dengan hal-hal yang boleh dan tidak boleh aku lakukan."
“Ahh... itu tidak penting, yang jelas aku akan tetap berjuang sampai Nona Anara sembuh, setelah itu aku akan terbebas dari semua ini," guman Anara . Kemudian ia sibuk mencari buku yang hendak ia baca, Ara swdikit kesulitan untuk memilih buku dari ribuan buku yang ada di sana, setelah menemukan buku yang di inginkannya ia pun segera
membacanya sambil tiduran di sofa.
*****
Ara tersentak sehingga buku yang ada di tangannya terlempar begitu saja, ia memutar matanya sekelililing ia melihat jam dinding sudah menunjukan pukul 01.00 am, ia pun tersadar sudah ketiduran di perpustakaan mungkin karena kelelahan ia tertidur ketika sedang membaca bukunya, Ara pun segera bangun dan memungut bukunya yang terjatuh tadi, kemudian meletakkan pada tempatnya kembali, setelah itu ia pun segera keluar dari perpustakaan dan berjalan menuju
kamarnya, begitu sampai di depan pintu Ara tertegun, “ Ini sudah larut mungkin dia sudah pulang, aku harus hati-hati membuka pintu takut nanti membangunkannya, aku bisa di marahinya atau di suruh tidur di lantai," guman Ara pelan.
Ia pun membuka hendel pintu dengan sangat hati-hati setelah masuk ia kembali menutupnya dengan pelan, baru satu langkah berjalan ia melihat Neal sedang duduk di sofa, Ara menghentikan langkahnya sejenak, kemudian menatap Neal yang sedang sibuk dengan laptop di pangkuannya, dengan pelan-pelan Ara melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.
Setelah Ara masuk kekamar mandi Neal mengalihkan pandangannya dari laptop dan menatap ke pintu kamar mandi.
“Dasar wanita gila bagaimana ia berpikir kalau aku tadi tidak melihatnya dia pikir saya buta, mengendap - endap masuk seperti pencuri saja," dengus Neal kesal.
Begitu Ara keluar dari kamar mandi ia kembali menatap Neal di sofa. Deg! Jantung Ara seakan terhenti begitu melihat Neal yang juga sedang menatapnya dengan tajam.
“Selamat malam Tuan, " sapa Ara sambil membungkukan badannya pada Neal, setelah itu dengan langkah tergesa-gesa ia segera naik ke tempat tidur, ia dengan cepat menutup matanya tidak berani melihat Neal lagi kalau tidak ingin di makinya.
..
.
.
..
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Bidari Permana
bentar lagi juga bucin
2021-09-17
0
Desrina Tobing
kasihan Thor buat Neal jatuh hati......akhirnya budcin klo GK anara sadar dari koma biar mereka bersatu
2021-07-25
0
WenNy Ratriyaningsih
kasihan Ara.a
2021-07-17
0