Taman Hiburan

Setelah Maxim memarkir mobilnya, mereka pun segera turun Maxim memakai topi dan kaca hitamnya,  Ara melirik sekilas adik iparnya itu sebelum jessy menarik tangannya.

Ketiganya begitu sangat gembira ketika memasuki arena permainan yang sangat terkenal di kota Moskow, Maxim yang awalnya malas untuk ikut bahkan ia lebih terlihat bersemangat untuk mencoba semua permainan yanga ada disana.

"Ayolah Kakak ipar," ajak Maxim pada Ara. Ia mengajak Ara untuk naik bianglala.

“No Max... aku tidak bisa melakukannya, aku takut ketinggian," tolak Ara.

“Tenanglah ada aku dan Jessy disana," bujuk Maxim lagi.

“Iya kakak ipar ayolah, kalau kakak tidak mau ikut aku juga tidak akan ikut," ucap jessy mengerucutkan bibirnya dan akhirnya Ara harus menyerah dengan kedua adik iparnya itu ia terpaksa menyetujui ajakan mereka.

Ara begitu  gugup ketika baru saja mendudukan tubuhnya disana, kaki dan tanganya terasa dingin, ia duduk bersebelahan dengan Jessy sedangkan Max tepat duduk di depannya. Melihat kegugupan kakak iparnya itu, Max menggenggam tangan Ara erat.

“Berpeganganlah padaku, aku yakin kakak pasti bisa," ucap Max memeberi semangat, Ara hanya menjawab dengan anggukan dan senyum getirnya,Jessy segera mendekap tubuh Ara ketika bianglala itu mulai berputar.

“Tidak usah takut ,aku akan memeluk kakak," ucap Jessy menatap Ara dengan senyum yang penuh ketulusan, Ara begitu sangat bahagia, iaselalu bermimpi ingin punya seorang adik dan sekarang yang memiliki dua orang adik yang begitu peduli padanya, tiada kebahagiaan yang melebihi ini menurut Ara.

“Kakak masih takut?" tanya Jessy membuyarkan lamunan Ara.

“Sedikit," sahut Ara pelan. Sebenarnya ia berbohong karena sekarang keringat dingin mulai menghiasi keningnya.

“Jangan melihat kebawah kak," seru Max dan Ara pun mengangukan kepalanya pelan, Jessy tau kakak iparnya itu  sangat buruk dalam berbohong memeluk Ara semakin erat, satu tangannya di genggam oleh Max.

Ara merasa waktu sepuluh menit begitu lama terasa, ia mulai sedikit gelisah karena mulai merasa mual, dan ia sangat bersyukur

karena akhirnya bianglala itu berhenti, Ara segera bangun dari duduknya dan tubuhnya hampir saja terjatuh kalau tidak cepat di pegangi Max.

“Hati—hati kakak," sahut Max kwatir.

“Aku pusing," ucap Ara pelan.

“Ayo aku pegangi," ucap Jessy, Ara pun menyetujuinya Jessy membimbing Ara diiringi Max di sampingnya. Jessy mengantar Ara ke toilet karena ia masih merasa mual, Maxim mencari tempat istirahat untuk mereka sambil menunggu Ara dan Jessy kembali. Ia membeli beberapa makanan kecil dan minuman hangat untuk Ara dan juga untuk dirinya dan adiknya. Setelah menemukan tempat yang cocok dengan kepingannya Max pun menelpon Jessy untuk memberi tahu keberadaannya agar mereka bisa dengan mudah menemukannya.

Setelah merasa lebih baik mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka yang sempat terhenti, tapi kali ini mereka tidak lagi memaksa Ara untuk ikut, mereka memilih permainan lain yang tidak membuat Ara ketakutan lagi, seperti sekarang ini mereka sedang berjuang mendapatkan boneka apabila berhasil menembak  papan permainan dengan tepat, namun sayang Ara dan Jessy harus menelan kecewa karana semua tembakan mereka meleset sehingga koin mereka tersisah satu saja. Maxim segera mengambil koin di tangan adik kembarnya itu, dan dengan satu bidikan tembakan itu tepat

mengenai sasarnnya sehingga membuat Ara dan Jessy  berteriak dan meloncat kegirangan, penjaga permainan itu pun memberikan sebuah boneka anjing kepada Jessy.

“Max, bagaimana kamu bisa melakukannya itu keren sekali!" ucap Jessy kagum.

“Itu hanya kecil," sahut Max sombong sambil menjentik ujung jarinya.

“Seharusnya aku dulu ikut kelas menembak denganmu dan kakak," sungut Jessy memanyunkan bibirnya, tapi seketika  wajahnya kembali berubah ceria Jessy memegang kedua tangan Ara, “kakak bagaimana selama aku liburan kakak temani aku ikut kelas menembak?" Ajak Jessy. Ara menatap Jessy ragu lalu berkata,

“Tapi…

Dengan cepat Jessy memotong ucapan Ara, ”Tidak ada tapi urusan kakak biar aku yang mengurus, kakak ipar tidak usah kwatir," tambah Jessy.

“Ya sudah terserah kau saja," sahut Ara.

Setelah puas bermain-main sebelum kembali mereka mengambil beberapa foto, setelah itu mereka lanjutkan perjalannya, mereka menuju salah satu mall yang sangat terkenal di kota itu.

*****

Neal sibuk menandatangani beberapa berkas yang ada di mejanya, Mark yang duduk di depannya terlihat sedang menatap ponselnya,

terlihat sedikit senyum di bibirnya ketika menatap ponselnya.

“Sepertinya Nona dan kedua adik Tuan  sangat menikmati harinya," ucap Mark  melirik Neal sekilas, tak ada sedikit pun tanggapan dari Neal ia masih sibuk dengan berkas yang ada di depannya.

“Sepertinya Max sangat akrab dengan Nona, lanjut Mark." Ucapan barusan Mark dapat memancing sedikit perhatian Neal.

“Apa maksudmu?' Tanya Neal menatap tajam Mark yang duduk di depannya. Tak ada jawaban dari mulut Mark, ia hanya menyerahkan ponselnya pada Neal, Neal mengambil ponsel itu dari tangan Mark dan menatapnya sebentar lalu kembali

menyerahkan pada Mark, tak ada sedikit pun kata keluar dari mulut Neal, setelah melirik Neal sekilas Mark kembali menyimpan ponselnya dalam saku celananya.

Setelah selesai dengan berkas itu Neal segera bangkit dari kursinya lalu melangkah keluar dari ruangannya, Mark mengukuti langkah Neal tapi sebelumnya ia mengambil berkas yang ada di meja Neal.

Tak ada suara yang keluar ketika mereka berdua dalam mobil, Neal menatap  keluar jendela mobil pikirannya berputar pada foto yang diperlihatkan oleh Mark tadi. Ia begitu

kesal melihat Max berfoto sambil  memeluk

Ara dari samping dan mencium pipinya dengan caption "adakah yang marah…?"

“Bagaimana bisa ia mengeluarkan foto seperti itu di instagramnya," guman Neal dalam hatinya. Ia mengambil ponselnya dan kembali melihat fota Max dan Ara tadi, ia semakin kesal membaca  beberapa komentar , dengan cepat ia kembali menyimpan ponselnya.

******

Jessy dengan penuh semangat mengajak Ara untuk singgah ke toko brand yang sangat terkenal, jessy sibuk memilih barang yang ada disana, beberapa kali ia mintah pendapat Ara dengan barang pilihannya,  dan yang keluar dari mulut Ara  hanya satu kata “cantik” membuat Max yang duduk di sebelahnya menahan tawa

“kakak ini gimana sih, setiap di tanya jawabannya cantik semua," sungut aJessy kesal.

“Karena itu memang cantik Jes," sahut Ara polos. Jessy hanya bersungut kesal sambil berlalu.

“Kakak tidak ikut beli juga?" tanya Max menatap Ara disampingnya.

“Tidak, kakakmu sudah membelikan aku banyak pakaian sehingga aku sampai bingung harus memakai pakai yang mana," ucap Ara menahan senyum.

Tak lama Jesy kembali, "kenapa kakak diam saja, ayo pilihqmana yang kakak suka," ajak Jessy menarik tangan Ara.

“Tidak Jessy... kamu  aja yang  belanja lemari pakaianku sudah penuh," tolak Ara halus.

“Kakak tinggal bilang aja sama kak Neal untuk beli lemari pakaianlebih besar lagi," sahut Jessy.

“Tidak Jesy... itu sudah cukup," jawab Ara. Melirik Jessy yang tiba-tiba terdiam.

“Kalau begitu aku juga tidak mau beli," ucap Jessy.

Ara menatap Jessy, "apakah kamu marah padaku?" Tanya Ara menatap mata Jessy.

“Tidak... aku tidak marah kakak, aku juga sudah memiliki banyak pakaian, sepatu dan tas lain kali saja kita kesini lagi," jawab Jessy

tersenyum. Ara menarik napas lega mendengar perkataan Jessy.

Ketiganya sepakat untuk pergi makan dulu karena mereka sudah sangat lapar mereka pun mencari Restoran di sekitar Mall.

.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nurie

Nurie

nemintah....ithir org jawabarat ya...ko sllu nambah H dibelakang kata yh seharusnya

2023-01-11

0

eka teukie

eka teukie

jessy dan maxim mengingatkan ku akan jesslyn dan jasson, niel sbg ken, ara sbg alana 😁😁😁

2021-03-03

7

Velma Asmara

Velma Asmara

niel angkuh ya.....😀

2021-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pernikahan
2 2. Rumah Baru
3 3 Berkunjung
4 Pertemuan
5 Penawaran
6 Masih di kelilingi oleh orang yang mencintainya
7 Kegiatan Baru
8 Pergi Bersama
9 Maxim dan Jessy
10 Taman Hiburan
11 Dia berhak mendapatkan cinta
12 Kopi pertama
13 Mengapa sesakit ini
14 Jangan Salah Mengartikan
15 Sungguh Bodoh
16 Aku akan merebutmu
17 Aku akan melindungimu
18 Pertama kali
19 Sudah berani
20 Aku tidak akan takut lagi
21 Pelukan Penenang
22 Pandai Berhias
23 Kenapa Sepi
24 Kau Aman Bersamaku
25 Mengunjungi Ibu
26 Aku tidak akan menyesalinya..
27 Serendah itukah aku?
28 Bertemu Sahabat Lama
29 Pertemuan Tak Sengaja
30 Tatapan Tidak Suka
31 Bimbang
32 Kau Harus Menepati Janjimu..
33 Kembali Hangat
34 Pasangan yang Sangat Serasi
35 Apa Aku Tidak Pantas...
36 Teman Baru
37 Nona muda yang cantik
38 Saling menyuapi
39 Kenapa kau membenciku
40 Rasa apakah ini?
41 Sedikit pemarah
42 Kwatir
43 Penuh tanda tanya
44 Kemarahan Neal
45 Seperti mimpi
46 Kebimbangan
47 Bukan seperti yang dulu
48 Sangat mengejutkan
49 Aku tak akan membohongi hatiku lagi...
50 Aku akan menjagamu
51 Dia sudah kembali
52 Pilihan yang sulit
53 Aku merindukanmu
54 Kau butuh sendiri
55 Dia sudah pergi
56 Kebenaran
57 Selamat tinggal
58 Merindukannya
59 Tudingan
60 Bawa ia kembali
61 Pertemuan
62 Menikahlah lagi denganku
63 Begitu mengesalkan
64 Melepas kerinduan
65 Saatnya kembali
66 Kembali pulang
67 Penuh cinta
68 Mengancam
69 Tantangan
70 Minta dukungan
71 Memintah kesempatan
72 Cinta dari keluarga
73 Tinggal bersama
74 Perjuangan yang sedikit sulit
75 Berjumpa lagi
76 Rindu ibu
77 Kejutan
78 Pernikahan kedua
79 Pesta kecil
80 Rencana bulan madu
81 Honeymoon
82 Gundah
83 Kau jahat sekali
84 Kejujuran
85 Rasa bersalah
86 Bertemu kembali
87 Tidak mudah menyerah
88 Ke pesta
89 Menikmati malam
90 David dan Jessy
91 Penuh kekwatiran
92 Teman lama
93 Menggodanya
94 Mungkin sudah waktunya
95 Dia wanitaku
96 Ikut bekerja
97 Merajuk
98 Begitu dicintai
99 Pernikahan Denis dan Julia
100 Bayangan masa lalu
101 Ungkapan hati Daniel
102 Aku hanya butuh cintamu
103 Antara marah dan cemburu
104 Menyerah
105 Seutas rahasia
106 Sepotong kisah
107 Permohonan maaf
108 Kelegahan
109 Terbakar cemburu
110 Tak dapat dicegah
111 Tak terduga
112 Kegilaan Nathalie
113 Menyesakkan
114 Sepucuk surat
115 Kebenaran
116 End
Episodes

Updated 116 Episodes

1
1. Pernikahan
2
2. Rumah Baru
3
3 Berkunjung
4
Pertemuan
5
Penawaran
6
Masih di kelilingi oleh orang yang mencintainya
7
Kegiatan Baru
8
Pergi Bersama
9
Maxim dan Jessy
10
Taman Hiburan
11
Dia berhak mendapatkan cinta
12
Kopi pertama
13
Mengapa sesakit ini
14
Jangan Salah Mengartikan
15
Sungguh Bodoh
16
Aku akan merebutmu
17
Aku akan melindungimu
18
Pertama kali
19
Sudah berani
20
Aku tidak akan takut lagi
21
Pelukan Penenang
22
Pandai Berhias
23
Kenapa Sepi
24
Kau Aman Bersamaku
25
Mengunjungi Ibu
26
Aku tidak akan menyesalinya..
27
Serendah itukah aku?
28
Bertemu Sahabat Lama
29
Pertemuan Tak Sengaja
30
Tatapan Tidak Suka
31
Bimbang
32
Kau Harus Menepati Janjimu..
33
Kembali Hangat
34
Pasangan yang Sangat Serasi
35
Apa Aku Tidak Pantas...
36
Teman Baru
37
Nona muda yang cantik
38
Saling menyuapi
39
Kenapa kau membenciku
40
Rasa apakah ini?
41
Sedikit pemarah
42
Kwatir
43
Penuh tanda tanya
44
Kemarahan Neal
45
Seperti mimpi
46
Kebimbangan
47
Bukan seperti yang dulu
48
Sangat mengejutkan
49
Aku tak akan membohongi hatiku lagi...
50
Aku akan menjagamu
51
Dia sudah kembali
52
Pilihan yang sulit
53
Aku merindukanmu
54
Kau butuh sendiri
55
Dia sudah pergi
56
Kebenaran
57
Selamat tinggal
58
Merindukannya
59
Tudingan
60
Bawa ia kembali
61
Pertemuan
62
Menikahlah lagi denganku
63
Begitu mengesalkan
64
Melepas kerinduan
65
Saatnya kembali
66
Kembali pulang
67
Penuh cinta
68
Mengancam
69
Tantangan
70
Minta dukungan
71
Memintah kesempatan
72
Cinta dari keluarga
73
Tinggal bersama
74
Perjuangan yang sedikit sulit
75
Berjumpa lagi
76
Rindu ibu
77
Kejutan
78
Pernikahan kedua
79
Pesta kecil
80
Rencana bulan madu
81
Honeymoon
82
Gundah
83
Kau jahat sekali
84
Kejujuran
85
Rasa bersalah
86
Bertemu kembali
87
Tidak mudah menyerah
88
Ke pesta
89
Menikmati malam
90
David dan Jessy
91
Penuh kekwatiran
92
Teman lama
93
Menggodanya
94
Mungkin sudah waktunya
95
Dia wanitaku
96
Ikut bekerja
97
Merajuk
98
Begitu dicintai
99
Pernikahan Denis dan Julia
100
Bayangan masa lalu
101
Ungkapan hati Daniel
102
Aku hanya butuh cintamu
103
Antara marah dan cemburu
104
Menyerah
105
Seutas rahasia
106
Sepotong kisah
107
Permohonan maaf
108
Kelegahan
109
Terbakar cemburu
110
Tak dapat dicegah
111
Tak terduga
112
Kegilaan Nathalie
113
Menyesakkan
114
Sepucuk surat
115
Kebenaran
116
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!