Mereka pun segera memulai permainannya, Maxim mulai mengocok kertas dan membagikan kepada masing -masing pemain, Ara yang tidak mengerti sama sekali hanya menatap kartu di tangannya sungguh sedikit pun ia tidak mengerti, Max pun membantu kakak iparnya itu yang terlihat kebingungan, sedangkan Jessy berteriak senang mungkin karena ia nmendapat kartu yang bagus, sedangkan Daniel hanya tersenyum memperhatikan Ara yang tepat duduk didepannya,
Mereka pun bergilir mencabut kertu yang terletak di depan, Jessy kembali berteriak kegirangan sambil senyum kepuasan segera menghias bibir Jessy, ia pun segera meraih lipstick yang ada didepanya itu, “Kak Daniel aku yang akan mencoret wajah Kak Ara," ucap Jessy sambil memberi tanda silang dipipi mulus kakak iparnya itu, Ara yang semula cemberut menjadi tersenyum melihat wajah menggemaskan adik iparnya itu yang terlihat begitu semangat untuk mencoret wajahnya, sedangkan Daniel mencoret wajah Maxim, begitu giliran Ara mencoreti wajah Jessy ia malah tersenyum senang, permainan semakin seru ruangan begitu riuh dengan suara tawa mereka, Ara pun ikut menikmatinya , ia melepaska tawanya yang membuat wajahnya terlihat semakin cantik karena rautan kesenangan, dan semua itu tidak lepas dari pengawasan Daniel`
Dan sepertinya keberuntungan sangat berpihak pada Ara dan Maxim sehingga berkali-kali Daniel dan Jessy menerima coretan di wajahnya, saat giliran Ara yang akan memberi coretan pada wajah Daniel ia sedikit kikuk, ”maaf Tuan Daniel," sahut Ara pelan. Daniel mengedipkan sebelah matanya sambil berkata," tak apa, aku merasa tersanjung dicoret oleh wanita secantik kamu," rayu Daniel, sehingga Jessy memberikan tepukan di pundak Daniel,”kakak jangan bicara seperti itu kalau tidak ingin di marahi kakak."
Neal baru saja sampai ke rumah ia menghentika langkahnya saat naik ke kamarnya karena mendengar suara tawa yang begitu riuh, ia pun melangkahkan tubuhnya kesana, kilatan kemarahan keluar dari mata Neal begitu melihat Daniel yang akan mencoret wajah Ara dengan lipstick yang ada di tangannya, ”apa-apaan kalian ini!" teriak Neal marah sambil menatap tajam semua yang ada disana, Daniel meghentikan gerakkannya, mereka pun mengalihkan pandanganya pada Neal, kekesalah semakin terlihat di wajah Neal ketika melihat wajah Ara yang di penuhi oleh coretan, Ara pun segera bangun dan berjalan menghampiri Neal dengan tersenyum,
“Selamat sore Tuan, kau sudah pulang," sapa Ara sambil tersenyum begitu berdiri didepan Neal, senyum dibibirnya seketika lenyap melihat tatapan Neal yyang seakan menembus tubuhnya ia pun menundukan kepalanya, Neal seketika menarik tangan istrinya menjauh dari sana. Ara pun terpakasa mengikuti langkah Neal yang mengajaknya naik ke lantai dua ke kamar mereka. Maxim dan Jessy hanya menahan kesal karena kesenangan mereka terganggu ulah kakaknya itu.
*****
Ara segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya, setelah semua noda lipstick itu hilang ia pun keluar dari kamar mandi, ia melihat Neal yang sedang membuka jasnya. Ara pun berjalan mendekat dan berdiri
di samping Neal.
“Bagaimana keadaanmu," sapa Neal lembut sambil menyerahkan jas di tangannya ke Ara, dan Ara pun segera meraih jasnya dan mendekapkan ke dadanya.
“Aku sudah tidak apa- apa Tuan," sahut Ara pelan , memandangi wajah Neal sedekat itu membuatnya sedikit gugup, berkali - kali ia menelan ludahnya yang terasa begitu getir.
“Jangan melakukan permainan konyol seperti itu lagi," ucap Neal dengan nada sedikit ketus, Ara pun mengiyakan, Neal pun melanjutkan langkahnya ke kamar mandi sambil membuka kancing kemejanya, sebelum masuk ke
kamar mandi ia menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap Ara.
“Mulai sekarang panggil namaku saja," ujar Neal. Setelahnya ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertahan, Neal melepaskan kemejanya dan meleparkan asal, Ara hanya mematung di tempatnya sambil menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup itu.
Ara berjalan mendekat memungut kemeja Neal yang tergeletak dilantai, ia pun melangkah keluar kamar untuk mengantarkan baju kotor tempat loundry, ia menyempatkan diri untuk berbicara dengan beberapa Maid yang ada
disana, setelahnya ia pun kembali ke kamar, ia melihat Neal sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
“Kau dari mana saja?" Tanya Neal mengalihkan pandangannya pada Ara yang sedang bejalan mendekat.
“Aku baru saja mengantarkan pakaian kotor ke tempat laundry," sahut Ara lembut. “ Untuk apa kau melakukan hal itu nanti ada maid yang akan mengurus semuanya," seru Neal menatap Ara tajam.
“Tapi aku senang melakukannya," ucap Ara hati-hati.
“Jangan membantahku aku tidak suka dibantah, kau istriku bukan pelayan," sahut Neal menahan kesal .
“Aku hanya istri sementara mu, kenapa berlebihan seperti itu," guman Ara dalam hati
Suara ketukan pintu dan panggilan makan malam menghentikn pembicaraan Neal dan Ara, keduanya segera keluar dari kamar dan berjalan beriringan ke meja makan, Maxim, Jessy dan Daniel sudah menunggu disana, Daniel segera melayangkan senyumnya sambil memperhatikan Ara yang duduk disamping Neal, sungguh Neal kesal melihat sikap Daniel yang terlihat begitu terang-terangan ingin menggoda Ara.
“Untuk apa kau masih di sini," seru Neal menatap Daniel tajam, sedangkan yang ditanya hanya tersenyum simpul,
“Tentu saja kau ingin berkenalan lebih dekat dengan istrimu," sahut Daniel santai sambil menguyah makananya. Ara tersentak mendengar ucapan Daniel yang sungguh tidak sopan menurutnya, ingin rasanya Ara menarik mulut
Daniel yang membuatnya begitu kesal.
“Jaga bicaramu!" seru Neal mengeraskan rahangnya, sementara Maxim dan Jessy hanya saling melirik sambil mengangkat bahunya,
“Baiklah aku akan menunggu sampai ini berakhir," imbuh Daniel, dan Neal tak ingin melanjutkan perdebatan di meja makan karena ia paling tudak suka mengobrol di meja makan.
****
Ara berbaring gelisah di tempat tidur, ia sedang menyususun pertanyaan di kepalanya agar Neal tidak marah ketika ia sedang bertanya tentang Daniel, pandangannya langsung tertuju pada pintu penghubung ruang kerja Neal dengan kamar yang memang letaknya bersebelahan. Ia pun langsung mendudukan tubuhnya menatap Neal yang berjalan semakin mendekat,
“Kenapa belum tidur," sapa Neal sambil menghentikan langkahnya di depan tempat tidur. “ Segeralah tidur ini sudah sangat larut." perintah Neal. Lalu sambil melanjutkan langkahnya ke kamar mandi, Ara pun kembali membaringkan tubuhnya dan membalutkan seluruh tubuhnya dengan selimut, tapi sungguh ia tidak bisa memejamkan matanya, ia merasakan seseorang naik ke tempat tidur dan perlahan menarik selimutnya,
“Kau bisa mati kehabisan napas kalau tidur seperti itu," ucap Neal sambil memiringkan tubuhnya menghadap Ara, kedua mata mereka bertemu, Neal segera mengalihkan pandangannya lalu membaringkan tubuhnya, Neal meraih remot di meja kecil disamping tempat tidur dan mematikan lampu kamar lalu menggantinya dengan lampu tidur, setelah itu tak ada suara, hanya kesunyian menyelimuti mereka.
“Neal... apakah kau sudah tidur," ucap Ara sambil memiringkan tubuhnya menghadap Neal.
“Ada apa?" Sahut Neal pelan.
“Aku boleh bertanya sesuatu padamu?"Tanya Ara sedikit ragu, Neal memiringkan sedikit tubuhnya dan menghadapkan wajahnya pada istrinya itu,
“Apa yang ingin kau tanyakan," ucap Neal menatap lekat wajah Ara.
“Soal Daniel," sahut Ara singkat.
”Apakah dia mengganggumu," potong Neal cepat. Ara dengan cepat menggelengkan kepalanya.
“Bukan seperti itu... apakah dia tahu tentang alasan pernikahan ini terjadi?" Tanya Ara menatap Neal dalam, sebenarnya Neal sungguh tidak senang dengan pertanyaan yang dilontarkan Ara, tapi tatapan sayu wanita
didepannya itu sungguh membuatnya luluh,
“Iya," jawab Neal singkat,
“Jadi itu alasan kenapa ia ingin merebutku dari Neal,tapi untuk apa? tapi kalau pun pernikahanku dengan Neal akan berakhir setelah Anara bangun, aku pun tidak ingin bertemu dengan orang-orang yang berhubungan dengan keluaraga ini, aku tidak akan mengunjungi Moskow lagi, sungguh aku tidak akan pernah sanggup," guman Ara dalam hati, ia pun segera memalingkan wajah dari Neal, karena ia tidak ingin Neal melihatnya menangis.
Neal menatap punggung Ara, ia melihat punggung itu berguncang pelan, ia pun mendekatkan tubuhnya pada Ara, dan menarik dagu wanita itu agar menghadapnya,
“Kenapa kau menangis?" Tanya Neal pelan.
“Aku hanya merindukan ibuku," sahut Ara sambil menghapus air matanya, Neal tau kalau Ara sedang berbohong.
‘Segeralah tidur.... Ara pun mengiyakan, keduanya pun segera memejamkan matanya, tapi Neal sungguh susah untuk melelapkan matanya, sampai ia mendengar suara napas teratur Ara menandakan wanita itu sudah dalam dunia mimpinya, perlahan ia memiringkan tubuhnya dan memandangi wajah Ara, Neal mengusap lembut kening Ara, kemudian meraih tangan Ara dan menggenggamnya erat, "selama kau bersamaku aku akan melindungimu," guman Neal pelan. Karena sudah lelah dan mengantuk akhirnya Neal pun tertidur dengan tangannya masih mengenggam tangan istrinya.
.
.
.
.
Bersambungs
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Bara Ayu
kalo sikap niel kya gini kayak KUWACI gk sih... tunangan cinta' ke si ara ya mauuuuu.... ini roman2nya mah😝 blm prnah nemu ya cerita yg mencerminkan laki2 setia itu kayak apaaaaaaa....😆 krn mmng gk adà
2023-08-02
0
Rosmaida Yusmiasih Siagian
kl aku baca novel cari yg sdh tamat aja..... enak gak pakai nunggu lama thornya up..... 😀😀😀
2021-07-21
2
Velma Asmara
mulai dh 😁
2021-02-12
0