Psychopath Obsession
"Baby, let me be your man
So I can love you
And if you let me be your man
Then I'll take care of you, you"
Place : New York, US
***
Allferd Xander Maverick, seorang pemimpin perusahaan Ilmu Teknologi memiliki fisik mendekati kata sempurna. Jenius dan tampan adalah pesonanya.
Saat umurnya menginjak 22, ia sudah bekerja keras membangun perusahaan teknologi di bantu oleh Edgar yang usianya di atas 3 tahun darinya. 7 tahun Allferd dan Edgar bekerja gila tanpa batas telah berhasil membuat perusahaannya menjadi salah satu aset yang berpengaruh untuk negara karena kecanggihan teknologinya dan menjadi salah satu perusahaan yang paling di minati oleh para lulusan mahasiswa yang sedang melamar pekerjaan.
Tidak hanya menjadi seorang Direktur, Allferd juga merupakan seorang chef bahkan mempunyai siaran acara memasaknya sendiri yang tayang pada setiap akhir pekan. Wajahnya bak dewa Yunani membuatnya sering kali di tawari pekerjaan sebagai model, tak tanggung-tanggung Allferd langsung menolak tawaran itu secara terang-terangan tak peduli jika bayaran yang di tawarkan harganya mencapai selangit. Allferd tidak akan pernah sudi menjual tubuhnya.
Di balik reputasinya sebagai Direktur sekaligus chef ternama, siapa yang tahu jika sebenarnya Allferd adalah sosok yang berbahaya. Allferd adalah seorang psikopat.
Ini semua berawal sejak 8 tahun lalu saat usianya masih menginjak 21 tahun. Keluarganya di bantai, kedua orang tua, kekasih, kakak tertua serta pamannya di bunuh dengan cara yang paling sadis di depan mata kepalanya sendiri.
Allferd telah bersumpah, siapapun orang yang berkaitan dengan pembantaian orang-orang tercintanya maka Allferd akan memastikan kematian mereka berada di tangannya.
Allferd akan menghabisi setiap keturunan dan tidak akan menyisakannya seorangpun, tak peduli jika bayi dan wanita harus di bunuhnya. Allferd tidak pernah dan tidak akan pandang bulu untuk membunuh.
DOR!
Allferd meniup pistolnya setelah berhasil menembak salah satu orang yang telah mengkhianati dirinya. Pria paruh baya yang baru saja Allferd bunuh telah lancang membocorkan rahasia perusahaan kepada pemilik perusahaan yang bersaing dengan Allferd.
Tidak peduli jika pria paruh baya itu telah mati sehingga tidak bisa membiayai hidup istri serta anaknya. Bagi Allferd sekali penyusup adalah penyusup dan sekali berkhianat telah berkhianat.
Tentu saja Allferd tidak akan membunuh selembut itu. Sebelum menembak kepala sebagai acara penutup, pisau tajamnya telah mengerjakan tugas sebelum pistol yang bertugas. Pisau tajam milik Allferd sudah menari-nari di tubuh pria paruh baya itu seakan Allferd sedang memotong steak saat makan di sebuah restaurant.
Bau anyir memenuhi indra penciumannya, namun Alferd tidak masalah dengan bau itu. Setelah pria paruh baya itu benar-benar sudah kehilangan nyawanya, orang-orang Allferd membereskan jasad itu.
Tidak banyak yang mengetahui Allferd adalah seorang psikopat, bahkan Edgar orang terdekatnyapun tidak mengetahui hal itu. Orang-orang yang bekerja secara pribadi kepada Allferdpun telah memberikan jaminan nyawanya dalam menjaga rahasia seorang Allferd.
Ponsel Allferd bergetar memberithu jika ada panggilan masuk, ia sedikit mendengus saat membaca nama Edgar di layar ponselnya.
"Ada apa?"
"Kau kemana? Cepat kemari, kebocoran informasi yang di sebabkan si ******** itu ternyata cukup mengejutkan,"
"Tidak perlu, semuanya sudah aku selesaikan."
"Maksdumu?"
"Maksudku, kau hanya perlu memeriksa semua karyawan perusahaan termasuk secara pribadi. Aku tidak ingin hal ini terulang kembali. Tidak usah pikirkan ******** itu, aku baru saja menerima kabar jika ******** itu telah mati."
"Benarkah? Apa kau sudah memastikannya?"
Allferd tersenyum miring, "Aku tidak mungkin membohongimu. Sudahlah, aku sibuk, sedang ada urusan. Besok aku baru pergi ke kantor."
Tanpa menunggu jawaban Edgar, Allferd telah mengakhiri panggilan itu secara sepihak. Allferd melepaskan sarung tangan hitamnya kemudian keluar dari tempat persembunyian. Di tengah malam, toko-toko yang berjajar sudah pada tutup terkecuali restaurant 24 jam, karena sekarang waktu sudah menunjukan pukul 12 malam lebih.
Allferd berjalan menyusuri trotoar dengan tenang, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku jaket, tidak membiarkan tangannya beku karena dingin suhu udara kota New York pada malam hari. Sudut matanya menangkap di sebrang jalan masih di trotoar, terlihat segerumbul orang rupanya orang-orang itu sedang mengerumuni seseorang yang berusaha menghindar dari kerumunan itu.
Kaki Allferd berhenti melangkah, ia hanya diam sambil memperhatikan kerumunan itu, ia sedikit penasaran dengan subjek yang menjadi pusat perhatian pada tengah malam seperti ini.
Salah satu orang Allferd anak buah yang paling setia dengannya, Damien ikut memperhatikan kerumunan itu di sebelah Allferd.
"Stella Daddario, seorang aktris dan model." ucap Damien tiba-tiba tanpa Allferd tanya, seakan pria itu dengan mudahnya membaca pikiran seorang Allferd.
"Aku tidak peduli," satu kalimat dengan nada dingin menjadi tanggapan Allferd, setelah itu Allferd kembali melanjuti langkahnya menyusuri trotoar di ikuti juga dengan Damien.
***
Allferd sibuk mengganti chanel televisi, mencari acara yang layak untuk ia tonton. Jempolnyan berhenti bergerak di salah satu channel yang sedang menyiarkan sebuah serial yang sedang booming akhir-akhir ini. Bukan karena sebuah cerita dari serial itu yang telah berhasil menarik perhatian Allferd, tapi adalah pemainnya, aktris cantik itu si pemeran utama yang membuat Allferd terpaku. Wajah aktris cantik itu mirip dengan mendiang kekasihnya. Wajahnya yang mirip di tambah dengan warna rambut pirang dirty blonde membuat semakin mirip dengan mendiang kekasih Allferd.
Ketika hendak beradegan ciuman dengan lawan mainnya, Allferd menjadi resah sendiri, seakan yang sekarangnaya di lihat adalah 'kekasihnya sedang berciuman dengan pria lain di hadapannya saat ini.' Tanpa membuang waktu lagi, Allferd mengambil MacBook dan segera mencari tahu siapa perempuan ini. Dengan cepat, Allferd membaca kalimat demi kalimat artikel seorang aktris itu.
Stella Daddario, seorang aktris dan seorang model kelahiran Dallas. Lahir pada 24 tahun silam, dan memulai karir saat menginjak usianya 17 tahun. 8 tahun berkarir di dunia entartaiment yang telah mengembangkan namanya. Selama ini tidak pernah terdengar dirinya berkencan dengan seorag pria. Serial yang sedang di bintanginya saat ini berjudul 'heart attack'.
Allferd tersenyum miring, kemudian jari-jarinya kembari menari-nari di atas papan keyboard melacak lokasi posisi Stella sekarang. tak sampai 5 menit, senyuman Allferd semakin mengembang setelah berhasil menemukannya. Lalu Allferd meraih kunci mobil, dan segera pergi ke luar mansionnya walaupun sekarang waktu menuju dini hari.
***
Stella menghela napasnya, syuting hari ini benar-benar membuatnya lelah. Ia berjalan seorang diri menyusuri trotoar, suasana yang sepi membuat Stella menjadi leluasa karena tidak ada seorangpun yang bisa mengganggu ketenangannya. Ia butuh istirahat, belum lagi besok pagi ia harus melakukan pemotretan untuk majalah terbaru bulan ini sebelum syuting untuk adegannya.
Karena keadaan sepi, Stella berjalan sambil menundukkan kepalanya dan kedua tangannya ia liat di depan dadanya. Kemudian kepala Stella menabrak dada bidang milik seorang pria membuat Stella hampir terjatuh terjungkal ke belakang jika saja tangan pria itu tidak menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Sontak Stella langsung mendongkakkan kepalanya, karena sekarang sedang tidak memakai sepatu hak membuat Stella harus mendongkakkan kepalanya untuk melihat wajah pria di hadapannya ini. Pria itu memakai jaket hitam serta tudungnya, karena Stella melihatnya dari posisi bawah membuatnya tak sulit untuk melihat wajah orang yang telah di tabraknya ini.
"Maaf," ucap Stella cepat kemudian memundurkan langkah kakinya untuk menjauh dari Allferd, pria yang di tabraknya barusan. Bukannya membiarkan Stella untuk menjaga jarak darinya, Allferd malah semakin menarik tubuh Stella ke dalam pelukannya.
"Tolong lepaskan," pinta Stella masih menggunakan tutur kata yang sopan, tapi seakan telinga Allferd tuli, pria itu semakin mengeratkan pelukannya kepada Stella yang sedang berusaha untuk memberontak. Allferd menempelkan hidungnya di lekuk leher jenjang Stella dan menghirup aroma tubuh gadis itu dalam-dalam. Meskipun aromanya berbeda dengan mendiang kekasihnya dulu, namun aroma tubuh Stella juga memabukkan untuk Allferd.
"Aku merindukanmu," gumam Allferd dengan mata terpejam, bahkan Allferd semakin mengeratkan tubuhnya.
"Siapa yang kau maksud? Tolong lepaskan aku!" berontak Stella.
Allferd menjauhkan hidungnya dari leher Stella lalu menatap manik mata berwarna biru terang itu. Stella sendiri juga tanpa sadar terhanyut ketika menatap manik mata milik Allferd. Sambil terdiam, otak Stella berpikir siapa sosok di hadapannya ini sekarang karena sudah nampak tak asing lagi. Diammnya Stella adalah berpikir.
Kelakukan Allferd semakin menjadi-jadi, bibir Allferd dengan lancang tanpa permisi mencium bibir rona merah milik Stella yang tampak menggoda. Tak sampai 5 detik Stella terkejut dengan tindakan Allferd, Stella berusaha keras mendorong dada bidang Allferd berusaha melepaskan pangutan mereka. Allferd ******* bibir Stella tanpa ampun.
Allferd baru melepaskan pangutan mereka ketika merasakan kekurangan oksigen, sedangkan Stella sudah kekurangan oksigen sejak tadi sehinga terlalu lemas untuk melawan Allferd saat ini. Bagaimana ia tidak lemas jika Allferd menciumnya dengan durasi lebih dari 1 menit.
Tangan lentik Stella tanpa sadar telah menyentuh dada bidang milik Allferd sejak tadi sedangkan napasnya ternengah-engah berusaha menetralkan napasnya dan detak jantungnya yang terus berdebar. Tangan Allferdpun merengkuh pinggang Stella dengan posesif, menandai tanda kepemilikan.
"Kau seperti nikotin, kau candukku, kau milikku. Katakan siapa pria yang telah menciummu? Kau tidak boleh di sentuh oleh pria manapu terkecuali aku," bisik Allferd membuat Stella langsung tertarik kembali pada kenyataan. Stella menjauhkan dirinya satu langkah dari Allferd, spontan tangan lentik milik Stella terangkat lalu menampar pipi kanan Allferd dengan sangat kencang.
PLAK!
"********, brengsek, kurang ajar!" terlihat dari mata Stella yang berapi-api, Stella sudah berada di puncak kemarahannya. Bagaimana ia tidak marah, jika seorang pria yang tak di kenalinya dengan lancang telah mencium bibirnya tanpa izin kemudian mengatakan jika Stella adalah miliknya.
Jari telunjuk Stella terangkat menunjuk sosok di hadapannya ini, di tatapnya Allferd dengan tatapan membunuh.
"Aku membencimu ********," maki Stella kemudian langsung berlari sejauh mungkin meninggalkan Allferd, sedangkan pria itu tersenyum miring melihat Stella yang berlari ketakutan.
"Pergilah sejauh mungkin sweetie, karena sejauh manapun kau pergi kau pasti akan kembali kepadaku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Hiatus
lah baru ketemu main sosor ya gimana gak emosi ceweknya.
2023-08-31
2
Elin Damayanti
gatau knp tapi gw suka bgt baca novel tentang pyschopat obsessi gtu 😭❤️😊
2023-02-08
3
Eva
mulai otw ...
2022-03-11
1