Psychopath Obsession - 05

"Ini aku X, pria yang kau bunuh 8 tahun lalu." Sebuah seringaian semakin tercetak jelas melihat Alanzo yang tertegun dengan fakta yang baru ia dapatkan di detik-detik menuju kematiannya.

"Yang kau bunuh saat itu bukan aku melainkan kakak tertuaku dan gadis yang kau bunuh bukan adikku Caryn Valentina melainkan kekasihku Julia. Kakak tertuaku, Marcell memang tidak di tunjukkan kepada publik karena dia tinggal bersama bibiku di LA dan kebetulan dia sedang pulang pada hari itu. Pasti kau selama ini mengira jika hanya Aiden yang belum kau bunuh dan kau masih mencari Aiden hingga saat ini,"

Melihat Alanzo terdiam bisa dapat Allferd langsung simpulkan jika Alanzo sangat terkejut mendengar fakta tentang keluarganya.

"Kau memang membantai di hari yang tepat, pada hari itu keluargaku sedang berkumpul untuk merayakan hari pernikahan kedua orang tuaku yang ke 25, pernikahan perak. Semuanya berkumpul di hari itu, Marcell baru satu hari kembali dari Los Angeles setelah selama 1 tahun tidak bertemu. Kekasihku Julia juga ikut hadir di perayaan itu."

Allferd menghela napasnya, menceritakan hal ini benar-benar membuka luka lamanya dan setelah ini Allferd berjanji akan menghabisi Alonzo setimpal dengan perbuatannya.

"Ketika kau datang ke rumahku, aku bersama kedua adikku Aiden dan Caryn sedang pergi ke toserba. Aku kembali ketika kau sedang menghabisi keluargaku, aku bersembunyi bersama Aiden dan Caryn dan aku masih sangat ingat ketika kau menghabisi keluarga serta kekasihku di depan mataku sendiri. Kau juga membunuh pamanku hanya karena dia menjadi saksi saat kau membunuh keluargaku,"

Allferd memejamkan matanya, amarah dan dendam kembali memuncak mengingat moment mengerikan itu. Tapi Allferd tetap berbicara dengan tenang tanpa amarah sedikitpun menghadapi Alanzo.

"Pasti kau mengira jika Marcell adalah aku dan Julia adalah Caryn."

Genggaman Allferd kepada pisau semakin mengerat bersiap melemparkan pisau itu dari jarak 5 meter dengan sasaran tubuh Alonzo.

"Setelah kejadian itu, aku mengirim Caryn kepada bibiku dan Aiden pergi ke luar negeri. Dan aku tetap di sini mencarimu untuk memastikan kematianmu berada di tanganku," Allferd mendesis di akhir kalimat.

"Ada pesan terakhir yang ingin kau sampaikan?" pertanyaan yang di lontarkan Allferd seakan memberitahu jika ceritanya telah berakhir dan bersiap memulai kematian Alonzo.

"Aku masih sangat ingat terdapat 11 orang yang membantai keluargaku, semuanya sudah aku habisi dan tersisa hanya tersisa 1 lagi di tambah kau karena melarikan diri cukup jauh. Tenang saja, aku tidak terburu-buru untuk menghabisi kalian, tapi aku bisa memastika jika kematian kalian berada di tanganku." Sambung Allferd penuh kemenangan.

"Apa kau tidak ingin tahu apa alasanku membunuh keluargamu?" tanya Alanzo setelah terdiam cukup lama.

Allferd mengambil ancang-ancang untuk melemparkan pisau dari jarak 5 meter lalu Allferd bergumam "yes!" ketika lemparan pisau berhasil menancap di paha Alanzo.

"Sebenarnya aku tidak ingin tahu, tapi jika kau ingin memberitahu maka jelaskanlah secepatnya karena aku tidak memiliki waktu,"

Sembari menahan rasa sakit yang menjalar di kaki kanannya Alanzo memulai ceritanya. "Aku, ayahmu dan ibumu kami teman dekat. Ibumu sangat baik, cantik, penyayang dan anggung membuat aku jatuh cinta kepadanya."

Allferd mencabut pisau yang menancap di paha Alanzo membuat darah semakin mengalir banyak di kaki pria paruh baya itu.

Alanzo meringis, namun tetap melanjutkan ceritanya. "Persahabatan kami hancur karena cinta, ayahmu ternyata mencintai ibumu dalam diam. Begitu juga dengan ibumu yang lebih mempedulikan ayahmu dari pada aku. Hal itu membuatku semakin merasa terkhianati,"

"Ayah dan ibuku memang pasangan yang sempurna," sahut Allferd lalu mengambil anak panah serta busurnya yang telah di sediakan oleh anak buahnya, meskipun sikapnya tak acuh tapi Allferd menyimak dengan sangat baik mendengar cerita Alanzo. Dan anak panah serta busur yang di ambil Allferd, tidak perlu lagi di jelaskan untuk apa kedua benda tersebut.

Allferd menarik tali busurnya lalu dengan sempurna anak panah tertancap di dada Alanzo. "Si tua bangka ini lemah sekali," gumam Allferd melihat Alanzo yang sudah terduduk lemas dengan dada dan kaki yang mengeluarkan banyak darah.

Allferd melemparkan busurnya ke sembarang tempat kemudian mengeluarkan pisau lipat dari saku celana. "Aku pandai menggunakan pisau untuk memasak dan membuat hasil karya seni,"

Ketika Alanzo membuka mulutnya hendak berbicara, dengan cepat Allferd menyelaknya. "Tidak usah berterima kasih, karena kau memang pantas mendapatkan hasil karyaku."

Dengan ahli dan lihai Allferd menggoreskan ujung pisau kesayangannya itu di wajah Alanzo, Allferd benar-benar membunuh Alanzo secara perlahan dan professional.

"Putrimu.. Selirmu.. Adikmu.. Kakakmu.. Cucumu.. Ponakanmu.. Aku hanya ingin memberitahu jika kematian mereka juga ada di tanganku," Allferd berjalan menuju meja yang terletak di ruangan pengap itu, di taruhnya pisau lipat di atas meja kemudian ia mengambil pisau yang akan ia tancapkan di leher Alanzo sebagai penutup acara hari yang paling din anti-nantikan setelah 8 tahun lamanya.

"Kau memang ********!....Aku memang sengaja... membunuh kedua orang tuamu.... setelah memiliki anak agar kalian tersiksa...jika ibumu tidak bahagia...bersamaku...maka ibumu juga...tidak pantas berbahagia bersama...ayahmu..."

Tidak peduli lagi jika ternyata Alanzo belum meyelesaikan ucapannya sambil meringis menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Allferd sudah lebih dulu menancapkan ujung pisau di leher Alanzo sehingga pria paruh baya itu benar-benar sudah terduduk tidak berdaya dan tidak bernyawa.

Allferd menghela napasnya melihat tubuh Alanzo kemudian terdengar bunyi nyaring ketika tanpa sadar Allferd melepaskan genggamannya kepada pisau.

Karena Alanzo ia harus bertanggung jawab merawat kedua adiknya, karena Alanzo ia kehilangan kedua orang tuanya, karena Alanzo ia harus bekerja keras mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta kedua adiknya, karena Alanzo hidupnya semakin sulit, karena Alanzo ia kehilangan Marcell yang selama ini menjadi panutannya ketika tumbuh menjadi dewasa meskipun kakaknya itu tinggal di tempat yang berbeda dengannya dan hanya bertemu setiap kali liburan musim panas, karena Alanzo dirinya menjadi kejam, karena Alanzo dirinya menjadi tidak kenal kata ampun, karena Alanzo ia membenci dirinya sendiri dan karena Alanzo ia menjadi seorang monster.

Hari ini, setelah 8 tahun lamanya hari ini adalah hari yang paling di nanti-nantikan oleh Allferd selama ini untuk membalas dendamnya.

Tidak hanya anak buah Alanzo yang ia bunuh selain Alanzo, Allferd juga telah membunuh putri Alanzo dan memalsukan kematiannya dalam kecelakaan mobil, selir Alanzo juga sudah 2 tahun yang lalu Allferd bunuh di tembak, cucu serta ponakan Alanzo yang Allferd bunuh menggunakan racun paling menyakitkan kemudian adik dan kakak Alanzo yang ia bunuh dengan cara di tembak.

Allferd benar-benar menghabisi keturunan Alanzo dengan bersih tak tersisa.

Bukan tanpa alasan Allferd mendirikan perusahaan teknologi bersama Edgar yang tak lain adalah teman baik Marcell.

Selain untuk mendapatkan uang melalui fitur-fitur berguna yang di luncurkan oleh perusahaan di pasaran dan mendapatkan uang melalui hasil dari investasi dengan perusahaan lain, Allferd mendirikan perusahaan itu untuk melacak setiap jejak yang di tinggalkan oleh Alanzo serta anak buahnya, terus mencari Alanzo hingga memastikan jika kematian mereka berada di tangannya.

Dan selama ini pula Allferd berhasil membersihkan setiap jejaknya setelah membunuh seseorang sehingga sampai saat ini Edgar belum mengetahui jika adik dari teman baiknya itu sudah membunuh banyak orang.

Bukan tanpa alasan Allferd membunuh seseorang, Allferd membunuh orang yang memang 'pantas' di bunuh. Kekejaman Allferd tidak akan pernah pandang bulu sang mangsa.

Allferd menatap kedua tangannya yang tertutupi sarung tangan hitam yang sudah berlumuran darah. Di balik topeng malaikat maut, terdapat seorang anak lelaki yang sedang meringkuk ketakutan.

"Monster.. Aku seorang monster.. Dan monster ini telah membalas dendamnya."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***