Allferd kembali menjalankan mobilnya yang sempat terhenti tadi di pinggir jalan, semenjak pertikaian yang terjadi antara Allferd dan Stella beberapa menit yang lalu baik Stella maupun Allferd tidak ada lagi yang memulai pembicaraan.
Stella mengusap pipinya yang mengeluarkan darah menggunakan bajunya, tisu di mobil Allferd habis atau lebih tepatnya Stella yang menghabiskannya saat menangisi kepergian Zach.
Allferd semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, menuju sebuah arah yang Stella tidak tahu. Daerah yang di masuki Allferd semakin sepi, bisa terhitung oleh jari kendaraan yang di jumpai oleh mereka. Stella tidak tahu dimana ini tapi yang pasti mereka sedang berada di pinggir kota sekarang.
Bodohnya lagi, Stella enggan bertanya kepada Allferd kenapa mereka pergi ke daerah seperti ini. Allferd terlihat seperti orang di kejar sesuatu, tapi berusaha tetap setenang mungkin.
Ingin memastikan jika mereka di kejar, Stella hendak menengok ke belakang namun dengan cepat tangan Allferd manahan agar kepala Stella tidak menoleh ke belakang.
Ketika Allferd hendak memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, ia kalah cepat karena salah satu ban mobil Allferd berhasil di tembak oleh si penyerang membuat mobil Allferd sempat kehilangan kendali.
Setelah berhasil mengendalikan kemudinya yang sempat oleng, Allferd memasukan amunisi ke dalam pistolnya dan sebagian ke dalam saku.
"Aku sudah tahu sejak kita bertengkar, kita sudah di ikuti."
"Ambil pistol di bawah kursimu dan amunisinya, kau tahu bukan cara menggunakannya?"
Allferd menaruh dua buah pistol di ikat pinggang kanan dan kirinya. "Tetap di sini dan jangan keluar dari mobil. Gunakanlah pistol itu saat kau merasa terancam,"
Tanpa menunggu Stella mengucapkan sepatah katapun, Allferd langsung keluar dari mobilnya untuk menghadapi musuh-musuh yang sudah membuntutinya sejak tadi.
Allferd tersenyum sinis melihat banyak musuh di hadapannya, terdapat 16 orang dan Allferd hanya seorang diri.
"Long time no see Mr.X." Pria berumur kepala 3 menyapa Allferd dengan nada meremehkan.
"Apa maksudmu menyerangku seperti ini?"
Werner menepuk tangannya sebanyak 3 kali. "Ini dia X yang tidak suka berbasa-basi,"
Allferd mengepalkan tangannya, namun berusaha agar terlihat setenang mungkin. Allferd seperti lautan, terlihat tenang tapi sudah menelan banyak korban jiwa.
"Klasik. Aku hanya ingin perusahaanmu," Werner menjelaskan apa tujuannya menyerang Allferd seperti ini.
"Atau lebih baik kau dan Edgar mati di tanganku, aku rasa pilihan kedua jauh lebih baik dan mudah." Lanjut Werner.
Sial. Masalah lama. Masalah klasik. Hanya karena perusahaan Werner kalah tender dari perusahaan milik Allferd, Werner mau merepotkan dirinya untuk merebut kembali perusahaannya di tambah dengan perusahaan milik Allferd.
"Jangan sentuh Edgar," desis Allferd.
Werner mengangguk santai. "Baiklah, aku tidak akan. Tapi kau harus menandatangani kontrak ini sekarang," salah satu anak buah Werner melempar sebuah map dengan keadaan terbuka. Tanpa perlu di jelaskan lagi, Allferd sudah tahu apa isi map itu.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan menandatangani kontrak itu." Tolak Allferd langsung tanpa berpikir dua kali.
"Baiklah jika kau menolak," Werner mengeluarkan pistol mengambil ancang-ancang untuk menembak Allferd, di ikuti oleh seluruh anak buahnya.
Begitu juga dengan Allferd menggenggam pistol di tangan kanan dan kirinya.
DOR!
Allferd maupun dari pihak Werner belum ada yang menarik pelatuk pistol, tapi seseorang yang tidak mereka duga sudah lebih dulu menarik pelatuk pistol, namun sialnya peluru itu mengenai bahu Allferd.
***
Di dalam mobil, Stella menoleh ke belakang untuk melihat kondisi Allferd di belakang sana menghadapi musuh. Munafik jika Stella tidak khawatir, meskipun Allferd jahat kepadanya tetap saja ia merasa khawatir karena seperti yang di lihat musuh Allferd lebih dari 10 orang sedangkan Allferd menghadapi mereka semua seorang diri tanpa bantuan.
Mulut Stella menganga saat melihat musuh-musuh Allferd sudah menodongkan senjata kepada Allferd.
"I don't fvcking care!" desis Stella kemudian langsung keluar dari mobil sambil membawa pistol.
Meskipun Stella pernah syuting adegan laga, pistol yang ia gunakan tidak berisi peluru dan ini adalah pertama kalinya Stella menggunakan pistol berpeluru.
Bersembunyi di balik mobil, Stella menarik pelatuk pistol dengan sasaran menembak musuh Allferd.
DOR!
Dua kali lipat kesialan, peluru itu meleset dan mengenai bahu Allferd.
Di luar kehendak Stella, perempuan itu berlari mendekati Allferd secara refleks karena perasaan bersalah. Namun hal ini membuat pihak Werner geram karena Allferd ternyata membawa seseorang apa lagi seseorang itu adalah perempuan, hal ini membuat keadaan semakin di luar kendali.
Triple fvcking holy shit!
Merasa pihak Werner menjadi terancam karena seseorang sudah memulai tembakan terlebih dahulu, Werner dan anak buahnya mulai menyerang Allferd dan Stella dengan baku tembak.
Tidak ada pilihan lain selain Allferd menarik Stella untuk kembali bersembunyi di balik mobil, menghindari baku tembak yang di serang oleh Werner dan anak buahnya.
"What the hell are you doing?" Kesal Allferd karena tingkah bodoh Stella.
Stella membuka mulutnya hendak meminta maaf atas tembaknya namun ia urungkan. Untuk apa ia minta maaf kepada Allferd karena menembaknya saat Allferd sudah terlebih dahulu menggoreskan tajamnya pisau ke pipi Stella? Bukankan ini sudah impas?
"Anggap saja ini pembalasanku karena kau telah melukai pipiku,"
"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Stella bertanya.
"Anggap saja kau sedang syuting sekarang. Kau tetap berada di belakangku, kita menembak dari arah yang berlawanan. Kau ingat seperti film action yang biasa kau tonton?"
Stella menganggukan kepalanya. "Aku ingat, tapi bagaimana caranya menggunakan benda ini?" Stella menunjuk sebuah pistol yang sedang di pegangnya.
"Kau harus menarik bagian ini setelah mengisi amunisimu, jika kau menembak ke arah lawan tembaklah sebanyak mungkin dan yang terpenting pastikan agar dirimu tidak terluka."
"Kau membawa amunisiku?" Tanya Allferd.
Stella mengeluarkna beberapa amunisi yang tersimpan di dalam sakunya. "Ini,"
Allferd menukarkan satu pistolnya dengan pistol yang barusan di gunakan oleh Stella karena pistol milik Stella hanya tersisa satu peluru dan sudah di gunakan tadi.
Setelah memastikan kedua pistol yang siap di gunakan oleh Allferd dan satu pistol di gunakan Stella siap dengan cepat Allferd menarik Stella keluar dari tempat persembunyian, karena mereka di serang oleh baku tembak jika terlalu lama bersembunyi maka mobil Allferdlah yang akan hancur.
Allferd menembaki anak buah Werner dengan tepat, sedangkan Stella lebih sering meleset dalam hal menembak. Percayalah, ini bukan hal yang mudah!
Mendengar suara tembakan dari arah lain, ternyata ada seseorang yang ikut menembaki seluruh anak buah Werner, sedangkan Werner sendiri langsung melarikan diri meninggalkan lokasi kejadian.
Hanya dengan satu tembakan saja entah dari arah mana, anak buah Werner sudah jatuh tidak bernyawa. Seseorang entah siapa berhasil menghabisi anak buah Werner dengan gesit dan cepat hingga habis tak tersisa. Sayangnya, Werner sendiri berhasil melarikan diri.
Meskipun musuh sudah habis tak tersisa Allferd belum menurunkan kedua pistolnya sedangkan Stella sudah menurunkan pistolnya karena sudah merasa aman saat ini. Allferd berwaspada, siapa seseorang yang ikut menghabisi musuh Allferd?
"Sudah ku katakan jika aku adalah penembak jitu terbaik yang pernah ada!" Suara teriakan itu berasil menarik perhatian Allferd dan Stella.
Aiden keluar dari tempat persembunyian di susul oleh Victoria. Allferd memasang tatapan tak percaya sedangkan Stella kebingungan karena tidak pernah melihat orang-orang ini sebelumnya.
"Bagaimana bisa kalian di sini?" Allferd tak percaya jika adiknya ternyata masih berada di kota New York.
"Siapa mereka?" Bisik Stella.
"Hanya sedang mencari udara di pinggir kota dan menemukan dua kucing yang sedang terkepung." Sahut Aiden santai.
Victoria tersenyum manis. Selain cantik, ramah adalah pesona yang di miliki oleh Victoria.
"Masuklah ke dalam mobil kami, kondisi mobilmu sangat memiriskan untuk di bawa pulang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Hesti Sagita
kayaknya seru klu ada cerita Aiden Victoria🤣🤣
2022-01-09
1
Lilis Ferdinan
stella salah sasaran nembak,,, atw emng niat mo balas dendam,,, 😂
2021-10-04
1
Khu Jaenab
deg2an bgt, syukur ada yg nolong in
2021-10-01
1