Happy Reading
💐💐💐💐💐💐💐
Henry terus berjalan, ia harus menjauh dari tempat ini. Arga yang mengetahui perubahan pada Tuannya, hanya bisa mendesah pasrah.
Sebaiknya aku lihat dulu keadaan Nona Adel, dan Tuan Muda El.
Arga menuju ruangan VIP nomor 1 dimana Adel dan Ansell dirawat.
Mereka harus dirawat bersamaan dalam satu ruangan. Baby El hanya mau ASI, dia tak mau memakan apapun. Dia melakukan GTM ( Gerakan Tutup Mulut), penyebabnya ada banyak hal. Salah satunya adalah gusinya sakit karena tumbuh gigi.
Adel dengan telaten merawat Baby El, meskipun kondisinya sendiri sedang lemah. Namun, ia seakan tak ingin berpisah dengan anak asuhnya itu.
Bibi Mey sudah kembali kekediaman Syahreza. Ditengah perjalanan ia menghubunguli Nyonya Amel. Sesuai pesan beliau, harus segera memberinya kabar tentang El sesering mungkin.
"Apa katamu?" suara Nyonya Amel membentak bibi Mey. Ia sangat sedih, mendengar cucu kesayangannya masuk rumah sakit. Terlebih pengasuhnya pun sakit.
"Maafkan kami Nyonya, tetapi Tuan Muda El hanya mau dirawat oleh Nona Adel. Tidak ingin digantikan siapapun. Itulah mengapa Nona Adel ikut sakit Nyah," jelas bibi Mey.
"Baiklah, pagi ini juga kami pulang."
"I-iya Nyah," ucap bibi Mey.
"Dasar anak bodoh, baru ditinggal satu minggu saja sudah membuat masalah. Ini tidak bisa dibiarkan" gumam Nyonya Amel.
"Mom, ada apa kau tengah malam begini mengomel?" ucap Tuan Abimanyu dengan suara kantuknya.
"Dad, siapkan pesawat. Pagi ini juga kita harus kembali ke Jakarta," ucap Nyonya Amel.
"Kenapa harus sepagi ini Mom? Ada apa hm?" Tuan Besar memeluk istrinya mesra.
"Ini semua karena anak bodoh itu Dad, El masuk rumah sakit..." ucapan Nyonya Amel dipotong.
Tuan Abimanyu terlonjak, ia segera bangkit dari tidurnya. Namun karena tidak hati hati, ia terjatuh kelantai dengan posisi duduk.
"Uggghhh Mommm kau sengaja membuatku jatuh hah?" Tuan Abimanyu tambah kesal dengan istrinya, yang hanya menertawakanya.
"Hahahahaaaa kau ini kenapa malah duduk dilantai Dad?" Nyonya Amel masih terus tertawa.
"Mommm kau yang membuatku jatuh."
Nyonya Amel menghentikan tawanya, ia menggeser tubuhnya. Dan membantu Tuan Abimanyu naik keranjang.
"Dad, Mommy sangat sangat serius bahkan sepuluh rius. Kita harus pulang ke Jakarta pagi ini juga," ucap Nyonya Amel.
"El dan pengasuhnya Adel, saat ini dirawat dirumah sakit," lanjutnya, dengan mode seriosa.
"Okey Mom, kau tenanghlah, kita sekalian memboyong grandma kesana," ucap Tuan Abimanyu.
Benar saja, saat itu juga Tuan Abimanyu menghubungi co pilot dan crew nya. Untuk menyiapkan jet pribadi mereka.
...----------------...
Dirumah sakit.
Adel tertidur dengan baby El dalam dekapannya. Adel memeluk tubuh bayi mungil dan tampan itu. Bagitupun tangan mungil El, berada diatas tangan Adel.
"Ternyata kalian begitu manis," gumam Arga.
Ia berniat mengunjungi mereka, namun melihat keduanya tertidur dengn posisi ini, membuat hatinya menghangat.
Ternyata dibalik sifat bar bar mu, kamu adalah wanita yang lembut.
"Jangan melihatnya begitu Tuan, nanti kamu jatuh cinta padanya," ucap dokter Alvin. Ia sedari tadi memperhatikan sikap Arga didepan pintu.
"Eh emm apa apaan kau ini? Dia itu hanya wanita yang menyebalkan. Aku selalu sial jika dekat denganya," ucap Arga.
"Oh ya? Tapi sikap mu berkata lain," Dokter Alvin dengan nada meledek.
"Mana ada? Aku hanya mengawasinya, atas perintah Tuan Henry," Arga salah tingkah, mukanya memerah.
"Hahahaaaaa lalu kenapa mukamu merah?" dokter Alvin semakin terkekeh. Ia mendapat hiburan tersendiri dari sikap Arga. Orang yang terkenal kejam, ternyata bisa tersipu layaknya gadis yang sedang jatuh cinta.
"Heh diamlah! Atau kau akan membuat mereka terbangun," ucap Arga melirik ranjang pasien Adel dan El.
"Ooo iya sejak kapan Henry itu peduli dengan El?"
"Sejak... Emmm sejak tadi.. Ya sejak tadi," ucap Arga tak yakin.
Aku salah mencari alasan, kalau Tuan Henry tahu, aku pasti tidak akan mendapatkan gajiku berbulan bulan.
"Ya terserah kau saja, aku harus memeriksa pasien, silahkan kau tunggu diluar." Dia segera masuk ruangan diikuti dua orang suster.
"Hei Tuan kau menghalangi jalanku," dokter Wulan hendak masuk. Namun Arga tak juga beranjak dari sana.
"Tuan Arga yang terhormat," dokter Wulan geram. Ia mengeraskan suaranya.
Arga langsung menutup telinganya. Pandangannya teralihkan pada asal suara bising itu.
"Ini rumah sakit Nona, jadi tolong pelankan suaramu," Arga tak terima.
"Kau yang menghalangi jalanku Tuan," Dokter Wulan mendorong Arga kesamping dan langsung masuk ruangan.
Dasar beruang kutub, mengganggu saja. Ah sudahlah, kenapa aku malah memikirkan dia.
Adel terbangun ketika mendengar langkah kaki masuk.
"Maaf Nona, kami ingin memeriksa keadaan Anda, dan Baby El," ucap dokter Alvin.
"I-iya dokter," jawab Adel dengan setengah sadar.
"Apa yang Anda rasakan saat ini? Apakah masih pusing, mual atau masih demam?" tanya dokter lagi.
"Iya dok, masih sedikit pusing, apakah ini sudah bisa dilepas?" tanya Adel menunjuk selang infus ditangannya.
"Maaf, sebaiknya biarkan seperti ini, sampai kondisi Anda kembali pulih."
"Tapi saya merasa tidak nyaman dok."
"Ini demi kebaikan Anda."
"Baiklah," Adel hanya bisa pasrah. Baby El tetap tertidur, karena semalaman ia hanya menangis. Meskipun diperiksa, ia masih tak bergeming. Dokter Wulan mengusap lembut pipi gembul El.
Kau tampan sekali sayang, lekas sembuh ya. Beruntung sekali kamu mendapatkan ibu sebaik Nona Adel. Dia bahkan mengabaikan dirinya sendiri, demi menjagamu.
"Sudah selesai nona, jika ada yang diperlukan segera hubungi kami," ucap dokter Alvin.
"Nona Adel, perbanyaklah minum air putih dan konsumsi vitamin yang saya berikan. Itu akan membantu kualitas ASI, agar baby El juga segera pulih," tambah dokter Wulan.
"Baik dokter," ucap Adel seraya tersenyum.
Ya Tuhan, senyumannya meruntuhkan duniaku. gumam dokter Alvin.
"Apanya yang runtuh dok?" tanya dokter Wulan.
"Ahh bukan apa apa. Kalau begitu kami permisi Nona Adel," dokter Alvin segera pergi dari sana.
"Baiklah Nona, saya juga masih ada pasien yang menunggu," dokter Wulan segera menghilang dibalik pintu.
"Untung saja dia tak mendengar ucapanku," ucap dokter Alvin pada diri sendiri. Setelah sampai diruangannya.
Setelah pemeriksaan selesai, Adel kembali memejamkan matanya. Ia merasa sangat lelah, semalaman dia tidak tidur, bahkan melewatkan waktu makan malam dan sarapan paginya. Karena El hanya menempel padanya.v
Ia sudah memberi El penurun panas\, namun hanya sebentar tertidur. Ia juga selalu menangis ketika hendak meny****\, tak seperti biasanya\, El akan tertidur kembali setelah meny****.
Kamar mereka kedap suara jadilah hanya Adel yang tahu, Rena sudah di tugaskan kembali di rumah sakit. Jadilah hanya Adel yang menjaganya.
Bibi Mey ingin menggantikan Adel menjaga El, namun El tak mau dengan siapapun.
Henry pulang larut malam, bahkan hampir pagi. Ia lembur karena ada proyek besar yang ditanganinya. Dia tak mengetahui kondisi El yang demam. Bahkan pagi pagi sudah pergi lagi. Sampai akhirnya ia dihubungi bibi Mey, untuk mengantarkan mereka kerumah sakit.
TBC
MOHON DUKUNGAN LIKE KOMEN DAN VOTE NYA
Supaya Authornya Lebih semangat
TERIMA KASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
ganti nama
nah banyak neh yg muji adel si ibu susu sambung... awas nanti beneran jatuh lho Arga, Alvin sama adel nya...
2021-08-20
0
Nani Kusnandi
terlalu 6a si henry
2021-06-27
0
Sulastry Hutabarat
Moga aja baby El benci sama Henry...bapaknya kok nggak peduli sama anak sendiri...
2021-04-26
0