Happy reading
💐💐💐💐💐💐💐
Henry melajukan mobil mewahnya ke rumah sakit. Dia ingin memastikan sendiri kondisi Baby El. Beruntunglah ia, disana hanya terlihat dua orang suster berjaga. Kondisi El belum stabil. Namun saat ini sedang tertidur.
Henry kembali meratapi keadaan putra tampannya. Baru saja kehilangan istrinya. Ia tak akan membiarkan putranya pergi. Walaupun ia masih menyalahkan kehadiran El, jauh dilubuk hatinya yang paling dalam ia sangat menyayanginya.
Dibelainya kepala bayi itu, ia kecup wajahnya. Bagaimana bisa, ia melihat bayi merah terkulai tak berdaya. Dengan berbagai alat bantu untuk menyambung hidupnya.
Daddy memang tak bisa memandang wajahmu, mata bulat yang selalu menghipnotis ku. Kesakitan ini akan selalu hadir dari matamu. Sayang, bertahanlah! Daddy akan lakukan apapun untukmu.
Setelah puas mengecupi putranya ia pergi dari sana. Tak lupa berpesan, agar tak memberitahukan kedatanganya pada siapapun.
Henry bergegas pergi. Ia merenung didalam mobil. Ia tak mungkin pulang kemansion, ia pun tak ingin tinggal bersama kedua orang tuanya. Henry memutuskan pergi ke apartment. 3 tahun lamanya ia meninggalkan tempat itu. Dan sekarang dia kembali lagi.
Setelah sampai di apartement miliknya. Henry masuk dengan langkah pelan. Tak ada yang berubah dari tempat ini. Masih terlihat rapi dan terawat.
Henry ingat, dia belum memberitahu orang tuanya. "Hallo Dad," suara Tuan Abimanyu terdengar diseberang sana.
"Aku setuju, aku akan bawa donor ASI untuk El. Secepatnya."
"Lalu?"
"Aku punya syarat, aku tak ingin lagi melihatnya. Aku tak ingin tinggal bersamanya. Dan aku tak peduli denganya," suaranya tercekat, namun Henry berusaha menetralkanya.
"Dia bisa tinggal bersama kalian, dan aku tak mengizinkanya tinggal dimansionku."
Henry tak kuasa menahan tangis. Ia segera memutuskan panggilanya. Walaupun Tuan Abimanyu belum menjawab penyataanya.
I'm sorry Daddy, forgive me my little son. I'm afraid I can't help myself when I see it. Honey, I will always take care of him. even though I can't be beside him.
Henry meluapkan emosinya dengan berolahraga. Ia menuju Gym, disamping kamar tidurnya. Ia semakin berusaha keras. Semakin deras keringatnya. Hanya gym pelampiasanya saat ini.
...----------------...
Keesokan harinya, Arga sudah tiba di apartement Henry. Semalam Henry sudah memberitahukan keberadaanya.
Saat ini mereka ada diruang kerja Henry. Yah, apartemen mewah ini memiliki 4 kamar, 2 diatas dan 2 dibawah. Salah satunya disulap menjadi ruang kerja pribadi Henry. Ruang tamu, ruang bersantai dan dapur yang terhubung langsung dengan dapur.
"Ini yang Tuan inginkan," ucap Arga menyerahkan map coklat diatas meja.
Henry membacanya dengan seksama. Namun ia terbelalak saat melihat foto orang yang dimaksud. Dirumah sakit saat pertama bertemu, Henry tak pernah memperhatikan wajahnya.
"Kenapa bisa wanita gila ini?" Henry memijit pelipisnya. Kemudian melempar kertas kertas tersebut, hingga sebagian terserak dilantai.
"Semua ini hanya kebetulan semata Tuan."
"Kebetulan katamu? Entah kesialan apa lagi yang akan ku alami kalau ada dia? Bagaimana aku bisa percayakan Baby El padanya? haahhhh," Henry meraup wajahnya kasar.
"Bagaimana mungkin wanita bar bar itu menjadi pendonor ASI Baby El? Ini gila!!"
"Tapi Anda harus menyetujuinya Tuan. Hanya itu satu satunya cara, menyelamatkan Tuan Muda El," Arga terus membujuk tuannya.
"Baiklah. Tapi kau harus membuat surat perjanjian," Arga mengernyit.
"Perjanjian apa Tuan?"
"Perjanjian kalau dia akan pergi, setelah El berusia 2 tahun. Dan selama itu dia harus dalam pengawasan orangtuaku."
Dia bilang tak peduli dengan Tuan Muda El. Tapi sikapnya berkata lain. Seperti orang yang takut kehilangan anaknya. Tuan kau jangan sampai menyesal nantinya.
"Baiklah Tuan saya akan siapkan semuanya," ucap Arga. Dia segera berdiri.
"Tunggu," Henry membuat Arga mengurungkan niatnya untuk pergi.
"Apa ada lagi Tuan?" tanyanya.
"Ya, aku yang akan membuat point pointnya. Nanti aku kirim ke emailmu." Arga hanya mengangguk. Ia segera menuju kantor HS Group.
Selama Henry belum masuk, Arga akan membantu Tuan Abimanyu menghandle semua pekerjaanya.
"Bagaimana Ga?" tanya Tuan Abimanyu. Setelah mereka tiba diruang presdir setelah rapat.
"Awalnya Tuan Henry menolak. Tetapi akhirnya setuju dengan beberapa syarat. Dan juga menyuruh saya membuat surat perjanjian." terang Arga.
Tuan Abimanyu menautkan kedua alis tebalnya. "Surat perjanjian untuk apa?" tanyanya.
"Saya sendiri juga tidak tahu Tuan, Ini suratnya." Arga menunjukkan surat perjanjian yang telah ia print.
SURAT PERJANJIAN
SEBAGAI PIHAK PERTAMA :
HENRY ARJUN SYAHREZA adalah orang yang berhak memutuskan segala sesuatunya kepada Pihak Kedua.
Pihak kedua bersedia menjadi ibu sambung Malvelino Ansell Syahreza. Dalam artian ia mengurusnya sendiri dengan tanganya 24 jam.
Pihak kedua bersedia tinggal bersama Baby El dimansion utama.
Pihak kedua tidak diizinkan membawa pergi Baby El, tanpa pengawalan dan izin dari Pihak pertama, Tuan Abimanyu dan Nyonya Amel.
Pihak kedua dilarang keras memiliki hubungan dengan lelaki manapun.
Pihak pertama akan menanggung seluruh
biaya pengobatan ibu Pihak Kedua. Tetapi tidak diizinkan menemuinya.
Pihak kedua harus menyayangi Baby El dengan tulus, tanpa membaginya dengan siapapun.
Pihak kedua harus meninggalkan Baby El saat masa ASI selesai.
Sebagai PIHAK KEDUA:
ADELLIA JASMINE, hanya berhak menerima persyaratan dari Pihak Pertama.
Tertanda
Pihak Pertama
Henry Arjun Syahreza
Pihak Kedua
Adellia Jasmine
"Persyratan macam apa ini ? Dia ini selalu saja bertingkah."
"Menurut Anda bagaiman Tuan?"
"Biarkan dia, awasi saja. Kalau ada hal hal yang menurutmu janggal laporkan padaku."
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi keluar," Tuan Abimanyu hanya mengangguk. Ia memijat pelipisnya. Merasa pusing dengan tingak putra semata wayangnya.
...----------------...
Adel sedang menyuapi ibunya makan siang, ketika mendengar suara pintu diketuk. Ia sendiri heran tak biasanya tamu berkunjung dijam segini.
"Ibu tunggu sebentar ya, ada tamu."
"Siapa El?" tanya ibu.
"Entahlah. Adel lihat dulu kedepan," Adel menuju kedepan. Tak jauh, rumah minimalis dengan satu kamar tidur, dan ruang tamu, atau lebih tepatnya ruang serbaguna. Serta dapur dan kamar mandi dibelakang.
Ceklekkk.
Adel tertegun, melihat dua orang laki laki didepanya. Mereka berpenampilan rapi, dengan setelan jas dan sepatu mengkilap.
Mat***lah aku, sepertinya mereka tukang bank keliling. Aduhh mana uangnya belum ada. Alesan apalagi ini?"
"Selamat siang, Anda Nyonya Adel?" tanya salah satu dari mereka.
"Si-siang... Maaf pak uangnya belum ada," ucap Adel seraya membungkukkan badan.
"Uang?" kedua orang itu saling berpandangan.
"Saya kesini bukan minta uang Nyonya, masa tampang keren begini dikira pengemis?" celetuk Bejo.
"Heiii, aku tak bilang kalian pengemis," ucap Adel yang kini sudah berdiri.
"Jadi kalian bukan dari bank keliling?" Keduanya malah tertawa.
"Kenapa malah menertawaiku?" Adel melotot, sampai bola matanya hendak keluar dari tempatnya.
"Tujuan saya kemari, atas perintah Tuan Arga."
"Tapi aku tak mengenalnya," elak Adel.
"Tolong dengarkan kami Nyonya," Bejo sangat geram dengan wanita bawel dihadapanya.
Bisa-bisanya Wanita jadi-jadian begini jadi donor ASI Tuan Muda El? Dari tampangnya sangat meragukan.
Bejo melihat penampilan Adel dari atas kebawah.
TBC
MOHON DUKUNGAN LIKE KOMEN DAN VOTE YA READERS
TERIMA KASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
ganti nama
kontraknya kejam bingit... tidak boleh menemui ibu nya...
2021-08-20
0
Nalini Nelly
pengawal aja sombong jg sm dgn tuannya
2021-03-08
2
erynights
yaampun perjanjian jadi babysitter apa jadi istri sii itu wkwkwk gak di kasi deket sama laki mana pun 😂😂😂😂😂
2021-03-06
1