Happy reading
💐💐💐💐💐💐💐💐
Seminggu telah berlalu, Baby El sudah pulih. Hanya selang infus yang belum dilepas, jika hasil pemeriksaan bagus, hari ini Baby El diperbolehkan pulang.
Selama itu pula Adel selalu disamping Baby El. Terkadang ia curi curi waktu untuk menemui ibunya, saat ibunya check up. Setiap hari pula Nyonya Amel menjenguk cucunya. Meskipun dokter Alvin selalu mengabari setiap perkembangan El, tetapi masih rela bolak balik menjenguk.
Namun tidak dengan Henry, ia sibuk dengan pekerjaan. Tidak, menyibukkan diri lebih tepatnya. Padahal setiap saat ia menerima kabar dari orang kepercayaanya. Bukan Arga tentunya.
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Adel. Dokter Wulan baru saja melepas selang infus ditangan kiri El.
"Kondisinya jauh lebih baik, kemungkinan siang ini sudah bisa pulang," dokter Wulan menjelaskan.
Hari ini Nyonya Amel sengaja tidak datang kerumah sakit. Mendengar kabar kepulangan El, dia berencana membuat pesta kecil kecilan.
"Nona Adel," sapa dokter Alvin.
"Ya dok\," jawab Adel. Ia sedang menidurkan baby El\, dengan dot dimulutnya. Pada masa meny**** Adel pun mendapat bimbingan\, bagaimana mejaga kualitas ASI. Termasuk pola makan yang harus dijaga. Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Untuk itu ia sudah menyetok ASIP (ASI Perah) didalam wadah khusus.
"Saya hanya ingin menyampaikan, bahwa Nona Rena akan ikut bersama Anda. Dia asisten saya, dia yang akan membantu Anda. Atas permintaan Nyonya Amel."
"Emmm ya dok, terima kasih." Mereka saling memperkenalkan diri.
Sementara dimansion mewah keluarga Syahreza, Nyonya Amel sibuk mengatur kamar El. Dibantu Bibi Mey, kepala pelayan disana.
"Apa ini terlihat bagus Mey?" tanyanya. Ia menunjukkan pernak pernik untuk bayi laki laki.
"Bagus Nyonya, sangat bagus," ucap Bibi Mey.
"Tinggal taruh disini, selesai," Nyonya Amel bergumam sendiri. Ia sedang menata sepatu bayi berwarna biru.
"Apa semua persiapan sudah selesai Mey?" tanya Nyonya Amel.
"Sudah Nyonya, mari saya bantu mempersiapkan diri," ucap bibi Mey. Nyonya Amel segera bersiap. Ia hanya mengganti pakaian dan merias wajah secukupnya.
...----------------...
Baby El tidur lelap dalam dekapan Adel. Mereka sedang dalam perjalanan menuju mansion keluarga Syahreza. Tuan Besar sendiri yang menjemput mereka. Bejo yang mengawal dari mobil lain.
Saat tidurpun kamu tetap tampan sayang, pasti kalau sudah besar kamu mengalahkan ketampanan daddymu. ughh emessss!!!! batin Adel.
Karena gemas ia mencolek pipi El, ia senyum senyum sendiri. Tuan Abimanyu yang duduk disamping kemudi ikut menyunggingkan senyum.
Cucuku yang tampan kamu sangat beruntung, bisa bertemu Nona Adel. Dia wanita tangguh, dia pasti akan mengajarimu hal hal baik. Kami menyayangimu. Dan akan kubuat daddymu yang bodoh itu memohon mohon. Agar bisa bertemu dengan mu.
30 menit perjalanan. Mereka sampai didepan mansion megah bak istana raja. Adel dan Rena sangat kagum dengan pemandangan indah dihadapannya.
"WELCOME BABY EL," Nyonya Amel beserta penghuni mansion menyambut mereka dengan senyum bahagia. Para maid membungkukkan badan, sebagai salam hormat.
"Cucu tampanku, akhirnya pulang kerumah Oma," ucapnya lagi. Ia mengambil alih Baby El, menciumi tanpa ampun.
Nyonya Amel memperkenalkan Adel dan Rena kepada penghuni mansion. Mereka menyambutnya dengan berbagai ekspresi.
"Kalian pasti lelah, ayo kita makan siang dulu," ucap Nyonya Amel setelah membawa El kedalam box bayi.
Mereka menikmati makan siang dalam diam. Hanya suara sendok dan piring saling beradu. Ditengah acara makan, Baby El menangis. Adel segera bangun dari duduknya, tanpa menyelesaikan makanya. Ia segera menghampiri Baby El dalam box bayi.
"Selesaikan dulu makanmu Nona," Bibi Mey hendak membatu.
"Tidak apa Bibi, mungkin El lapar. Aku akan memberinya ASI, tolong tinggalkan kami," ucap Adel dengan sopan.
"Haii sayang\, kau lapar?" tanyanya pada bayi tampan itu. Kemudian Adel mengecek popok El\, ternyata sudah penuh. Karena Baby menolak saat di****i.
Saat sedang mengganti popok, tiba tiba air mancur mengalir diwajah Adel. "Hahaahaaaa..." Rena yang baru saja datang, menertawakan partner kerjanya.
"Kau beraninya menertawakanku. Cepat bantu aku," Adel segera berlari wastafel. Rena menggantikan tugas Adel.
"Kau memang anak tampan, hahaa bagus sekali kau mengerjai si Adel itu." Kurang lebih seperti itulah keseharian mereka. Walaupun sering adu mulut, tetapi kerja sama mereka dalam menjaga El sangat bagus. Bahkan tak jarang saling mencurahkan isi hati satu sama lain.
...----------------...
Enam bulan berlalu begitu saja. Saat ini baby El sudah pandai tengkurap, balik badan, bahkan mulai belajar meraih sesuatu dihadapanya.
Nyonya Amel dan Tuan Besar sangat bahagia melihat perkembangan cucunya. Namun perasaan sedih menghinggapi, setiap kali mengingat putra kesayanganya.
Henry tak pernah sekalipun mengunjungi Baby El. Bahkan sekedar menanyakan kabar pun tak pernah. Ia masih pada pendiriannya.
Henry lebih memilih menghabiskan waktunya dikantor. Terkadang ia menginap di kamar pribadinya di HS Group. Hal itu berdampak baik tentunya untuk perusahaan. Jangkauanya semakin meluas dan meroket. HS Group kini menjadi perusahaan terbaik, dan masuk 3 besar dunia.
Son sampai kapan kau akan terus menghindar seperti ini? Begitulah pertanyaan yang selalu dilontarkan Tuan Abimanyu.
"Dad kita tidak boleh diam saja," ucap Nyonya Amel. Mereka sedang bersantai dibalkon kamar mereka setelah makan malam.
"Ya, aku memikirkan hal yang sama Mom."
"Tapi apa yang harus kita lakukan Dad?"
"Kau tenang saja Mom, kita akan mengunjungi Grandma di London. Kita akan gunakan alasan ini untuk menekan sibodoh itu."
"Sudah terlalu lama aku membiarkanya berkeliaran, melupakan keluarganya," lanjut Tuan Abimanyu.
"Dad," ucap Nyonya Amel memperingatkan.
"Kau pikir Henry itu kucing? bebas berkeliaran!" lanjutnya.
"Kau terus saja memanjakanya Mom. Biarkan dia berfikir, dia harus melanjutkan hidupnya. Cepat atau lambat kita tak akan terus bersamanya."
Nyonya Amel membuang nafas kasar, percuma ia berdebat dengan suaminya. "Sudah malam ayo kita tidur," bujuk Tuan Abimanyu.
"Kau tidurlah dulu Dad," Nyonya Amel pergi ke kamar El.
Nyonya Amel disuguhi pemandangan indah dan meneduhkan, Adel tidur meringkuk. Sementara Baby El tertidur pulas dalam dekapanya. Nyonya Amel membetulkan selimut. Kemudian mencium kening cucu tampanya.
Rena memiliki kamar sendiri, disamping kamar El. Ia hanya membantu sekedarnya. Lebih banyak Adel yang merawat baby El.
Mentari pagi bersinar, menyusup disela horden. Membangunkan Adel yang terlelap. Ia baru saja tertidur 2 jam yang lalu. Baby El selalu terbangun tengah malam. Mengajaknya bergadang.
"Kyaaa kyaaa," ocehan baby El. Ia sedang memainkan hidung Adel.
"Haii sayang, kau membangunkanku?" Baby El terus tertawa. Seolah Adel adalah mainan lucu baginya.
"Kau menganggapku boneka beruang hah?" merasa lucu Baby El kembali tertawa.
"Kau ini sangat menggemaskan," Adel menciumi wajah El.
Ia beranjak kekamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah sebelumnya ia menaruh baby El dalam box bayinya.
Seperti biasa, Adel selalu membawa Baby El jalan jalan pagi. Dengan kereta dorongnya. Ia mengelilingi taman belakang mansion mewah itu.
Adel terus menggoda Baby El, ia bermain 'ciluk bhaa' disela acara jalan paginya. Baby El sangat bersemangat. Ia terus tertawa dengan imutnya🤗🤗.
Jauh dari sana sepasang mata mengawasi mereka. Keharmonisan layaknya ibu dan anak kandung. Yang membuat iri siapapun yang melihatnya.
TBC
Mohon dukungan like dan komen, kalau bisa vote supaya author lebih semangat...
TERIMA KASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
ganti nama
mata siapakah yang memandang dari jauh... mommy henry atau henry si bodoh... heh
2021-08-20
0
Beci Luna
Aduh bayi EL sdh 6 bulan tp Dedyx blm jg muncul mukax to melihat anakx sendiri
2021-03-18
1
Nalini Nelly
heery cm.mantau dr jauh..nyesal.lho..gk liat tumbuh kembang baby rl
2021-03-08
2