Happy Reading
💐💐💐💐💐💐
Henry tetap diam. Ia memalingkan wajahnya ke samping kaca jedela. Menikmati air yang terus mengalir dibaliknya. Di luar hujan turun dengan derasnya. Seolah mengerti kesedihan Henry, Dua hari sudah semenjak Metta melahirkan. Tetapi masih belum ada perubahan mengenai kesehatannya. Justru kesehatannya semakin menurun.
"Son, apa Kau mendengarku?" Henry tersentak, setiap kali ia teringat mimpinya yang terasa begitu nyata. Bahkan semalam ia kembali bermimpi, mempimpikan Metta benar-benar meninggalkannya. Henry mengusap wajahnya kasar, dia masih dirumah sakit keadaan Metta masih sama, belum menunjukkan perubahan sama sekali.
"Dad, Aku takut."
"Apa yang bisa membuatmu takut?"
"Aku takut mimpiku benar-benar nyata. Bahkan hampir setiap malam Aku memimpikan Metta meninggalkanku dan baby El." ujarnya dengan wajah tertunduk. Setiap mengingat hal itu, membuatnya tak dapat memejamkan matanya setiap malam.
"Hidup dan mati seseorang sudah ada yang mengaturnya. Kita hanya bisa menerima dan menjalaninya. Kau jangan putus asa, Tuhan tak akan menyukai hambanya yang mudah menyerah." Tuan Abimanyu berusaha menghibur putranya. Ia tahu betul kesedihan yang Henry rasakan.
Tak hanya itu, keadaan baby El juga menurun. Bahkan sekarang harus menetap diruang isolasi khusus untuk dipantau.
"Kau benar, Dad. Tetapi baby El membutuhkan Metta, Mommy yang telah melahirkannya. Ia masih terlalu kecil, Dad. Aku tak sanggup melihat mereka berdua menderita." Kedua sudut matanya kembali basah. Melihat dua orang yang disayanginya terbaring tak berdaya, dengan berbagai peralatan medis yang melekat ditubuh keduanya.
"Kau harus kuat. Kau harus terus semangat untuk melanjutkan hidupmu. Dengan atau tanpa Metta, baby El tak bersalah. Ia terlahir suci, membawa kebahagiaannya sendiri."
Henry tak dapat berkata-kata. Suaranya tercekat di tenggorokan. Semakin ia bicara, maka pasokan oksigen yang mengaliri paru-parunya terasa semakin berkurang.
*****
Baby El masih terus menangis, hingga suaranya nyaris tak terdengar. Perawat dan dokter sudah melakukan berbagai macam cara agar membuatnya tenang. Namun semua tak ada yang berhasil.
Adellia hendak mencari toilet. Namun langkahnya terhenti. Ia tak sengaja mendengar pembicaraan dokter Alvin dan seorang dokter lain.
Perasaannya mengiba. Ia sangat sedih mendengar suara bayi menangis. Jiwa keibuan dalam dirinya terbangun. Terlebih ia baru saja kehilangan bayinya dua minggu yang lalu.
"Bolehkan saya bertanya Tuan?" tanya Adel mendekat.
"Iya Nona ada yang bisa saya bantu?" ucap dokter Alvin menoleh.
"Emm...' Adel berpikir sejenak, mengumpulkan keberaniannya untuk mengungkapkan keinginan.
"Apakah Saya boleh membantu menenangakan bayi yang Anda maksud?" Ia menundukkan kepalanya.
Di saat bersamaan seorang dokter anak keluar membawa baby El yang masih menangis. Melihat itu dokter Alvin merasa bimbang.
"Biarkan dia melakukanya," ucap Nyonya Amel tiba-tiba.
"Ba-baiklah Nyonya." Ucap dokter anak seraya memberikan baby El.
Adel segera meraih dan mendekap bayi itu. Seketika baby El terdiam. Ia terus menatap wajah Adel. Semua orang merasa heran dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana bisa? Mungkin itulah pertanyaan setiap orang dalam benaknya.
"Hai, Sayang. Kau sangat tampan dan imut," ucap Adel. Baby El menyambutnya dengan tersenyum.
"Senyum kamu sungguh menawan," puji Adel tanpa mengalihkan perhatiannya dari mata bulat yang memebuatnya begitu indah.
"Sepertinya dia menyukaimu?" ujar Nyonya Amel. Adel hanya diam saja. Ia masih fokus dengan bayi yang ada dalam dekapan.
"Nona, bolehkan Anda memberikan ini?"
Seorang perawat yang semula membawa El, ia menyodorkan dot susu padanya. Namun baby El menolak, tangis bayi itu kembali pecah saat Adel memberinya dot berisi cairan putih.
"Nyonya, kalau boleh saya memberinya ASI?" Adel menundukkan kepalanya. Ia takut ditolak permintaanya. Namun diluar dugaan, Nyonya Amel menyetujuinya.
"Lakukanlah apapun yang membuatnya tenang." Dijawab anggukan dari Adel.
Suster tersebut membawa Adel beserta baby El keruang laktasi. Sesampainya disana. Adel segera memberikan baby El ASI. Adel terus membelai wajah gembul baby El.
Di luar ruangan sudah ada Tuan Abimanyu. Sebenarnya dia ingin mengabarkan kondisi Metta yang sudah stabil. Namun diurungkan. Nyonya Amel menceritakan semua kejadian mengenai Baby El padanya.
Tuan Abimanyu tak tinggal diam. Ia menyuruh orang kepercayaannya untuk menyelidiki latar belakang Adellia. Ia tak mau sembarang orang yang bisa menyentuh keluarganya. Terlebih penerus keluarga Syahreza.
"Mom, kau yakin dengan keputusanmu?" Tuan Abimanyu masih tampak ragu.
"Dad, Mommy tak tega membiarkan baby El menderita. Tuhan sangat baik pada kita, mengirimkan wanita itu untuk membantu kita."
"Tapi Kau biasanya tak mudah percaya dengan orang lain."
"Ini mendesak, Dad. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membantu baby El. Kau tau sendiri keadaan Metta. Setidaknya wanita itu bisa menjadi pengasuh El nantinya. Membantu menantu kita merawat si tampan ini."
Nyonya Amel menatap iba pada bayi tampan yang baru terlelap. Ia merasa nyaman dengan adanya Adel. Mungkinkah ini yang dinamakan jodoh? Adel hadir saat baby El membutuhkannya. Seperti superhero disaat masa kritis.
"Baiklah, Mom. Daddy ikuti kemauanmu. Semoga saja Metta bisa bertahan dan ya. Daddy ada kabar baik, Metta sudah sadar. Dia ingin bertemu Baby El." Tuan Abimanyu mengulas senyum tipis. Menampakkan sisa-sisa ketampanan di masa mudanya.
"Benarkah? Kenapa tak mengatakan sejak tadi? Tapi, Baby El baru tertidur. Kasihan kalau sampai terbangun."
"Biarkan dia tidur. Ada suster yang menjaganya. Kita lihat Metta dahulu."
"Hmm." Nyonya Amel menuruti sang suami. Ia meninggalkan Baby El bersama perawat dan dokter anak yang menjaganya. "Bye, cucu sayang." Tak lupa mendarat lkan kecupan dikening Baby El sebelum ia meninggalkannya.
Nyonya Amel begitu bersemangat mendengar keadaan Metta sudah membaik. Ia berharap Metta dapat melewati masa kritisnya. Dan bisa secepatnya pulih. Berkumpul bersama anggota baru keluarga mereka. Baby El.
To Be Continue
TERIMA KASIH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
meli meilia
🥲🥲🥲 poor el..
2022-05-06
0
mega silvia
mimpi kok serasa nyata... bingung..... lanjut lagi biar jelas
2021-04-13
2
Nalini Nelly
next
2021-03-08
1