Happy Reading
💐💐💐💐💐💐💐
Henry memarkirkan mobilnya, dihalaman mansion mewah keluarga Syahreza. Ia terdiam sejenak sebelum membuka pintu mobil.
Henry memasuki mansion dengan langkah tergesa. Tak sabar rasanya ingin bertemu Grandma, beliaulah yang paling menyayangi Henry. Grandma baru saja selesai makan siang ditemani bibi Mey.
"Amaaaaaa..." ucap Henry, setengah berlari menuju tempat grandma duduk.
"Hehhh apa kau masih menganggapku Grandma?" ucapnya, sambil berkacak pinggang.
"Tentu saja Ama( panggilan kesayangan dari Henry)" jawab Henry dengan semangat menggebu.
"Benarkah?" Grandma memicingkan matanya.
"Ayolah Ama," Henry merajuk, layaknya anak kecil meminta uang jajan.
"Bukankah kau sudah lupa dengan Ama ini? Semenjak menikah, kau bahkan tak pernah sekalipun mengunjungi Ama," ucap Grandma.
"I'm so sorry Ama," ucap Henry. Kedua tangannya memegang telinga.
Hahaahaaaaa kau ini bahkan tak pernah berubah, masih saja seperti anak kecil. Bagaimana bisa anak kecil memiliki anak? Pantas saja mommy mu selalu kesal. ~ batin grandma.
"Yah kau memang pantas dihukum," ucap Grandma.
"Kemarilah! Aku akan menghukummu," lanjutnya.
Henry mendekati Grandma. Ia memasang wajah memelas. Ia berjongkok didepan Grandma, sambil memejamkan matanya. Ia sudah siap menerima hukuman. Namun, yang ia rasakan adalah usapan lembut dipucuk kepalanya. Inilah yang selalu ia rindukan, bahkan Mommy Amel pun tak pernah melakukannya.
Henry memutar otaknya, kembali kemasa itu. Dimana ia tinggal dengan Grandma. Mommy dan Daddy nya sibuk membangun perusahaan mereka. Henry kecil hanya ditemani pengasuhnya, tak jarang ia merajuk. Berbuat nakal, hanya demi mendapatkan perhatian kedua orang tuanya.
Disaat seperti ini, Grandma yang selalu menemani Henry, ia bahkan rela terbang jauh jauh dari London. Untuk sekedar menghibur Henry. Tak jarang pula Henry turut ke London, saat liburan sekolahnya.
Tuan Abimanyu tak pernah mempermasalahkannya. Begitupun Nyonya Amel.
Sampai akhirnya Grandpa tiada, Grandma harus standby di London, Ia harus meneruskan perusahaan peninggalan suaminya. Bersama Edric, adik angkat Tuan Abimanyu.
Tuan Abimanyu pewaris sah perusahaan tersebut, namun ia memilih melebarkan sayapnya, dari usaha yang ia bangun dari nol.
Tuan Abimanyu hanya sekedar membantu, sesekali ia berkunjung ke London. Untuk memastikan usaha peninggalan papinya berjalan lancar. Dia juga datang disaat ada masalah serius.
Namun tak banyak orang tahu, bahwa Tuan Abimanyu adalah pewaris sah sebenarnya. Yang mereka tahu Tuan Edric, CEO mereka.
"Henry, kau tak pernah berubah, masih Henry cucuku yang manja," ucap Grandma.
"Yeah, I've always been your grandson, your darling, Grandma," ucap Henry berkaca kaca.
(Ya, aku akan selalu menjadi cucumu, kesayangamu).
Keduanya saling melepas rindu, memeluk satu sama lain.
"Bagaimana kodisi putramu?"tanya Grandma. Ia merenggangkan pelukannya.
"Sepertinya sudah lebih baik Ama," jawaban Henry meragukan.
"Kenapa harus 'sepertinya' bukankah kau menjaganya?" tanya Grandma lagi.
"Emmm ya tentu saja Ama, mana mungkin aku mengabaikannya."
Maaf Ama, aku harus berbohong padamu.
"Baiklah, nanti akan ku tanya Amel atau Abimanyu." Henry terdiam, ia sedikit gelisah, kalau sampai kedua orang tuanya menyampaikan yang sebenarnya.
"Kenapa kau diam Ar?" (Ar panggilan Henry dari Ama)
"Emmmpt tidak Ama, tak apa apa sungguh."
"Ya sudah, apa kau sudah makan?" tanya Ama, mengalihkan pembicaraan.
"Sudah Ama, sebelum pulang tadi," ucap Henry.
"Ama istrirahat dulu, kau juga beristirahatlah," ucapnya seraya berdiri.
"Ama biar ku antar," Henry langsung memapah Grandma nya, kekamar yang disediakan.
Grandma tersenyum, senyum yang meneduhkan. Meski diusianya yang senja. Grandma adalah wanita yang lembut dan penuh kasih sayang.
Henry mengantarkan Ama kesayanganya. Hingga mereka duduk ditepi ranjang. Henry akan berdiri, namun tangan keriput Ama menahannya.
"Duduklah dulu Ar," ucap Grandma.
"Baiklah, apa yang harus kulakukan untukmu Ama?" ucap Henry seraya duduk kembali.
"Apa kau bahagia?" pertanyaan Grandma membuat Henry membeku.
"Bagaimana aku bisa bahagia, kalau orang yang aku sayangi pergi meninggalkanku," ucap Henry.
"Berarti kau tak menyayangi Ama?" tanya oma dengan nada kesal.
"Aku sangat menyayangi Ama."
"Kalau begitu, bukan hanya satu orang yang juga menyayangimu Ar. Ada banyak orang yang lebih menyayangi mu, dan nuga membutuhkanmu," Grandma memberikan wejangan.
Henry masih terdiam, ia mencoba menelaah lebih dalam, arti ucapan Ama. Grandma mengusap punggung tangan Henry.
"Kau sudah dewasa, tanggung jawab mu bukan hanya HS Gruop, yang membesarkan namamu. Tetapi ingatlah dibelakangmu, Daddy, Mommy, dan El. Dia masa depanmu, kelak dia juga akan berada diposisimu."
"Apa kau ingin, jika putramu merasakan apa yang kau rasakan dulu? Jauh dari kata bahagia, bahkan kau sangat menginginkannya, hanya sekedar menghabiskan waktu liburmu, ketaman hiburan, makan bersama. Apa kau mau hal itu terjadi pada El?" tanya Grandma.
Henry hanya menunduk, ia menggelengkan kepalanya pelan. Hatinya perih, mengingat masa kecilnya dulu.
Henry tak kuasa menahan air matanya, buliran bening itu beranak pinak. Mengalir begitu saja membanjiri wajah tampannya.
"Aku tak ingin Ama," kini Henry tidur dipangkuan Grandma. Meluapkan semua kesedihannya. Grandma terus mengusap kepala Henry, hingga Henry merasa sedikit tenang.
"Kehilangan adalah sesuatu yang pasti, tetapi kau harus belajar, bagaimana membuatnya lebih indah saat kau masih memilikinya," Grandma sangat menyayangi Henry, ia akan terus memberikan petuahnya. Sampai Henry sendiri merasa jenuh.
Tetapi Henry sangat berterima kasih, ia merasakan sesuatu, yang tak pernah ia dapatkan dari kedua orang tuanya.
"Apa kau mau mencobanya Ar?" tanya Grandma dengan lembut.
"Tapi aku takut Ama," Henry mendongakkan kepalanya, memandang wajah sepuh sang nenek, namun mata teduhnya masih sama. Sangat meneduhkan bila dipandang.
"Kau cobalah dulu, buka hatimu," Grandma menunjuk dada Henry.
Buka hatimuuuuu, bukalah sedikit untukku. ( kalau ada yang tahu lagu ini, kita seumuran. Hahaaaa).
"Yes, I'll try it. Please help me Ama," ucap Henry.
(Ya, aku akan mencobanya, tolong bantu aku Ama).
"Ofcourse." Grandma menyungingkan senyumnya.
"Sampai kapan kau akan seperti ini?" Grandma merasa keberatan.
"Ahh rasanya aku ingin berlama lama Ama," ucap Henry, namun ia sadar Ama nya sudah tak akan kuat. Berlama lama memangku Henry yang sekarang ini.
"Heii... Dasar kau ini Ar." Grandma memukul paha Henry. Meskipun sudah sepuh, tetapi tenaganya masih fit. Terlebih Ama adalah mantan atlet tekwondo. Dan dapat dipastikan dibalik kain yang ia kenakan, ada cap 5 jari tangan Ama nya. Henry meringis, menahan rasa pedas. ( K**ayak omongan tetangga).
"Baiklah, Ama beristirahatlah, Ama pasti lelah karena perjalanan jauh."
"Ya, kau benar, dan aku meminta bayaranku," ucap Grandma.
Henry mendengus, ia sudah hafal dengan bayaran yang dimaksud.
Grandma segera merebahkan tubuhnya, Henry duduk ditepi ranjang dengan menyamping. Ia mulai melakukan bayaran yang dimaksud Grandma.
"Pelan pelan Ar, kau mau membunuhku hah?" sentak Grandma.
"Iya Ama, ini juga tak pakai tenaga," ucap Henry membela diri.
"Kalau tak ada tenaga sesakit ini, bagaimana dengan tenaga Ar" Grandma masih saja protes.
"Beginikah?" Henry memelankan pijitannya.
"Yah itu lebih baik," Grandma mulai menikmati pijitan sang cucu.
"Terus lakukan, sampai Ama tertidur," ucap Grandma.
Henry hanya menurut saja, hal ini sering dia lakukan, dulu saat Ama nya lelah, dan sulit tertidur. Henry dengan senang hati memijit kaki Granda hingga tertidur.
TBC
Terima Kasih yaang sudah dukung author.
Yang belum tolong pencet like, lope, komen dan vote
TERIMA KASIH
.
.
Otor: Kasihan sekali nasibmu hari ini Henry. 😛
Henry: Dasar otor gak ada akhlak. 😤
Otor: Kau mengatai otor? Berani mengatai otor, ku coret kau jadi pemeran utama.😞
Henry: Hah, coba saja!😒
Otor: It's oke. Akan kuganti Bejo.😝
Henry: Heiiii.... Aku tak terima, nama sebagus diriku kau ganti, hanya dengan empat huruf.😤😭😭😭
Otor: Terserah otor saja.😜
Henry: Kau menang.😓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
embun_senja
salam pasukan Armada😂😂
2021-05-21
1
Sulastry Hutabarat
Sikat aja si Henry belokokok itu thor....🤣🤣🤣🤣
2021-04-26
1
Dahlia Anwar
aku suka lagu nya Thor ke inget masa muda
2021-03-17
1