Tak terasa Matahari sudah mulai terasa panas menandakan hari sudah menjelang siang. Xun Zhi yang mulai kepanasan, mukanya berubah menjadi merah dan tubuhnya mengeluarkan keringat.
Lalu Xun Zhi berinisiatif untuk mencari tempat ber-istirahat yang nyaman untuknya . Dia terus mencari dan mencari. Setelah lama dia berjalan mencari tempat pengistirahatan. Xun Zhi melihat sebuah rumah dari kejauhan.
Rumah yang sudah usang ditinggalkan oleh penghuninya berada di tengah-tengah hutan. Xun Zhi berjalan menuju ke rumah itu, terlihat sekali dengan jelas saat Xun Zhi sudah dekat dari rumah itu. Rumah yang temboknya yang Retak dan di selimuti oleh rumput-rumput merambat serta banyak sekali debu. Akan tetapi atapnya masih terlihat agak kokoh membuat rumah itu layak dijadikan tempat tuk beristirahat.
Tak banyak tingkah Xun Zhi masuk ke dalam rumah itu mencari tempat yang bersih untuk dia duduk. Sambil mengambil kendi kecil yang berbentuk labu yaitu wadah air minum yang Xun Zhi simpan di cincin ruang penyimpanan barangnya.
Tak lama kemudian Xun Zhi menemukan tempat yang nyaman. dia duduk bersandar ke tembok rumah sambil meminum minumanya.
Akhirnya Ia bisa bernafas lega karena sudah terlepas dari rasa lelah dan hausnya. Muka Xun Zhi yang tadinya merah akan sengatan matahari sudah mereda oleh air yang dia minum. Lalu dalam benaknya berkata.
"Ahh akhirnya aku merasakan ragaku kembali setelah berjalan lumayan jauh untuk menuju ke gunung naga."
Xun Zhi yang beristirahat disana menjadi merasa ngantuk pada akhirnya tertidur lelap sambil duduk bersandar di tembok rumah itu.
Satu jam sudah berlalu terdengar suara pertarungan di luar rumah itu. Xun Zhi terbangun akan bisingnya suara pertarungan itu. Xun Zhi dengan raut wajah yang kesal melihat keluar dari arah jendela yang tak ada kacanya.
"Siapa sih yang bertarung disini mengganggu waktu istirahatku saja." Ucap Xun Zhi yang merasa kesal istirahatnya di ganggu.
Sementara itu yang berkelahi di dekat bangunan tempat istirahatnya Xun Zhi yang sedang bertarung itu adalah pria yang pernah bertemu dengan Xun Zhi waktu di perpustakaan.
Pria itu sedang melawan heawn beast Kera Bulu Emas tingkat 9. Ia terlihat sangat kewalahan melawan Kera Bulu Emas itu hingga kekuatannya sampai terkuras habis. Setelah beberapa lama akhirnya pria itu dipojokan oleh Kera Bulu Emas.
Lalu kera bulu emas itu menyerang pria yang terpojokkan dengan tangannya. Akan tetapi sesaat pria itu akan terpukul. Tiba-tiba Xun Zhi melompat ke hadapan pria itu dan menangkis serangan Kera Bulu Emas dengan tombaknya dan berkata.
"Akhirnya ada lawan yang pantas juga untukku." Ucapnya sambil tersenyum.
Kera Bulu Emas semakin marah akan ucapan Xun Zhi. Hingga tangan kanan Kera Bulu Emas itu berubah menjadi bewarna emas dan sekeras batu. Kemudian memukul Xun Zhi yang di depannya.
Akan tetapi Xun Zhi menahan serangan Kera Bulu Emas dengan senjatanya hingga pergelangan kaki Xun Zhi terkubur oleh tanah. Dan serangan dari Kera Bulu Emas itu sampai meretakkan tanah.
Kera Bulu Emas semakin marah. Hewan itu langsung melancarkan kembali pukulan dari tangan kirinya kepada Xun Zhi.
Hati Xun Zhi merasa tidak enak akan serangan Kera Bulu Emas itu dan menghindarinya. Pukulan Kera Bulu Emas gagal mengenai Xun Zhi, dan menyerang mengenai tanah sampai tanahnya amblas dan bergetar.
Xun Zhi kembali melompat ke arah pria itu dan merangkul badanya mulai berlari menjauhi Kera Bulu Emas yang mengamuk. Namun karena marah Kera Bulu Emas itu menyadari keduanya berlari menjauhinya dan mengejar mereka dari belakang.
"Sebenarnya apa yan kau lakukan hingga kera itu mengamuk." Ucap Xun Zhi kepada pria yang dia rangkul lari tergesah-gesa untuk menghindari serangan Kera Bulu Emas.
"Uhuk uhuk, aku sebenarnya tadi hanya mengambil anaknya dari sarangnya, uhuk, akan tetapi ia datang tak terduga akupun akhirnya di kejar-kejar." Jawabnya begitu sambil menahan sakit yang ia rasakan.
"Dasar kau bodoh sekali. Terus sekarang anak kera itu dimana ?, Dan apakah sekarang kau masih sanggup bertarung?" Ucap Xun Zhi kepada pria itu
"Anak kera itu sudah aku taruh kembali di sarangnya . Dan mana mungkin aku sanggup bertarung kembali tubuhku sudah mati rasa." Jawabnya kembali.
"Ahhh lumayan repot ini kalau aku tadi sendiri sih bisa melawannya tapi ada orang ini jadi tidak bisa mengeluarkan kekuatan maksimalku."
Begitulah pikir Xun Zhi. Kemudian dia teringat kembali akan ucapan Master Shen Long bahwa ada obat penyembuh di ruang penyimpanannya.
Xun Zhi mengeluarkan 3 buah obat yang
berbentuk pil berwarna biru yabg tersimpan di cincin ruang penyimpanannya dan mengasihkannya kepada pria itu.
"Pria tidak berguna makanlah ini kau akan cepat sembuh." Ucap Xun Zhi sambil menyerahkan pil itu.
"Jangan berkata begitu pria muda." Jawabnya sambil mengambil pil itu dari tangan Xun Zhi.
Pria itu memakannya dan tak lama mulai bisa bergerak kembali. Lalu Xun Zhi berhenti di antara pohon-pohon besar dan melepas rangkulannya dan berkata.
"Kau pergi saja, kera sialan itu biar aku yang urus."
"Tapi kau pasti mati jika melawannya." Dengan wajah agak panik.
Tak lama Kera Bulu Emas itu menyerang kembali ke arah Xun Zhi dengan mengeluarkan semburan api dari mulutnya. Xun Zhi terkejut karena ternyata Kera Bulu Emas itu Bukan Tingkat 9, melainkan Tingkat Jenderal.
Xun Zhi agak panik. Namun serangan dari Kera Bulu Emas berhasil ditebas oleh Xun Zhi dengan tombaknya, hingga serangan api dari si Kera Bulu Emas terbelah dua.
Dan pria yang di selamatkan oleh Xun Zhi berlari sambil berkata.
"Baiklah kalau begitu aku pergi namun suatu saat nanti aku pasti akan membantumu atas namaku Di Lao aku berjanji."
Di Lao kabur dengan cepat tak terlihat lagi oleh Xun Zhi. Hingga pada akhirnya Xun Zhi pun merasa lega akan hal itu dan berkata.
"Baiklah kita lanjut ronde kedua pertarungan kita kera sialan." Ucapnya kepada Kera Bulu Emas yang dihadapannya.
Kera Bulu Emas langsung mendaratkan pukulannya kearah Xun Zhi. Akan tetapi Xun Zhi menghindarinya dengan langkah cahayanya dan menyerang tangan Kera Bulu Emas itu dengan tombaknya.
Namun tangan kera itu tidak terluka sama sekali. Akan tetapi Xun Zhi tak mau menyerah. Ia dengan cepat menyerang Kera Bulu Emas itu terus menerus, namun hasilnya sama saja.
Kulit Kera Bulu Emas yang keras seperti sebuah Batu Emas murni tak bisa terkikis sama sekali dari serangan Xun Zhi.
Kera Bulu Emas menyerang dengan beberapa pukulan tangan emasnya lagi kepada Xun Zhi. Xun Zhi terus menghindari serangan itu dengan Jurus Langkah Cahayanya sambil berjalan kearah belakang.
"Ternyata kera sialan ini menyusahkan sekali kukira akan mudah melawannya, begini caranya aku barus mengeluarkan aura dewaku lagi."
Begitu perkataan yang Ia bilang di dalam pikirannya. Tanpa pikir panjang Xun Zhi mengeluarkan kembali Aura dewanya. Qi dalam tubuhnya langsung meningkat pesat, setelah itu Xun Zhi mengalirkan Qi api nya ke tombak yang ia pegang.
Kemudia Tombak yang ia pegang langsung diselimuti api yang seperti lava, setelah itu Xun Zhi langsung mengacungkan tombaknya ke arah badan Kera Bulu Emas itu.
Sementara Kera Bulu Emas sudah bersiap-siap akan menyerang Xun Zhi kembali. Dan terjadilah duel yang saling berhadapan akan sama-sama menyerang.
Keduaya berlari untuk dan melancarkan serangan andalan mereka. Sesaat pukulan Kera Bulu Emas itu akan mengenai wajah Xun Zhi, dia kalah cepat dengan tebasan Xun Zhi ke arah badannya. Kera Bulu Emas itu terluka parah dari serangan Xun Zhi dan mati tersungkur ke tanah.
"Akhirnya kamu mati juga kera sialan." Ucap Xun Zhi sambil nafasnya yang ter'engah-engah, badannya yang lemas dan juga keringat yang bercucuran.
Lalu tombak yang dipegangnya jadikan penyanggah untuk berdiri, kemudian Xun Zhi langsung memasukan mayat Kera bulu Emas kedalam cincin ruang penyimpanannya.
Setelah itu tak lama Xun Zhi tersungkur dan akhirnya pingsan ditanah karena telah banyak terkuras Qi miliknya.
(BERSAMBUNG)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Jade Meamoure
walah pendekar pingsan mulu ini 😂😂😂
2024-08-03
1
sabira
jjjjj
2022-06-29
0
andi geze
thor rapi kan lg pnlisan nya krna kesanx sdang bercerita.🙏.buat author semangat ya...💪💪wlau saya mengkritik tulisannya, bukan berarti saya alhi dlm merangkai kata apalagi berkarya.
2020-04-01
2