Waktu bergulir begitu cepat. Siang telah berganti malam dalam sekejap. Perjalanan yang mereka bertiga tempuh baru mencapai setengah perjalan menuju batas Kota Kerjaan Tanah Suci karena gangguan sebelumnya terserang oleh hewan beast memakan waktu yang cukup lama.
Karena tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan di hari yang gelap dan itu akan membahayakan nyawa. Akhirnya mereka memutuskan untuk berkemah dan beristirahat.
Yujin berkata kepada Xun Zhi dan juga Wei Chan yang sedang di gendong olehnya
"Baiklah karena sudah gelap mari kita mencari tempat peristirahatan yang aman di daerah ini."
"Tidak mau Master jika kita berkemah disini. Bagaimana jika nanti hewan beast menyerang kita kembali."
Protes Wei Chan dari rasa ketakutannya yang masih belum sepenuhnya hilang karena serangan monster beast serigala tanduk merah.
"Namun kamu tahu Wei Chan, kalau kita melanjutkan perjalanan di dalam gelap gulita ini lebih bahaya."
"Betul yang barusan Xun Zhi katakan itu Wei Chan. Dan kamu tenang saja master pasti menjaga kalian dan akan membuat sebuah tembok penghalang dari ilmu bapak untuk mengelilingi kita supaya aman beristirahat."
Yujin berusaha menenangkan dan meyakinkan Wei Chan.
"Baiklah."
Saat meliha di sekitar Xun Zhi merasa tidak asing dengan daerah hutan ini.
"Oh iya aku baru ingat, di sekitar sini aku tau tempat peristirahatan yang biasa para penduduk pakai sehabis berburu."
"Benarkah?"
"Benar master."
"Baguslah kalau begitu tunjukan arahnya Xun Zhi." Jawab Yujin.
Xun Zhi berjalan lebih dulu menjadi penunjuk arah di belakangnya di ikuti oleh Yujin yang menggendong Wei chan.
Mereka terus berjalan menerobos melewati rumput ilalang yang tingginya sepinggang, dan tak lama akhirnya sampailah di depan sebuah bangunan gubuk.
gubuk kecil sederhana yang terbuat dari kayu, namun terlihat sangat kokoh dan nyaman.
Xun Zhi tidak segan melangka menaiki tangga kayu menuju teras gubuk. Dirinya mengambil lentera sumbu yang tergantung di depan gubuk dan menyalakannya menggunakan ilmu api yang ia miliki dan memegangnya.
Di kedalam gelap gulita sekejap ada cahaya api yang menerangi sekitar. Walaupun tidak seterang matahari, namun cahaya api kecil ini bisa menjadi sebuah penerang tidak terlalu membutakan pandangan.
"Master, Wei Chan ayo masuk kesini."
Ucap Xun Zhi yang sambil membukakan pintu.
Wei Chan langsung turun dari gendongan Yujin. Dan keduanya berjalan kedalam mengikuti Xun Zhi masuk.
"Bagaimana kamu tau tempat ini."
"Sebenarnya saya sering ikut dalam berburu itu sewaktu kecil master, jadi saya tau tempat peristirahatannya para pemburu di kampung kami."
semunya sudah di dalam. Xun Zhi menutup pintu. Di dalam sini kedunya terkejut.
"Aku tidak berharap banyak sebelumnya. Tapi di dalam sini sangat nyaman hangat dan rapi ternyata."
"Benar yang di katakan master. Aku pun sama."
Lantainya yang terbuat dari papan kayu yang rapat sampai udara pun tidak masuk dari bawah. Di pojok kiri terbentang sebuah alas untuk tidur yang terbuat dari bulu hewan.
Namun bukan hanya itu saja. Ada sebuah tungku serta beberapa alat untuk memasak.
"Itu karena terkadang kami para pemburu tidak pulang beberapa hari sebelum dapat banyak hewan buruan. Jadi kami membuat sebuah gubuk yang nyaman untuk di tinggali seperti rumah kami sendiri."
Xun Zhi menggantungkan lentera itu di tengah atap ruangan yang ada sebuah besi yang menggantung seperti kail. Ketiganya berkumpul di tengah ruangan itu duduk bersama.
"Apakah kalian lapar."
"Iya aku lapar Xun Zhi." Jawabnya Wei Chan.
"Yasudah kalau begitu. Kita lihat dulu apakah masih ada daging yang tersisa di ruangan Penyimpanan makanan."
Xun Zhi bergegas berdiri meninggalkan mereka menuju ke ruangan penyimpanan makanan yang berada di balik pintu belakang.
Setelah beberapa saat mencari, akhirnya Xun Zhi menemukan sebuah bungkusan cukup besar. Dia membukanya, didalam bungkusan daun jati itu ada sepotong daging rusa yang sudah di asapi cukup besar.
"Ini masih bisa dimakan."
Ucap Xun Zhi yang telah mengendus daging itu. Dia membungkusnya kembali dan membawanya keluar.
"Untunglah masih ada daging yang tersisa cukup untuk kita bertiga."
"Syukurlah kalau begitu, yasudah cepat masak Xun Zhi aku sudah lapar."
"Baiklah Nona Wei Chan hehehe."
Jawabnya Xun Zhi sambil tertawa kecil. Lalu ia berkata kembali.
"Namun kita tidak akan bisa memasak jika tidak ada kayu bakar."
"Yasudah kalau begitu aku akan mencari kayu bakarnya dulu kalian diamlah disini karena berbahaya jika kalian yang kekuar mencari kayu bakar."
Yujin berdiri dari duduknya lalu melangkah keluar gubuk mencari kayu bakar.
"Aku kembali."
Sekitar sepuluh menit waktu yang telah di habiskan, Yujin telah kembali dengan membawa seikat kayu bakar dan beberapa buah-buahan di atas kayu bakar yang dia pangku.
Wei Chan mengambil buah-buahannya sementara Xun Zhi mengambil kayu bakarnya dan menyusun nya di tungku api dihadapannya dan menyalakan kayu itu dengan jurus apinya.
Api unggun menyala dengan cepat. Ruangan menjadi hangat dan cukup terang. Xun Zhi membuat beberapa tusuk sate, memotong daging menjadi dadu, menaburinya dengan sedikit garam dan menusukan ke tusuk sate itu dan menarunya di dekat bara tungku.
Sementara itu buah-buahan yang dibawa Yujin malah dimakan oleh Wei Chan yang sudah tidak bisa menahan rasa lapar perutnya hingga habis tak tersisan.
"Kapan matangnya. Aku sudah lapar."
"Kamu ini. Buah-buahan yang master bawa tadi cukup banyak dam sudah kamu habiskan sendiri, dan sekarang kau masih belum kenyang juga."
Xun Zhi menggeleng-geleng kepala.
"Buah-buahan tidak cukup untuk mengatasi perut laparku. Aku pengen daging."
"Huu kau ini. Sabarlah."
Yujin hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah mereka bedua.
Aroma daging bakaran menyebar di dalam gubuk. Wei Chai yang mencium sedapnya aroma bakaran sate rusa itu menekan liurnya.
"Sudah matang itu."
"Sabarlah bentar lagi."
"Ayolah cepat Xun Zhi."
Tak lama sate daging rusa ukuran potongan yang besar-besar matang. Semuanya mulai makan sambil menghangatkan diri mereka di api unggun itu.
...----------------...
Selesailah mereka makan. Xun Zhi menawari mereka air minum yang dibawa dari rumahnya sewaktu kemarin berbekalan. Mereka meminum secara bergantian.
Perut mereka sudah kenyang, mereka bertiga mulai menggelar alas untuk tidur mereka masing-masing lalu mulai mengatur posisi tidur.
Wei Chan di bagian kanan Xun Zhi dan Xun Zhi di bagian tengah sementara Yujin di Sebelah kirinya Xun Zhi.
Tak lama Wei Chan sudah tertidur pulas. Namun lain halnya Yujin dan Xun Zhi yang tak bisa tidur dan memutuskan untuk mengobrol.
"Master apakah di Perguruan Tanah Mengapung banyak sekali pendekar hebat?."
"Ya tentu saja disana banyak sekali Xun Zhi, Sistem di perguruan terbagi menjadi lima tingkatan kelas yaitu tingkat murid pelatihan dasar, murid pelatihan lanjutan, murid luar, murid dalam dan terakhir murid inti."
"Ohh begitu kira-kira berapa tahun mereka lulus dari perguruan itu master?"
Xun Zhi merasa penasaran akan itu.
"Mereka bisa lulus dari perguruan jika ketika mereka mendapatkan ujian dari para tetua di perguruan jika mereka mendapatkan plat khusus ukiran dari para tetua."
"Lalu setelah lulus apa yang akan mereka lakukan master Yujin?"
"Ituu terserah kepada keputusan jalan mereka karena kami hanya mendidik dan mengajari mereka namun untuk mereka yang telah lulus kami tidak akan ikut campur."
"Ohh begitu yahh."
"Benar. Namun perlu di ingat satu hal."
"Apa itu master?"
"Jika ada yang telah lulus dari perguruan dan mereka menjadi sebuah penjahat. Mau tidak mau perguruan harus bertanggung jawab memberikan hukuman kepada murid itu dan jika kasusnya berat akan di hukum mati."
"Seram juga ternyata."
"Tentu saja. Karena peraturan ini adalah peraturan wajib bagi para perguruan. peraturan ini tidak hanya di perguruan kita saja, namun di perguruan ortodoks lainnya pun sama memakai sistem itu."
"oh. Apakah sebelumnya pernah ada kasus seperti itu master."
"Tentu saja pasti ada. Namun kamu tidak akan memberi tahu kamu hukuman dia seperti apa kan."
"Hoaaaamm... aku sudah ngantuk master, kalau begitu aku tidur duluan yah." Sambil berkata begitu ia langsung tertidur.
"Yasudah kalau begitu aku juga akan tidur."
Mereka bertiga tidur terlelap.
(BERSAMBUNG)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
San Balie
bahasa pak mak di Indonesia kl di luar wkwkkwwk
2022-02-15
1
Oschar Migerz
apakah di cina ada pohon jati? kalau tdk ada maka ini bukan cerita di zaman cina
2021-12-30
0
Burhan
harusnya tampa di jelaskan kalimat berkata,pembaca tau siapa yg bicara,jadi kurangi kalimat berkata nya,
2020-05-11
0