Pagi menjelang. Sudah setengah hari mereka keluar dari gubuk peristirahatan, akhirnya mereka sudah sampai di perbatasan kota dengan hutan.
Dari kejauhan terlihat banyak sekali orang yang mengantri panjang untuk bisa masuk ke dalam Kota Kerajaan Tanah suci.
"Mulai dari sini kalian ikuti aku."
"Baik master."
keduanya menjawab tegas.
Xun Zhi dan Wei Chan berjalan membuntut di belakang Yujin. Antrian orang yang panjang itu di lewati satu persatu sambil mendekat ke arah gerbang perbatasan.
Sampailah di depan depan pintu gerbang masuk Kota. Terlihat beberapa prajurit kerjaan disana sedang sibuk. Para prajurit yang sedang melakukan pengecekan data dan juga barang bawaan para orang-orang yang ingin masuk ke pusat Kota Kerajaan Tanah Suci.
"Kalian berdua tunggu dulu disini. aku ingin berbicara dulu dengan petugas disana."
"Baik Master."
Yujin berjalan mendekat ke salah satu petugas penjaga gerbang masuk kerajaan.
"Xun Zhi lebib baik kita berteduh disana."
Wei Chan merujuk ke sebuah pohon beringin besar yang terlihat sangat teduh.
"Baiklah. Nampak terlihat nyaman beristirahat disana."
Xun Zhi sepakat.
Mereka berjalan dan menaruh barang bawa'an mereka di tanah dan duduk menyender ke pohon.
"uhh enaknya."
Wei Chan merasa sangat nyaman karena baru bisa beristirahat dari perjalanan ini.
"Xun Zhi aku minta air minum dong."
"Bukannya kamu punya?"
"Air minumku habis tadi di perjalanan."
"Kau ini. Nih."
Xun Zhi menyerahkan kantung minumnya.
'gluk gluk ~'
"Ahh segarnya."
Saat berteduh Xun Zhi memerhatikan terus gerak gerik Yujin yang sedang mengobrol dengan prajurit yang terus mengangguk itu kepada Yujin.
Wei Chan penasaran juga karena kenapa segitu memperhatikannya Xun Zhi kepada Yujin.
"Xun Zhi kenapa kmu memerhatikan terus Master Yujin."
"Ti-tidak. Aku hanya penasaran saja akan identitas dia yang sebenarnya. Kenapa prajurit itu sampai mengangguk-angguk sangat sopan kepada master."
"Ahh mungkin hanya perasaan mu saja, jelas-jelaskan dia hanya seorang master penguji."
"Tapi apa kau tidak curiga, bagaiamana seorang master bisa mengobrol dengan santainya dengan seorang prajurit."
"benar juga sih. Tapi-..."
Lalu saat perbincangan mereka belum selesai terpotong oleh Yujin memanggil mereka dari tempanya berdiri.
"Kalian berdua ayo kita lanjutkan kembali perjalanan kita."
Yujin dengan melambaikan tangan nya kepada mereka.
Xun Zhi dan Wei Chan mengambil dan membawa barang-barang mereka bergegas mendekat Yujin.
"Ini untuk kalian."
Yujin menyodorkan dua buah token tembaga ke Xun Zhi dan Wei Chan.
"Ini untuk apa master?"
Xun Zhi bertanya dengan penuh rasa penasaran.
"Ini adalah token izin masuk ke dalam pusat kota. Ini ku berikan kepada kakian dan jangan sampai hilang yah."
"Baik master."
"Oke master."
Mereka bertiga lolos masuk melewati pintu penjagaan dengan resmi. Setelah melewati gerbang dia terus berjalan menyusuri jalan mulai melewati jembatan yang panjang, melewati pasar dan melewati pertokoan. Tiba-tiba Yujin berhenti di depan bangunan perserikatan dan berkata pada mereka berdua.
"Kalian tunggu disini yah aku akan masuk dulu untuk menjual serigala tanduk merah kemarin yang Xun Zhi bunuh."
"iyah master."
Yujin masuk kedalam sebuah gedung perserikatan. Sementara Xun Zhi dan Wei Chan menunggu di tangga masuk ke perserikatan sambil mengobrol.
"Ternyata peradaban manusia selama ini telah sangat maju melebihi sebelumnya (dalam hati Xun Zhi)."
"Xun Zhi pusat kota kerajaan ternyata sangat ramai yah."
"Iya."
"Tidak seperti di kampung kita. Disini ramai hanyak bangunan-bangunan besar nan mewah dan juga banyak sekali orang-orang asing berlalu lalang."
"Betul yang kamu ucapkan itu."
Xun Zhi dan Wei Chan sedang sangat asiknya mengobrol. Tiba-tiba dua orang pria menyela obrolan mereka.
"Anak-anak tolong kami! Kami membutuhkan kalian."
kedua wajah pria itu terlihat penuh dengan kepanikan seakan ada peristiwa yang sangat darurat terjadi.
"Ada apa tuan. Apa yang terjadi."
sontak Xun Zhi dan Wei Chan berdiri dan berjalan mendekat ke mereka berdua.
"Tolong kami, kami perlu pertolongan kalian untuk menyelamatkan ponakan kami yang terjebak di atas jendela sana."
Salah satu pria itu merujuk ke sebuah gan yang agak sempit. Di satu sisi Xun Zhi curiga melihat gang yang di tunjukkan oleh kedua ini karena disana nampak sepi tidak ada orang berkerumun menyaksikan sebuah kejadian.
"Xun Zhi ayo cepat tolong dia yuk."
"Tung-..."
Wei Chan yang polos langsung berdiri dan menarik tubuh Xun Zhi berjalan ke dalam gang itu.
"Firasatku tidak enak. Ku yakin pasti mereka penjahat."
Sampai disana tidak ada kejadian apapun sama sekali. Cerita yang di ceritakan oleh kedua pria itu cuma sebuah karangan.
Saat Wei Chan dan Xun Zhi akan berbalik badan. Kedua pria iti telah berada sangat dekat di belakang tubuh Xun Zhi dan Wei Chan sambil menodongkan pisau. Firasat Xun Zhi benar bahwa kedua orang ini penjahat.
"Hei bocah jangan bergerak dan serahkan barang-barangmu jika kalian ingin selamat."
Xun Zhi dan Wei Chan tidak bergerak. Raut wajah Wei Chan ketakutan dan tubuhnya gemetar.
"Wei Chan tidak usah takut ini hanya perihal kecil. Apa kau lupa apa yang sudah aku ajarkan padamu(telepati)."
"Apa yang kau ajarkan? (telepati)."
"Aihh kau ini. Masa kau sudah lupa? Gerakan yang ku ajarkan itu loh. (Telepati)"
"Ohh tehnik itu. (telepati)"
"iya. Hitungan tiga kita mulai oke. Satu, dua, tiga. (Telepati)."
Wei Chan menginjak keras kaki pria yang menodong pisau ke arah punggungnya itu lalu berlari ke depan dengan sekuat tenaga.
"Bocah sialan! Awas saja kau."
Xun Zhi melakukan hal beda, Xun Zhi memutar badannya dengan cepat mengambil pergelangan tangan pria yang menodongnya dan menghunus belati dan melancarkan beberapa sayatan ke tangan pria jahat yang sedang memegang senjatanya itu.
Pria jahat yang menodong Xun Zhi tidak bisa membalas ataupun menghindar karena saking cepatnya serangan Xun Zhi sampai dia tidak bisa apa-apa.
"Akkk bocah sialan ternyata dia bukan bocah biasa!"
Xun Zhi melompat ke belakang. Wei Chan berdiri berlindung di belakang Xun Zhi.
"Aku sekarang yakin kalian adalah penjahat!"
satu sudah tidak berdaya karena syaraf tendo nya telah berhasil di potong oleh Xun Zhi.
Pria satu orang lagi itu menyerang menggunakan pisau belati ke arah Xun Zhi. Lantas Xun Zhi dengan refleks menahan serangannya dengan belati yang ia pegang hingga terjadi bentrokan senjata.
Xun Zhi menyerang balik orang dewasa itu dengan menggunakan ilmu perpindahan cahaya dan ia sudah ada di belakang penjahat itu.
Akan tetapi yang tidak disangka saat akan berhasil menusuk badan si penjahat yang memegang belati, penjahat yang satunya menerjang Xun Zhi dengan tendangan memutar yang keras. Xun Zhi yang melihat jelas laju serangan itu menghindarinya.
Pertarungan terus berlanjut. Kedua penjahat ini terlihat sangat marah dari raut wajahnya.
"Aku tidak peduli dengan barangmu sekarang. Aku pasti akan membunuhmu disini bocah."
kedua penjahat dengan dominan menyerang Xun Zhi sementara Xun Zhi terus menghindar dan hanya sesekali Xun Zhi dapat menyerang. Mereka tidak sadar bahwa sekarang perkelahian mereka itu banyak orang-orang yang menonton, akan tetapi orang-orangnya tak berani memisahkan mereka.
Xun Zhi tidak di kasih jeda untuk beristirahat diserang oleh mereka berdua, namun Xun Zhi bisa menghindari semua serangan mereka bahkan tanpa berkeringat sama sekali.
Sementara saat Xun Zhi bertarung, Wei Chan berlari masuk ke dalam perserikatan mencari Yujin. Akan tetapi Pertarungan mereka sampai pada puncaknya.
Akhirnya Xun Zhi mengeluarkan jurus andalannya yang dia asah selama ini yaitu belati api. Xun Zhi mengalirkan Qi di dalam tubuhnya ke belati yang ia pegang hingga mengeluarkan cahaya merah dan tak lama belatinya diselimuti oleh api yang membara, lalu menebaskan belati ditangannya ketubuh para penjahat yang melawannya dan terbunuh lah mereka berdua.
Yujin yang bergegas keluar dari gedung perserikatan diikuti oleh Wei Chan di belakangnya. Mereka berdua kaget saat melihat penjahat yang menyerang Xun Zhi sudah tergeletak di tanah dan terbakar.
"Apa benar kamu yang mengalahkan mereka."
"Iyah benar pak aku yang membunuh mereka karena mereka duluan yang menyerang aku dan Wei Chan."
Tak lama petugas Kerajaan datang dan memeriksa kejadian tersebut. Lalu petugas itu ingin menangkap Xun Zhi. Namun para penjaga melihat Yujin yang di samping Xun Zhi.
Mereka langsung membungkuk hormat kepada Yujin. Yujin yang berdiri di depan mereka menegaskan cerita kejadiannya ke petugas Kerajaan, lalu para petugas pergi setelah mendapatkan penjelasan yang valid dari Yujin.
"Yasudah kalau begitu kita bahas ini dengan melanjutkan perjalanan kita."
"Baiklah master."
"Dan juga ini adalah bagian kalian atas penjualan monster beast serigala tanduk merah."
Xun Zhi dan Wei Chan masing-masing diberi tiga koin perak.
Keduanya mengangguk menuruti perkataan Yujin lalu mengambil barang mereka yang tergeletak kemudian melanjutkan perjalanan.
(BERSAMBUNG)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Hardi Adit
akan tetapi....kata2nya beserak..jdi gk mot bacanya.....pernah sekolah gk thor...
2022-05-16
1
Venty Imama
bahasa yang dipakai agak canggung untuk novel berlatar sekte jaman dulu
2022-03-11
0
Budi Bud
knpa harus pak thor knpa gak sekalian mas,bang,atau mang aja,bacanya jadi agak gimana gitu kalau pake pak
2021-10-03
0