Xun Zhi telah berjalan jauh meninggalkan kediaman Master Shen Long dan sekarang dia telah sampai di depan halaman perpustakaan.
Dia berdiri terdiam di bawah sebuah pohon apel sambil menyenderkan badannya terus menatap bangunan perpustakaan yang tinggi dan besar seperti sebuah menara pencakar langit.
Xun Zhi melihat ke arah depan perpustakaan banyak sekali murid yang keluar masuk dari perpustakaan itu. Buka saja itu, mereka juga memakai berbeda beda warna seragam bisa.
dia pun beranjak dari sana dan berjalan menuju ke pintu masuk perpustakaan, namun saat dirinya akan melangkah ke dalam perpustakaan, dengan tiba-tiba matanya ditutupi oleh tangan seseorang yang ada di belakangnya.
"Coba tebak siapa?" Ucap suara seorang wanita yang menutupi matanya itu.
Xun Zhi memegang tangan yang menutupi matanya lalu berkata.
"Hmm pasti ini adalah Wei Chan."
Wei Chan seketika sedikit merajuk karena Xun Zhi dapat dengan mudah menebaknya. Pipinya mengembung terlihat sangat lucu.
"Huuuum... kenapa kamu bisa tau sih."
Xun Zhi tersenyum melihat raut wajahnya Wei Chan yang lucu seperti seekor hamster.
Wei Chan memutar tubuhnya dan berjalan ke sebelah kanan ku dengan tingkah seperti anak kecil.
"Jadi ada gerangan apa kamu datang kesini?"
"hmmm... Aku hanya ingin melihat-lihat saja karena bangunan perpustakaan ini sangat besar pasti ada banyak berbagai macam buku yang mungkin bisa membuatku tertarik."
"hmmm gitu yah."
"Kalo kamu Wei Chan ?"
"Akupun sama ingin mencari sesuatu buku yang unik disini, karena mubazir guruku telah memberi surat masuk perpustakaan masa aku tidak pergunakan hehehe."
"Kau tahu Xun Zhi, Aku resmi mendapatkan guru dan langsung di angkat menjadi murid tingkat luar."
"heee..., hebat sekali kamu Wei Chan."
Xun Zhi mengelus-elus lembut kepala Wei Chan. dirinya pun tersenyum senang wajahnya sedikit memerah karena mendapatkan pujian serta elusan.
"Kalau kamu Xun Zhi murid tingkat apa ?"
"hmmm apa yah."
"Ehh ayolah jangan membuatku penasaran!"
Wei Chan menggenggam tangan Xun Zhi sambil menggoyang-goyangkannya. Xun Zhi tersenyum kecil.
"Baiklah-baiklah. Sebenarnya aku juga sama denganmu yaitu menjadi murid tingkat luar."
"heee selamat juga yah."
Saking Asyik mengobrol mereka lupa ingin masuk ke dalam perpustakaan dan membuat antrian panjang para murid yang ingin masuk ke dalam perpustakaan juga.
"Kalian asyik mengobrol saja. Cepatlah!"
"Hei Cepatlah kami juga sibuk ini!"
"Dasar murid baru, menghalangi jalan saja!"
Keduanya merasa malu, mereka membungkuk beberapa kali meminta maf kepada murid-murid yang mengantri di belakangnya.
Di depan mereka berdua ada seorang pria tua duduk memakai pakaian serba putih sambil memegang kipas ditangan kananya dan berkata kepada Xun Zhi dan Wei Chan.
"Hey mana surat izin kalian ?" Ucapnya dengan suara yang sedikit tegas.
Xun Zhi melihat tulisan di kayu di atas meja depannya. Ternyata dia adalah penjaga perpustakaan yang duduk di samping pintu masuk perpustakaan.
Xun Zhi dan Wei Chan mengambil gulungan surat izin dan token murid yang di beri dari Master mereka masing-masing yang di simpan dalam lipatan dalam baju mereka dan menyerahkannya kepada penjaga itu.
"Hmm Wei Chan kamu ke lantai 5 dan ambil yang kamu perlukan disana sedangka Xun Zhi kamu tunggu dulu disini."
Ucapnya sambil mengasihkan kembali token yang terbuat dari logam yang bewarna emas dengan tulisan nama mereka di atas logam itu.
Wei Chan menuruti perkataan orang tua itu, lalu berkata kepada Xun Zhi.
"Aku duluan yah Xun Zhi." Sambil melambaikan tangannya bersamaan dengan langkah kakinya yang melangkah masuk ke dalam perpustakaan.
Sedangkan Xun Zhi berdiri menunggu izin dari penjaga perpustakaan itu. Tak lama penjaga perpustakaan itu berkata.
"Jadi kau murid barunya si Shen Long kah." Ucapnya Dengan nada bicara yang meremehkan.
"Benar Master aku muridnya Master Shen Long." ucapnya sambil memberi hormat.
"Baiklah aku akan memberimu izin masuk ke lantai 7. Namun jika kamu melebihi lantai itu aku tidak akan tanggung jawab kalau ada kecelakaan." Ucapnya dengan melihat dekat muka Xun Zhi
"Memangnya ada apa Master ?" Tanya Xun Zhi yang penasaran.
"Tidak ada apa-apa nanti kau juga tau sendiri. Dan satu hal lagi jangan panggil aku Master panggil aku Patriak Chang Lu yah."
"Baiklah kalau begitu Patriak Chang Lu."
Patriak Chang Lu adalah salah satu bawahan langsung dari Grand Master Yujin dan juga penanggung jawab di perpustakaan.
Lalu Xun Zhi masuk dengan rasa penasaran di hatinya akan ruang perpustakaan di sekolahnya.
Setelah Xun Zhi sudah di dalam perpustakaan. Ia terkagum akan isi perpustakaan itu, pandangannya terpaku bagaikan waktu sedang terhenti beberapa detik melihat akan ruang perpustakaan yang begitu tinggi nan besar.
Warna putih dalam bangunan perpustakaan dengan ukiran-ukiran membuat ruangan itu indah dan banyaknya buku-buku yang tersusun rapi di rak-rak kayu yang besar.
Namun di ruangan perpustakaan itu terasa ada sedikit tekanan Qi yang menekan tubuhnya dan dalam benaknya berkata.
"Oh jadi ini yang di maksud Patriak Chang Lu itu menarik sangat sangat menarik."
Xun Zhi pelahan menaiki tangga ke lantai pertama dan melihat buku-buku disana.
"siapa tahu ada yang menarik disini."
Akan tetapi setelah lama berkeliling tidak ada yang menarik perhatiannya. Setelah itu Xun Zhi terus naik kembali dan melakukan seperti apa yang dia lakukan di lantai satu, nakun hasilnya tetap sama tidak ada yang menarik hatinya.
Hingga tidak terasa bisa sudah mencapai lantai lima, lantai tepat dimana Wei Chan berada.
Disitu ia terus melangkah sambil mencari dan mencari buku yang bisa menarik perhatiannya namun tidak ada. Sesampainya Xun Zhi di ujung lorong lantai 5, Xun Zhi melihat Wei Chan dari balik rak buku dan berniat menghampirinya.
Akan tetapi sesaat akan menghampirinya, terlihat oleh Mata Xun Zhi kala itu Wei Chan sedang diganggu oleh Xu Yulan dan dua orang anak buahnya.
Xun Zhi yang saat itupun langsung marah melihat Wei Chan yang diganggu dan dengan asal mengambil buku di rak, kemudian ia melemparnya dengan keras kearah Xu Yulan.
Buku yang di lempar Xun Zhi tepat mendarat ke arah mukanya hingga membuat Xu Yulan terjatuh. Karena tak terima Xu Yulan berkata dengan nada keras.
"SIAPA YANG BERANI MELEMPAR BUKU PADAKU."
"Aku memangnya apa kau mau mencari gara-gara lagi Xu Yulan." Ucap Xun Zhi yang muncul dari balik rak buku dengan muka marah.
"Xun Zhi untung kamu datang tolong aku Xun Zhi." Ucap Wei Chan sambil berlari ke belakang tubuhnya Xun Zhi.
"Kau lagi bocah sialan." Ucapnya dengan muka yang marah.
"Heh namaku bukan bocah tapi Xun Zhi ingat itu." Jawab Xun Zhi sambil menaruh dua tanganya di pinggang.
"Awas saja kau nanti akan ku balas, ayo keluar." Ucap nya pada Xun Zhi sambil mengajak dua anak buahnya keluar.
Setelah mereka pergi amarah Xun Zhi mulai mereda dan Wei Chan yang berdiri di samping Xun Zhi berkata.
"Terima kasih yah Xun Zhi telah menolongku."
"Iya sama-sama Wei Chan. Apakah kamu kenal mereka?"
"Dia itu adalah Xu Yulan salah satu anak petinggi di Kerajaan ini dan juga tingkatannya sama dengan kita menjadi murid luar."
"Ohh dasar anak sialan akan aku ingat, Oh iya apakah kamu sudah dapat buku jurus yang kamu cari ? "
"Sudah Xun Zhi aku ingin memakai jurus ilmu pengendali tanaman Xun Zhi, kalau kamu gimana ?
"Aku belum Wei Chan yasudah kalau begitu aku akan meneruskan ke lantas atas siapa tau ada yang menarik."
"Yasudah kalau begitu."
Setelah itu keduanya berpisah. Xun Zhi mulai naik lagi ke lantai 7 sama seperti yang tadi di perintahkan oleh Patriak Chang Lu. lalu Xun Zhi mulai merasakan tekanan aura yang lumayan besar membebani tubuhnya.
Xun Zhi melangkah menyusuri rak buku satu per satu. Namun tetap saja tak menemukan buku yang menarik. Ia melirik ke kiri dan kanan di ruangan itu ternyata hanya ada sedikit murid yang masuk ke dalam ruangan ini berbeda sekali dengan lantai bawah yang ia lewati sebelumnya.
Setelah itu Xun Zhi naik kembali ke lantai 8 dan tekanan aura di ruangan itu lebih besar dari sebelumnya dan muridnya pun semakin sedikit bisa terhitung oleh jari. Tubuh Xun Zhi pun serasa terbebani oleh batu besar yang beratnya puluhan ton sampai ia berjalan membungkuk.
Namun tekanan itu tak mengecilkan nyali Xun Zhi untuk mencari buku jurus yang membuat ia tertarik. Setelah lama ia mencari dan terus mencari ada buku yang membuat dia lumayan tertarik yaitu buku tentang jurus tombak api biru.
Xun Zhi mengambilnya dari rak itu sambil memaksakan tubuhnya berdiri dan mulai membacanya dan setelah membacanya ia memutuskan untuk menaruhnya kembali dan berkata.
"Kukira ilmu itu lebih hebat dari ilmu tombak cahaya matahari ku ternyata tidak."
"Hahaha padahal itu ilmu bagus anak muda." Seseorang di samping Xun Zhi berkata begitu.
"Namun ini hanya ilmu ranah jiwa tingkat menegah." Ucap Xun Zhi kepada pemuda itu.
"Kalau begitu biar aku saja yang mengambilnya." Ucapnya.
Kemudian Xun Zhi menyerahkan buku itu kepada pemuda tadi dan pemuda itu pergi keluar. dalam hatinya berkata.
"Siapakah orang itu dan murid dari tingkat mana dia sepertinya lumayan kuat. Dan Sepertinya aku harus naik lagi ke lantai 9 namun aku harus membuka Qi aura dewaku. Tapi jika ku keluarkan pasti hanya akan bertahan beberapa menit saja dan aku pasti tidak bisa berjalan setelah itu gimana yah."
Xun Zhi memikirkan terus akan rencananya. Dan pada akhirnya Xun Zhi memutuskan untuk naik ke lantai selanjutnya dan membuka aura dewanya. Ia berjalan menuju tangga lalu memfokuskan pikiran dan jiwanya sambil duduk di depan tangga. Tak lama aura putih keluar dan menyelimuti tubuhnya.
Xun Zhi mulai berlari dengan tergesa gesa menuju lantai 9. Tapi yang dia lihat hanya ada 3 rak buku disana mencari dan mencari.
Hingga akhirnya ia menemukan buku yang menarik yaitu Jurus Api Phoenix Biru dan Lotus Hijau. Tak banyak tingkah Xun Zhi langsung mengambil buku itu. Lalu langsung berlari ke arah tangga dan meninggalkan ruangan itu sambil menuruni tangga, Ia menutup aura dewanya.
Sesampainya diluar ia menghampiri Patriak Chang Lu yang berada di meja resepsionis dan pingsan di hadapannya.
(BERSAMBUNG)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Jade Meamoure
nekad juga nih anak tapi jangan pake pingsan dong haishh
2024-08-03
1
Tujan Toet Tujan Toet
mantap tekad yg patut di tiru
2021-02-06
0
ReaDerS
"MURIDNYA PUN SEMANGKIN SDIKIT" MUNGKIN MANTAP NULISNYA
muridnya smangkin sdikit. .ha ha ha
pun tu tuk memperjelas yg udah jelas.
2020-03-28
2