LAKI-LAKI DI PERSIMPANGAN JALAN

LAKI-LAKI DI PERSIMPANGAN JALAN

1. Pandangan pertama

Hujan pagi itu membangunkan tidur Rere. Desah angin melalui jendela menyeruak masuk dalam kamar. Rere menggeliat, mencoba membetulkan selimut. Jam menunjukkan pukul 03.00. Masih gelap. Sepi.

tik tik tik air hujan menetes di genting. mata Riri membelalak menikmati nada-nada air hujan. tiba-tiba pintu kamar diketuk dari luar.

tok tok tok

"Re.. Rere bangun bangun salat malam yuk temenin mamah."

"Masih ngantuk mah, mamah duluan aja nanti Rere nyusul."

Akhirnya Mama pergi ke belakang membersihkan diri dan ambil air wudhu. lalu Mama menggelar sajadah. mama kusuk dalam salatnya. air mata berderai, teringat papa yang sudah pergi lagi.

"papa papa jangan tinggalkan aku..."

selesai salat Mama mendekati Rere dan mencoba membangunkan.

"Rere bangun Re, kamu kenapa?

Rere terbangun dan mengucap astaghfirullahaladzim. Matanya mengerjap melihat kiri dan kanan. Mama mendekati Rere dan memeluknya.

"Mama... aku kangen papa. tadi datang dalam mimpiku."

"Tenanglah Re...besok kita ke makan Papa ya."

Rere mengangguk, wajahnya terlihat murung. Adzan subuh berkumandang, mereka bergegas siap-siap ke masjid. Selepas subuh mereka tidak masak. Mereka berdua langsung menuju makam yang letaknya tak jauh dari rumah. Mungkin kalau diukur sekitar lima km.

Tak sampai lima menit mereka sudah sampai makam. Tanah masih basah oleh hujan semalam. Rumput yang semula kering kembali menghijau. Daun jati, pohon Kamboja muncul daunnya.

Rere membersihkan makam ayahnya yang meninggal 17 tahun yang lalu. Saat itu Rere masih berusia satu tahun.

"Nduk, papahmu itu orang baik. Beliau sangat sabar dan disiplin ganteng lagi."

Sembari cerita mama mencabuti rumput yang tumbuh liar di sekitar makam. Udara pagi masih segar. Jauh dari polusi. Titik-titik embun bergoyang-goyang di pucuk-pucuk daun.

"Mah, kenapa Papah meninggal?"

Mama melihat wajah Rere, dipeluknya dan diciumnya. Air mata mengembang di sudut mata mama.

"Papah sakit sayang. Mamah gak bisa menolong dia."

"Sakit? sakit apa mah...?"

Mata mama menerawang jauh ke depan. Teringat semua kisah dengan papah Rere.

***

Di sebuah kampus ternama, banyak mahasiswa yang sibuk dengan tugas mata kuliah dan praktek. Dio adalah cowok ganteng idola para mahasiswi. Ketua senat mahasiswa, dengan segudang prestasi. Bintang basket, Taek Wondo dan Malimpa (mahasiswa pecinta alam). Cewek mana yang tidak tergila-gila dengan dia.

Adalah Sofi, juga seorang mahasiswi yang cantik dan menarik. Segudang prestasi juga diraih. Juara satu lomba penulisan artikel tingkat kampus, lanjut antar kampus sampai tingkat Nasional. Dia sangat pendiam, tidak suka jalan-jalan dengan temannya. Tempat favoritnya adalah perpustakaan.

Ada mahasiswi cantik dan seksi bernama Rubby. Dia paling terkenal di kampus karena suka gonta-ganti pacar. Hampir semua orang mengenal dia. Hobbynya shoping dan traveling. Kata orang dia anak Borjuis. Papah mamahnya seorang pengusaha. Perusahaan papanya tersebar di mana-mana.

Siang itu di kampus. Dio, Sofi dan Rubby bertemu di aula,. kebetulan ada kegiatan temu mahasiswa.

"Hai, namaku Rubby..."

Tangannya menggamit Dio.

"Eh, maaf. Aku Dio, kamu ambil fakultas apa?"

"Ekonomi Management dong, kamu?"

"Teknik Sipil, maaf saya ke depan dulu ya."

Dio meninggalkan Rubby dan Sofi.

"Hai... siapa namamu? Aku Rubby dari Fak Ekonomi Management. Kamu jurusan apa??"

Mata Dio menoleh ke arah Sofi sekejap. Lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Deg... hati Sofi bergetar. Mata Sofi menatap Dio dari belakang, sampai hilang tertelan para mahasiswa yang hadir di aula tersebut.

Rubby mengulurkan tangannya ke tangan Sofi. Suasana aula makin panas. para mahasiswa makin penuh sesak.

"Eh, iya aku Sofi, dari FKIP Bahasa Indonesia. Kamu kos atau di rumah?"

"Rumah, Deket kok. paling setengah jam dari rumah. Kalau kamu?"

"Aku kos di belakang kampus. Kapan-kapan mampir ke tempatku."

"Ia oke. kapan-kapan ya. Eh, kamu kenal sama itu, Dio."

"Enggak, aku baru tahu tadi. Kalau dia ketua senat."

"Dia ganteng ya. Seleraku banget tuh."

"Hem, kalian sepertinya cocok."

"Benarkah?"

"Iya. Kamu cantik, Dio ganteng. Klopp kan."

"Kita tos dulu. bantu aku ya..."

Sofi mengangguk, mereka masih asyik mendengarkan penjelasan dari bidang akademik, untuk kegiatan semester ini. Kegiatan berlangsung selama tiga jam. Para mahasiswa masih setia menerima penjelasan dari kampus. Sampai akhirnya kegiatan berakhir. Para mahasiswa membubarkan diri.

Sofi dan Rubby keluar bersamaan. Mereka diam, entah apa yang mereka pikirkan. Tiba-tiba Rubby teriak.

"Dio...tunggu aku."

Kulihat Dio berkelebat jalan menuju kantin. Sofi hanya diam menatap mereka berdua.

"Eh, Rubby. Mau ikut? Mau cari makan di kantin."

"Iya nih, kebetulan lapar banget. Nanti biar aku yang traktir deh."

"Eh, itu temanmu ya, kenapa nggak sekalian diajak? Kan seru."

"Eh, iya ya...temen baru kenalan tadi."

Rubby menghampiri Sofi dan menggamit tangannya.

"Yuk ah, ikutan. daripada bengong di kos. gak ada kuliah kan?"

"Enggak, nanti sore ada."

Mereka bertiga masuk kantin dan duduk di pojokan yang kebetulan masih kosong.

"Mbak, bakso tiga sama... Sofi...kamu mau minum apa?"

"Teh tawar aja."

"Kamu Dio?"

"Sama dengan dia."

Dio menatap Sofi, senyumnya tersungging.

"Okey, mbak dua teh tawar sama es jeruk ya... Gak pakai lama ya.??"

Sementara mbak Kantin melayani, kami ngobrol.

"Eh, namamu siapa? Aku Dio."

Dio mengulurkan tangannya pada Sofi.

"Eh, iya. Saya Sofi."

"Kalian belum kenal ya. Udah... Dio...lepasin tangan Sofi."

"Eh, maaf maaf..."

Dio melepaskan genggamannya. Sofi tersipu malu.

"Maaf juga."

Mereka berdua jadi salting. Dio hanya senyum-senyum. Sedangkan dada Sofi bergemuruh. Seluruh tubuhnya bergetar, gemetar. Entahlah. Baru pertama ini merasakan sesuatu yang luar biasa. Badan Sofi panas dingin.

"Hidangan sudah siap, silakan menikmati."

Mbak Kantin meletakkan pesanan di meja. Rubby duduk jajar dengan Dio, sedangkan Sofi berhadapan. Duh... gimana nih, aku jadi grogi. Mengapa harus berhadapan dengan Dio?? Batin Sofi.

Suasana kantin makin siang makin ramai. Mungkin mereka sudah merasa lapar. Suara dentingan sendok dan garpu beradu dengan mangkuk menambah nikmatnya sensasi bakso kantin.

"Eh, Dio, kamu kos atau tinggal di rumah?"

"Aku tinggal di kos. Sebelah timur kampus. Kalau dari rumah jauh."

"Memangnya rumah kamu di mana?"

"Jauh, lima jam dari sini."

"Iya, mana?"

"Mau ke rumahku apa?? Kamu bakal nggak kuat."

"Oke, kalau gak mau ngaku. Besok pasti aku tahu."

"Sofi, kamu gak pulang. Besok kan libur."

"Enggak Rub, banyak tugas yang harus diselesaikan Minggu ini. Juga kegiatan yang lain. Aku sudah kabari ibuku koq."

"Kapan-kapan aku boleh ya ke tempat kosmu?"

"Boleh, silakan. dengan senang hati."

"Kalau aku, boleh Ndak ke rumah Sof..?"

"Em, boleh. Tapi...sama Rubby ya...."

Mereka tersenyum bahagia. Selesai makan bakso mereka berpisah, pulang ke tempat masing-masing. Rubby pulang dengan mobil Honda jazz warna putih. Sedangkan Sofi jalan kaki menuju kos. Dio juga sama, jalan kaki.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sokhibah El-Jannata

Sokhibah El-Jannata

aku hadir thor 😄😄😄🙏

hadir juga di karya aku.

"Sampai akhir nanti"

2021-03-17

0

Ama

Ama

menarik

2021-03-04

1

Rian Cappuchino

Rian Cappuchino

Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray Stardust."

Kutunggu kedatanganmu.

Terima kasih.

2021-02-03

2

lihat semua
Episodes
1 1. Pandangan pertama
2 2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3 3. Rubby Ngambeg
4 4. Permintaan ibu
5 5. Pertemuan Tak Terduga
6 6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7 7. Rencana Rubby
8 8. Wisuda
9 9. Rubby Sakit
10 10. Ada apa dengan Dio
11 11. Lamaran
12 12. Hari Pertama Masuk Kerja
13 13. Cinta Dalam Diam
14 14. Alexa
15 15. Serangan Jantung
16 16. Permintaan Om Rudy
17 17. Dilema
18 18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19 19. HIJRAH
20 20. Rubby Shalihah
21 21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22 22. Cinta itu Tumbuh
23 23. Pedekate
24 24. Apakah ini Takdir?
25 25. Kenapa Rubby??
26 26. Sofi mulai bekerja
27 27. Teror Alexa
28 28. Alexa mengakui kesalahannya
29 29. Memantapkan Hati
30 30. Kehadiran Irfan
31 31. Pengakuan Alexa
32 32. Lamaran
33 33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34 34. Bulan Madu ke Bali
35 35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36 36. Rubby dan Sofi Sakit
37 37. Akhirnya Jalan-jalan
38 38. Kabar Duka
39 39. Ada yang pergi, ada yang datang
40 40. Garis dua
41 41. Kabar Duka Lagi
42 42. Kelahiran si kembar
43 43. Aqiqah
44 44. Langit Mendung
45 45. Ada Pelangi
46 46. Ujian Keluarga Dio
47 47. Ujian Kesetiaan
48 48. Rubby, kamu pasti Kuat
49 49. Alexa Datang Lagi
50 50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51 51. Pesan Rubby
52 52. Operasi
53 53. Hijrahnya Alexa
54 54. Suprise untuk Rubby
55 55. Bersabar
56 56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57 57. Sarah
58 58. Teror
59 59. Pesan Terakhir
60 60. Keputusan Rubby
61 61. Keputusan yang terbaik
62 62. Akhirnya Menikah
63 63. Positif
64 64. Kelahiran yang didambakan
65 65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan
Episodes

Updated 65 Episodes

1
1. Pandangan pertama
2
2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3
3. Rubby Ngambeg
4
4. Permintaan ibu
5
5. Pertemuan Tak Terduga
6
6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7
7. Rencana Rubby
8
8. Wisuda
9
9. Rubby Sakit
10
10. Ada apa dengan Dio
11
11. Lamaran
12
12. Hari Pertama Masuk Kerja
13
13. Cinta Dalam Diam
14
14. Alexa
15
15. Serangan Jantung
16
16. Permintaan Om Rudy
17
17. Dilema
18
18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19
19. HIJRAH
20
20. Rubby Shalihah
21
21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22
22. Cinta itu Tumbuh
23
23. Pedekate
24
24. Apakah ini Takdir?
25
25. Kenapa Rubby??
26
26. Sofi mulai bekerja
27
27. Teror Alexa
28
28. Alexa mengakui kesalahannya
29
29. Memantapkan Hati
30
30. Kehadiran Irfan
31
31. Pengakuan Alexa
32
32. Lamaran
33
33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34
34. Bulan Madu ke Bali
35
35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36
36. Rubby dan Sofi Sakit
37
37. Akhirnya Jalan-jalan
38
38. Kabar Duka
39
39. Ada yang pergi, ada yang datang
40
40. Garis dua
41
41. Kabar Duka Lagi
42
42. Kelahiran si kembar
43
43. Aqiqah
44
44. Langit Mendung
45
45. Ada Pelangi
46
46. Ujian Keluarga Dio
47
47. Ujian Kesetiaan
48
48. Rubby, kamu pasti Kuat
49
49. Alexa Datang Lagi
50
50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51
51. Pesan Rubby
52
52. Operasi
53
53. Hijrahnya Alexa
54
54. Suprise untuk Rubby
55
55. Bersabar
56
56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57
57. Sarah
58
58. Teror
59
59. Pesan Terakhir
60
60. Keputusan Rubby
61
61. Keputusan yang terbaik
62
62. Akhirnya Menikah
63
63. Positif
64
64. Kelahiran yang didambakan
65
65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!