Pandangan pertama sungguh menggoda. Selanjutnya terserah anda. Semua orang yang melihatnya pasti akan tergoda, atau jatuh cinta.
Adalah Alexa, gadis cantik, bekerja di perusahaan papahnya Rubby, bagian marketing. Cantik, cerdas, tinggi, putih, langsing. Usia sudah hampir kepala empat. Tapi entah mengapa belum menikah atau mempunyai pendamping hidup?
Usia yang matang, penghasilan yang lumayan untuk ukuran seorang wanita. Apalagi yang dia cari. Bisa jadi merasa tidak butuh laki-laki. Apalagi pernah punya trauma dikhianati.
Tapi semenjak ada pegawai baru bernama Dio, Alexa jadi semangat bekerja. Setiap hari selalu berdandan rapi, wangi dan selalu berseri-seri. Sebelumnya, wajahnya selalu cemberut. Suka marah-marah dan teriak-teriak.
Pagi itu, Alexa berangkat lebih awal, ada meeting penting. Dia mempersiapkan segala sesuatunya. Baju sexy ala princess. Dandanan rapi, make up cetar membahana. Lipstik memah membara. Plus minyak wangi harum menggelora. Membangkitkan asmara Dahana.
Semoga aku bisa memikat hati Dio. Ah, laki-laki sangat tampan mempesona. Dingin tapi romantis. Aku sangat terpikat olehnya.
Jam menunjukkan angka 06.30. Alexa berangkat dengan mobil Toyota Agya terbaru warna silver metalik. Tinggal di rumah sendiri, bersama kesendiriannya. Pelan-pelan mobil melaju ke kantor. Alunan musik romantis mengiringi keberangkatannya.
Aura bahagia terpancar dari wajahnya. Si sepanjang perjalanan senyam senyum sendiri. Sesekali melirik di kaca spion depan, sekadar merapikan make up.
Tak perlu waktu lama untuk sampai di kantor lebih awal. Setelah memarkir mobil, dia bergegas masuk kantor. Matanya diedarkan di sekitar ruang resepsionis. Dia berharap bisa bertemu dengan pujaan hatinya.
Oh Dio... I am coming. Biarin dikatakan gila. Aku memang gila. Aku tergila-gila dengan Dioku sayang. Ah, dia belum kelihatan batang hidungnya. Eh, tapi nanti kan ketemu pas meeting bersama.
"Pagi Bu, cantik banget Bu.... tumben...rajin." seorang office boy menyambut.
"Terima kasih ya..."
Wajah Alexa tersenyum dibuat seramah mungkin.
Tap
Tap
Tap
Langkah kaki yang dibuat sesexy mungkin. Alexa memang menarik dan sexy. Sayangnya cuman satu. Dia terlalu mandiri dan sudah agak berumur. Di perusahaan juga sudah punya kedudukan tinggi, sebagai kepala bagian marketing.
Sampai di ruangan, diletakkan tas dan bungkusan. Alexa duduk di kursinya yang. ruangan yang sudah bertahun-tahun menjadi tempat kedua setelah rumah. Ruangan yang indah, bersih dan rapi. Aroma terapi rasa Vanilla menyebar di ruangan itu. Alexa melirik jam di tangannya. Sudah jam 06.55. Masih lama untuk meeting nanti.
Diambilnya gawai dari dalam tas. Ketak ketik dia WA seseorang.
[Hallo sayang, kamu dimana???]
Masih centang dua, tapi belum dibaca.
[Kamu dimana sih. Kok Ndak dibaca WA dariku?]
Masih sepi. Belum dibuka juga.
Hiiih...ini bocah kemana ya. Sudah jam segini juga. Padahal nanti ada meeting. Apa aku ke ruangannya ya. Daripada bete di sini.
Alexa bergegas menuju ruang Dio. Bungkusan yang dibawa tadi berisi makanan. Dia beli di toko kemarin, khusus buat Dio. Sampai di ruang, ternyata Dio sudah di dalam.
Tok
tok
tok
Ceklek...
Pintu ruangan dibuka dari dalam. Seseorang keluar,
"Mari Bu, silakan masuk."
"Pak Dio ada??"
"Ada Bu, silakan."
Alexa masuk. Matanya langsung melihat meja Dio. Dio terlihat asyik menyiapkan bahan-bahan untuk meeting jam 09.00 nanti.
"Pagi sayang..."
"Eh, maaf mbak. Pagi juga."
"Sombong amat, WA ku nggak direspon."
"Aduh, maaf mbak. Aku Ndak buka hp. Lagi nyiapin bahan buat meeting nanti."
"Kamu sudah sarapan?"
"Belum."
"Ini ada makanan buat kamu. Buat sarapan tuh. "
"Aduh, gak usah repot-repot mbak. Nanti bisa cari sendiri."
"Sudah gak papa. Kemarin pas mampir toko, sekalian beli. Kamu makan ya?"
Alexa meletakkan bungkusan itu di meja Dio. Dio tak sanggup menolaknya.
"Makasih mbak."
" Iya, sampai ketemu nanti ya. Pas meeting."
Dio hanya mengangguk ramah. Alexa meninggalkan ruangan dengan aroma wangi yang menggelora.
" Cie cie ...ada yang kasih perhatian nih..."
Teman satu ruangan Dio menggoda. Dio hanya tersenyum biasa. Bungkusan dari Alexa dibuka.
"Nih ada rejeki, dimakan yuk. Lumayan buat sarapan. Kalian belum pada sarapan kan?"
"A....shiappp Dio...."
Satu ruangan ada empat personil bagian maintenance. Mereka semua adalah staf maintenance yang dipimpin oleh Pak Anton. Dio merupakan orang kepercayaan pak Anton. Ruangan yang bersih dan rapi. Dinding yang bercat biru muda, menambah suasana jadi nyaman. Meski penghuninya adalah para lelaki, tapi lumayan rapi.
Dody teman satu ruangan Dio belum kelihatan. Merek bertiga langsung menyerbu makanan yang dibawa Alexa. Roti sobek manis rasa coklat vanila.
"Pagi Pak Dio. Teh panas sudah siap.."
Office boy bagian pantry datang membawa teh manis.
"Wah kebetulan nih. Pas banget Pak Min. Ayo makan dulu. Ada rejeki nih. Dari Ibu Alexa."
"Makasih Pak Dio. Tumben dia baik banget. Biasanya pelit, judes lagi. Akhir-akhir ini beliau sangat bersemangat lho Pak. Hati-hati lho Pak... sepertinya..."
"Ehm...ehm..."
Pak Dody datang. Mereka langsung diam. Pak Dody terkenal galak, tapi maaf, dia kurang disiplin. Diam-diam sebenarnya dia tidak suka dengan kehadiran Dio. Bagi Pak Dody, Dio adalah duri. Jabatan Pak Anton jadi incarannya. Tapi semenjak kehadiran Dio, peluang itu hilang.
"Pagi Pak..."
Mereka semua menyapa hampir bersamaan. Pak Min langsung keluar ruangan. Pak Dody kurang suka dengan Pak Min. Ruangan yang semua adem ayem, asyik dan menyenangkan, jadi sepi. Mereka diam, asyik dengan kesibukan masing-masing.
Jam menunjukkan pukul 08.45. Dio bersiap untuk meeting. Berkas-berkas yang digunakan sudah siap. Dio menuju ruang Pak Anton.
"Maaf Pak Dody, saya ke ruang Pak Anton."
"Ya !!".
Jawab Pak Dody ketus. Wajahnya melihat dengan muka tidak suka.
Dio jadi penghalang karierku. Dia pasti menggantikan kedudukan Pak Anton. Mestinya posisi itu lebih cocok untukku. Dio harus dibuat tidak kerasan tinggal di perusahaan ini.
Rupanya perasaan dengan Pak Dody sudah berlangsung lama. Sejak kedatangan Dio setahun yang lalu. Dendam itu makin lama makin menggunung, menimbulkan percikan-percikan api yang sewaktu-waktu bisa meledak.
"Rio, sini!!"
Rio mendekati Pak Dody. Dengan berbisik-bisik, suatu rencana akan dilakukan.
Rio adalah teman satu ruangan. Pak Dody mempunyai sebuah rencana besar.
Pak Anton dan Dio menuju ruang meeting. Ruangan berukuran lima kali empat, cukup untuk meeting sepuluh orang. Ruangan bersih dan rapi, wangi menyeruak di seluruh ruangan. Sudah ada separo yang hadir. Termasuk Alexa. Dia duduk di bagian kanan kursi direktur.
Kepala bagian persiapan, Kabag produksi, Kabag maintenance, Kabag quality control, Kabag marketing, Kabag utility, Kabag keuangan di tambah asistennya masing-masing satu. Semua sudah siap. Tinggal menunggu direktur utama.
Ruangan terasa sejuk dan nyaman. Aroma terapi menyeruak membius diri. Sementara itu di ruang direktur utama, ada sedikit gangguan. Lima belas menit berlalu. Yang ditunggu belum datang juga. Kabag produksi di bergegas menuju ruang direktur.
Tap
Tap
Tap
Kabag produksi langsung masuk ruangan. Terlihat Pak Rudy terduduk lemas di kursi direksi sambil memegang dadanya.
"Pak...Pak..."
Bersambung
****
Terima kasih sudah membaca kisahku
Ditunggu kritik dan sarannya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Om Rudi
Yuk tolong dukung Om di PENDEKAR SANGGANA
2020-11-30
0
Bagus Effendik
aku mampir
2020-11-06
1
Puan Harahap
mampirr Thor
2020-11-05
1