6. Perseteruan Rubby dengan Sofi

Setelah peristiwa di kost Dio, sikap Sofi berubah. Sofi lebih pendiam dan sibuk dengan persiapan wisuda yang akan dilaksanakan bulan depan. Dio merasakan perubahan yang drastis. Siang itu di kampus, Sofi pergi ke perpustakaan. Tak disangka Dio juga berada di sana. Saat Sofi asyik membaca di pojok perpustakaan.

Diam-diam Dio memperhatikan dari kejauhan. Setelah beberapa saat, Dio mendekati Sofi.

"Assalamualaikum, Sofi. Bagaimana kabar Ibu?"

"Eh, oh. Dio... Alhamdulillah ibu makin sehat."

see

Sofi terkejut dengan kehadiran Dio.

"Alhamdulillah, syukurlah. Maafkan, peristiwa kemarin."

"Untuk apa? Kamu gak salah kok. Aku yang salah. Ganggu kalian."

"Sof, sebenarnya, tidak seperti yang kamu pikirkan."

"Benarkah? Apakah sikapmu, bukan sebuah bukti. Kalian saling mencintai?"

"Sof, sebenarnya..."

"Assalamualaikum...eh, Sofi."

Tiba-tiba Rubby datang, langsung memeluk Dio. Sikap Rubby membuat Dio agak risih dan berusaha melepaskan pelukannya.

"Wa Alaikum salam, Rubby?" Sofi menjawab dengan cuek, dia sibuk membaca buku.

Rubby melepaskan pelukannya, dan mendekati Sofi.

"Sof, kamu sudah tahu belum. Kami sudah jadian lhoh..."

Rubby memamerkan keberhasilannya. Sofi mendengarkan dengan tenang. Meski perasaan dalam dadanya bergemuruh, Sofi tetap tenang. Mulutnya tak henti-hentinya berdzikir, menguatkan hati.

"Rubby, apa yang kamu sampaikan pada Sofi?"

"Gak papa, cuman bilang, kita sudah jadian kan?"

"Sof, sebenarnya..."

Rubby langsung menyerobot ke arah Sofi.

"Sofi, dengar. Kalau kamu sahabat yang baik, jauhi Dio. Dio sudah jadi milikku. Kamu jangan macam-macam."

Sofi tetap tenang. Semua kata-kata Rubby didengarkan dengan baik. Rubby semakin emosi, merasa diacuhkan.

"Selamat ya Rubby, aku bahagia. Maaf, aku sibuk. Pamit dulu ya."

Sofi pamit, meninggalkan Dio dan Rubby. Jujur. Hati Sofi hancur. Perasaannya hancur berkeping-keping. Dio mengejar Sofi, tapi Rubby menghalanginya.

"Sof...tunggu aku."

Sofi mempercepat langkahnya. Matanya lurus ke depan. Air mata mengembang di sudut matanya. Sofi tak ingin Dio melihat kesedihannya. Ah, Dio sudah jadi milik Rubby. Pikiran Sofi tidak tenang, dia langsung pulang ke kost.

Sesampainya di kost, Sofi merebahkan badannya. Rasanya lelah sekali. Pikirannya penuh. Setelah berganti pakaian, Sofi mengambil air wudhu. Adzan ashar berkumandang. Sofi menunaikan solat. Selesai solat, Sofi berdoa mohon keselamatan dan kesehatan. Hati Sofi lebih tenang.

Tiba-tiba teman sekamar Sofi datang memberitahu.

"Sof, ada tamu tuh."

"Makasih. Sebentar. Suruh nunggu di ruang tamu."

Sofi bangun dan merapikan rambut. Memakai kerudung warna merah mudah, abaya warna senada, menambah keanggunannya. Jam menunjukkan pukul 16.30. Siapa-siapa sore -sore begini datang ke rumah.

Sofi menuju ruang tamu. Seseorang sudah menunggu di sana. Dio? Ada apa datang

kemari?

"Eh Dio, tumben kemari. Mana Rubby kok nggak diajak?"

"Maaf Sofi, mengganggu istirahatmu. Sebenarnya... aku pingin ke rumah ibu. Kangen pada beliau."

"Kamu belum jawab pertanyaanku. Mana Rubby??"

"Aku nggak tahu. Aku tadi langsung ke sini kok."

"Oh, bagaimana hubunganmu dengan Rubby."

"Sebenarnya, aku sama Rubby tidak ada hubungan apa-apa. Rubby yang mengejar-ngejar aku."

"Kok bisa? Rubby sangat mencintai kamu Dio. Jangan sia-siakan dia."

"Tapi, aku menganggap dia hanya sebatas teman saja Sof."

"Masak sih, padahal Rubby sangat mencintai kamu Dio."

"Sudahlah, besok ada acara nggak. Aku kangen sama ibuku. Besok ke rumahmu yuk."

"Sepertinya Ndak ada jadwal, kemarin sudah selesai mengurus wisuda. Kamu sudah selesai Dio?"

"Alhamdulillah sudah kok. Kita bisa wisuda bareng."

"Eh, Rubby sudah selesai belum ya..."

"Sepertinya juga sudah."

"Alhamdulillah,. kita bertiga bisa wisuda bareng. Nggak nyangka ya, cepat sekali waktu berlalu."

"Iya Sof, tanpa kita sadari. Oh ya, setelah lulus mau ngajar dimana??"

"Em...mungkin pulang dulu, baru nyari peluang di sana. Sepertinya di sini kurang menjanjikan. Kalau di kampung masih banyak peluang."

"Mudah-mudahan ilmunya bermanfaat ya. Kudoakan sukses ya."

"Kalau kamu gimana Dio, sudah ada bayangan?"

"Entahlah, mungkin ke Jakarta."

"Semoga dapat pekerjaan yang terbaik, Dio."

"Aamiin, makasih Sof."

Tiba-tiba ada chat masuk. Dio membuka gawainya. WA dari Rubby, ada apa nih anak. Pasti marah-marah lagi.

"Dio, kamu dimana sih. Katanya mau ke rumah. Kapan??"

"Maaf, saya sedang di rumah Sofi."

"Di rumah Sofi?? Ngapain?? Kamu mau macem-macem sama Sofi?"

Rubby makin sewot. Kebencian ditujukan pada Sofi. Dia merasa terancam.

"Rubby, saya ada perlu sama Sofi. Kenapa kamu marah-marah gak jelas."

Klik

Gawai dimatikan Rubby. Gawai Sofi berdering.

Ting

Ting

Ting

"Dio, Rubby telepon aku, gimana ini."

"Santai aja. Jawab aja dengan jujur."

"Baiklah.”

Sofi mengangkat telepon dari Rubby. Belum sempat menjawab salam Rubby sudah mencecar dengan makian dan amukan. Amarahnya ditumpahkan pada Sofi. Telinga Sofi terasa panas. Telepon dispiker, sehingga Dio bisa mendengar dengan jelas.

"Biarkan dia puas melampiaskan kemarahannya. Kita jadi tahu siapa Rubby sebenarnya."

Sofi dan Dio mendengarkan semua amarah dari Rubby. Sofi tidak diberi kesempatan untuk menjawab atau menjelaskan semuanya. Setelah puas marah-marah Rubby mematikan gawainya.

Klik.

Sofi dan Dio saling pandang. Entahlah, apa yang dipikirkan mereka berdua. Hanya mereka yang tahu dan mengerti.

"Eh, kalian berdua koq diam-diam terus. Sedang marah ya."

Annisa teman sekamar Sofi keluar membawa dua gelas teh manis dan setoples cemilan.

"Eh, Nisa. Makasih ya. Kok repot-repot."

"Gak papa, daripada manyun, mending ngemil."

"Yuk, diminum dan disambi Dio."

Sofi menyilakan Dio minum dan makan hidangan. Nisa masuk dengan senyum bahagia. Sofi adalah teman satu kamar sejak awal kuliah. Sampai wisuda mereka tidak pernah pindah kost. Bagi Nisa seperti saudara sendiri. Saling bantu ketika membutuhkan.

"Eh, Sof, sudah malam, aku pamit dulu ya. Besok aku jemput jam 09.00 yah. Kita bareng ke rumah. Aku kangen sama ibu. Setelah pulang dari rumah sakit, belum pernah ketemu lagi."

"Iya, gimana dengan Rubby?"

"Udah, biarin aja. Nanti aku yang jelaskan ke dia. Lama-lama aku...."

Thin

thin

Sebuah Honda jazz warna putih belok ke halaman kost Sofi. Rubby keluar dari mobil. Wajahnya menunjukkan sikap tidak bersahabat. Sofi dan Dio saling pandang.

"Rubby..."

"Hahh, gak usah basa-basi. Kalian main belakang ya.!!!"

Mata Rubby berkilat-kilat penuh amarah. Rambutnya acak-acakan, celana jeans hitam dipadu kaos warna abstrak, menambah kesan sombong pada dirinya.

"Rubby, duduk dulu, biar aku jelaskan."

"Hah... aku gak butuh penjelasan."

"Rubby, sekarang kamu berubah." Sofi berusaha membujuk Rubby.

"Kamu yang membuat aku berubah. Kamu munafik Sof...". Rubby menunjuk Sofi penuh amarah.

"Apanya? Apa karena Dio?"

"Ya. Kamu tahu, aku suka sama Dio. Tapi kamu masih kecentilan, godain Dio. Hah...!!!"

"Rubby. Dengar, aku yang datang ke kost Sofi. Jadi gak ada hubungannya dengan Sofi. Lagian kamu terlalu cemburu. Buat apa???"

"Oh, jadi kamu belain Sofi?"

"Aku tidak bela siapapun. Aku bicara kebenaran Rubby. Mengapa persahabatan kita jadi berantakan seperti ini?? Apa untungnya coba. Kita besok sudah wisuda kan?? Terus berpisah dengan pekerjaan masing-masing. Buat apa kita bertengkar???"

Sofi, Rubby diam. Mereka saling pandang. Ada getaran aneh yang menggerakkan mereka.

"Sofi, maafkan aku. Aku jadi mati rasa. Maafkan aku Sof."

Sofi memeluk Rubby dengan penuh kasih. Air mata kedua gadis itu berderai. Mereka saling menumpahkan rasa hatinya. Selama ini mereka dibutakan oleh keadaan.

Dio melihat mereka berdua dengan rasa bahagia. Dua gadis yang sama-sama baik dan cantik. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing.

Sofi dan Rubby.

Bersambung

***

Makasih sudah baca tulisanku...

Terpopuler

Comments

Miss GH

Miss GH

semangat up.


sal.dady danzel

2021-02-04

0

BELVA

BELVA

dpt slm dari
#gadis imut diantara dua raja

mksh ya ka

2021-01-31

0

MyNameIs

MyNameIs

kata orang, tidak ada persahabatan antara laki2 n wanita😂🤭🤭

2021-01-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pandangan pertama
2 2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3 3. Rubby Ngambeg
4 4. Permintaan ibu
5 5. Pertemuan Tak Terduga
6 6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7 7. Rencana Rubby
8 8. Wisuda
9 9. Rubby Sakit
10 10. Ada apa dengan Dio
11 11. Lamaran
12 12. Hari Pertama Masuk Kerja
13 13. Cinta Dalam Diam
14 14. Alexa
15 15. Serangan Jantung
16 16. Permintaan Om Rudy
17 17. Dilema
18 18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19 19. HIJRAH
20 20. Rubby Shalihah
21 21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22 22. Cinta itu Tumbuh
23 23. Pedekate
24 24. Apakah ini Takdir?
25 25. Kenapa Rubby??
26 26. Sofi mulai bekerja
27 27. Teror Alexa
28 28. Alexa mengakui kesalahannya
29 29. Memantapkan Hati
30 30. Kehadiran Irfan
31 31. Pengakuan Alexa
32 32. Lamaran
33 33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34 34. Bulan Madu ke Bali
35 35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36 36. Rubby dan Sofi Sakit
37 37. Akhirnya Jalan-jalan
38 38. Kabar Duka
39 39. Ada yang pergi, ada yang datang
40 40. Garis dua
41 41. Kabar Duka Lagi
42 42. Kelahiran si kembar
43 43. Aqiqah
44 44. Langit Mendung
45 45. Ada Pelangi
46 46. Ujian Keluarga Dio
47 47. Ujian Kesetiaan
48 48. Rubby, kamu pasti Kuat
49 49. Alexa Datang Lagi
50 50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51 51. Pesan Rubby
52 52. Operasi
53 53. Hijrahnya Alexa
54 54. Suprise untuk Rubby
55 55. Bersabar
56 56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57 57. Sarah
58 58. Teror
59 59. Pesan Terakhir
60 60. Keputusan Rubby
61 61. Keputusan yang terbaik
62 62. Akhirnya Menikah
63 63. Positif
64 64. Kelahiran yang didambakan
65 65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan
Episodes

Updated 65 Episodes

1
1. Pandangan pertama
2
2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3
3. Rubby Ngambeg
4
4. Permintaan ibu
5
5. Pertemuan Tak Terduga
6
6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7
7. Rencana Rubby
8
8. Wisuda
9
9. Rubby Sakit
10
10. Ada apa dengan Dio
11
11. Lamaran
12
12. Hari Pertama Masuk Kerja
13
13. Cinta Dalam Diam
14
14. Alexa
15
15. Serangan Jantung
16
16. Permintaan Om Rudy
17
17. Dilema
18
18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19
19. HIJRAH
20
20. Rubby Shalihah
21
21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22
22. Cinta itu Tumbuh
23
23. Pedekate
24
24. Apakah ini Takdir?
25
25. Kenapa Rubby??
26
26. Sofi mulai bekerja
27
27. Teror Alexa
28
28. Alexa mengakui kesalahannya
29
29. Memantapkan Hati
30
30. Kehadiran Irfan
31
31. Pengakuan Alexa
32
32. Lamaran
33
33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34
34. Bulan Madu ke Bali
35
35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36
36. Rubby dan Sofi Sakit
37
37. Akhirnya Jalan-jalan
38
38. Kabar Duka
39
39. Ada yang pergi, ada yang datang
40
40. Garis dua
41
41. Kabar Duka Lagi
42
42. Kelahiran si kembar
43
43. Aqiqah
44
44. Langit Mendung
45
45. Ada Pelangi
46
46. Ujian Keluarga Dio
47
47. Ujian Kesetiaan
48
48. Rubby, kamu pasti Kuat
49
49. Alexa Datang Lagi
50
50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51
51. Pesan Rubby
52
52. Operasi
53
53. Hijrahnya Alexa
54
54. Suprise untuk Rubby
55
55. Bersabar
56
56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57
57. Sarah
58
58. Teror
59
59. Pesan Terakhir
60
60. Keputusan Rubby
61
61. Keputusan yang terbaik
62
62. Akhirnya Menikah
63
63. Positif
64
64. Kelahiran yang didambakan
65
65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!