2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi

Sejak pertemuan ketiga orang itu, mereka selalu bersama. Di mana ada Dio pasti ada Rubby dan Sofi. Ketika di kampus saat tak ada perkuliahan atau sebelum kuliah.

Ahad pagi, Dio menghampiri Sofi dan Rubby. Mereka membuat rencana jalan-jalan ke car free day. Setibanya di rumah Sofi.

"Assalamualaikum."

Dio mengetuk pintu. Ibu kost keluar. Wajahnya sumringah, baju warna ungu wnada dengan kerudung warna ungu muda.

"Wa Alaikum salam, eh ada tamu. mari silahkan masuk. Mau cari siapa?"

"Eh, anu Bu. Sofi ada? Saya Dio teman satu kampus."

"Oh, sebentar. Sepertinya dia sedang keluar. Tunggu sebentar ya. Paling lima menit lagi dia balik."

Dio duduk di teras depan. Diambilnya gawai di tasnya.

Tring

Ada chat masuk.

[Pagi Dio, kamu lagi dimana? Aku sudah di TKP nih. Lama amat.]

[Sebentar, aku masih di rumah Sofi. Dia baru keluar. Bentar, paling lima menit lagi]

Dug dug dug... Ada langkah kaki mendekat dengan tergesa-gesa.

"Eh, maaf... maaf. Hari ini aku mesti pulang. ibuku... ibuku...."

Suara Sofi mengejutkan Dio.

"Eh, duduk dulu. ibumu kenapa??"

Sofi duduk di kursi sebelah Dio. Nafasnya memburu. Keringat bercucuran di balik kerudung warna pink. Tiba-tiba ibu kost keluar membawa teh manis.

"Eh, Sofi. Kamu kenapa? Ini minum dulu biar tenang."

Ibu kost mengangsurkan segelas teh pada Sofi. Matanya memandang ke arah Dio. Diterima segelas teh dari tangan ibu kost. Dicecapnya teh manis itu setengah.

"Ibumu kenapa Sof?"

"Ibuku masuk rumah sakit. Kata adikku beliau kritis."

Air mata Sofi tak terbendung lagi. Sofi memeluk ibu kost. Tubuhnya terguncang. Pikirannya sudah pulang ke rumah sakit, tempat ibunya dirawat.

"Kalau begitu aku antar kamu ke sana Sof."

Dio menawarkan diri. Ibu kost membujuk Sofi agar mau diantarkan Dio. Sofi memandang Dio, mencoba meyakinkan diri. Apakah Dio bisa dipercaya atau tidak.

"Terus kita naik apa? Rumahku jauh lho."

"Bawa motor ibu saja. Nanti beli bensin dulu."

Ibu kost menawarkan motornya untuk dipakai.

"Baiklah Bun, saya ikut aja. Maafkan Sofi Bun, selalu merepotkan."

Sofi melepaskan pelukannya. Ibu kost mengelus punggung Sofi.

"Sabar ya nduk. Semoga ibumu Ndak papa."

Sofi mengangguk takzim, kemudian masuk kamarnya untuk bersiap. Motor Honda Vario warna hitam putih dikeluarkan Dio dari garasi. Sementara nunggu Sofi siap, Dio memanaskan mesin. Sofi keluar kamar, Jean warna hitam, kaos merah hati dipadu jilbab warna pink menambah keanggunan Sofi.

Mata Dio membelalak. Cantik juga nih anak, anggun dan menawan, batin Dio.

"Yuk berangkat nanti keburu siang."

Suara Sofi mengagetkan Dio.

"Eh, anu. Kamu sudah siap."

Dio menjawab dengan gugup. Salah tingkah. Tiba-tiba degub jantung Dio berdebar kencang.

"Eh, sudah mau berangkat. Hati-hati di jalan ya. Dio, tolong jaga Sofi ya..."

Ibu kost mengantarkan mereka sampai pintu gerbang.

"Bismillahirrahmanirrahim, berangkat dulu Bun."

"Assalamualaikum Bun."

Sofi melambaikan tangan pada ibu kost. Sepeda motor melangkah pelan. Dio merasa kikuk. Baru pertama kali dia memboncengkan seorang gadis, setelah ibu dan kakak perempuannya.

"Aoww... pelan-pelan Dio. Konsentrasi dong."

"Maaf, maaf."

Motor melewati lubang yang cukup lebar. Untunglah tidak jatuh. Di sepanjang perjalanan mereka lebih banyak diam. Mereka asyik dengan pikirannya masing-masing.

Ting

Ting

Ting

Ada chat masuk. Sofi membuka gawainya.

[Sofi, kamu dimana? Kakak sudah di rumah sakit nih. Cepat. Ibu makin kritis. Beliau memanggil namamu terus.]

"Dio, bisa cepat dikit. Ibu makin kritis."

Seperti dikomando, Dio langsung tarik gas.

"Kamu pegangan yang kuat Sof."

Mata Sofi terpejam, tangannya melingkar di pinggang Dio. Jaket kulit yang membatasi tubuh Sofi dan Dio. Mulut Sofi tak henti-hentinya berdzikir mohon keselamatan.

Pssssssst.., tiba-tiba ban oleng karena bocor.

Braaakkk....

Sepeda motor ambruk di pinggir jalan. Dio dan Sofi jatuh terlempar.

"Astaghfirullahaladzim... ya Allah. Aow..."

Sofi menjerit. Kakinya terluka. Dio tersadar dia jatuh. Dicarinya Sofi.

"Sofi, kamu Ndak papa kan?"

"Alhamdulillah, gak papa. Cuman lecet dikit. Kamu Gana Dio."

"Alhamdulillah, gak papa. Maafkan aku ya."

"Kamu gak salah, bannya yang bocor. Untunglah Ndak ada mobil lewat."

Mereka berhenti di bawah pohon. Sudah setengah perjalanan. Masih setengah jam lagi.

"Kita istirahat sebentar ya."

Sofi mengangguk. Matahari makin tinggi. Jam menunjukkan pukul 10.00. Angin siang berhembus pelan.

Tring ada chat masuk.

Dio membuka gawainya.

[Dio, kamu dimana??? Saya nunggu sampai kering nih!!! Kalian pada kemana sih! Sebel.]

"Astaghfirullahaladzim, Sofi. Bukankan tadi janjian sama Rubby?"

"Ya Allah."

Sofi menutup mulutnya. Kaget setengah mati. Dio dan Sofi saling pandang.

"Rubby wa, aku jawab apa?"

"Jawab jujur aja. Kalau kita pergi. Ada hal penting."

Dio menjelaskan semuanya pada Rubby. Rupanya Rubby tidak bisa menerima alasan mereka. Semua chat Dio tidak dibalas. Dio berusaha menelpon, tapi Rubby bergeming.

"Gimana Rubby?"

Dio mengangkat bahunya.

"Biar aku yang jelaskan nanti. Kita lanjutkan yuk. Bentar lagi sampai."

Mereka melanjutkan perjalanan setelah menambahkan ban. Kebetulan ada tambal ban di dekatnya. Perjalanan dipercepat, tidak sampai setengah jam mereka sampai di rumah sakit. Mereka langsung menuju ruang ICU. Kakak Sofi mengabarkan ibunya dirawat di ICU.

"Sofi..."

Sofi menoleh, kakaknya mendekati sambil menangis. Mereka berpelukan sambil menangis. Dio melihat dari kejauhan.

"Gimana keadaan ibu mas?"

"Masih kritis. Namamu selalu disebut. Kamu cepat masuk sana. Semoga ibu tahu kehadiranmu."

Sofi melihat Dio. Dengan bahasa isyarat, Sofi mohon ijin masuk ruang ICU. Dio hanya mengangguk. Mas Noval mendekati Dio. Dia mengulurkan tangannya ke Dio.

"Kenalkan, aku Noval kakaknya Sofi."

"Dio, teman satu kampus Sofi. Tapi beda fakultas."

Noval dan Dio duduk berdekatan. Mereka ngobrol. Sementara Sofi sudah berada di ruang ICU. Bau khas rumah sakit menyeruak. Bau obat, pembersih ruang, AC yang sangat dingin, suara deteksi jantung silih berganti.

"Sofi.... Sofi...."

Sofi mendekati bad tempat ibu dirawat. Selang infus, selang oksigen, alat deteksi jantung dan tensi terpasang. Sayup-sayup terdengar suara ibu menyebut namanya.

Air mata Sofi tak terbendung. Dipegang tangan ibunya yang lemah. Diciumnya, sambil menyebut namanya.

"Ibu...ini aku, Sofi Bu.... Sofi...."

Tangan ibu bergerak-gerak, seakan tahu kehadiranku. Kelopak mata ibu bergerak-gerak. Mulut Sofi tak henti-hentinya berdzikir, berdoa. Pelan-pelan mata ibu terbuka. Matanya langsung melihat wajah Sofi.

"Sofi....Sofi....Sofi...."

"Ibu...."

Sofi memeluk ibunya. Tangisnya makin pecah. Perawat berusaha menenangkan.

"Mbak, biar Ibu istirahat dulu. Tadi kritis. Tidak sadarkan diri. Ini mukjizat. Ibu mbak sadar kembali."

Dengan berat Sofi melepaskan pelukannya. Matanya masih basah oleh air mata.

"Sofi.... Sofi... Sofi...."

bersambung

Terpopuler

Comments

W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎

W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎

hadir lagi

2021-01-25

1

Tamie

Tamie

lanjuut..

2021-01-23

1

BELVA

BELVA

mangatzzz

2021-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pandangan pertama
2 2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3 3. Rubby Ngambeg
4 4. Permintaan ibu
5 5. Pertemuan Tak Terduga
6 6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7 7. Rencana Rubby
8 8. Wisuda
9 9. Rubby Sakit
10 10. Ada apa dengan Dio
11 11. Lamaran
12 12. Hari Pertama Masuk Kerja
13 13. Cinta Dalam Diam
14 14. Alexa
15 15. Serangan Jantung
16 16. Permintaan Om Rudy
17 17. Dilema
18 18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19 19. HIJRAH
20 20. Rubby Shalihah
21 21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22 22. Cinta itu Tumbuh
23 23. Pedekate
24 24. Apakah ini Takdir?
25 25. Kenapa Rubby??
26 26. Sofi mulai bekerja
27 27. Teror Alexa
28 28. Alexa mengakui kesalahannya
29 29. Memantapkan Hati
30 30. Kehadiran Irfan
31 31. Pengakuan Alexa
32 32. Lamaran
33 33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34 34. Bulan Madu ke Bali
35 35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36 36. Rubby dan Sofi Sakit
37 37. Akhirnya Jalan-jalan
38 38. Kabar Duka
39 39. Ada yang pergi, ada yang datang
40 40. Garis dua
41 41. Kabar Duka Lagi
42 42. Kelahiran si kembar
43 43. Aqiqah
44 44. Langit Mendung
45 45. Ada Pelangi
46 46. Ujian Keluarga Dio
47 47. Ujian Kesetiaan
48 48. Rubby, kamu pasti Kuat
49 49. Alexa Datang Lagi
50 50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51 51. Pesan Rubby
52 52. Operasi
53 53. Hijrahnya Alexa
54 54. Suprise untuk Rubby
55 55. Bersabar
56 56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57 57. Sarah
58 58. Teror
59 59. Pesan Terakhir
60 60. Keputusan Rubby
61 61. Keputusan yang terbaik
62 62. Akhirnya Menikah
63 63. Positif
64 64. Kelahiran yang didambakan
65 65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan
Episodes

Updated 65 Episodes

1
1. Pandangan pertama
2
2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3
3. Rubby Ngambeg
4
4. Permintaan ibu
5
5. Pertemuan Tak Terduga
6
6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7
7. Rencana Rubby
8
8. Wisuda
9
9. Rubby Sakit
10
10. Ada apa dengan Dio
11
11. Lamaran
12
12. Hari Pertama Masuk Kerja
13
13. Cinta Dalam Diam
14
14. Alexa
15
15. Serangan Jantung
16
16. Permintaan Om Rudy
17
17. Dilema
18
18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19
19. HIJRAH
20
20. Rubby Shalihah
21
21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22
22. Cinta itu Tumbuh
23
23. Pedekate
24
24. Apakah ini Takdir?
25
25. Kenapa Rubby??
26
26. Sofi mulai bekerja
27
27. Teror Alexa
28
28. Alexa mengakui kesalahannya
29
29. Memantapkan Hati
30
30. Kehadiran Irfan
31
31. Pengakuan Alexa
32
32. Lamaran
33
33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34
34. Bulan Madu ke Bali
35
35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36
36. Rubby dan Sofi Sakit
37
37. Akhirnya Jalan-jalan
38
38. Kabar Duka
39
39. Ada yang pergi, ada yang datang
40
40. Garis dua
41
41. Kabar Duka Lagi
42
42. Kelahiran si kembar
43
43. Aqiqah
44
44. Langit Mendung
45
45. Ada Pelangi
46
46. Ujian Keluarga Dio
47
47. Ujian Kesetiaan
48
48. Rubby, kamu pasti Kuat
49
49. Alexa Datang Lagi
50
50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51
51. Pesan Rubby
52
52. Operasi
53
53. Hijrahnya Alexa
54
54. Suprise untuk Rubby
55
55. Bersabar
56
56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57
57. Sarah
58
58. Teror
59
59. Pesan Terakhir
60
60. Keputusan Rubby
61
61. Keputusan yang terbaik
62
62. Akhirnya Menikah
63
63. Positif
64
64. Kelahiran yang didambakan
65
65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!