16. Permintaan Om Rudy

Suasana rumah sakit siang itu masih lengang. Mungkin karena belum jam bezuk. Rubby masih menemani papahnya. Setiap hari selalu ada. Sudah seminggu papah Rubby dirawat.

Kondisi papah Rubby sudah membaik. Siang itu dokter visit.

"Selamat siang, gimana keadaannya Pak?"

Dokter memeriksa detak jantung papah. Dia mengangguk-angguk.

"Alhamdulillah, sudah baikan Dok. Tidak seseg lagi."

"Gimana makannya? "

"Sudah lumayan banyak."

"Sudah bisa jalan?"

"Tadi sudah latihan ke kamar mandi."

"Okey, denyut jantung sudah normal. Hasil lab sudah baik. Besok boleh pulang."

"Tidak hari ini Dok?"

"Obatnya masih satu kali lagi. Sabar ya Pak. Besok boleh pulang. Jangan kerja berat-berat. Kelola pikiran juga ya Pak."

"Terima kasih Dok."

Dokter dan perawat keluar, untuk visit pasien berikutnya.

"Alhamdulillah Pah, besok boleh pulang. Rubby bahagia banget."

"Rubby, Dio mana??"

"Paling sebentar lagi datang. Tadi sudah kukabari, kalau besok papah pulang."

Tok

tok

tok

"Assalamualaikum,"

Dio akhirnya datang. Membawa buah-buahan segar.

"Gimana Om, sudah sehat?"

"Alhamdulillah, kamu lihat sendiri. Kalianlah yang jadi semangat papah. "

Om Rudy menatap Dio dan Rubby bergantian. Tangan keduanya disatukan. Dio dan Rubby saling pandang.

Ya Allah. Om Rudy begitu baik. Apakah aku akan mengecewakan beliau? Rasanya begitu berat. Sejak awal mengenal belaiu. Aku sudah dianggap seperti anak sendiri. Perlakuan terhadap keluarga begitu besar.

" Eh kok malah melamun?"

Suara Rubby mengagetkan Dio.

"Kita ke bagian administrasi dulu yuk. Perawat tadi menyuruh membereskan."

"Eh, iya... iya. Maaf..."

"Pah, saya tinggal dulu ya. "

Om Rudy mengangguk kecil. Beliau tersenyum ramah.

Rubby dan Dio bergegas menuju bagian administrasi untuk mengurus semuanya.

"Dio nanti ke rumah kan??"

"Iya..."

Suasana ruang administrasi agak sepi, hanya beberapa saja yang antri. Rubby dan Dio duduk bersebelahan.

"Sebenarnya kamu kerja dimana sih Dio?"

"Papahmu Ndak pernah cerita??"

"Enggak..."

Rubby menggelengkan kepalanya. Memandang Dio penuh penasaran.

"Sudah setahun ini, aku bekerja di bagian maintenance Rubby. Aku sangat nyaman bekerja di sana. Di bawah pimpinan Pak Anton, aku bisa bekerja sama."

"Oh, baguslah. Aku nggak nyangka kalau kamu bekerja di perusahaan papah. Papah juga Ndak pernah bercerita tentang kamu."

"Papahmu sangat baik, beliau memberikan kepercayaan kepadaku."

"Syukurlah kalau kamu nyaman di tempat kerja."

Petugas administrasi memanggil nama Rudy.

Rubby bergegas menuju bagian administrasi dan membereskan semuanya. Mereka kembali ke kamar papahnya.

Rubby menata barang-barang yang akan dibawa pulang. Dio membantunya. Setelah semuanya siap, mereka memanggil perawat untuk membawa keluar. Di luar sopir sudah siap mengantar pulang.

Suasana rumah sakit masih ramai. Banyak para pembezuk. Tak makan waktu lama, mereka sampai di rumah.

"Alhamdulillah, akhirnya sampai rumah."

Om Rudy dipapah Dio. Rubby mengikuti dari belakang. Sopir membawa barang-barang. Dio mengantarkan Om Rudy di kamar untuk beristirahat.

Ruangan kamar yang luas, bersih dan rapi. Di sudut ruangan ada kursi goyang. Di depan kursi terdapat jendela kaca yang lebar. Sehingga bisa melihat keindahan taman di luar.

"Dio, tinggallah sebentar, Om ingin bicara."

Dio duduk di tepi ranjang. Sedangkan Om Rudy berbaring.

"Iya Om, ada apa ?"

Sedangkan Ruby masih di luar, sepertinya membuat teh manis. Suasana kamar sunyi.

"Dio, Om sudah tua, sering sakit."

Om Rudy menghela nafas agak berat. Wajah Dio dipandang penuh kasih.

"Om ingin kamu menikah dengan anakku Rubby."

Blaaaar...

Hati Dio bergetar. Bagaikan disengat kalajengking. Dio menatap om Rudy dalam-dalam.

"Dio, Om sangat percaya padamu. Kamu pasti bisa mencintai Rubby."

Dio masih terdiam. Bayang Sofi berkelebat. Senyumnya melintas.

Sofi, apa kabar kamu. Aku berada di persimpangan jalan. Aku bingung. Satu sisi menghormati Om Rudy. Sisi yang lain, aku mencintai Sofi.

Dio perang batin. Om Rudy ditatapnya lekat-lekat.

"Om..."

"Pah... minum dulu. Rubby sudah buatkan teh hangat."

Rubby masuk membawa tiga cangkir teh hangat dan sepiring pisang goreng.

"Yuk, dimakan."

Om Rudy menyesap teh hangat buatan Rubby. Pisang goreng di piring diambilnya.. Dio juga mengambil secangkir teh hangat kemudian menyesap ya.

"Alhamdulillah, seger. Papah kangen dengan teh buatanmu Nduk. Sini duduk dekat papah."

Rubby duduk di pinggir ranjang. Om Rudy meraih tangan Rubby dan Dio. Kedua tangan ditautkan.

"Papah akan bahagia kalau kalian secepatnya menikah."

Deeeeeg

Jantung Rubby dan Dio seakan berhenti. Permintaan papah aneh. Dio dan Rubby masih terdiam.

"Apakah kalian akan menuruti keinginan papah???"

"Pah, papah istirahat dulu. Jangan mikir berat dulu. Ingat pesan dokter pah."

Rubby mengingatkan Papahnya.

"Iya Om, kami pasti memikirkan itu. Yang penting sekarang, Om Rudy harus sehat dulu."

"Om akan bertambah sehat, kalau kalian secepatnya menikah."

"Pah..."

Rubby berusaha menenangkan papahnya.

Dio berada dalam situasi yang sulit. Keputusan yang sangat besar dalam hidupnya tidak bisa diputuskan begitu saja.

"Om, Dio minta waktu untuk berpikir. Dio tidak ingin membuat keputusan yang keliru. Tapi, percayalah Om, Dio akan siap membantu Om kapanpun dibutuhkan."

Om Rudy memegang tangan Dio erat-erat, seakan tak ingin dilepaskan.

"Om, Dio mohon ijin pulang dulu. Sudah malam ini."

"Iya Dio. Makasih banyak sudah bantu Om. Rubby, antar Dio ke depan."

"Iya Pah..."

Dio dan Rubby keluar. Mereka saling diam. Ada rasa yang mereka pikirkan dalam hatinya.

Bagaimana cara membahagiakan Papah Rubby. Apakah harus dengan cara menikah dengan Rubby??? Padahal hatinya tertaut pada Sofi. Apa yang harus dilakukan???

"Rubby, maafkan aku yah. Aku belum mengambil bisa keputusan."

Dio berkata lirih, seakan tak terdengar.

"Dio, aku akan sabar menunggu keputusanmu."

Rubby memandang Dio dengan lembut. Badan Dio yang gagah perkasa dipeluknya. Bahasa tubuhnya mengatakan. Rubby tak ingin melepaskan Dio.

Dio berusaha tidak membalas pelukan Rubby. Pelukan Rubby makin erat.

"Rubby, aku pamit dulu. Besok, insya Allah aku ke sini lagi."

"Kamu janji Dio. Aku akan menunggumu."

Dio menggangguk. Suasana terasa haru. Antara sedih dan bahagia. Rubby melepaskan pelukannya. Malam itu jadi saksi. Dua anak manusia yang bingung menentukan sikap.

"Eh, motormu kan di rumah sakit???"

"Astaghfirullahaladzim...ya Allah. Iya ya.. sampai lupa."

Dio menepuk jidatnya. Rubby tertawa.

"Kamu bawa motorku aja."

"Baiklah, aku pakai dulu ya."

"Atau bawa mobil???"

"Gak usah, aku bawa motor aja."

Dio mengambil motor di garasi. Pelan-pelan Dio meninggalkan rumah Rubby. Rubby mengantarkan sampai pintu gerbang. Lambaian tangan Rubby mengantarkan Dio pulang.

Ya Allah, keputusan apa yang akan kuberikan pada Om Rudy. Ya Allah, beri petunjuk-Mu untuk mengambil keputusan berat ini.

Di sepanjang perjalanan, pikiran Dio sangat kalut, kacau dan bingung. Azan magrib berkumandang. Dio menghentikan motornya di sebuah masjid terdekat.

Setelah parkir motor, Dio mengambil air wudhu. Bersiap-siap salat jamaah magrib.

Bersambung

🍃🍃🍃🍃🍃

Bagaimana kelanjutannya kisahnya??

Tunggu episode selanjutnya ya...

Makasih sudah berkunjung di sini.

Jangan lupa, like dan komen ya...

Terpopuler

Comments

Om Rudi

Om Rudi

Ini serius? Om kok dimasukin? 😂😂

Ayo MUSLIMAH TANGGUH

2020-12-09

0

ᴬᴿᵂSunShine🌞

ᴬᴿᵂSunShine🌞

aku mencicil 5 like semoga bs saling support yaaa🤗🤗🤗

2020-11-11

0

Sri Banyu Bening

Sri Banyu Bening

Dio di persimpangan jalan, mau ke kanan atau ke kiri?


Hiksss kasihan sofiii....

semangat Up kakak

2020-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pandangan pertama
2 2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3 3. Rubby Ngambeg
4 4. Permintaan ibu
5 5. Pertemuan Tak Terduga
6 6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7 7. Rencana Rubby
8 8. Wisuda
9 9. Rubby Sakit
10 10. Ada apa dengan Dio
11 11. Lamaran
12 12. Hari Pertama Masuk Kerja
13 13. Cinta Dalam Diam
14 14. Alexa
15 15. Serangan Jantung
16 16. Permintaan Om Rudy
17 17. Dilema
18 18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19 19. HIJRAH
20 20. Rubby Shalihah
21 21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22 22. Cinta itu Tumbuh
23 23. Pedekate
24 24. Apakah ini Takdir?
25 25. Kenapa Rubby??
26 26. Sofi mulai bekerja
27 27. Teror Alexa
28 28. Alexa mengakui kesalahannya
29 29. Memantapkan Hati
30 30. Kehadiran Irfan
31 31. Pengakuan Alexa
32 32. Lamaran
33 33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34 34. Bulan Madu ke Bali
35 35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36 36. Rubby dan Sofi Sakit
37 37. Akhirnya Jalan-jalan
38 38. Kabar Duka
39 39. Ada yang pergi, ada yang datang
40 40. Garis dua
41 41. Kabar Duka Lagi
42 42. Kelahiran si kembar
43 43. Aqiqah
44 44. Langit Mendung
45 45. Ada Pelangi
46 46. Ujian Keluarga Dio
47 47. Ujian Kesetiaan
48 48. Rubby, kamu pasti Kuat
49 49. Alexa Datang Lagi
50 50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51 51. Pesan Rubby
52 52. Operasi
53 53. Hijrahnya Alexa
54 54. Suprise untuk Rubby
55 55. Bersabar
56 56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57 57. Sarah
58 58. Teror
59 59. Pesan Terakhir
60 60. Keputusan Rubby
61 61. Keputusan yang terbaik
62 62. Akhirnya Menikah
63 63. Positif
64 64. Kelahiran yang didambakan
65 65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan
Episodes

Updated 65 Episodes

1
1. Pandangan pertama
2
2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3
3. Rubby Ngambeg
4
4. Permintaan ibu
5
5. Pertemuan Tak Terduga
6
6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7
7. Rencana Rubby
8
8. Wisuda
9
9. Rubby Sakit
10
10. Ada apa dengan Dio
11
11. Lamaran
12
12. Hari Pertama Masuk Kerja
13
13. Cinta Dalam Diam
14
14. Alexa
15
15. Serangan Jantung
16
16. Permintaan Om Rudy
17
17. Dilema
18
18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19
19. HIJRAH
20
20. Rubby Shalihah
21
21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22
22. Cinta itu Tumbuh
23
23. Pedekate
24
24. Apakah ini Takdir?
25
25. Kenapa Rubby??
26
26. Sofi mulai bekerja
27
27. Teror Alexa
28
28. Alexa mengakui kesalahannya
29
29. Memantapkan Hati
30
30. Kehadiran Irfan
31
31. Pengakuan Alexa
32
32. Lamaran
33
33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34
34. Bulan Madu ke Bali
35
35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36
36. Rubby dan Sofi Sakit
37
37. Akhirnya Jalan-jalan
38
38. Kabar Duka
39
39. Ada yang pergi, ada yang datang
40
40. Garis dua
41
41. Kabar Duka Lagi
42
42. Kelahiran si kembar
43
43. Aqiqah
44
44. Langit Mendung
45
45. Ada Pelangi
46
46. Ujian Keluarga Dio
47
47. Ujian Kesetiaan
48
48. Rubby, kamu pasti Kuat
49
49. Alexa Datang Lagi
50
50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51
51. Pesan Rubby
52
52. Operasi
53
53. Hijrahnya Alexa
54
54. Suprise untuk Rubby
55
55. Bersabar
56
56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57
57. Sarah
58
58. Teror
59
59. Pesan Terakhir
60
60. Keputusan Rubby
61
61. Keputusan yang terbaik
62
62. Akhirnya Menikah
63
63. Positif
64
64. Kelahiran yang didambakan
65
65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!