10. Ada apa dengan Dio

Hari ketiga Rubby di rawat di rumah sakit. Dio dan Sofi bergantian menjaga. Siang hari Sofi. Malamnya Dio. Kesehatan Rubby makin membaik. Bengkak di kakinya makin membaik. Panas tinggi sudah berangsur-angsur turun. Diagnosis dokter tentang penyakitnya sudah ditemukan. Gejala typus.

"Sofi, makasih ya.. sudah jagain aku terus. Kamu adalah sahabat sejati."

Rubby sudah belajar duduk. Keadaannya makin membaik.

"Sama-sama Rub. Kamu juga sahabat yang baik. Meski kadang juga nyebelin."

"Eh, nyebelin gimana?? Masalah Dio?"

"Ah, banyak..."

"Rencana selanjutnya apa Sof. Kamu kan sarjana Guru. Mau ngajar di mana??"

"Entahlah, masih belum kepikiran. Mungkin aku akan ngajar di kampung halaman. Pulang ke desa."

"Nggak ngajar di sini aja. Kan banyak sekolah."

"Nggak tahulah Rub. Yang penting sekarang, kamu cepat sembuh dan pulang."

Ketika mereka asyik ngobrol, Dio datang bersama Iqbal.

"Assalamualaikum, apa kabar Rubby? Maaf baru bisa jenguk lagi. Eh, Sofi, apa kabar" sapa Iqbal.

"Wa Alaikum salam, Alhamdulillah kabar baik. Sudah baik koq. Semoga besok bisa pulang."

"Kabar baik. Alhamdulillah." jawab Sofi.

"Dio...sini." Rubby merajuk manja.

Seperti kerbau dicocok hidungnya, Dio mendekati Rubby.

"Gimana?? Kamu sehat?"

"Kamu lihat sendiri kan. Aku sudah pulih. Udah bosan di sini. pingin pulang..."

"Sabar. Besok pas Visit dokter, sampaikan kalau sudah sehat."

Rubby mengangguk. Sementara Iqbal mendekati Sofi.

"Selamat Bu Guru. Rencana mau ngajar dimana??? Aku mau lho jadi muridnya??"

Iqbal menggoda Sofi. Sofi menggeser kursinya. Dilihatnya Dio asyik ngobrol dengan Rubby.

"Makasih mas. Belum tahu, mau ngajar dimana?"

"Aku punya rekomendasi sekolah. Ada temanku yang ngajar di SMA Xx. Mungkin ada peluang. Coba nanti saya kontak dia."

"Nggak usah repot-repot mas."

"Nggak repot kok. Barangkali Sofi cocok."

Sofi tersenyum. Senyumnya indah. Ternyata kalau diperhatikan, Sofi cantik juga ya. Lembut, sabar, sederhana, cerdas. Cocok jadi calon ibu dari anak-anakku nanti, batin Iqbal.

"Eh maaf, aku pamit dulu ya. Ada perlu."

Sofi berpamitan. Dio menoleh.

"Aku antar ya.."

"Ndak usah, kamu kan gantian temani Rubby. Aku berani kok pulang sendiri."

"Ehh, biar aku antar ya. Sekalian ada perlu."

Iqbal menawarkan diri. Dio menatap Iqbal. Ada rasa cemburu membuncah di dadanya.

Mengapa takdir selalu menjauhkan aku dengan Sofi?? Dan Rubby selalu berusaha mendekati aku?? Ah, aku tak mengerti. Seru Dio dalam hati.

"Sof, makasih ya. Sudah temani aku terus."

Rubby memeluk Sofi dengan erat. Sofi membalas dengan tulus. Senyum bahagia terpancar dari keduanya.

Dio dan Iqbal hanya melihat kemesraan mereka berdua dengan perasaan bahagia.

Dua wanita cantik, besok pasti akan menemukan jodohnya. Sofi atau Rubby yang menjadi jodoh Dio.

"Aku pulang dulu ya Rub. Dio, tolong jagain adikku ya..."

Iqbal mengantarkan pulang Sofi.

"Sof, kita cari makan dulu yuk. Lapar..."

"Eh, maaf. Aku ada acara, lain kali aja ya. Soalnya penting banget."

"Oke, gak papa. Tapi lain kali mau ya,.."

"Insya Allah. Sekarang langsung pulang aja ya. Maaf merepotkan."

Iqbal mengiyakan. Sebenarnya Iqbal kecewa, tapi dia berusaha menutupi kekecewaannya. Mereka langsung pulang ke rumah Sofi. Sepanjang perjalanan mereka ngobrol ringan, seputar rencana mencari pekerjaan.

***

Dio dan Rubby di rumah sakit sedang membicarakan Sofi.

"Dio, gimana kalau Sofi kita jodohkan dengan Iqbal. Menurut kamu, cocok nggak."

"Nggak cocok. Aku nggak setuju. Biarlah mereka menemukan jodohnya sendiri."

Rubby terdiam. Wajahnya memerah.

"Mengapa nggak setuju? Beri alasan."

"Ya nggak cocok aja."

Thok

Thok

Pintu diketuk dari luar. Perawat dan dokter visit.

"Selamat siang Mbak Rubby. Gimana, sudah sehat?"

"Alhamdulillah, sudah sehat. Boleh pulang ya Dok. Plisssss...."

Dokter memeriksa kaki Rubby, juga rekam medis setiap hari. Dia manggut-manggut sambil tersenyum.

"Oke, hasilnya bagus. Boleh pulang, seminggu

lagi kontrol ya."

"Siap dok.."

Selesai memeriksa dokter dan perawat langsung pamit keluar.

"Alhamdulillah, sudah bisa pulang."

Wajah Rubby kembali ceria. Senyumnya menghiasi wajahnya. Dio tersenyum juga meski ada sesuatu yang dipendamnya.

Ayah Rubby datang bersama Iqbal dan mamahnya.

"Assalamualaikum, gimana Nduk???"

"Wa Alaikum salam, Alhamdulillah pah, hari ini boleh pulang. Barusan dokter visit."

"Alhamdulillah, kebetulan nih. Kita siap-siap."

Dio dan Iqbal merapikan semua barang.

"Eh, Dio, kemarin aku ke rumah Sofi lhoh."

"Ohya, gimana keadaan ibu, sehat."

"Alhamdulillah, ibu sehat. Kami banyak ngobrol. Eh, Dio.. menurut kamu, Sofi itu gimana??"

"Maksudmu?"

"Kepribadiannya."

Dio melihat Iqbal penuh tanda tanya. Haruskah dia berkata jujur? Kalau sebenarnya...

Tiba-tiba Pak Rudy mendekati mereka berdua.

"Iqbal, Om minta tolong, urus administrasi di kasir. Tadi diberitahu bagian administrasi."

"Baik Om."

"Ajak Dio sana."

Om Rudy menyerahkan sejumlah uang kepada Iqbal. Mereka berdua langsung menuju kasir. Di perjalanan mereka melanjutkan ngobrol.

"Eh, Dio. Melanjutkan tadi. Sofi itu gimana?"

Dio terdiam. Sambil berjalan Dio menjelaskan.

"Sejak aku kenal dia, awal semester dulu. Sofi orangnya baik, sangat baik. Memang sih, agak pendiam. Berbeda dengan Rubby. "

"Terus, apalagi. Apa makanan kesukaannya."

"Cerdas, sabar, smart, Sholehah. Menurutku dia wanita idaman."

Dio berhenti dan melihat Iqbal.

"Kamu suka sama Sofi?"

"Sepertinya iya."

Blaaaar....

Hati Dio tiba-tiba bergetar. Dadanya panas. Tangannya mengepal. Tapi Dio berusaha menepis perasaan itu.

Iqbal juga menyukai Sofi? Bagaimana dengan perasaanku? Ah, sudahlah. Aku Yaqin. Bila berjodoh pasti bertemu.

"Eh, koq malah melamun, yuk ah. Nanti Om Rudy menunggu."

Mereka melanjutkan perjalanan menuju kasir. Suasana di ruang kasir ramai. Banyak yang antri menunggu panggilan. Iqbal meletakkan berkas di tempatnya. Mereka duduk di kursi antrian.

"Dio, kamu kayaknya cocok sama Rubby. Dia sangat mencintai kamu."

"Ah, sok tahu kamu. "

Dio pura-pura tidak tahu.

"Beneran. Rubby banyak cerita tentang kamu. Dia selalu bahagia saat membicarakan kamu."

"Aku belum memikirkan semua itu Bal. Aku ingin membahagiakan Bapak dulu. "

" Oh.. gitu ya. Kan bisa pedekate dulu. Kamu bisa kerja di perusahaan papanya. Kayaknya cocok deh kamu jadi direktur."

"Ah, sudahlah. Yang penting sekarang cari kerja dulu. Kalau berjodoh pasti bertemu."

"Nona Rubby?"

"Iya, saya."

Iqbal bergegas menuju kasir dan membayar semuanya. Selesai urusan, mereka kembali ke kamar Rubby. Om Rudy dan Rubby sudah menunggu.

" Lama banget sih. Bosen nih."

Rubby mendengus kesal. Iqbal dan Dio saling pandang.

"Maaf Rubby, antriannya banyak."

"Kalian pasti pergi tadi. Ndak langsung ke administrasi."

Rubby masih kesal.

"Sabar to Nduk, kamu nanti sakit lagi."

Om Rudy mencoba menengahi mereka. Suasana jadi Ndak nyaman. Rubby mengungkapkan kekesalannya dengan mogok, tidur lagi. Dia nggak mau pulang.

"Rubby, maafkan kami ya. Ayo pulang, perawat sudah menunggu tuh. Katanya bosen. Kok..."

Dio mencoba membujuk Rubby. Pelan-pelan hati Rubby luluh, akhirnya mau pulang.

Ting

Ting

Ting

HP Rubby berdering.

"Assalamualaikum, Rubby."

"Wa Alaikum salam, Sofi. Hari ini aku sudah boleh pulang. Ini sudah siap-siap."

"Alhamdulillah, nanti aku ke rumah ya."

"Okey, makasih ya... Dio dan Iqbal juga ada nih."

"Ohya... baik. Aku langsung ke rumah ya.."

Rubby, Dio, Iqbal dan Om Rudy masuk mobil. Honda jazz warna putih melaju pelan. Membawa kebahagiaan Rubby. Wajah Rubby tersenyum bahagia.

Bersambung

***

Bagaimana kisah selanjutnya.

Makasih sudah bersedia membaca...

Terpopuler

Comments

RN

RN

mampir kk Diyah 🙏

2021-02-15

0

BELVA

BELVA

dpt slm dari
#gadis imut diantara dua raja

mksh ya ka

2021-02-02

1

MyNameIs

MyNameIs

betul tu, kalau jodoh gak kemana🤭🤭

2021-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pandangan pertama
2 2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3 3. Rubby Ngambeg
4 4. Permintaan ibu
5 5. Pertemuan Tak Terduga
6 6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7 7. Rencana Rubby
8 8. Wisuda
9 9. Rubby Sakit
10 10. Ada apa dengan Dio
11 11. Lamaran
12 12. Hari Pertama Masuk Kerja
13 13. Cinta Dalam Diam
14 14. Alexa
15 15. Serangan Jantung
16 16. Permintaan Om Rudy
17 17. Dilema
18 18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19 19. HIJRAH
20 20. Rubby Shalihah
21 21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22 22. Cinta itu Tumbuh
23 23. Pedekate
24 24. Apakah ini Takdir?
25 25. Kenapa Rubby??
26 26. Sofi mulai bekerja
27 27. Teror Alexa
28 28. Alexa mengakui kesalahannya
29 29. Memantapkan Hati
30 30. Kehadiran Irfan
31 31. Pengakuan Alexa
32 32. Lamaran
33 33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34 34. Bulan Madu ke Bali
35 35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36 36. Rubby dan Sofi Sakit
37 37. Akhirnya Jalan-jalan
38 38. Kabar Duka
39 39. Ada yang pergi, ada yang datang
40 40. Garis dua
41 41. Kabar Duka Lagi
42 42. Kelahiran si kembar
43 43. Aqiqah
44 44. Langit Mendung
45 45. Ada Pelangi
46 46. Ujian Keluarga Dio
47 47. Ujian Kesetiaan
48 48. Rubby, kamu pasti Kuat
49 49. Alexa Datang Lagi
50 50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51 51. Pesan Rubby
52 52. Operasi
53 53. Hijrahnya Alexa
54 54. Suprise untuk Rubby
55 55. Bersabar
56 56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57 57. Sarah
58 58. Teror
59 59. Pesan Terakhir
60 60. Keputusan Rubby
61 61. Keputusan yang terbaik
62 62. Akhirnya Menikah
63 63. Positif
64 64. Kelahiran yang didambakan
65 65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan
Episodes

Updated 65 Episodes

1
1. Pandangan pertama
2
2. Persahabatan Dio, Rubby dan Sofi
3
3. Rubby Ngambeg
4
4. Permintaan ibu
5
5. Pertemuan Tak Terduga
6
6. Perseteruan Rubby dengan Sofi
7
7. Rencana Rubby
8
8. Wisuda
9
9. Rubby Sakit
10
10. Ada apa dengan Dio
11
11. Lamaran
12
12. Hari Pertama Masuk Kerja
13
13. Cinta Dalam Diam
14
14. Alexa
15
15. Serangan Jantung
16
16. Permintaan Om Rudy
17
17. Dilema
18
18. Pertemuan Sofi dan Rubby
19
19. HIJRAH
20
20. Rubby Shalihah
21
21. dr. Iqbal Ramadhan, Sp. An.
22
22. Cinta itu Tumbuh
23
23. Pedekate
24
24. Apakah ini Takdir?
25
25. Kenapa Rubby??
26
26. Sofi mulai bekerja
27
27. Teror Alexa
28
28. Alexa mengakui kesalahannya
29
29. Memantapkan Hati
30
30. Kehadiran Irfan
31
31. Pengakuan Alexa
32
32. Lamaran
33
33. Resepsi Pernikahan yang Romantis
34
34. Bulan Madu ke Bali
35
35. Indahnya Bali Bulan madu adalah sesuatu yang penting. Sangat ditunggu.
36
36. Rubby dan Sofi Sakit
37
37. Akhirnya Jalan-jalan
38
38. Kabar Duka
39
39. Ada yang pergi, ada yang datang
40
40. Garis dua
41
41. Kabar Duka Lagi
42
42. Kelahiran si kembar
43
43. Aqiqah
44
44. Langit Mendung
45
45. Ada Pelangi
46
46. Ujian Keluarga Dio
47
47. Ujian Kesetiaan
48
48. Rubby, kamu pasti Kuat
49
49. Alexa Datang Lagi
50
50. Rubby, mengapa kamu berubah ??
51
51. Pesan Rubby
52
52. Operasi
53
53. Hijrahnya Alexa
54
54. Suprise untuk Rubby
55
55. Bersabar
56
56. Pertemuan Rubby dengan Alexa
57
57. Sarah
58
58. Teror
59
59. Pesan Terakhir
60
60. Keputusan Rubby
61
61. Keputusan yang terbaik
62
62. Akhirnya Menikah
63
63. Positif
64
64. Kelahiran yang didambakan
65
65. Tasyakuran Kelahiran dan Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!