Awal yang bagus, akan berpengaruh pada pekerjaan selanjutnya. Dio ingin memulai pekerjaannya dengan sesuatu yang berkesan.
Pagi itu, hari Senin, awal bulan. Semangat baru, coba disematkan dalam hatinya. Memulai pekerjaan dengan ikhlas, semata-mata karena Allah.
Dio bersiap-siap. Dengan memakai Hem warna putih, celana hitam dan sepatu warna hitam. Sejak semalam Dio sudah menyita semuanya. Setelah sarapan, Dio berpamitan pada bapaknya.
"Pak, mohon doa restu ya. Hari ini Dio mendapat panggilan kerja."
"Alhamdulillah, semoga semuanya lancar dan dimudahkan Allah ya Nak. Bekerja yang sungguh-sungguh, penuh keikhlasan. Jangan berorientasi pada materi. Tapi bekerjalah dengan sebaik-baiknya."
"Terima kasih Pak, semua nasehat Bapak, akan Dio junjung tinggi. Dio akan membuat bapak bangga dan Ibu tersenyum."
Dio memeluk dan mencium tangannya. Ada rasa haru dan bahagia. Dio ingin membahagiakan bapaknya. Ibunya sudah mendahului saat Dio berusia sepuluh tahun.
Andai ibu masih ada, pasti akan bahagia.
Jam menunjukkan pukul 6.30. Dio mengeluarkan sepeda motor Honda Supra. Sepeda motor kesayangannya sejak masih di SMA. Sampai lulus kuliah, sepedanya masih setia menemani.
Dio menstater motornya. Langsung jreng... Motor melaju pelan. Dengan membaca bismillah, Dio menuju kantor Om Rudy. Di sepanjang perjalanan, mulutnya tak berhenti melafazkan dzikir. Semoga awal Dio bekerja, bisa berjalan dengan lancar dan sukses.
Lima belas menit, Dio sampai di perusahaan Om Rudy. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Gedung yang megah dengan karyawan sejumlah dua ribu. Hasil produksi sudah merambah ke luar negeri.
Dio melihat dengan penuh kekaguman. Setelah memarkir Dio langsung menuju ruang HRD. Berkas lamaran pekerjaan diserahkan pada staf. Dio langsung dipersilahkan masuk ruang Dirut. Jam menunjukkan angka 07.00.
Tok
tok
tok
Dio mengetuk pintu dari luar.
"Assalamualaikum..."
"WA Alaikum. Silakan masuk Dio. Sudah saya tunggu sejak tadi."
"Terima kasih Om."
Ruang Om Rudy sangat bersih dan rapi. Meja besar. Di atasnya terlihat vas bunga cantik. Kalender meja, tempat bolpoin. Aroma ruang yang fresh. Kursi direktur yang gagah perkasa.
"Dio, kamu saya percaya masuk bagian maintenance. Nanti ada staf yang akan memberikan penjelasan. Selamat bergabung di perusahaan ini. Semoga sukses."
"Terima kasih Om. Semoga bisa menjalankan tugas dengan baik."
Om Rudy menyalami Dio. Semangat bekerja sudah menyelimuti hati Dio. Dio keluar meninggalkan ruangan. Wajahnya memancarkan aura semangat yang luar biasa.
Staf bagian maintenance menyambut Dio dengan baik. Selanjutnya mereka mengantarkan ke ruang dan memberikan penjelasan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
"Selamat datang di perusahaan kami Pak. Semoga sukses."
Pak Anton salah satu staf memberikan selamat. Selanjutnya teman-teman yang lain juga memberikan ucapan selamat.
"Terima kasih atas perhatian dan ucapan selamat. Saya mohon bimbingan dan arahan dalam bekerja."
"Kami siap membantu Pak."
Awal bekerja yang menyenangkan. Tempat kerja yang nyaman. Rekan kerja yang bersahabat.
Semoga aku kerasan bekerja di sini. Akan ku buktikan, bahwa aku pasti bisa.
Hari pertama masuk kerja, Dio harus mempelajari semua bagian yang harus dikerjakan. Pak Anton, salah satu staf senior dengan sabar membimbing Dio. Dio sangat kagum dan menghormati Pak Anton.
Jam menunjukkan angka 12.00. Saatnya istirahat. Pak Anton mengajak Dio ke kantin pabrik.
"Istirahat dulu Pak. Makan siang di kantin yuk.."
"Eh, iya Pak. Sebentar saya bereskan pekerjaan dulu."
Dio menyelesaikan pekerjaannya. Tiba-tiba ada seseorang mendekati.
"Eh, kamu pegawai baru ya... kenalin, aku Alexa..."
Gadis manis berbaju sexy. Paduan blazer dengan baju warna pink soft. Dio terkejut.
"Eh, maaf. Iya ... saya Dio. Hari ini hari pertama aku kerja di sini."
"Selamat ya. Selamat bergabung dengan kami. Makan siang yukkk..."
Alexa menarik Dio. Dio tak kuasa menolak.
Ini anak agresif banget. Duh...baru aja kenal koq sudah sok akrab.
"Kita makan di depan yuk. Makanannya enak-enak, komplet."
"Eh, iya. Aku ikut aja.."
Alexa dan Dio masuk rumah makan dekat kantor. Mereka memesan makanan.
"Nasi ayam bumbu rujak, minum orange jus. Kamu apa Dio?"
"Nasi pecel sama telor ceplok, minumnya teh tawar aja."
"Okey.,. ini mbak. cepet ya..."
Alexa dan Dio ngobrol asyik.
"Eh, kamu aslinya mana?"
"Jauh mbak. Luar kota."
"Kamu kerja bagian apa??"
"Maintenance."
"Teknik dong. Kamu Sarjana teknik??"
"Iya."
"Silakan dinikmati..."
Pramusaji menyilakan kami makan. Mereka makan sambil ngobrol. Alexa mendominasi percakapan.
Wanita aneh, agresif banget. Sok menguasai banget. Gak ada hentinya kalau ngomong. Orang lain Ndak diberi kesempatan bicara.
Suasana rumah makan makin lama makin ramai. Mungkin karena makan siang. Masakannya lumayan. Menu masakan Jawa. Rekomended buat makan siang. Harganya juga terjangkau. Pas di lidah.
Mereka berdua sudah selesai makan. Alexa buru-buru membayar di kasir.
"Udah, aku aja yang traktir. Itung-itung buat perkenalan kita."
Dio tak bisa menolak. Uang sudah diberikan pada kasir.
"Makasih ya Xa. Malah merepotkan kamu."
"Nggak. Nggak papa. ia okey. Santai aja."
Kami langsung kembali ke kantor. Ah, perkenalan yang menyenangkan. Tapi, Dio nggak begitu suka dengan sifat agresif Alexa.
"Sampai ketemu nanti ya Dio. Aku ke ruangan dulu."
Alexa langsung menuju ruangan. Dia bagian marketing. Cantik sih, tapi agresif banget. Dio gak suka perempuan agresif.
Sofi, bagaimana kabarmu sekarang. Kok tiba-tiba aku kangen sama dia ya. Ah, mending nanti pulang kantor langsung ke rumahnya. Sekalian jenguk ibu.
Dio melanjutkannya pekerjaan. Awal bekerja yang menyenangkan, semua bagian yang menjadi tugasnya dipelajari dengan seksama. Apabila ada kesulitan, Dio bertanya dengan Pak Anton, seniornya.
Waktu cepat berlalu. Jam menunjukkan pukul 15.30. Saatnya pulang. Sehabis salat ashar, Dio langsung menuju parkiran.
"Eh, Dio. aku boleh Ndak ikut motormu."
Alexa tiba-tiba datang.
"Maaf, Xa. Aku ada perlu. Mau ke rumah teman. Maaf ya. Aku buru-buru."
"Dio..."
"Maaf ya Xa..
Dio langsung pergi meninggalkan Alexa yang berdiri termangu.
Slamet...Slamet...aku terbebas dari Mak Lampir.. Hii...
Dio bergidik. Sebenarnya Alexa baik, tapi...
Ah sudahlah. Dio memacu motornya dengan kecepatan sedang. Dia langsung menuju rumah Sofi. Meski jarak tempuh satu jam, gak papa lah. Yang penting bisa ketemu ibu.
Di tengah perjalanan, Dio membeli buah-buahan, untuk ibunya Sofi. Beliau paling suka buah pisang Ambon. Sesisir pisang Ambon dari Tawangmangu sudah cukup. Kuning keemasan, sangat ranum.
Dio melanjutkan perjalan. Tak sampai satu jam Dio sampai di rumah Sofi.
Setelah meletakkan sepeda motor, Dio langsung mengetuk pintu pintu.
Tok
tok
tok
"Assalamualaikum,..."
Tak berapa lama pintu dibuka.
"Wa Alaikum salam, eh...nak Dio. Ayo ayo..langsung masuk. "
Dio langsung masuk dan meletakkan pisang di meja.
"Walah, koq repot-repot nak Dio. Ibu sudah seneng, kamu kesini."
"Endak koq Buk, Dio seneng bertemu ibuk. Ibuk sehat kan?"
"Alhamdulillah,. Sofi.. ini ada tamu sof..."
Langkah kaki mendekat. Wajah yang tak asing lagi. Cantik, ayu, lembut, keibuan. Dengan mengenakan baju abaya warna merah bata, dipadu hijap warna senada. Senyuman yang khas.
"Eh, Dio. Dari mana? Kok tumben ke rumah. Pulang kerja???"
Dio menatap Sofi. Dadanya berdegup kencang. Jantungnya sekian berhenti mendadap. Dio terpana.
"Eh,..
kok malah melamun??"
"Eh, iya. Ada apa Sof??"
"Ada apa????"
"Ha ha ha ha...."
Ibu Sofi dan Sofi serentak tertawa.
Suasana sangat menyenangkan. Akrab, penuh kekeluargaan. Dio memang sudah dekat dengan keluarga Sofi. Ibu Sofi berharap mereka bisa berjodoh. Tapi entahlah...? Siapakah yang menjadi jodoh Dio.
Bersambung
****
Makasih ya, sudah baca tulisanku.
Tunggu kelanjutannya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎
like ❤❤
2021-01-25
0
Om Rudi
Ada Om Rudi
Yuk tolong dukung Om di PENDEKAR SANGGANA
2020-11-30
0
Wiwik Adytia Majid
Allahumma Aamiin Semoga berjodoh🙂😘
2020-11-13
0