Teman Tapi Posesif

Teman Tapi Posesif

Supir pribadi.

Jam di pergelangan tangan gadis cantik itu menunjukkan pukul delapan pagi kurang sepuluh menit. Gadis itu mengunyah habis sarapannya sambil mengangguk yakin. Masih ada sedikit waktu untuknya mengganti pakaian yang ia pakai sebelum jemputan pribadinya datang. Dengan cepat dia berlari lagi ke kamarnya yang ada di lantai dua. Membuka pintu walk in closet dengan semangat dan mencari-cari baju yang seharusnya tadi dia pakai tapi tergoda dengan yang sudah melekat pada tubuhnya sekarang.

"Perfect!" setelah misinya selesai, dia mematuti diri di depan cermin lagi seraya tersenyum. Varel pasti suka tampilannya yang ini. Ya! Tidak sia-sia dia menjadi anak Fashion & Design kalau tidak punya kemampuan mix and match tingkat dewa seperti ini. Belum lagi bentuk tubuhnya yang proporsional itu membuat baju apa saja akan menjadi cantik jika menggantung di tubuhnya itu.

Tinn tinn!!

Tinn tinn!!

Suara klakson yang terkesan tidak sabaran terdengar dari jendela kamarnya yang terbuka. Tanpa perlu melihat ke luar, gadis itu tau siapa yang sudah membuat keributan di depan rumahnya.

"Mami, jalan dulu ya! Dah!!" dia buru-buru turun ke bawah, menyambar mamanya dan memberi pelukan cepat. Tidak lupa menanamkan ciuman kasar di pipi wanita paruh baya itu.

"Eh Mit, ini titipan mama untuk Tante Sarah malah dilupain."

"Eh eh iya. Kelupaan, Mi. Maap!" gadis itu mengerem langkahnya, lalu berbalik lagi untuk menyambar paper bag yang ada di atas meja makan. Setelah itu dia sudah kabur lagi. Supir pribadinya bukanlah orang yang penyabar.

Sebuah Range Rover berwarna hitam sudah parkir di pelataran rumahnya. Seperti biasa kacanya tertutup dan Mitha selalu mengetuknya terlebih dahulu sebelum membuka pintu. Ketukan itu dia anggap sebagai kode darinya sebagai permintaan izin untuk masuk. Ya, meskipun dia akan tetap masuk tanpa ada jawaban dari dalam.

"Lama banget sih lo? Gue kan kemarin udah remind kalau gue ada kelas pagi," as usual, si supir pribadi itu pasti akan mengomel kalau Mitha telat dari perjanjian mereka. Meskipun itu hanya telat tiga menit seperti sekarang. Wajah pria bernama Arsen itu sudah cemberut dan tangannya mulai menggerakkan kemudi.

"Ampun, Bos. Tadi Mami beresin ini dulu. Nih, titipan buat Tante!" Mitha mengangkat paper bag yang ia bawa dan menunjukkannya ke depan wajah Arsen.

"Pasti alasan! Awas! Nutupin mata gue b*go!" Arsen menyingkirkan tangan Mitha. Mereka sudah memasuki jalan raya.

Mitha mencibir. Pria itu memang cepat sekali darah tinggi. Mitha sudah terbiasa, jadi dia sama sekali tidak ambil hati akan sikap sahabatnya itu. Dia pun meletakkan paper bag itu di jok belakang, setelah itu memperbaiki posisi duduknya.

"Sen, baju gua bagus nggak?" seperti sudah sebuah kebiasaan, Mitha selalu meminta pendapat Arsen tentang outfit yang ia pakai. Mungkin sejak mereka SMP, alias sejak gadis itu tahu betapa pentingnya penampilan untuk menarik perhatian kaum lelaki, dia selalu meminta Arsen menilai penampilannya. Setidaknya, sebagai kaum adam, Arsen pasti tahu selera pria pada umumnya. Dan itu cukup ampuh karena setiap laki-laki yang sedang menjalin hubungan dengannya selalu terkagum-kagum dengan penampilannya yang selalu tampil all out.

"Cantik."

"Cantik... cantik. Ngeliat aja kagak. Liat dulu ih! Gue nggak mau Varel liat gue jelek hari ini."

Arsen mendengus kesal. Ia merasa terbeban saat tau ini sudah menjadi bagian dari jobdesc-nya sebagai supir pribadi wanita itu. Kalau saja dia bisa protes. Tapi terakhir kali dia melakukannya, Mitha mengunci mereka di mobil dan tidak mengijinkan Arsen turun sebelum pria itu melakukan permintaannya.

Arsen pun memperlambat laju mobilnya. Wajahnya sudah kembali normal, tidak lagi ditekuk. Dalam hitungan ke tiga, dia menoleh pada Mitha. Gadis itu seperti sudah tidak sabaran mendengar penilaian Arsen. Dia sedikit miring ke kanan, lalu menegakkan tubuhnya dengan wajah yang berseri-seri.

Arsen mendikte Mitha dari atas hingga ke bawah dalam waktu singkat. Gadis itu memakai setelan yang cukup feminim hari ini. Tumben-tumbenan Mitha memakai rok. Arsen sedikit terganggu karena rok itu terlalu pendek. Atasannya juga tanpa lengan. Dia mau belajar atau mau jual diri? Tanya Arsen kebingungan. Tentu saja dalam hati.

"Tumben pakai rok? Mau ke mall?" sendirinya halus.

"Pengen aja. Cocok nggak?"

Arsen mengalihkan pandangannya lagi ke depan. Cocok sih cocok, Mit. Tapi itu kependekan. Batin Arsen. Tapi kalau dia jujur, tingkat percaya diri Mitha akan turun drastis. Bisa saja dia akan meminta mereka kembali ke rumah untuk berganti pakaian. Arsen tidak mau itu terjadi. Dia ada kelas jam setengah sembilan.

"Emang nyaman belajar pakai rok? Itu juga ketek ke mana-mana, Mit."

"Yaa, enggak sih. Varel bilang gue cantik kalau pakai rok. Tapi menurut lo cantik nggak, Sen?"

Betul kan? Dari nada suaranya Arsen tau percaya diri Mitha sudah sedikit berkurang. Dia harus mencari jawaban yang bisa membangkitkan semangatnya lagi. Dia ogah muter balik bok!

"Cantik. Ya asal lo nyaman aja," nah, sepertinya itu jawaban yang paling tepat.

Dari ekor matanya, Arsen bisa melihat kalau Mitha tersenyum puas. Gadis itu lalu memutar posisinya lagi kembali menghadap ke depan. Arsen menghembuskan napas pelan. Untung saja.

"Aslinya lo kelas jam berapa? Kok mau ikut jalan dari pagi?" Arsen bertanya lagi kepada Mitha yang sudah memegang HP-nya. Setahunya Mitha tidak ada kelas pagi setiap hari Jum'at.

"Jam sebelas. Tapi mau kencan dulu sama Varel, hehe. Jangan bilang-bilang Mami tapi..."

"Kencan kok pagi-pagi. Kalau gue jadi lo, mending tidur, Mit. Mayan tuh sampai jam sepuluh. Hoaammm..." Arsen menguap lebar. Dia memang butuh tidur sekarang. Tadi dia baru bisa memejamkan mata jam lima pagi. Tapi sudah harus bangun lagi jam tujuh karena ada kelas pagi.

"Huuu, pantas saja emosi lo cepat naik, ternyata lo kurang tidur. Jangan biasakan begadang sampai pagi, Sen. Lo tau kan sel-sel darah merah kita itu diproduksi dari jam sepuluh malam sampai jam tiga pagi? Kalau lo posisinya masih beraktivitas di jam itu, prosesnya nggak akan maksimal dan lo bisa anemia. Belum lagi masuk angin," cerocos Mitha santai sambil melihat-lihat galeri fotonya di HP.

"Iya, Nona. Gue udah dengar itu seratus kali dari mulut lo."

"Percuma dengar seratus kali tapi tetap nggak ngerti. Ckck..."

Arsen menoleh, tapi gadis itu berbicara tanpa melihatnya. Mitha justru terdengar seperti sedang mengejeknya. Arsen pun tidak memperpanjang lagi.

"Nanti pulang bareng?"

"Kenapa memangnya? Lo cuma ada kelas pagi ya?"

"Gue nanya. Jawab. Bukan nanya balik, oon."

Mitha mendelik tajam. Arsen memang sering sekali mengejeknya dengan sebutan bodoh, oon, gob*ok dan sejenisnya. Mungkin karena faktanya dia tidak sepintar pria itu. Karena kalau dia pintar, sudah pasti dia kuliah di Fakultas Kedokteran, Teknik atau Ilmu Alam. Bukan Fashion dan Design yang cukup mengandalkan hobi menggambar dan kreativitasnya saja.

But honestly, Mitha tidak pernah marah lagi mendengar ejekan itu. Setidaknya sekarang, setelah dia terlalu sering mendengarnya sejak mereka SD. Arsen selalu mengejeknya bodoh karena pria itu selalu menjadi korban. Waktu itu pun orangtua mereka menambah tugas untuknya, yaitu mengajari Mitha baik di kelas maupun di rumah. Mitha sudah kebal dengan efek bapernya.

"Nggak usah. Gue balik sama Varel aja," jawabnya cepat dan cuek.

"Yakin? Lo kelasnya sampai jam enam kan? Nanti Tante Desty marahin gue lagi."

"Nggak akan. Nanti gue bilang ke Mami. Lu tenang aja, Sob!" Mitha meyakinkan dengan menepuk lengan Arsen sebanyak dua kali.

"Ya udah. Gue bisa balik cepat berarti. Mau tidur gue. Ngantuk banget, hoaaammm..." Lagi-lagi Arsen menguap sambil menutup mulutnya dengan salah satu tangan.

Sepuluh menit kemudian keduanya sampai. Arsen mengantar Mitha ke Fakultasnya terlebih dahulu sebelum kemudian melaju ke Fakultas Teknik, kampusnya.

"Bye! Ingat ya, jangan kasitau mami kalau gue kencan pagi ini," ancam Mitha sebelum benar-benar turun dari mobil Arsen.

"Iyeee, tenang aja lu," jawab Arsen malas.

Namun sebelum Mitha keluar, pria itu seperti baru ingat sesuatu.

"Eh, Mit!" dia membuka jaket merah maroon yang sejak tadi dipakainya dan diserahkan kepada perempuan itu. "Pegang ini," katanya. Mitha mengerutkan kening tanda tidak mengerti.

"Si Varel bawa motor atau mobil? Jaga-jaga aja kalau dia bawa motor. Lu kan pulang malam."

"Oh. Thank's. Ah elu emang sahabat guee," Mitha spontan mencubit pipi Arsen gemas, "Ntar gua balikin ya Bos!" katanya tersenyum sambil menyambar jaket tersebut. Lalu langsung turun tanpa basa basi lagi.

Setelah itu Arsen pun langsung melaju tanpa menunggu gadis itu hilang dari pandangannya. Lima menit lagi kelas dimulai dan dia tahu dia akan kesulitan mencari parkir.

*****

Jangan lupa feedback-nya ya guyss.

Like, comment dan vote-nya ditunggu 😘😘

Terpopuler

Comments

Boa Hancock

Boa Hancock

🤣🤣🤣🤣
nunjukinnya gosah depan muka persis juga mit

2024-04-19

0

Anies

Anies

aih... Arsen anak Demian dan Sarah

2023-06-21

0

TePe

TePe

baca lanjut

2023-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Supir pribadi.
2 Bodyguard.
3 Herder.
4 Mantan.
5 Jogging.
6 Cemburu?
7 Ajakan konyol.
8 First Kiss kita.
9 Gelang.
10 Kabut asmara.
11 Petunjuk.
12 Painful.
13 Jujur-jujuran.
14 Guardian Angel.
15 Rasa cinta.
16 I love you.
17 Tali jemuran.
18 Sketsa.
19 Beasiswa.
20 Hancur berkeping-keping.
21 Curhat ke Mama.
22 Rejected.
23 Under the rain.
24 Sudah tidak mau.
25 Swa foto.
26 Janji.
27 Permintaan Maaf.
28 Fashion Show.
29 Obrolan berfaedah.
30 Let me go.
31 Memories.
32 Meet again.
33 Memasak.
34 Honest review.
35 Masih?
36 Kawan lama.
37 Mengulang sejarah.
38 Pasar malam.
39 Propose.
40 Kunjungan.
41 Pemilik raga.
42 Amanda.
43 My Little Arsen.
44 Gempa bumi lokal.
45 About past.
46 Melamar.
47 Sedari dulu.
48 Arsy dan ekornya.
49 Keledai.
50 Dejavu.
51 Malarindu.
52 Klarifikasi
53 Always loving you.
54 Dream comes true.
55 Calon suami.
56 Dedek gemesh.
57 Surpriseeeee!!
58 Sindrom pra nikah.
59 Kesepakatan.
60 Invitation.
61 Wedding day.
62 Bukan malam pertama.
63 Romance in the pool.
64 Cuap-cuap author.
65 Wedding Anniversary.
66 Honeymoon (1)
67 Honeymoon (2) - END
68 Pengumuman
69 Honeymoon (3) - Ekstra Part 1
70 Honeymoon (4) - Ekstra Part 2
71 Testpack - Ekstra Part 3
72 Rencana ngeprank - Ekstra Part 4
73 Prank yang gagal - Ekstra Part 5
74 Pregnancy - Ekstra Part 6
75 Prematur - Ekstra Part 7
76 Support each other - Ekstra Part 8
77 Terealisasi - Ekstra Part 9
78 A happy little family - Ekstra Part 10 (Last)
79 Pusaka di lahan gambut (BONUS PART)
80 PENGUMUMAN GIVE AWAY.
81 PENGUMUMAN NOVEL ARSY DAN EVAN
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Supir pribadi.
2
Bodyguard.
3
Herder.
4
Mantan.
5
Jogging.
6
Cemburu?
7
Ajakan konyol.
8
First Kiss kita.
9
Gelang.
10
Kabut asmara.
11
Petunjuk.
12
Painful.
13
Jujur-jujuran.
14
Guardian Angel.
15
Rasa cinta.
16
I love you.
17
Tali jemuran.
18
Sketsa.
19
Beasiswa.
20
Hancur berkeping-keping.
21
Curhat ke Mama.
22
Rejected.
23
Under the rain.
24
Sudah tidak mau.
25
Swa foto.
26
Janji.
27
Permintaan Maaf.
28
Fashion Show.
29
Obrolan berfaedah.
30
Let me go.
31
Memories.
32
Meet again.
33
Memasak.
34
Honest review.
35
Masih?
36
Kawan lama.
37
Mengulang sejarah.
38
Pasar malam.
39
Propose.
40
Kunjungan.
41
Pemilik raga.
42
Amanda.
43
My Little Arsen.
44
Gempa bumi lokal.
45
About past.
46
Melamar.
47
Sedari dulu.
48
Arsy dan ekornya.
49
Keledai.
50
Dejavu.
51
Malarindu.
52
Klarifikasi
53
Always loving you.
54
Dream comes true.
55
Calon suami.
56
Dedek gemesh.
57
Surpriseeeee!!
58
Sindrom pra nikah.
59
Kesepakatan.
60
Invitation.
61
Wedding day.
62
Bukan malam pertama.
63
Romance in the pool.
64
Cuap-cuap author.
65
Wedding Anniversary.
66
Honeymoon (1)
67
Honeymoon (2) - END
68
Pengumuman
69
Honeymoon (3) - Ekstra Part 1
70
Honeymoon (4) - Ekstra Part 2
71
Testpack - Ekstra Part 3
72
Rencana ngeprank - Ekstra Part 4
73
Prank yang gagal - Ekstra Part 5
74
Pregnancy - Ekstra Part 6
75
Prematur - Ekstra Part 7
76
Support each other - Ekstra Part 8
77
Terealisasi - Ekstra Part 9
78
A happy little family - Ekstra Part 10 (Last)
79
Pusaka di lahan gambut (BONUS PART)
80
PENGUMUMAN GIVE AWAY.
81
PENGUMUMAN NOVEL ARSY DAN EVAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!