Malam ini Mitha dan Varel tidak malam mingguan. Selain karena Varel katanya ada urusan penting, Mitha sendiri pun sedang tidak mood untuk keluar rumah. Efek tadi pagi sepertinya masih berlanjut sampai sekarang. Iya, soal Arsen dan rencana ke luar negerinya, juga Arsen dan Delia. Ah, satu lagi, Arsen dan Prita. Semua yang ada di kepala Mitha adalah tentang Arsen, Arsen dan Arsen. Dia sangat kebingungan kenapa dia tiba-tiba begini. Biasanya dia tidak terlalu peduli apapun yang dilakukan sahabatnya itu.
Dia memandangi buku sketsa yang sedari tadi belum ia sentuh karena pikirannya tidak bisa fokus. Padahal tadi dia sangat senang karena Varel ada urusan. Itu artinya dia punya waktu lebih untuk mulai menyicil desain yang akan dia ikut sertakan di perlombaan nanti. Tapi kenyataannya dia masih belum bisa move on dari Arsen.
Kriukk... kriukkk...
Perutnya tiba-tiba berbunyi. Ah iya, dia belum makan malam. Pantas saja dia tidak bisa fokus, katanya membenarkan diri.
Mitha mengingat kalau papa mamanya sedang ada kondangan. Pasti hanya ada Zico dan Zica di bawah. Adik kembarnya itu pasti belum makan malam juga.Tiba-tiba terlintas di benak gadis itu untuk memesan fast food saja untuk makan malam mereka. Entah kenapa dia lagi pengen makan burger dan coke sekarang.
Mitha keluar dari kamarnya. Turun ke lantai satu untuk mencari adik kembarnya. Tapi belum sampai dia di kamar yang ingin dia tuju, suara ribut dari ruang tamu menarik perhatiannya. Sepertinya orang yang dia cari ada di depan.
Tapi? Kenapa seperti ada suara yang tidak asing di telinga Mitha? Seperti suara...
"Ngapain lo di sini?" Mitha sedikit terkejut, ralat terkejut tapi sedikit bahagia saat melihat kedua adiknya sedang bermain PS dengan Arsen. Sejak kapan pria itu ada di sini? Dan... dia rapi sekali. Mau kemana dia??
"Eh, udah bangun lo?" Arsen menoleh sekilas, melihat Mitha. Lalu berpaling lagi ke layar TV.
Bangun? Tadi Arsen melihatnya tidur? Itu artinya... dia sudah di sini hampir dua jam? Untuk apa??
"Lo ngapain? Ada urusan apa ke sini?" Mitha menyambar minuman dingin yang ada di meja lalu duduk di sofa kosong. Ketiga orang itu seakan tidak peduli padanya.
"Woi! Arsen!!"
"Apaan sih nenek sihirr. Bentar napa..." jawab Arsen santai sambil tetap mengejek.
"Kak, itu minuman bang Arsen kenapa di minum?" Zico tiba-tiba menyeletuk santai sambil tetap menatap ke layar.
Byurr!! Mitha pun dengan spontan menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya. Membasahi meja dan sebagian perangkat PS para pria itu.
"Iyuhhhhhhhh!!!!!" Zica mencampakkan stick di tangannya dengan cepat.
"Kak Mitha jorokkkk!" timpal Zico.
"Lo bar-bar banget sih?" Arsen pun tidak mau kalah. Dia malah membersihkan tangannya ke baju yang dikenakan Mitha.
"Siapa suruh nggak bilang itu minuman orang gila ini? Rasain!" Mitha beranjak begitu saja dari sofa dan melenggang dengan santai. Tidak peduli meja yang ia tinggalkan tetap dalam kondisi basah.
"Dia itu cewek apa bukan sih?" Arsen menatap punggung Mitha tidak percaya. Mitha yang masih bisa mendengar celetukan Arsen menoleh dan menjulurkan lidahnya.
"Dia itu memang nenek sihir. Bibiii!" Zico berteriak memanggil asisten rumah tangga mereka. Tentu saja untuk membersihkan meja dan stick PS-nya.
"Abang susul dia dulu ya, kalian lanjut dulu aja..." Arsen beranjak cepat mengejar Mitha ke kamarnya.
"Woi, cewek bar-bar..." Arsen mengikuti Mitha masuk ke kamarnya. Kamar yang juga sudah tidak asing baginya.
"Apa lo? Ngapain masuk kamar gue?" Mitha pura-pura marah sambil mencebikkan bibirnya. Dia naik ke kasur dan menyatu kembali dengan buku sketsanya. Arsen masuk ke kamarnya bukanlah hal yang aneh lagi. Sama seperti dia masuk ke kamar pria itu.
"Suka-suka gue dong. Jalan yuk!" pria itu ikut duduk di kasur, tapi di sisi yang lain.
"Lo jam berapa sampai sini? Kenapa nggak bangunin gue?"
"Jam lima. Nggak tega. Kayaknya lu capek banget lari dua putaran tadi pagi."
Bukkk!!
Arsen tergelak saat bantal guling sukses mendarat di kepalanya. Mitha tahu dia sengaja menyindir.
"Mana Varel?"
"Nggak tau."
"Lu berdua pacaran apa bukan sih? Kok si Varel banyakan urusan kayaknya?"
"Ya emang lagi ada urusan kali. Lo nggak usah ya menilai cowok gue yang enggak-enggak," Mitha menunjuk Arsen dengan pensil sketsanya.
"Iya iya. Ya udah, kencan sama gue aja."
"Ajak si itu aja. Atau enggak Delia," jawab Mitha santai. Si itu maksudnya Prita.
"Gue mau makan Burger K*ng. Nggak mau?"
"Mau mau mau!!!" tahu-tahu Mitha langsung bersemangat seperti anak kecil. Bukankah tadi dia juga ingin makan makanan itu? Kebetulan sekali.
"Ah nggak jadi. Tadi kan lo nggak mau. Gue ajak Kak Prita aja."
Raut wajah Mitha langsung berubah. Kesal nama itu dia dengar lagi dari mulut Arsen langsung.
"Sana sana lo! Keluar dari kamar gue?!!!" dia mengusir Arsen dengan guling yang ada di tangannya.
"Ih, marah. Lo cemburu?" Arsen berusaha menghindar. Mitha semakin dekat padanya.
"Gila aja gue cemburu. Huft! Sana sana! Gue mau tidur!" Mitha memukili Arsen lagi.
Happp!!!
Arsen menarik guling yang ada di tangan gadis itu dengan kuat. Akibatnya Mitha terjatuh di tubuhnya dan hampir saja dia terjengkang ke dari kasur. Untungnya dia cepat menahan tubuh Mitha, seperti memeluknya.
Keduanya terkejut. Posisi mereka sangat intim sekarang. Wajah Mitha bahkan hanya berjarak hitungan senti dari wajah Arsen.
Lima detik... enam... tujuh...
Mereka masih saling tatap. Arsen bahkan bisa merasakan detak jantung Mitha di dadanya sendiri.
"Mit..." bisik pria itu setengah suara.
"I... iya..."
"Ci... ciuman yuk..." ucap Arsen takut-takut.
Kedua mata Mitha membesar. Dia nggak salah dengar? Gila banget ini orang, kutuknya dalam hati. Namun tidak bisa dipungkiri, wajahnya memanas. Ajakan konyol yang membuat seluruh darah di tubuh gadis itu kocar-kacir. Belum lagi dia merasa cengkeraman Arsen di pinggangnya semakin erat.
"Lo... gila apa? Ki... kita kan sahabatan..." jelas sekali Mitha menginginkannya juga, meski berpura-pura ingin menolak.
"Memangnya kenapa? K... kan nggak ada undang-undang yang larang..."
Mitha berdecak kecil. Wajahnya kini semakin memerah. Kenapa malam ini diciptakan? Bikin canggung saja, keluhnya.
"Tapi g... gue belum pernah..." bisik Mitha malu-malu.
"Lo? Sama Varel?"
Gadis itu menggeleng.
"Ya udah, gue juga belum pernah..."
"Bohong!!!" entah kenapa tiba-tiba suara Mitha menggelegar sambil menarik tubuhnya dari Arsen. Tidak mungkin pria seperti Arsen, yang pesonanya mampu membuat semua gadis kelepek-kelepek, belum pernah kissing?
"Eh, kok dilepas?" Arsen merasa kehilangan saat Mitha menjauh. Dia cepat-cepat menarik pinggang gadis itu lagi. Kali ini membuat mereka lebih melekat. Arsen sudah tidak sabaran. Dia mendekati wajah Mitha lagi. Membuat gadis itu semakin gugup.
"May i? Kalau lo nggak suka, lepasin aja..." tangan Arsen sudah menjalar mengekang Mitha. Satu tangan di belakang kepala gadis itu, satunya lagi di punggungnya.
"Ini gila, Sen," belum apa-apa napas Mitha sudah tersendat. Dadanya berdebar lebih kencang dari biasanya.
Wajah Arsen semakin mendekat. Hembusan napas mereka saling menyapu wajah satu sama lain. Tatapan mata itu entah kenapa terlihat jelas saling mendamba. Padahal mereka sahabat sejak kecil.
"S... se__ hmphhh..." ucapan Mitha tidak selesai karena bibir Arsen sudah membungkam bibirnya. Pria itu hanya menempelkan sebentar, lalu menariknya lagi. Membuat Mitha melihatnya dengan penuh tanda tanya.
"Sakit?"
"S-sskit apanya?" Mitha kebingungan. Apanya yang sakit?
"Dilanjut, nggak apa-apa?"
Mitha mengangguk pelan. Tatapannya sudah berkabut. Sentuhan Arsen membuatnya bagai disengat listrik ribuan volt yang membuat jantungnya memukul semakin kencang. Perasaan ini sangat aneh.
Arsen menempelkan bibirnya lagi. Kali ini dia bertahan cukup lama. Mitha juga diam, tidak bereaksi. Dia gugup setengah mati.
"Gini bukan sih caranya?" gumam Arsen di sela-sela bibirnya.
Mitha menggeleng, artinya dia juga tidak tau, tidak mahir.
Arsen melepaskan bibirnya. Membuat jarak dengan Mitha sedikit.
"Kayaknya gue harus belajar dulu dari YouTube..." katanya pelan sambil melepaskan Mitha dari dirinya. Lalu berdiri dengan wajah tanpa dosa dan berjalan menjauhi kasur. Sementara Mitha menatapnya dengan kebingungan.
"Are you kidding me?" ucap gadis itu tanpa sadar.
*****
Jangan lupa feedback-nya ya guyss.
Like, comment dan vote-nya ditunggu 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Boa Hancock
ih anjai ikut deg2an 🤣
2024-04-19
0
Miss Typo
Mitha yg mau di cium aku ikut deg²an
Tp hd itu ketawa
sakit?
gini bukan sih caranya?
😂😂😂 mlh jd lucu msh pd polos
2022-12-02
0
Eko Wardiyanto
🤣🤣🤣🤣staga
2022-09-27
0