Beasiswa.

"Lo nggak usah bilang apa-apa ke Delia ya, Sen. Biarin aja. Gue ganti desain aja. Gue nggak suka rame-rame, apalagi harus berantem gara-gara desain baju..."

Itu adalah pesan Mitha kepada Arsen sebelum pria itu meninggalkan rumahnya tadi. Dari ekspresinya, Arsen sepertinya sangat ingin membicarakan hal itu dengan Delia. Tapi Mitha segera memberi pencerahan padanya.

"Nggak akan ada juga yang percaya ini sketsa siapa, yang nyontek siapa. Kalau buktinya hanya buku doang, siapa pun bisa bikin yang persis sama banget dengan menggunakan aplikasi di komputer. Janji ya sama gue, nggak usah bahas sama Delia. Biar gue ganti sketsa aja."

"Tapi masih keburu memangnya?"

"Kalau dua atau tiga hari kedepan lo nggak datang dan gangguin gue, mungkin bisa beres."

"Baiklah, please do your best, Sayang. Gue sebenarnya nggak rela lo dicurangin."

"It's oke, Sen. Kedepannya juga kalau gue udah jadi designer beneran, hal-hal kayak gini pasti akan terjadi, entah sekali atau dua kali. Itu membuktikan kalau punya kita bagus, makanya orang-orang pengen nyontek..."

"So wise, My Girl... makin cinta deh..."

Mitha memutar tubuhnya ke samping saat cuplikan pembicaraannya dengan Arsen selesai ia putar ulang di dalam otaknya.

Delia. Kenapa dia mencuri sketsa gue? Apa nanti dia pun akan memakai desain itu untuk diikutsertakan di lomba? Tujuannya apa? Nggak mungkin dia nggak tau konsekuensinya. Apa dia punya dendam sama gue makanya mau bikin gue gagal? Apa ini ada hubungannya sama Arsen? Memangnya hubungan mereka sudah sejauh apa sampai harus cemburu ke gue? Atau ini ada hubungannya dengan Prita?

Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya tanpa mendapat jawaban satu pun. Mengesampingkan rasa marah, Mitha justru merasa iba pada temannya itu. Entah apapun alasannya, mencuri ide orang lain sungguhlah tidak terpuji.

Tok tok tok...

"Masuk..."

"Sayang?" wajah Desty, mamanya, menyembul dari balik pintu. Mitha otomatis bangun dari posisinya.

"Iya, Mam?"

Desty masuk, kemudian menutup pintu lagi. "Mama punya kabar gembira buat kamu..." katanya seraya duduk bersama di kasur putrinya.

"Apa itu, Ma?"

Desty menyerahkan kertas yang ia bawa untuk diserahkan pada Mitha.

Mitha meraihnya, kemudian membaca dengan singkat. Sejenak matanya membulat begitu saja.

"Mama??? Kok bisaaaa???" serunya bersorak kegirangan. Dia memeluk Desty dengan tiba-tiba membuat keduanya nyaris ambruk di kepala kasur.

"Iya, ternyata Karenina itu ponakan jauh-nya Daniel. Jadi dia tunjukin desain-desain kamu dan dia tertarik. Dia melihat kamu berbakat. Jadi dia yang merekomendasikan supaya kamu dapat beasiswa ke Paris."

Mitha speechless. Matanya berkaca-kaca sekarang. Dia dapat beasiswa sekolah fashion dan design di kota yang sudah lama ia impikan akan pergi ke sana. Paris. Rasanya seperti mimpi.

"Mammm, ini nggak mimpi kannn? Tapi, kuliah Mitha di sini, gimana?" dia tiba-tiba teringat kuliahnya sendiri.

"Hm... mama juga bingung, Sayang. Kelas ini dimulai persis saat kamu UAS. Coba kamu pikir-pikir dulu ya. Kalau pun nggak bisa ikut yang ini, Karenina juga nggak akan apa-apa."

Dada Mitha seketika berdebar tidak nyaman. Ini adalah kesempatan emas. Tapi jika harus pergi sebelum UAS, itu artinya dia harus berpisah lebih cepat dari Arsen. Setelah pria itu kuliah di California, entah kapan lagi mereka bisa bertemu.

Wajahnya yang mendadak sendu tidak luput dari penglihatan Desty. "Kamu berat ninggalin Arsen ya?"

"Loh, kok Mama bisa tau? Cenayang ya Ma?"

Desty merangkul pundak putri sulungnya itu. "Soalnya di kening kamu jelas-jelas ada tulisan pacarnya Arsen."

"Hah!! Mana ada Ma!" Mitha dengan polosnya langsung menggosok-gosok dahinya. Membuat Desty tertawa lucu.

"Tapi beneran kan kalian pacaran?" wanita yang kini hampir menginjak usia limapuluh itu masih terus menggoda. Mencoba mengorek info tentang kebenaran dugaan mereka selama ini. Mereka means, dia dan suaminya, juga Demian dan Sarah.

"Nggg... mungkin."

"Kok mungkin? Bukannya udah sering masuk kamar?"

"Mama lucu deh, sejak SD juga dia udah masuk ke kamar Mitha kali. Ng... sebenarnya Mitha masih ragu, Ma. Karena kita sahabatan. Takutnya suka hanya karena memang terbiasa bareng. Bukan cinta. Nanti deh, kalau serius pacaran, Mitha pasti bilang ke Mama..." sebenarnya ini juga yang menjadi alasan sampai saat ini Mitha belum mau menuntut status antara dirinya dan Arsen. Yaa, selain karena Prita juga.

"Oke deh. Ditunggu. Sama yang ini..." Desty mengetuk lembaran kertas di tangan Mitha, "Pikirkan baik-baik ya? Waktunya tinggal sedikit. Kamu kalau mau pilih ini, mama dan papa nggak masalah kamu tinggalin kuliah yang di sini. Karena di Paris kamu bakalan bisa terjun langsung sekaligus belajar. Mama yakin impian kamu jadi designer bisa terwujud di sana."

"Siap! Mitha pikirin dulu matang-matang, Ma."

*****

Varel dan Mitha kembali berada dalam satu mobil. Pagi ini Mitha ada kelas praktek menjahit saja dan itu hanya satu setengah jam. Setelah itu dia akan langsung pulang dan akan mulai mengerjakan karyanya yang baru di rumah.

"Rel..."

"M...?"

"Lo kan udah gue anggap sahabat gue juga, kayak Arsen..."

"Hm, trus?"

"Gue mau cerita, tapi janji jangan kasih tau siapa-siapa dulu, termasuk Arsen. Bisa?"

"Wah, apa sekarang pangkat gue satu level lebih tinggi dari Arsen?" Varel menggoda. Mitha mendecak.

"Soalnya gue lagi bingung. Makanya belum kasih tau dia."

"Apaan emang?"

"Gue dapat beasiswa untuk sekolah ke Paris."

"Serius???? Demi apa?? Trus gimana??"

"Iya... dan tau nggak lo? Ternyata Mba Karenina, juri perlombaan nanti, dia itu ponakan jauh Om Gue. Om Gue kasih desain-desain gue ke dia dan dia mau dong bantuin gue untuk dapetin beasiswa itu. Mimpi apa coba gue?"

Varel sesekali memalingkan wajahnya ke Mitha ketika menyetir. "Beruntung banget lo! Jalur VVIP itu namanya. Terus gimana? Lo ambil?"

"Itu dia, gue bingung. Kelasnya dimulai pas banget dengan jadwal UAS kita. Belum lagi gue sama Arsen masih belum jelas. I mean soal dia sama Prita."

Varel diam sejenak. Memikirkan saran apa yang harus dia berikan pada gadis itu.

"Tapi aslinya hati lo bilang apa? Pengen apa gimana?"

"Pengen. Ini kesempatan emas, Rel. Bodoh banget kalau gue sia-siain."

"Ya udah, berarti lo ambil. Sekarang masalahnya tinggal satu. Cari cara buat kasih tau Arsen. Gampang."

"M... tapi soal Prita itu gimana ya baiknya? Masak gue pergi tapi yang itu masih nggak clear? Nggak mau dong gue berhubungan terus sama Arsen sementara dia pacarnya Prita?"

"Hmmm..." Varel menggaruk alisnya tanda ikut berpikir. "Lo mau nggak gue pakai cara gue sendiri?"

"Cara apa?"

"Rahasia ini. Takut lo nggak setuju. Soalnya rada ekstrim."

"Lo jangan macem-macem tapinya ke Prita. Jangan ada kekerasan fisik ataupun verbal. Dan jangan bawa-bawa gue!"

"Siaplah. Lo terima bersih aja. Tunggu kabar dari gue. Oke?"

"Oke deh. Tengkyu loh Rel..." Mitha berterimakasih dengan tulus. "Oh iya, gimana Siska? Kalian baik?"

"Baik. Lagi PKL dia. Jadi kita jarang ketemu dulu."

"Ohh... duh jadi nggak enak gue. Dia nggak cemburu lo ngantar gue terus?"

"Enggak... santai aja..." jawab Varel sambil mengedipkan sebelah matanya.

*****

Jangan lupa feedback-nya ya guyss.

Like, comment dan vote-nya ditunggu 😘😘

Terpopuler

Comments

Devi Nur Fitri

Devi Nur Fitri

lanjut kaka

2022-01-05

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

bener2.....pacar rasa sahabat.....(mantan pacarrrrr....)

2021-05-08

0

Libra Rahutia

Libra Rahutia

memang laki2 anji**g,, kelaut aja kau sana..

2020-11-13

6

lihat semua
Episodes
1 Supir pribadi.
2 Bodyguard.
3 Herder.
4 Mantan.
5 Jogging.
6 Cemburu?
7 Ajakan konyol.
8 First Kiss kita.
9 Gelang.
10 Kabut asmara.
11 Petunjuk.
12 Painful.
13 Jujur-jujuran.
14 Guardian Angel.
15 Rasa cinta.
16 I love you.
17 Tali jemuran.
18 Sketsa.
19 Beasiswa.
20 Hancur berkeping-keping.
21 Curhat ke Mama.
22 Rejected.
23 Under the rain.
24 Sudah tidak mau.
25 Swa foto.
26 Janji.
27 Permintaan Maaf.
28 Fashion Show.
29 Obrolan berfaedah.
30 Let me go.
31 Memories.
32 Meet again.
33 Memasak.
34 Honest review.
35 Masih?
36 Kawan lama.
37 Mengulang sejarah.
38 Pasar malam.
39 Propose.
40 Kunjungan.
41 Pemilik raga.
42 Amanda.
43 My Little Arsen.
44 Gempa bumi lokal.
45 About past.
46 Melamar.
47 Sedari dulu.
48 Arsy dan ekornya.
49 Keledai.
50 Dejavu.
51 Malarindu.
52 Klarifikasi
53 Always loving you.
54 Dream comes true.
55 Calon suami.
56 Dedek gemesh.
57 Surpriseeeee!!
58 Sindrom pra nikah.
59 Kesepakatan.
60 Invitation.
61 Wedding day.
62 Bukan malam pertama.
63 Romance in the pool.
64 Cuap-cuap author.
65 Wedding Anniversary.
66 Honeymoon (1)
67 Honeymoon (2) - END
68 Pengumuman
69 Honeymoon (3) - Ekstra Part 1
70 Honeymoon (4) - Ekstra Part 2
71 Testpack - Ekstra Part 3
72 Rencana ngeprank - Ekstra Part 4
73 Prank yang gagal - Ekstra Part 5
74 Pregnancy - Ekstra Part 6
75 Prematur - Ekstra Part 7
76 Support each other - Ekstra Part 8
77 Terealisasi - Ekstra Part 9
78 A happy little family - Ekstra Part 10 (Last)
79 Pusaka di lahan gambut (BONUS PART)
80 PENGUMUMAN GIVE AWAY.
81 PENGUMUMAN NOVEL ARSY DAN EVAN
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Supir pribadi.
2
Bodyguard.
3
Herder.
4
Mantan.
5
Jogging.
6
Cemburu?
7
Ajakan konyol.
8
First Kiss kita.
9
Gelang.
10
Kabut asmara.
11
Petunjuk.
12
Painful.
13
Jujur-jujuran.
14
Guardian Angel.
15
Rasa cinta.
16
I love you.
17
Tali jemuran.
18
Sketsa.
19
Beasiswa.
20
Hancur berkeping-keping.
21
Curhat ke Mama.
22
Rejected.
23
Under the rain.
24
Sudah tidak mau.
25
Swa foto.
26
Janji.
27
Permintaan Maaf.
28
Fashion Show.
29
Obrolan berfaedah.
30
Let me go.
31
Memories.
32
Meet again.
33
Memasak.
34
Honest review.
35
Masih?
36
Kawan lama.
37
Mengulang sejarah.
38
Pasar malam.
39
Propose.
40
Kunjungan.
41
Pemilik raga.
42
Amanda.
43
My Little Arsen.
44
Gempa bumi lokal.
45
About past.
46
Melamar.
47
Sedari dulu.
48
Arsy dan ekornya.
49
Keledai.
50
Dejavu.
51
Malarindu.
52
Klarifikasi
53
Always loving you.
54
Dream comes true.
55
Calon suami.
56
Dedek gemesh.
57
Surpriseeeee!!
58
Sindrom pra nikah.
59
Kesepakatan.
60
Invitation.
61
Wedding day.
62
Bukan malam pertama.
63
Romance in the pool.
64
Cuap-cuap author.
65
Wedding Anniversary.
66
Honeymoon (1)
67
Honeymoon (2) - END
68
Pengumuman
69
Honeymoon (3) - Ekstra Part 1
70
Honeymoon (4) - Ekstra Part 2
71
Testpack - Ekstra Part 3
72
Rencana ngeprank - Ekstra Part 4
73
Prank yang gagal - Ekstra Part 5
74
Pregnancy - Ekstra Part 6
75
Prematur - Ekstra Part 7
76
Support each other - Ekstra Part 8
77
Terealisasi - Ekstra Part 9
78
A happy little family - Ekstra Part 10 (Last)
79
Pusaka di lahan gambut (BONUS PART)
80
PENGUMUMAN GIVE AWAY.
81
PENGUMUMAN NOVEL ARSY DAN EVAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!