Kabut asmara.

Presentasi Selomitha berjalan dengan mulus. Dia mendapat pujian dari dosen mata kuliah karena dia mampu menjabarkan semua materi tugasnya dengan mendetail sehingga audience dapat langsung memahami apa yang ia sampaikan. Gadis itu cukup beruntung karena konsentrasinya tidak ambyar karena memikirkan Arsen.

Sejujurnya wajah pria itu beserta ciuman mereka, masih terngiang-ngiang di dalam kepala Mitha sampai sekarang. Bahkan efek fly yang ia rasakan saat di mobil tadipun masih terbawa-bawa sampai saat dia akan maju ke depan ruangan kelas. Untungnya, saat dia mulai presentasi, otaknya mampu mengambil alih kewarasannya sehingga bisa fokus melihat power point yang sudah ia kerjakan dengan bersusah payah.

Saat kelas mereka berakhir, Mitha penasaran dengan Delia. Dia ingin tahu apakah benar gadis itu akan ikut perlombaan designer yang akan dia ikuti juga.

"Eh Del, gue mau ke rektorat nih, daftar lomba, mau bareng nggak?" dia menghampiri Delia yang sedang mengetik sesuatu di ponselnya.

"Ehh, Mit. Pas banget ini Arsen chat gue. Katanya lo juga ikutan ya? Kenapa nggak bilang dari kemarin-kemarin sisssssst, kan gue nggak perlu pusing mau ajak Arsen."

Mitha tersenyum, "Ya udah, ayo. Nebeng mobil Varel aja..."

"Eh, gue udah janji sama Arsen nih. Dia bentar lagi sampai sini. Kalian duluan aja," Delia menjawab lagi dengan senyuman manisnya. Dia tidak tahu jika lawan bicaranya sekarang sudah sangat sangat ingin menerkamnya karena perkataannya itu.

"Oh, lu sama Arsen. Oke. Gue duluan yaaaa, Varel udah nunggu di depan."

"Oke..."

Sesudah meninggalkan Delia, Mitha segera berlari menuju parkiran dimana Varel sudah menunggunya. Entah kenapa rasanya dia ingin menangis sekarang. Dadanya sesak hanya karena tau Arsen dan Delia rajin chatting-an dan sekarang mereka akan pergi bareng.

"Hai say... eh, kok nangis? Kenapa?" Varel begitu terkejut saat Mitha masuk sudah sesenggukan. Pria itu langsung memegang tangan kekasihnya itu, prihatin.

"Perutku sakit, kayaknya mau mens. Mules banget. Kamu antar aku pulang aja ya? Aku udah nggak kuat," Selomitha berbohong. Tapi dia tidak mau berpapasan dengan Arsen dan Delia di rektorat nanti. Dia takut tidak akan bisa mengontrol emosi juga raut wajahnya. Mending dia mendaftar sendiri besok.

"Oke Oke. Aku antar kamu pulang ya, Sayang. Obatnya ada? Atau mau mampir di apotek dulu?"

"Masih ada. Langsung rumah aja..."

Mitha membuka ponselnya yang belum ia sentuh sejak kelas dimulai tadi. Tidak ada satupun chat dari Arsen. Tapi dia chat dengan Delia. Dasar br*ngsek! Kutuk Mitha kesal. Air matanya jatuh lagi.

"Sakit banget, Sayang?" Varel sangat prihatin karena air mata kekasihnya itu mengucur terus. Dia melajukan mobilnya sedikit lebih cepat.

*****

Pagi ini Mitha bersyukur tidak ada kelas. Setidaknya dia bisa menghindari pertemuannya dengan Arsen untuk sementara. Ah, laki-laki itu. Baru nyuekin seharian aja, Selomitha sudah kangen. Apalagi tadi malam pria itu datang ke rumahnya untuk menemuinya, tapi dia berpura-pura sudah tidur sehingga tidak membuka pintu kamar. Dia juga beralasan sedang menstruasi pada mamanya kalau-kalau Arsen bertanya.

Pagi inipun Arsen datang lagi, berniat menjemputnya karena gadis itu tidak kunjung membalas chat dan teleponnya. Lagi-lagi dia harus puas karena Selomitha tidak membukakan pintu.

"Kalau lagi menstruasi memang suka gitu, Sen. Kamu yang sabar ya..." Desty menghibur Arsen yang turun dengan lesu dari lantai kamar Mitha. Sejak mereka terpisah kemarin pagi di depan fakultas gadis itu, hingga pagi ini, terhitung sudah 24 jam Arsen tidak melihat Mitha dan tidak mendapat kabar lewat handphone. Dia kecarian, karena sebelumnya tidak pernah demikian. Mereka hampir tidak pernah bertengkar sejak masih remaja.

Tapi kali ini Arsen bahkan tidak tahu apa kesalahannya sehingga wanita itu mengabaikannya. Dia jelas-jelas tidak sedang menstruasi, karena Arsen hapal siklus tamu bulanan Mitha. Lagian, kalau hanya karena mens, kenapa mengabaikan chat dan teleponnya juga?

Pasti ada yang salah, tapi apa? Terakhir dia tahu dari Delia kalau Mitha dan Varel sudah berangkat ke gedung rektorat untuk mendaftar lomba. Tapi, sesampainya di sana, Arsen tidak bertemu dengan mereka. Bahkan sampai Delia selesai mendaftar.

Eh tunggu... Delia????

Arsen menghentikan langkahnya. Tepat di tangga paling akhir. Dia sejenak berpikir, lalu tak lama senyum lebar terkembang di bibirnya.

"Tante, bisa pinjam handphone tante sebentar?"

"Ngapain? Nomor kamu dicuekin Mitha ya?"

"Iya, Tan. Padahal aku mau bilang sesuatu ke dia."

"Hm..." Desty tersenyum sambil menyerahkan ponselnya. Dasar anak muda, pikirnya.

Arsen pun sedikit menjauh setelah dia mendapat ponsel Desty. Lalu dia menghubungi gadis yang sedang cemburu berat itu.

"Iya, Ma?" suara gadis itu jelas-jelas terlalu segar untuk seseorang yang mengaku sakit.

"Gue ada lomba basket di kampus sebelah. Mau ikut, Sayang?"

Sebentar hening di seberang sana. Sepertinya Mitha sedikit terkejut karena ternyata Arsen yang menelepon. Pakai ponsel mamanya.

"Gue lagi nggak enak badan," jawabnya akhirnya.

"Kirain cuma handphone lo yang lagi sakit," sindir Arsen halus.

Mitha diam saja.

"Mau ikut nggak? Mumpung lo nggak ada kelas hari ini."

"Nggak."

"Ayolah Sayang. Gue butuh seseorang untuk menjaga handphone dan jam tangan mahal gue ini," kata Arsen lagi, sedikit narsis.

"Ajak Delia aja sana..." jawab Mitha ketus.

Arsen tersenyum meskipun Selomitha tidak melihatnya. "Tapi gue maunya Selomitha, gimana dong?"

"Nggak."

Klik.

Arsen menggeram pelan. Mitha mematikan teleponnya begitu saja. Mau tidak mau Arsen mengembalikan ponsel Desty.

*****

Jam analog di atas meja belajar Mitha menunjukkan pukul sembilan pagi. Itu artinya Zica dan Zico pasti sudah berangkat sekolah, Papa dan Mamanya sudah berangkat ke kantor. Sudah saatnya dia keluar karena dia sudah lapar. Ah, demi menghindari si Arsen itu, dia harus sampai keroncongan begini.

"Bangun juga akhirnya..."

"Astaga!!!" Mitha sangat kaget saat baru saja menutup pintu kamar, tau-tau Arsen ada di sebelahnya.

"Lo!!!" kedua bola matanya melotot tidak percaya. Pria itu belum pergi?!

"Lo, lo. Cepat mandi, temani gue."

"Kan gue udah bilang nggak mau!" Mitha berjalan menuju tangga. Arsen mengekor.

"Udahan dong marahnya, Mit. Gue kesepian 24 jam nggak ada kabar dari lo..."

Mitha duduk di meja makan dan membuka tudung saji dengan cuek. Pria itu ikut duduk di sebelahnya.

"Mit," Arsen menowel-nowel pinggang gadis itu.

"Apaan sih! Geli tau!!"

"Lo cemburu ya gue pergi sama Delia?" tembak Arsen langsung tanpa memperdulikan Mitha yang berusaha tetap mencuekinya.

"Nggak. Ge er banget deh lo."

"Ya udah deh, gue telepon Delia aja, minta ditemenin main basket," Arsen berpura-pura mengambil ponselnya dan menekan nomor Delia sambil matanya tetap melihat reaksi gadis di sebelahnya.

"Halo Del, lo ada waktu nggak siang ini? Jam sebelasanlah... gue ada main basket di kampus sebelah, lo mau nemenin gue nggak? Oke, nanti gue jemput ya. Oke... bye."

Klik.

Reaksi Mitha tidak berubah. Dia tetap mengunyah nasi gorengnya dengan santai. Ah sial, dia terlalu pintar berakting, batin Arsen.

"Bagi gue dong Mit, gue belom sarapan loh..."

Mitha tetap diam. Tapi dia menggeser piring dan wadah nasi ke arah pria itu. Lalu menyuap nasinya lagi.

Arsen menyendok nasi ke piringnya. Padahal dia tidak lapar sama sekali.

Baru tiga kali suap, Mitha sudah meminum air putih tanda dia sudah selesai. Selera makannya sudah hilang karena mood-nya yang kembali anjlok.

"Kok udah beres, Mit? Gue baru mulai loh."

Mitha tidak mempedulikan Arsen. Dia bangkit berdiri sambil membawa piringnya ke wastafel. Mencucinya dalam diam.

Saat dia berbalik, dia terkejut Arsen sudah ada di belakangnya dan pria itu mendapati matanya yang memerah menahan tangis.

"Lo ini... kalau cemburu harusnya bilang, Nona..." Arsen mengusap sudut mata Mitha yang sudah menggenang.

"Trus lo keasikan pengen bikin gue cemburu terus, gitu? Mau ngebuktiin apa lo?" tak tahunya Mitha menepis tangan Arsen. Dia benci ketika Arsen sengaja menambah minyak ke dalam kobaran api cemburunya dengan menelepon Delia di depan matanya.

"Cemburu kenapa sih Sayang? Gue nggak ada apa-apa sama Delia," entah kenapa Arsen merasa harus mengatakan hal tersebut. Padahal Mitha sendiripun punya kekasih.

"Tapi lo ada waktu buat nge-chat dia, sementara nggak nge-chat gue seharian. Lo nggak nawarin diri mau nemenin gue, tapi mau nemenin dia," Mitha terang-terangan melontarkan penyebab kecemburuannya di depan pria itu. Air matanya tak terbendung, wajahnya basah kuyup lagi.

"Jadi kemarin lo nggak jadi ke rektorat karena ada gue sama Delia?" Arsen menggoda, kini tangan Mitha sudah ada dalam genggamannya.

"Mikir aja sendiri!" gadis itu membentak kesal. Masih bertanya saja. Memang laki-laki tidak peka sama sekali!

"Trus, gue harus gimana biar lo nggak cemburu lagi?"

"Ngga harus gimana-gimana. Pergi aja lo. Kan udah janji mau pergi bareng Delia kan?" Mitha pergi meninggalkan Arsen. Lalu dia mengomel lagi, "Pria memang nggak sabaran. Yang satu belum jawab, udah ngajak yang lain..."

Arsen tertawa mendengarnya. Gadis itu menggemaskan kalau lagi cemburu. Pikirnya. Dengan langkah cepat, Arsen mengejar gadis itu, menyambar tubuhnya dan menggendongnya menaiki tangga.

"Eh ngapain lo? Turunin gue!!" Mitha memberontak melihat tubuhnya sudah melayang dan kini dia spontan memeluk leher pria kekar itu.

Arsen tidak punya waktu meladenin Mita. Dia menerobos pintu kamar gadis itu, menuju kasur, lalu menjatuhkan Mitha begitu saja.

Mitha sudah ingin berteriak lagi namun bibirnya langsung terkunci oleh bibir Arsen yang kini sudah ada di atas tubuhnya.

"Ar.. hmmpphh, S... s... hmmpphh..." dia tidak bisa bernapas, tubuh Arsen menekannya begitu rapat. Bibirnya juga sudah disedot sekuat tenaga oleh pria itu. Tubuh Mitha lagi-lagi lemas. Dia menyukai ini. Dari semua rasa cemburunya, ini adalah obatnya. Ah, dia menyukai cara laki-laki itu menciumnya dengan kasar dan buas.

"Hhh, Lo... lo suka ini kan? Hhh..." tanya Arsen terengah-engah saat menjeda ciumannya. Kedua mata anak muda itu sudah diliputi hasrat yang tinggi.

"Pelan-pelan!! Lo mau bikin gue mati sesak napas hah?!!"

Arsen tersenyum di atas wajah gadis itu. Dia bertumpu pada kedua sisi tubuh Mitha dengan sikunya.

"Gue suka cara lo cemburu karna gue. Lo gemesin... bikin napsu."

Mitha merinding, napas Arsen menyapu seluruh permukaan wajahnya. Ini memabukkan dan menyenangkan.

"Sen, cepatlah, nanti aja bicaranya..." tanpa sadar Mitha mendesah pelan. Membuat bukti hasrat di tubuh Arsen semakin bangun. Mitha merasakannya dengan jelas, karena pria itu hanya memakai setelan basketnya dan dia masih memakai celana piyamanya yang tipis.

"My pleasure, Baby..." Arsen menyerang bibir merah jambu itu lagi dan memanjakan pemiliknya hingga bunyi weker menyadarkan mereka. Sudah jam sepuluh pagi!

*****

Jangan lupa feedback-nya ya guyss.

Like, comment dan vote-nya ditunggu 😘😘

Terpopuler

Comments

TePe

TePe

suka ya suka mit....tpi jgn gtu amat napa 🤔

2023-05-06

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

AIIIZZ DY JUGA YG NAWARIN DELIA KE ARSEN, DY JUGA YG CEMBURU... HADEUHHHH🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂

2023-01-14

0

Eko Wardiyanto

Eko Wardiyanto

heyyy ini mah lebih dari selingkuh ya ges ya

2022-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Supir pribadi.
2 Bodyguard.
3 Herder.
4 Mantan.
5 Jogging.
6 Cemburu?
7 Ajakan konyol.
8 First Kiss kita.
9 Gelang.
10 Kabut asmara.
11 Petunjuk.
12 Painful.
13 Jujur-jujuran.
14 Guardian Angel.
15 Rasa cinta.
16 I love you.
17 Tali jemuran.
18 Sketsa.
19 Beasiswa.
20 Hancur berkeping-keping.
21 Curhat ke Mama.
22 Rejected.
23 Under the rain.
24 Sudah tidak mau.
25 Swa foto.
26 Janji.
27 Permintaan Maaf.
28 Fashion Show.
29 Obrolan berfaedah.
30 Let me go.
31 Memories.
32 Meet again.
33 Memasak.
34 Honest review.
35 Masih?
36 Kawan lama.
37 Mengulang sejarah.
38 Pasar malam.
39 Propose.
40 Kunjungan.
41 Pemilik raga.
42 Amanda.
43 My Little Arsen.
44 Gempa bumi lokal.
45 About past.
46 Melamar.
47 Sedari dulu.
48 Arsy dan ekornya.
49 Keledai.
50 Dejavu.
51 Malarindu.
52 Klarifikasi
53 Always loving you.
54 Dream comes true.
55 Calon suami.
56 Dedek gemesh.
57 Surpriseeeee!!
58 Sindrom pra nikah.
59 Kesepakatan.
60 Invitation.
61 Wedding day.
62 Bukan malam pertama.
63 Romance in the pool.
64 Cuap-cuap author.
65 Wedding Anniversary.
66 Honeymoon (1)
67 Honeymoon (2) - END
68 Pengumuman
69 Honeymoon (3) - Ekstra Part 1
70 Honeymoon (4) - Ekstra Part 2
71 Testpack - Ekstra Part 3
72 Rencana ngeprank - Ekstra Part 4
73 Prank yang gagal - Ekstra Part 5
74 Pregnancy - Ekstra Part 6
75 Prematur - Ekstra Part 7
76 Support each other - Ekstra Part 8
77 Terealisasi - Ekstra Part 9
78 A happy little family - Ekstra Part 10 (Last)
79 Pusaka di lahan gambut (BONUS PART)
80 PENGUMUMAN GIVE AWAY.
81 PENGUMUMAN NOVEL ARSY DAN EVAN
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Supir pribadi.
2
Bodyguard.
3
Herder.
4
Mantan.
5
Jogging.
6
Cemburu?
7
Ajakan konyol.
8
First Kiss kita.
9
Gelang.
10
Kabut asmara.
11
Petunjuk.
12
Painful.
13
Jujur-jujuran.
14
Guardian Angel.
15
Rasa cinta.
16
I love you.
17
Tali jemuran.
18
Sketsa.
19
Beasiswa.
20
Hancur berkeping-keping.
21
Curhat ke Mama.
22
Rejected.
23
Under the rain.
24
Sudah tidak mau.
25
Swa foto.
26
Janji.
27
Permintaan Maaf.
28
Fashion Show.
29
Obrolan berfaedah.
30
Let me go.
31
Memories.
32
Meet again.
33
Memasak.
34
Honest review.
35
Masih?
36
Kawan lama.
37
Mengulang sejarah.
38
Pasar malam.
39
Propose.
40
Kunjungan.
41
Pemilik raga.
42
Amanda.
43
My Little Arsen.
44
Gempa bumi lokal.
45
About past.
46
Melamar.
47
Sedari dulu.
48
Arsy dan ekornya.
49
Keledai.
50
Dejavu.
51
Malarindu.
52
Klarifikasi
53
Always loving you.
54
Dream comes true.
55
Calon suami.
56
Dedek gemesh.
57
Surpriseeeee!!
58
Sindrom pra nikah.
59
Kesepakatan.
60
Invitation.
61
Wedding day.
62
Bukan malam pertama.
63
Romance in the pool.
64
Cuap-cuap author.
65
Wedding Anniversary.
66
Honeymoon (1)
67
Honeymoon (2) - END
68
Pengumuman
69
Honeymoon (3) - Ekstra Part 1
70
Honeymoon (4) - Ekstra Part 2
71
Testpack - Ekstra Part 3
72
Rencana ngeprank - Ekstra Part 4
73
Prank yang gagal - Ekstra Part 5
74
Pregnancy - Ekstra Part 6
75
Prematur - Ekstra Part 7
76
Support each other - Ekstra Part 8
77
Terealisasi - Ekstra Part 9
78
A happy little family - Ekstra Part 10 (Last)
79
Pusaka di lahan gambut (BONUS PART)
80
PENGUMUMAN GIVE AWAY.
81
PENGUMUMAN NOVEL ARSY DAN EVAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!